Anda di halaman 1dari 31

PENGUMPULAN TUGAS LAPORAN PRAKTEK

Oleh :
STAGE KEHAMILAN FISIOLOGIS
NAMA : Eka sulistiyani
NIM : P1337424820068
RUANG : KIA, MTBS, PONED
TANGGAL : 21 September 2020 – 17 Oktober 2020
PRAKTEK (4 minggu)
PEMBIMBING : Dr. Runjati,M.Mid
BERKAS YANG : 1. Daftar presensi mahasiswa
DIKUMPULKAN 2. Laporan kegiatan harian
3. Laporan pendahuluan ( TM 1, TM 2, dan TM 3)
4. Laporan asuhan kebidanan (5)
5. Log book (45)
TEMPAT : PuskesmasSerayu Larangan Kabupaten Purbalingga
PRAKTEK

HARI,TANGGAL :
PENYERAHAN
PENERIMAAN :

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS TRIMESTER I

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Kebidanan Kehamilan Fisiologis Holistik


Semester I Profesi Bidan

Oleh :

EKA SULISTIYANI
( P1337424820068 )

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh,

Nama : Eka Sulistiyani

NIM : P1337424820068

Prodi : Profesi Bidan

Judul Laporan “Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


Fisiologis Trimester I”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan
Praktek Fisiologis Holistik Kehamilan di Puskesmas Serayu Larangan Kabupaten
Purbalingga

Purbalingga, September 2020

Pembimbing Klinik Praktikan

Siti Badiah,Am.Keb Eka Sulistiyani


NIP.196906141989032007 NIM. P1337424820068

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Dr. Runjati,M.Mid
NIP. 19741114 199803 2 001
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Saifudin, 2010 :213).
2. Gejala dan Tanda Kehamilan
a. Tanda dan Gejala Perkiraan Kehamilan
Tanda perkiraan kehamilan atau dugaan hamil berdasarkan pada
data subjektif yang dirasakan oleh klien tetapi tidak dapat dideteksi
tanpa didukung dengan adanya data objektif. Tanda dan gejala
meliputi :
1) Amenorea ( tidak dapat haid )
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
3) Mengidam
4) Payudara / mamae terasa membesar dan tegang
5) Anoreksia ( tidak adanya nafsu makan )
6) Sinkope (pingsan)
7) Sering berkemih
8) Obstipasi ( susah buang air besar )
9) Epulis
10) Varises
11) Pigmentasi kulit
b. Tanda – Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda-tanda kemungkinan hamil berdasarkan pada data objektif
yang dapat didokumentasikanoleh pemeriksa. Tanda ini lebih nyata dari
tanda dan gejala perkiraan kehamilan, namun meskipun demikian tanda
ini tetap bukan merupakan temuan diagnostik yang pasti. Tanda-
tandanya antara lain:
1) Perut membesar sesuai dengan tuanya kehamilan.

1
2) Tanda hegar ( segmen bawah rahim melunak )
3) Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan pada vagina yang
terjadi karena pelebaran pembuluh darah.
4) Tanda Piskacek ( uterus besar dan lunak )
5) Kontraksi Braxton-hicks
6) Teraba ballotemen.
7) Pemeriksaan tes kehamilan positif.
c. Tanda Pasti Hamil
1) Adanya gerakan janin dalam rahim.
2) Terdengar bunyi jantung janin.
3) Rangka janin terlihat melalui sinar rongent ketika dilakukan
pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG).
3. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan terbagi
dalam tiga trimester, yaitu :
a. Trimester I antara 0 – 12 minggu
b. Trimester II antara 12 – 28 minggu
c. Trimester III antara 28 – 40 minggu
4. Kehamilan Trimester I
a. Pengertian
Kehamilan trimester I adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 0 –12
minggu terjadi pembentukan pertama alat-alat tubuh janin pada usia 8
minggu mempunyai ciri khas kepala fleksi ke dada, hidung, telinga, jari
terbentuk pada usia kehamilan 12 minggu. Ciri khasnya telinga lebih
jelas, kelopak mata terbentuk, genetalia eksterna terbentuk. Syarat
kehamilan yang harus ditemui:
1) Adanya ovum
2) Adanya spermatozoa
3) Konsepsi

2
4) Nidasi/implantasi
5) Plasentasi
b. Perkembangan Janin Kehamilan Trimester I
Trimester pertama kehamilan adalah masa pada Minggu 0 – 12. Pada
masa trimester pertama ini terdapat 3 periode penting pertumbuhan bayi
di dalam rahim. Ketiga masa pertumbuhan bayi tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
1) Masa Germinal, yaitu masa antara Minggu ke-0 sampai Minggu ke-3.
Proses pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi pada minggu
ke-2, dimulai sejak hari pertama menstruasi yang terakhir kalinya. Sel
telur yang sudah dibuahi tersebut akan mengarah ke sisi lain dari tuba
fallopi, kemudian melengketkan diri pada dinding uterus
(endometrium).
2) Masa Embrio, yaitu masa antara Minggu ke-3 sampai Minggu ke-8.
Pada masa ini, sistem saraf pusat, struktur anatomi dan organ-
organ penting bagi tubuh mulai terbentuk. Misalnya mulai terjadi
pembentukan mata, lidah, mulut. Organ hati sebagai penawar racun
nantinya juga mulai memproduksi sel darah. Janin yang terbentuk
mulai berubah dari sekedar blastosis menadi bentuk embrio yang
berukuran sekitar 1,3 cm dengan kepala yang lebih besar dari badan.
Pada minggu ke-6, kumpulan sel (blastosis) berkembang menjadi
embrio yang memiliki panjang sekitar 4 mm dan berat kurang dari 1
gram. Pada masa ini ciri wanita hamil pun belum dapat dilihat tanpa
meraba perutnya. Pada minggu ini organ penting seperti otak, jantung,
sistem pencernaan dan juga sistem saraf telah terbentuk. Begitu juga
dengan bagian anatomi tubuh lain semisal dada, kepala, tungkai,
tulang belakang dan juga lengan.
Pada awal minggu ke-6 jantung hanya berbentuk tabung bengkok
yang mirip dengan huruf “S”. Beberapa minggu kemudian tabung
tersebut terbagi menjadi 4 bagian yang nantinya6 dikenal dengan
nama bilik kiri, bilik kanan, serambi kiri dan serambi kanan. Saat

3
dilakukan pemeriksaan melalui USG, embrio ini akan terlihat seperti
sedang mengambang dalam cairan. Cairan inilah yang nanti akan
menjadi ketuban. Makanan embrio pun didapatkan dari kantong
kuning telur primer yang terlihat seperti balon yang melekat pada
embrio.
3) Masa Fetus, yakni masa antara Minggu ke-9 sampai Minggu ke-12.
Pada masa ini semua organ penting tumbuh dengan sangat cepat
dan memiliki kaitan antara satu dengan lainnya. Aktivitas di dalam
otak juga sudah mengalami peningkatan. Itulah sebabnya, bayi mulai
mempelajari apa-apa berdasarkan emosional dan kegiatan ibunya.
Setelah minggu ke-9, panjang janin sekitar 3 cm dan beratnya
mencapai 3 gram. Hampir 4 kali lipat dari ketika usianya masih
minggu ke-6. Badan janin pada masa ini mulai tampak lurus.
Walaupun masih tertekuk ke depan. Organ pun mulai tampak.
Pada masa inilah embrio telah berubah menjadi janin yang akan
berkembang menjadi bayi sempurna. Organ jantung telah memiliki 4
ruang dan berdetak dengan detakan sekitar 180 kali per menit.
Meskipun beberapa bagian organ lain belum berfungsi, namun semua
bagian tubuh bayi berkembang dengan sangat cepat.Pada bagian
kepala, terdapat dahi yang tinggi, juga ada hidung dan mulut. Selain
itu, pergelangan tangan dan jari pun sudah muncul untuk pertama
kalinya, disusul terbentuknya peraba pada ujung jari.
Jika dilakukan pemeriksaan melalui USG, kepala janin akan
tampak lebih besar daripada badannya. Hal ini menunjukkan bahwa
otak dan kepala janin tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan organ
lainnya. Sedangkan, bentuk tangan dan kaki belum bisa dibedakan
karena masih kelihatan serupa. Tapi nantinya pertumbuhan tangan
akan lebih cepat daripada pertumbuhan kaki.

4
c. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil Trimester I
1) Vulva dan Vagina
a) Karena pengaruh estrogen terjadi perubaha pada vulva dan
vagina. Akibatnya hiervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat
lebih merah atau kebiruan yang sering disebut tanda chadwick.
b) Selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam,
keasaman berubah dari 4 minggu 6,5. Hal ini dapat
menyebabkan keputihan.
2) Servik Uteri
a) Servik menjadi lunak yang disebut tanda Goodell.
b) Sekresi kelenjar menjadi lebih banyak dan meneluarkan
pervaginam lebih banyak. Sebab pelunankan servik karena
pembuluh darah dalam servik bertambah.
3) Uterus
a) Uterus membesar yang disebabkan oleh hipertrofi dan hiperplasi
otot-ptot polos rahim, serabus – serabut kologen yang ada
menjadi higrokopik.
b) Uterus yang mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi
menekan kandung kemih menyebabkan wanita hamil nocturia
(sering kencing)
c) Pada minggu ke 8 uterus membesar sebesar telur bebek.
d) Pada kehamilan 0 – 12 minggu, kavum uteri masih berisi
gumpalan darah/tegangan, besarnya kira-kira 2-3 jari di atas
sympisis. Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim
membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim,
serabut-serabut kelagennya menjadi higroskopik. Endometrium
menjadi desidua.
e) Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah
alpukat.
f) Rahim pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan
kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa.

5
g) Pada minggu pertama isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan
bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lunak, disebut
tanda hegar.
h) Posisi rahim dalam awal kehamilan dalam letak antefleksi atau
retrofleksi.
4) Ovarium
a) Ovulasi terhenti. Masih terdapat karpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang mengalami alih pengeluaran
estrogen dan progresteran.
b) Corpus luteum menghasilkan hormon estrogen progesteron serta
relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga
pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
5) Metabolisme
a) Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat,
sistem endokrin juga meningkat.
b) Berat badan wanita hamil meningkat akan naik kira-kira 6,5 –
16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Pada triwulan I penambahan berat
badan + 1 kg.
c) Metabolisme lemak juga terjadi kadar kolesterol meningkat
sampai 350 mg/lebih per 100 cc.
6) Mammae
a) Terjadi peningkatan estrogen mempengaruhi pembesaran
mammae disebabkan hypertrofi dari alveoli.Hal ini sering
menyebabkan hypersentsitivitas pada mammae.
b) Terjadi hiperpigmentasi menyebabkan papila mammae
membesar lebih tegang dan hitam dan areola menjadi lebih
hitam dan lebar serta glandula montgomery lebih jelas dan
menonjol.
c) Timbul strie pada payudara.Dapat teraba noduli-noduli akibat
hipertrofi kelenjar alveolus.
d) Bayangan vena-vena lebih membiru.

6
7) Sistem pencernaan
a) Pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan darah
lambung terasa panas.
b) Akibat peningkatan HC6 dan estrogen menyebabkan
pengeluaran air liur terasa berlebihan (hipersalivasi).
c) Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas
dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan.
d) Resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.
e) Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya
pada pagi hari disebut morning sickness.
8) Sirkulasi Darah
a) Volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara masa RBC
meningkat hanya 18 – 30% maka terjadi penurunan hematokrit
selama kehamilan normal sehingga disebut anmeia fisiologis.
b) Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan
akibat terjadi penurunan dalam periver.
c) Hidung tersumbat / berdarah karena pengaruh hormon estrogen
dan progresteran.
9) Sistem Integumen
a) Mulai muncul linea nigra.
b) Meningkatkan sirkulasi dan aktivitas vasomotor, jaringan elastis
kulit mudah pecah menyebabkan strie gravidarum.
c) Biasanya terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung,
dikenal sebagai kloasma gravidarum.
d) Vulva terjadi hiperpigmentasi merah kebiruan disebut tanda
Chadwick.
10) Tulang dan Gigi
a) Persendian panggul akan terasa lebih longgar.
b) Terjadi pelebaran pada ruang persendian.

7
c) Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan
kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang
akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini.
d) Bila konsumsi kalsium cukup, gizi tidak akan kekurangan
kalsium menurunkan risiko gingivitis.
11) Sistem Pernapasan
a) Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas.
b) Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.
c) Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (thorack
breathing).
12) Sistem Perkemihan
a) Ginjal bekerja lebih berat
b) Pada TM I ibu mengeluh sering kencing karena vesika urinaria
tertekan uterus.
d. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester I
1) Merasa tidak sehat dan membenci kehamilannya
2) Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil
3) Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan diperhatikan dengan
seksama
4) Merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan
5) Ketidakstabilan mirip sindiran mudah marah, ayunan suasana hati,
irasional, cengeng
6) Hasrat hubungan seks berbeda
7) Khawatir kehilangan bentuk tubuh
8) Perasaan was-was, takut, gembira
e. Kebutuhan Pada Ibu Hamil Trimester I
1) Oksigen (O2)
Konsumsi keseluruhan O2 meningkat sekitar 15% sampai 20%
dalam kehamilan sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan
oleh rahim dan isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan
kerja ginjal dan jantung ibu. Penambahan yang lebih kecil adalah

8
akibat kerja otot pernafasan dan payudara.(Esensial Obstetric dan
Ginecologi edisi 2 hal. 72-73)
2) Nutrisi
Untuk mengkondisikan perubahan yang terjadi selama kehamilan,
banyak nutrient yang digunakan dalam jumlah besar dari pada jumlah
yang dibutuhkan orang dewasa normal. Recomendasi untuk
meningkatkan asupan nutrisi tertentu selama kehamilan telah diatur
oleh national Research Concil (1989) dalam bentuk RDA.
Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan antara lain:
a) Energi
Sumber utama energi adalah karbohidrat.
b) Cairan
Asupan cairan yang cukup memperbaiki BAB yang kadang-
kadang menjadi masalah selama hamil. Jumlah masukan cairan
yang direkomendasikan dalam sehari sekitar 6-8 gelas (1500
sampai 2000 ml).
c) Vitamin
Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, K selama
hamil serta B6 dan B12.
d) Zat Besi
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk
pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%.
Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil
adalah 1040 mg.
e) Kalsium
Asupan kalsium yang dianjurkan kurang lebih 1200 mg/hari.
Bagi ibu hamil yang berusia diantara 25 tahun cukup 800 mg.
f) Asam folat
Merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama
hamil berlipat dua kali.
g) Seng

9
Jumlah seng yang direcomendasikan selama hamil ialah 15 mg
sehari. Dapat diperoleh dari daging, kerang, roti, gandum utuh dan
sereal.
h) Natrium
Selama hamil konsumsi natrium di bawah 35 gr/hari.
3) Personal Hygiene
a) Kebersihan tubuh
Memberikan rasa nyaman dan memberikan ketenangan karena tubuh
yang dirawat akan menghindari dari infeksi penyakit.
b) Mulut (gusi dan gigi)
Memeriksa gigi dengan teratur dan merawat dengan baik pada masa
hamil sangat penting karena perubahan hormonal selama kehamilan
dapat menyebabkan masalah gigi.
c) Payudara
Menjaga putting susu selama hamil sangat penting untuk persiapan
pada saat laktasi.
d) Mandi : Mandi minimal 2x sehari
e) Vulva
Merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan vula
harus dijaga betul-betul dengan lebih serius membersihkannya.
4) Kebutuhan istirahat.
Kebutuhan istirahat pada ibu hamil trimester I meningkat
dikarenakan pada kehamilan trimester I banyak ketidaknyamanan yang
menyebabkan kebutuhan istirahat bertambah.Untuk memenuhi
kebutuhan istirahat maka istirahat pada siang hari juga ditingkatkan.
f. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia
0 – 12 minggu ,salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:

10
1) Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22
minggu.Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup
normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan
yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal,
perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel
cervik”. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu
tanda adanya infeksi.Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal)
yang menimbulkan rasa sakit pada ibu. Perdarahan ini bisa berarti
aborsi, kehamilan mola atau kehamilan ektopik.
2) Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala
yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual
biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-
60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringanya penyakit.
3) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah

11
sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal
ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan
umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat
hormon kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil
merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah,
sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika
sebelumnya menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah
selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.
4) Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini
mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Nyeri
abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah
yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan
preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
5) Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak
wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas
dari sel sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang
dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan karena
volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya
meningkat lebih cepat dari pada sel- selnya.Hal ini dapat
mengakibatkan anemia.

12
B. EMESIS GRAVIDARUM
a. Pengertian
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil (Kamus
Kedokteran). Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Nausea). Mual dan
muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning sickness, biasanya terjadi
pada 75-80% wanita hamil (Wirahardja, 2011; h 162). Mual dan muntah
(Morning Sickness, Emesis Gravidarum) adalah mual dan muntah selama
kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut
hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejala biasanya akan membaik. Mual
dan muntah selama kehamilan dapat berupa gejala yang ringan hingga berat.
Mual dan muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning sickness,
biasanya terjadi pada 75-80% wanita hamil (Wirahardja, 2011; h 162).
b. Tanda dan Gejala
Gejala klinis mual dan muntah bervariasi dari mual ringan sampai
mual dan muntah yang tidak tertahankan sepanjang hari. Ini terjadi antara
minggu keempat sampai ketujuh setelah periode menstruasi terakhir dan
berkurang pada minggu ke-20 setelah masa kehamilan pada hampir semua
wanita hamil (Wiraharja, 2011; h162). Tanda-tanda emesis gravidarum
menurut Nail (2006) diantaranya :
1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
2) Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari
tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
3) Nafsu makan berkurang
4) Mudah lelah
5) Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah
menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan
mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil
yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena

13
dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya. (Nail,
2006).
c. Tahapan
Terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui
secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) dalam serum.
 Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk
memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu  banyak makanan tidak
sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan menemukan
sejumlah bukti yang mendukung rasa mual dan muntah dalam kehamilan
terkait dengan tingkat gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si ibu.
Sebaiknya, makanan berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual.
d. Etiologi
Ada beberapa hal yang dianggap sebagai etiologi mual dan muntah
dalam kehamilan menurut Wiraharja (2011; hal 162), yaitu:
1) Faktor Psikologis
Mual dan muntah dalam kehamilan diduga sebagai penyakit
psikosomatis atau kelainan konversi, wanita yang mengalaminya tidak
bisa menghadapi tekanan dengan keadaan kehamilannya dan
mengalihkannya pada gejala fisik. Ada hubungan antara mual dan
muntah dalam kehamilan dengan keadaan depresi, anxietas dan
hysteria.
2) Adaptasi Evolusi
Dikatakan bahwa mual dan muntah dalam kehamilan adalah suatu
mekanisme yang berguna untuk memproteksi wanita hamil dan janin
dari infeksi yang menular lewat makanan dan dari toksin.
3) Stimulasi Hormonal
Teori yang lain mengatakan bahwa penyebab mual dan muntah
dalam kehamilan adalah perubahan level hormon terutama beta
human chorionic gonadotropin hormone (b-HCG), estradiol, dan

14
progesteron. Hubungan antara mual dan muntah dalam kehamilan
dengan b-HCG dapat dilihat jelas pada kehamilan kembar atau mola
hidatidosa, kadar b-HCG lebih tinggi dari pada kehamilan normal
Perubahan hormon kehamilan juga bisa mengganggu fungsi
neuromuskular dari sistem gastrointestinal, yang berakibat pada mual
dan muntah. Seperti progesterone yang bisa mengurangi kontraktilitas
otot polos dan menyebabkan gastric dysrhythmiasatau pengosongan
lambung yang terhambat.
e. Perubahan Fisiologis
Mual dan muntah selama kehamilan dapat terjadi karena adanya
perubahan dalam sistem endokrin selama kehamilan, terutama disebabkan
oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (human chorionic gonadotrophin),
khususnya karena periode mual atau muntah gestasional yang paling umum
adalah pada 12-16 minggu pertama, sehingga hCG menjadi kadar
tertingginya. hCG sama dengan LH (luteinizing hormone) dan disekresikan
oleh sel-sel trofoblas blastosit. hCG melewati kontrol ovarium di hipofisis
dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik
plasenta. hCG dapat disekreksi dalam darah wanita dari sekitar tiga minggu
gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), dan peningkatan jumlah
jaringan plasenta juga meningkatkan total jam terjadinya rasa mual di awal
kehamilan (Tiran, 2009; hal 5).
hCG bertanggung jawab terhadap penurunan TSH (thyroid
stimulating hormone) yang banyak terjadi pada pada wanita yang
mengalami hyperemesis gravidarum yang terbukti mengalami peningkatan
fungsi tiroid, dengan sejumlah kecil mengalami tirotoksikosis gestasional
dengan serum hCG melebihi 200 IU/ml (Tiran, 2009; hal 5).

15
Fisiologi mual muntah pada kehamilan
Perubahan pada ibu hamil

Perubahan fisiologis
 
Perubahan pada sistem endokrin Perubahan pada non-sistem endokrin
selama kehamilan selama kehamilan

Hipotalamus / Hipertrofi Ovarium / Plasenta Imunolog Psikologi Anatomi


Kelenjar Adrenalin Kelenjar Korpus Luteum i
tiroid

Infeksi H. Motilitas
Kortisol Tiroksin / HCG↑ Estrogen↑, Prolakti PG Lepti pylori Gastro-
intestinal
/ ACTH TSH Progesteron↑ n H n

HPA ↑CRH / T4 Distensi ↑tingkat Kavitas Motilit ↑Produksi


Axis Mulut, as Usus besar
Kortikotropi Abdomen keasaman asam
n lambung ↑Saliv Gastro- hidroklorik & kecil
a intestin &hormon bergeser
keatas dan
lateral,
apendik
↑Kinerja Daya Psikolog Gera ↑volume
is Hipersensiti kan bergeser
sistem tahan lambung; &
tubuh Eustres v dalam secara
pH
& Lemas s, otot. superior
pencerna
Lateral
pada ruang
Nutris Peristaltik panggul.
i esofagus ->
Mual dan Muntah
Vitamin Gastrik
&

Mengubah pola diet Farmakologis Non Farmakologis


Dukungan Emosional minyak astiri & gingerol
Piridoksin/ Obat antimual 1. Jahe
Akupressure
2. Sereh
minyak atsiri yang terdiri atas
3. Kayu manis 20 sitronelol
sitrat,
4. minyak
Cengkeh
atsiri yang terdiri atas sitrat, sitronelol, a-pinen, kamfen,
sabinen, mirsen, felandren beta, p-simen, limonene, cis-osimen,
5. Daun Pandan
terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, a-terpineol, geraniol,
6. farnesol,
Daun Jeruk
metil heptanenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil
astet, sitronil asetat, geranial asetat, bête-elemen, beta-kariofilen,
7. Daun mint
beta-bergamoten, trans-metilsoegenol, beta-kadinen, elemol,
kariofilen oksida
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian mual-muntah pada Ibu
Hamil

Ada beberapa hal yang dianggap sebagai faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian mual dan muntah dalam kehamilan
menurut Astuti (2016) dan Tiran (2009), yaitu:
1) Hormonal
Mual muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh
perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,
terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG,
khususnya diawal periode mual muntah paling umum adalah pada
usia 12-16 minggu pertama, dimana keadaan saat itu, HCG
mencapai kadar tertinggi. HCG disekresikan oleh sel-sel trofoblas
blastosit. HCG dibawah kontrol ovarium di hipofisis
menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan
korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari
sekitar tiga minggu gestasi (satu minggu setelah fertilisasi), suatu
tanda menjadi dasar bagi tes kehamilan
2) Faktor Psikologis
Mual dan muntah dalam kehamilan diduga sebagai penyakit
psikosomatis atau kelainan konversi, wanita yang mengalaminya
tidak bisa menghadapi tekanan dengan keadaan kehamilannya dan
mengalihkannya pada gejala fisik. Ada hubungan antara mual dan
muntah dalam kehamilan dengan keadaan depresi, anxietas dan
hysteria.
Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan. Kehamilan yang
tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau
karena beban pekerjaan atau finansial yang dapat menyebabkan
penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik.
21
3) Adaptasi Evolusi
Dikatakan bahwa mual dan muntah dalam kehamilan adalah suatu
mekanisme yang berguna untuk memproteksi wanita hamil dan
janin dari infeksi yang menular lewat makanan dan dari toksin.
4) Perubahan hormon kehamilan juga bisa mengganggu fungsi
neuromuskular dari sistem gastrointestinal, yang berakibat pada
mual dan muntah. Seperti progesterone yang bisa mengurangi
kontraktilitas otot polos dan menyebabkan gastric
dysrhythmiasatau pengosongan lambung yang terhambat.
5) Pekerjaan
Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari
tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual
dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat
kimia, atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan
menyebabkan muntah.
6) Paritas
Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan,
informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi
asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual
dan muntah. Sedangkan multigravida dan grandemultigravida
sudah memiliki pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang
gejala emesis gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya.
f. Penatalaksanaan

Secara garis besar penanganan mual dan muntah dalam


kehamilan dikelompokkan menjadi terapi farmakologi dan non-
farmakologi. Beberapa terapi non farmakologis di antaranya adalah

22
mengubah pola diet, dukungan emosional, akupresur dan pemberian
jahe (Wiraharja, 2011; hal 163).
1) Mengubah pola diet
Untuk kehamilan dengan gejala mual-muntah yang ringan,
penanganan dengan mengubah pola diet merupakan terapi yang
pertama yang dilakukan. Para wanita yang mengalaminya
dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi yang lebih kecil
serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang
merangsang perasaan mual. Jenis makanan yang dikonsumsi juga
dianjurkan agar rendah lemak, tinggi karbohidrat dan bertekstur
lembut. Jenis minuman yang asam juga lebih ditolerir oleh tubuh
dibanding dengan air putih biasa.
2) Dukungan emosional
Dengan adanya mual muntah dalam kehamilan, walau tidak
berkorelasi kuat, tetapi dapat menimbulkan depresi yang
diakibatkan oleh perubahan mendadak kondisi pada wanita hamil.
Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar untuk
meringankan dampak psikologis yang ada
3) Akupresur
Beberapa studi telah dilakukan dan menyarankan akupresur
untuk mengurangi mual muntah dalam kehamilan. Namun, dalam
sebuah penelitian dikatakan bahwa akupresur tidak bermakna
terhadap wanita hamil. Diperlukan studi lebih lanjut untuk menilai
kegunaan acupressure terhadap mual muntah dalam kehamilan
4) Jahe
Jahe merupakan bahan terapi yang banyak digunakan untuk
meredakan gejala mual muntah dalam kehamilan. Bentuk sediaan
dan kadar yang digunakan bermacam-macam . Menurut Akbar
(2015; hal 59-60), selain jahe, sereh juga berfungsi untuk
mengatasi mual dan muntah.

23
5) Menghirup Aromaterapi lemon (Astriana, 2013) dapat mengurangi
mual pada hamil trimester I
C. Teori Pengkajian dengan manajemen Varney
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimlulai dengan
pengumpulan data dasar danberakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan
dalam situasi apapun. Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney
adalah sebagai berikut :
1. Langkah I (pertama) : pengumpulan data dasarPada langkah pertama ini
dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua datayang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :1. riwayat
kesehatan 2. pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya3. meninjau
catatan terbaru atau catatan sebelumnya4. meninjau data laboratorium dan
membandingkan dengan hasil studi
2. Langkah II (kedua) : interpretasi data dasarpada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalahdan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yangdikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik. Kata masalah dan diagnosakeduanya digunakan, karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan sepertidiagnosa tetapi
sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam
sebuahrencana asuhan terhadap klien.
3. Langkah III (ketiga) : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan

24
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-
benar terjadi.
4. Langkah IV (keempat) : mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera. Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi
selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus.
5. Langkah V (kelima ) : merencanakan asuhan yang menyeluruh . Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
6. Langkah VI (keenam) : melaksanakan perencanaan. Pada langkah keenam
ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.
7. Langkah VII (ketujuh) : evaluasi. Pada langkah ketujuh ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah
dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanaannya.

25
D. CATATAN PERKEMBANGAN SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis.

Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali ia bertemu dengan

pasiennya. Selama masa antepartum, seorang bidan bisa menulis satu catatan

SOAP untuk setiap kunjungan, sementara dalam masa intrapartum, seorang

bidan boleh menulis lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari

(Mufdlilah, 2009; h. 74).

S (Data Subjektif) Yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil


pengumpulan dataklien melalui anamnesa. Data
Subjektif ini terdapat dalam langkah I varney.
O (Data Objektif) Yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, lab, dan tes diagnosa lainyang
dirumuskan dalam data fokus yang mendukung
assesment.
A (Analisa) Yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa
dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
identifikasi atau masalah potensial. Analisa terdapat
dalam langkah II, III, dan IV Varney.
P (Penatalaksanaan) Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan
perencanaan berdasarkan analisa (Langkah V,VI,VII
Varney).
E. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut badan Litbangkes
Depkes RI, Standar minimal pelayanan ANC adalah “14T” yaitu
1) Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah
2) Tinggi dan berat badan ditimbang

26
3) Temukan kelainan/ periksa daerah muka dan leher (gondok, jugularis vena
pressure), jari dan tungkai (oedema), lingkaran lengan atas, panggul(perkusi
ginjal) dan refleks patella
4) Tekanan darah diukur
5) Tekan/ palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara,
tekan titik (accu pressure) peningkatan ASI
6) Tinggi fundus uteri diukur.
Pengukuran meliputi :
i. Pengukuran dengan jari
1. 12 Minggu : 1/3 di atas sympisis
2. 16 minggu : pertengahan sympysis dengan pusat
3. 20 minggu : 2/3 di atas sympisis
4. 22 minggu : setinggi pusat
5. 28 minggu : 1/3 di atas pusat
6. 34 minggu : pertengahan pusan dengan prosesus xifoideus
7. 36 minggu : setinggi prosesus xiphoideus
8. 40 minggu : 2 jari dibawah processus xiphoideus
ii. Pengukuran menggunakan satuan cm
1. 20 minggu : (± 2 cm) 20 cm
2. 24 minggu : (± 2 cm) 24 cm
3. 28 minggu : (± 2 cm) 28 cm
4. 32 minggu : (± 2 cm) 32 cm
5. 36 minggu : 34-36 cm
7) Tentukan posisi janin (leopold I-IV) dan detak jantung janin
8) Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa
9) Tentukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glukosa urin), Sediaan
vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi
10) Terapi dan penvegahan anemia (Tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai
dengan indikasi (gondok, malaria dll)
11) Tetanus toxoid imunisasi

27
12) Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure) dan senam hamil
13) Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan)
14) Temu wicara konseling

F. Evidence Based
1) Judul : Pengaruh Minuman Sari Jahe dalam Mengurangi Emesis
Gravidarum pada Ibu Hamil di Puskesmas Alak
Penulis : Dina Melanieka Sitikhe Henukh(1), Aning Pattypeilohy(2)
Resume :
Hasil presurvey yang dilakukan di BPS Puskesmas Alak didapat
jumlah ibu hamil selama bulan Januari – Maret, terdapat sebanyak 174
dan dari ibu hamil terdapat 85 yang mengalami emesis gravidarum, dan 2
kasus pada primigravida menjadi emesis gravidarum. Tujuan penelitian
pengaruh minuman sari jahe dalam mengurangi emesis gravidarum pada
ibu hamil di Puskesmas Alak tahun 2018.
Desain penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental dengan
menggunakan rancangan one group pre and posttest dimana sampel tidak
dibagi menjadi beberapa kelompok melainkan hanya terdiri dari satu
kelompok, kemudian diberikan minuman sari jahe. Populasi dalam
penelitian ini adalah 16 ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum,
pengambilan sampling dengan total sampling sebanyak 16 ibu hamil.
Data dalam penelitian ini data primer penelitian langsung terhadap ibu
hamil. Analisis data dengan paired t test dan uji Wilcoxon.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di Puskesmas
Alat pada tahun 2018 menunjukan bahwa ada pengaruh sari jahe terhadap
mual, pada kelompok ibu hamil dengan nilai P-Value 0.001<0.05. Oleh
karena itu Bagi masyarakat (ibu hamil) yang mengalami mual dapat
menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk menurunkan gejala mual
salah satunya menggunakan sari jahe agar dapat mengurangi mual
sehingga bisa mengurangi penggunaan obat farmokologi yang ada efek

28
sampingnya.
Menurut peneliti sari jahe mampu menurunkan frekuensi mual pada
kehamilan karena bau nya yang segar dan rasanya yang menghangatkan
dapat membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan
semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang
proses penyembuhan. Ketika sari jahe dikonsumsi, Gingerol yang
terkandung di dalam jahe memiliki efek sebagai antiinflamasi, antipiretik,
gastroprotective, cardiotonic dan antihepatoksik, antioksidan, antikanker,
antiinflamasi, antiangiogenesis dan anti- artherosclerotic. Kandungan-
kandungan ini yang mampu membantu mengurangi rasa mual pada ibu
hamil.
2) Judul : Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe Dengan Jus Buah Jeruk Bali
Terhadap Frekuensi Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I
Penulis : Rosi Rizqi Nugrahani
Resume :
Berdasarkan hasil uji univariat didapatkan mean frekuensi mual
muntah sebelum diberikan seduhan jahe sebesar 3,1875 sedangkan frekuensi
mual muntah sebelum diberikan jus buah jeruk bali memiliki mean 2,8750.
Hasil uji univariat didapatkan mean frekuensi mual muntah setelah
diberikan seduhan jahe sebesar 1,6250 sedangkan frekuensi mual muntah
setelah diberikan jus buah jeruk bali memiliki mean 2,0625. Hasil uji
bivariate didapatkan hasil p value < dari α yang artinya HO ditolak, H1
diterima. Pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan dengan jus
buah jeruk bali untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester I.
Diharapkan untuk ibu hamil Trimester I yang mengalami mual muntah dapat
menerapkan pemberian seduhan jahe dan jus jeruk bali sebagai alternative
untuk mengurangi mual muntah pada Trimester I (Nugrahani, 2015).
3) Judul : Manfaat Permen Jahe dan Permen Mint Dalam Mengatasi
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru

29
Penulis : Hastuti Marlina1, Nurul Puji Astina2
Resume :
Hasil penelitian menunjukkan nilai P value 0,008 artinya ada
perbedaan yang signifikan rata-rata frekuensi hiperemesis gravidarum antara
kelompok permen jahe dan permen mint dengan mean rank (19,57) pada
kelompok permen jahe dan (11,43) pada permen mint. Dengan demikian,
kelompok pemberian permen jahe lebih efektif dibandingkan dengan
pemberian permen mint. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan uji
laboratorium untuk mengetahui berapa gram jumlah jahe atau mint dalam 1
permen (Marlina dan Astina, 2016).
4) Judul : Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap
Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Penulis : Finta Isti Kundarti*, Dwi Estuning Rahayu*, Reni Utami
Resume :
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dari 12
responden pada kelompok yang diberi serbuk jahe mengalami penurunan
mual mual muntah yakni terjadi peningkatan jumlah responden pada mual
muntah ringan sebanyak 1 orang (8,3%) menjadi 5 orang (41,7%), terjadi
penurunan mual muntah sedang dan berat yaitu pada mual muntah sedang
dari 9 responden (75%) menjadi 7 responden (58,3%) dan mual muntah
berat dari 2 responden (16,7%) menjadi 0 responden (undari, Finta Isti, Dwi
Estuning Rahayu, 2010).
5) Judul : Hubungan Karakteristik Dan Psikologis Ibu Hamil Dengan
Hiperemesis Gravidarum Di RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran
Penulis : Fifi Ria Ningsih Safari
Resume :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur ibu tidak
berhubungan signifikan dengan hiperemesis gravidarum di RSUD H. Abd.
Manan Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value 0,296 > 0,05. gravida ibu
berhubungan signifikan dengan hiperemesis gravidarum di RSUD H. Abd.

30
Manan Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value 0,004 < 0,05. paritas ibu
berhubungan signifikan dengan hyperemesis gravidarum di RSUD H. Abd.
Manan Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value 0,004 < 0,05. psikologis
ibu berhubungan signifikan dengan hiperemesis gravidarum di RSUD H.
Abd. Manan Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value 0,000 < 0,05.
Disarankan kepada pihak RSUD H. Abd (Safari, 2017).

31
DAFTAR PUSTAKA

Marlina, Hastuti, N. P. A. (2016). Manfaat Permen Jahe dan Permen Mint Dalam
Mengatasi Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil.
Nugrahani, R. R. (2015). Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe Dengan Jus Buah
Jeruk Bali Terhadap Frekuensi Mual Muntah Ibu Hamil. 27–37.
Ningsih, Dewi Andariya. 2017. Midwifery Continuity Of Care; Kebidanan, 4(2),
pp 67-77.
Safari, F. R. N. (2017). Hubungan Karakteristik Dan Psikologis Ibu Hamil
Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Rsud H. Abd. Manan Simatupang
Kisaran. 6(1).
Saminem.2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Undari, Finta Isti, Dwi Estuning Rahayu, dan R. U. (2010). Efektifitas Pemberian
Serbuk Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada
Ibu Hamil. 18–30.

32

Anda mungkin juga menyukai