DISUSUN OLEH:
Mengetahui,
Pembimbing
(DWI HARTATI,S.SiT,M.Keb)
NIDN.116078902
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran antropometri adalah salah satu pemeriksaan yang rutin dilakukan pada bayi baru
lahir. Ini adalah kunci untuk menilai status gizi bayi serta memprediksi komplikasi kesehatan jangka
panjang. Parameter yang paling sering digunakan adalah usia gestasi, berat badan, panjang badan,
dan lingkar kepala. Antropometri adalah salah satu komponen kunci dalam penilaian status nutrisi
pada anak maupun dewasa. Pada bayi baru lahir, pengukuran antropometri dalam 24 jam pertama
kehidupan sangat penting dilakukan. Parameter yang paling sering digunakan pada bayi baru lahir
adalah berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. ( Purba, S. J., Wilar, R., & Gunawan, S.
(2019).
Berat lahir merupakan indikator penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup bayi.
Pengukuran antopometri terutama Berat badan bayi baru lahir dapat dipakai sebagai tolok ukur
untuk menggambarkan derajat kesehatan bangsa karena merupakan kontribusi utama terhadap
kematian bayi, khususnya pada masa perinatal. Berat lahir rendah merupakan penyebab terbanyak
morbiditas dan mortalitas pada bayi-bayi di negara sedang berkembang.Bayi yang lahir dengan berat
lahir rendah (BBLR) umumnya akan mengalami kehidupan masa depan yang kurang baik. BBLR
mempunyai risiko lebih tinggi mengalami gangguan neurologis (seperti cerebral palsy, kejang,
retardasi mental berat), gangguan saluran pernapasan bawah, dan meninggal dalam lima tahun
pertama kehidupan; sedang mereka yang dapat bertahan hidup dalam lima tahun akan mempunyai
risiko lebih tinggi untuk mengalami hambatan dalam kehidupan jangka panjangnya. BBLR dapat
mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga pada masa
mendatang akan dapat mengakibatkan loss of generation yaitu terjadi penurunan kualitas sumber
daya manusia karena sering berakhir dengan tidak tercapainya potensi tumbuh kembang secara
optimal, bahkan dapat berakhir dengan kecacatan atau kematian (hilda novita,2019)
Kegagalan pertumbuhan pada bayi Sejak dalam kandungan akan mempengaruhi tiga jalur
perkembangan yaitu; 1) Perkembangan otak; 2) pertumbuhan otot, tulang, dan lainnya
yang memengaruhi pertumbuhan linier (tinggi badan); dan 3) metabolic programming dari glukosa,
lemak, protein, hormone, gen dan reseptor yang nantinya akan berpengaruh terhadap risiko
terjadinya berbagai penyakit kronis. Bayi yang mengalami kegagalan pertumbuhan dan
perkembangan sejak dalam kandungan atau disebut dengan intrauterine growth restriction (IUGR)
berisiko untuk lahir dengan berat rendah,pendek (stunting), kurang cerdas, dan berisiko menderita
penyakit kronis atau penyakit tidak menular pada usia dewasa seperti hipertensi, diabetes, obesitas,
stroke, penyakit (Putri, A. R,2023)
Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang lahir dengan berat yang rendah, akan lebih lambat
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan yang normal karena sejak dalam
kandungan, bayi dengan riwayat BBLR mengalami retardasi pertumbuhan sejak masih di dalam
kandungan. Panjang badan lahir rendah pada anak dapat mempengaruhi stunting karena bayi akan
mengalami gangguan pertumbuhan (growth faltering) sejak usia dini, dan dapat menimbulkan risiko
gangguan pertumbuhan yang berkelanjutan di usia berikutnya sehingga tidak mampu mencapai
pertumbuhan yang optimal. ( Karisma, G. D., Fauziyah, S., & Herlina, S. (2022).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mengetahui tentang konsep antropometri serta cara pengukuran antropometri pada bayi dan
anak.
2. Tujuan khusus
C. MANFAAT
2. Bagi penulis
A. PENGERTIAN
Secara asal kata, antropometri berasal dari bahasa Yunani, yakni anthropos yang artinya
manusia, dan metric yang artinya ukuran, sehingga antropometri diartikan sebagai ukuran
tubuh manusia. Antropometri (anthropometric) didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
ukuran tubuh manusia. Metode antropometrik diartikan sebagai pengukuran bagian tubuh dan
fisik manusia. Penilaian status gizi dengan menggunakan metode antropometrik ialah
penentuan status gizi dengan melakukan pengukuran pada tubuh manusia. Parameter
pengukuran antropometrik sering digunakan untuk status gizi antara lain adalah berat badan,
tinggi atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lapisan lemak di bawah kulit, lingkar
lengan atas, dan lain-lain. Dalam penggunaan antropometri sebagai pengukuran status gizi,
perlu dipahami terkait konsep dasar pertumbuhan.( Amalia, R., Nurdin, A., Sari, J. I., &
Sakinah, A. I. (2020)
Antropometri merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi, dan
komposisi tubuh manusia. (Menkes RI, 2020) . Antropometri neonatus merupakan salah satu
metode yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi status gizi bayi baru lahir. Pengukuran
antropometri bayi baru lahir adalah metode yang murah, tidak infasif dan nyaman dilakukan.
Antropometri bayi baru lahir dapat digunakan untuk beberapa tujuan antara lain 1) Diagnosis
malnutrisi fetal dan prediksi komplikasi postnatal, 2) Penilaian pertumbuhan postnatal,
penilaian komposisi tubuh dan status gizi, 3) Prediksi komplikasi jangka panjang termasuk
sindrom metabolik, penilaian dismorfologi dan estimasi permukaan tubuh Pengukuran panjang
dan berat badan dapat dilakukan segera setelah bayi lahir dan stabil( Lahir, A. B. B., & Aji, A.
S. (2019).
g. Umur ibu
Ibu yang berumur > 35 tahun atau umur < 17 tahun sangat berisiko melahirkan bayi
berat lahir rendah. Beberapa peneliti menemukan bahwa kelahiran bayi berat lahir
rendah pada usia remaja rupanya tidak hanya disebabkan oleh umur ibu yang masih
muda tetapi juga berkaitan dengan faktor lain yang berhubungan dengan usia remaja
seperti tingkat pendidikan, perawatan antenatal, berat badan sebelum hamil, dan
kesiapan psikologik dalam menerima kehamilan . Pada ibu yang berumur tua dapat
terjadi kegagalan adaptasi vaskularisasi uterus untuk mengimbangi kebutuhan
hemodinamik yang makin meningkat selama kehamilan. Selain itu terdapat juga
peningkatan insidens penyakit kronik pada usia tua sehingga mempengaruhi berat lahir
bayi
i. Paritas
Terdapat hubungan antara paritas dan kejadian bayi berat lahir rendah. Ibu hamil
dengan paritas lebih dari empat (grande multipara) dapat mengganggu pertumbuhan
janin sebagai akibat dari rahim yang sudah tidak sehat. Bertambahnya paritas ibu
seiring dengan meningkatnya umur ibu dan insidens hipertensi kronik yang lebih tinggi
pada umur tua akan berpengaruh bersama-sama pada tumbuh kembang janin
2. Faktor janin
Beberapa keadaan pada janin dapat mempengaruhi berat lahir bayi seperti genetik/
kelainan kromosom (birth defect), kehamilan multipel, dan infeksi pada janin (infeksi virus
seperti cytomegalovirus, rubella, chickenpox, toxoplasmosis; dan infeksi parasit) (ACOG,
2000; Madjid, 2006). Data penelitian menemukan bahwa sepertiga dari bayi dengan berat
lahir kurang dari 1500 gram mengalami kelainan kongenital. Abnormalitas jumlah
kromosom mungkin merupakan penyebabnya dan 2 trisomi yang sering ditemukan pada
kelainan ini adalah trisomi 18 (Sindrom Edward) dan trisomi 13 (Sindrom Patau) (ACOG,
2000; Djamal, 2007). Berat janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai umur kehamilan 30 minggu kenaikan
berat badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal, setelah itu kenaikan berat
badannya lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan sehingga menyebabkan
peredaran darah plasenta berkurang. Suatu faktor penting dalam kehamilan kembar ialah
kecenderungan terjadinya partus prematur (Djamal, 2007; Hanafiah, 1997). Kejadian bayi
berat lahir rendah juga ditemukan pada janin yang mengalami infeksi. Beberapa
mikroorganisme yang dapat menginfeksi janin dalam rahim adalah virus rubella dan
cytomegalovirus. Virus tersebut mengurangi jumlah sel dengan cara menghambat
pembelahan sel dan menyebabkan lisis sel sehingga menyebabkan berat lahir bayi
berkurang
3. Faktor plasenta
Pertumbuhan janin yang optimal bergantung pada fungsi plasenta yang efisien dalam
penyaluran zat gizi dan pertukaran gas. Nilai normal rasio berat plasenta terhadap berat
janin adalah 1:6 pada trimester akhir kehamilan. Plasenta yang relatif lebih kecil daripada
janin normal tampak pada janin dengan pertumbuhan yang terganggu. Beberapa keadaan
plasenta yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin misalnya villitis, villi
avaskuler, iskemia villi, infark plasenta, plasenta previa, abrupsio plasenta, dan disfungsi
plasenta. Kelainan pada plasenta tersebut menyebabkan penurunan suplai darah dan
nutrisi pada fetus
E. Mekanisme pengukuran antropometri pada bayi baru lahir
.
BAB III
LAPORAN
KASUS
DI RUANG CRYSANT
RSUD dr.ABDUL RIVAI
BERAU
Biodata
Nama Bayi : By. A JK : laki - Laki
PBL : 50 cm BBL : 3000 gram
Ibu Suami
Nama : Ny.Y Tn. A
Umur : 22 tahun 26 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Karang Mulyo Jl. Karang Mulyo
No.Telepon/Hp : 0852xxxx 0853xxxx
DATA SUBJEKTIF
1. Riwayat Antenatal
DATA OBJEKTIF
1. Keadan Umum dan Tanda Vital
2. Antropometri
a. Berat Badan : 3000 Gram
b. Panjag Badan : 50 cm
c. Lingkar Kepala : 33 cm
d. Lingkar Lengan Atas : 12 cm
e. Lingkar Dada : 34 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Moro : Positif
b. Tonicneck : Positif
c. Rooting : Positif
d. Sucking : Positif
e. Graphs : Positif
f. Walking : Positif
BAB
6. Pemeriksaan Penunjang:
GDS : 56 gr/dl.
ASSESMENT
1. Diagnosis
Kebidanan
Neonatus Cukup
Bulan
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutu
han
Tidak
ada
4. Diagnosis
Potensial Tidak
ada
5. Masalah
Potensial
Tidak ada
6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
Tidak ada
b. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dr SpA
c. Merujuk
Tidak dilakukan
PLANNING
Kesadaran : composmentis
RR : 44 /menit PB sekarang : 50 cm
S : 36,7oC Lila : 12 cm
LK : 35 cm LD :34 cm
Telah diberikan salep gentamicin pada kedua mata bayi, injeksi Neo K
6. Lakukan dokumentasi
A. Kesimpulan
By. A Neonatus cukup bulan , Hasil analisis dari kasus ini berdasarkan
hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada By. A yaitu dilakukan
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada tanggal 19 Juli 2023 Di RSUD
dr.Abdul Rivai oleh mahasiswa dan pembimbing dilakukan pemeriksaan
Antropometri semua pemeriksaan Normal.
B . Saran
Di upayakan dari hasil laporan pendahuluan ini,dapat digunakan
sebagai tambahan referensi kepustakaan untuk menambah wawasan dan
pengembangan teori mahasiswa profesi khususnya dalam memberikan
Asuhan kebidanan pada Bayi Baru kahir dengan pemeriksaan
Antropometri
Purba, S. J., Wilar, R., & Gunawan, S. (2019). Status antropometri pada bayi yang dirawat di
neonatal intensive care unit rsup prof. dr. rd kandou manado. Jurnal Medik dan Rehabilitasi, 1(3).
Putri, A. R., Yusrawati, Y., Ariadi, A., & Safaringga, M. (2023). Gambaran Ukuran Antropometri
Bayi Baru Lahir di Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas, 46(1), 150-158.
Karisma, G. D., Fauziyah, S., & Herlina, S. (2022). Pengaruh Antropometri Bayi Baru Lahir dan
Prematuritas dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Desa Baturetno. Jurnal Kedokteran Komunitas
(Journal of Community Medicine), 10(2).
LAHIR, A. B. B., & AJI, A. S. (2019). ANALISIS GENETIK DAN FAKTOR RISIKO STATUS
VITAMIN D PADA IBU HAMIL DAN HUBUNGANNYA TERHADAP ANTROPOMETRI BAYI BARU LAHIR
HILDA NOVITA.(2019) BIRTH, T., & NEWBORNS, W. KORELASI LINGKAR LENGAN ATAS
DAN LINGKAR DADA DENGAN BERAT LAHIR PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH.
Amalia, R., Nurdin, A., Sari, J. I., & Sakinah, A. I. (2020). Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu
Hamil Terhadap Antropometri Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Ananda Kota
Makassar. Jurnal Kedokteran, 6(1), 57-67.