Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTROPOMETRI BAYI BARU LAHIR


DI RUANG BERSALIN RSUD ABDUL RIVAI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Pendidikan Profesi Bidan

DISUSUN OLEH:

AMALIA BUNGA RANNU BOKY


NIM. 22082002

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Keterampilan Dasar Kebidanan Persalinan Kala IV Pada


Ny N P2A0 DI RUANG PONEK RSUD ABDUL RIVAI BERAU telah diperiksa dan
disahkan pada :

Tanggal 29 Juni 2023

Clinical Instructur Mahasiswa,

(SUPRIATI A.md.Keb) (AMALIA BUNGA


NIP.19691018 198912 2 001 RANNU BOKY)

Mengetahui,
Pembimbing

(DWI HARTATI,S.SiT,M.Keb)
NIDN.116078902
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran antropometri adalah salah satu pemeriksaan yang rutin dilakukan pada bayi baru
lahir. Ini adalah kunci untuk menilai status gizi bayi serta memprediksi komplikasi kesehatan jangka
panjang. Parameter yang paling sering digunakan adalah usia gestasi, berat badan, panjang badan,
dan lingkar kepala. Antropometri adalah salah satu komponen kunci dalam penilaian status nutrisi
pada anak maupun dewasa. Pada bayi baru lahir, pengukuran antropometri dalam 24 jam pertama
kehidupan sangat penting dilakukan. Parameter yang paling sering digunakan pada bayi baru lahir
adalah berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. ( Purba, S. J., Wilar, R., & Gunawan, S.
(2019).

Berat lahir merupakan indikator penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup bayi.
Pengukuran antopometri terutama Berat badan bayi baru lahir dapat dipakai sebagai tolok ukur
untuk menggambarkan derajat kesehatan bangsa karena merupakan kontribusi utama terhadap
kematian bayi, khususnya pada masa perinatal. Berat lahir rendah merupakan penyebab terbanyak
morbiditas dan mortalitas pada bayi-bayi di negara sedang berkembang.Bayi yang lahir dengan berat
lahir rendah (BBLR) umumnya akan mengalami kehidupan masa depan yang kurang baik. BBLR
mempunyai risiko lebih tinggi mengalami gangguan neurologis (seperti cerebral palsy, kejang,
retardasi mental berat), gangguan saluran pernapasan bawah, dan meninggal dalam lima tahun
pertama kehidupan; sedang mereka yang dapat bertahan hidup dalam lima tahun akan mempunyai
risiko lebih tinggi untuk mengalami hambatan dalam kehidupan jangka panjangnya. BBLR dapat
mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga pada masa
mendatang akan dapat mengakibatkan loss of generation yaitu terjadi penurunan kualitas sumber
daya manusia karena sering berakhir dengan tidak tercapainya potensi tumbuh kembang secara
optimal, bahkan dapat berakhir dengan kecacatan atau kematian (hilda novita,2019)

Kegagalan pertumbuhan pada bayi Sejak dalam kandungan akan mempengaruhi tiga jalur
perkembangan yaitu; 1) Perkembangan otak; 2) pertumbuhan otot, tulang, dan lainnya
yang memengaruhi pertumbuhan linier (tinggi badan); dan 3) metabolic programming dari glukosa,
lemak, protein, hormone, gen dan reseptor yang nantinya akan berpengaruh terhadap risiko
terjadinya berbagai penyakit kronis. Bayi yang mengalami kegagalan pertumbuhan dan
perkembangan sejak dalam kandungan atau disebut dengan intrauterine growth restriction (IUGR)
berisiko untuk lahir dengan berat rendah,pendek (stunting), kurang cerdas, dan berisiko menderita
penyakit kronis atau penyakit tidak menular pada usia dewasa seperti hipertensi, diabetes, obesitas,
stroke, penyakit (Putri, A. R,2023)
Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang lahir dengan berat yang rendah, akan lebih lambat
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan yang normal karena sejak dalam
kandungan, bayi dengan riwayat BBLR mengalami retardasi pertumbuhan sejak masih di dalam
kandungan. Panjang badan lahir rendah pada anak dapat mempengaruhi stunting karena bayi akan
mengalami gangguan pertumbuhan (growth faltering) sejak usia dini, dan dapat menimbulkan risiko
gangguan pertumbuhan yang berkelanjutan di usia berikutnya sehingga tidak mampu mencapai
pertumbuhan yang optimal. ( Karisma, G. D., Fauziyah, S., & Herlina, S. (2022).

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mengetahui tentang konsep antropometri serta cara pengukuran antropometri pada bayi dan
anak.
2. Tujuan khusus

a. Mampu menjelasakan pengertian antropometri


b. Mengetahui tujuan pengukuran dari antropometri
c. Mengetahui parameter pengukuran antropometri pada bayi
d. Mengetahui faktoryang mempengaruhi pertumbhuhan janin
e. Mengetahui cara pengukuran antropometri pada anak

C. MANFAAT

1. Bagi Pelayanan Kesehatan


Sebagai pengukuran untuk mengetahui status gizi seseorang baik
kekurangan gizi atau obesitas.

2. Bagi penulis

Agar mahasiswa mampu memilih, melakukan penilaian status gizi melalui


pengukuran berbagai dimensi tubuh sesuai dengan tujuan pemeriksaan,baik dalam
lingkup klinik maupun komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Secara asal kata, antropometri berasal dari bahasa Yunani, yakni anthropos yang artinya
manusia, dan metric yang artinya ukuran, sehingga antropometri diartikan sebagai ukuran
tubuh manusia. Antropometri (anthropometric) didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
ukuran tubuh manusia. Metode antropometrik diartikan sebagai pengukuran bagian tubuh dan
fisik manusia. Penilaian status gizi dengan menggunakan metode antropometrik ialah
penentuan status gizi dengan melakukan pengukuran pada tubuh manusia. Parameter
pengukuran antropometrik sering digunakan untuk status gizi antara lain adalah berat badan,
tinggi atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lapisan lemak di bawah kulit, lingkar
lengan atas, dan lain-lain. Dalam penggunaan antropometri sebagai pengukuran status gizi,
perlu dipahami terkait konsep dasar pertumbuhan.( Amalia, R., Nurdin, A., Sari, J. I., &
Sakinah, A. I. (2020)

Antropometri merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi, dan
komposisi tubuh manusia. (Menkes RI, 2020) . Antropometri neonatus merupakan salah satu
metode yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi status gizi bayi baru lahir. Pengukuran
antropometri bayi baru lahir adalah metode yang murah, tidak infasif dan nyaman dilakukan.
Antropometri bayi baru lahir dapat digunakan untuk beberapa tujuan antara lain 1) Diagnosis
malnutrisi fetal dan prediksi komplikasi postnatal, 2) Penilaian pertumbuhan postnatal,
penilaian komposisi tubuh dan status gizi, 3) Prediksi komplikasi jangka panjang termasuk
sindrom metabolik, penilaian dismorfologi dan estimasi permukaan tubuh Pengukuran panjang
dan berat badan dapat dilakukan segera setelah bayi lahir dan stabil( Lahir, A. B. B., & Aji, A.
S. (2019).

B. Tujuan pengukuran antropometri bayi baru lahir


Pada bayi baru lahir ukuran antropometri digunakan sebagai dasar untuk menilai
perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam kandungan. Ukuran antropometri yang abnormal
dianggap sebagai tanda kegagalan janin untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Indikator antropometri bayi baru lahir yang digunakan untuk mengindikasikan adanya
gangguan pertumbuhan di dalam kandungan adalah berat badan lahir rendah (<2.500 gram),
panjang badan lahir pendek (<48 cm), lingkar kepala kecil (<33 cm), serta ukuran lingkar perut
yang tidak proporsional .( Putri, A. R., Yusrawati, Y., Ariadi, A., & Safaringga, M. (2023)
C. Parameter Pengukuran Antropometri pada Bayi Baru Lahir
Beberapa parameter antropometri yang umumnya diukur pada tubuh manusia dalam
menentukan status gizi yakni berat badan, tinggi badan, lingkar dada, lingkar kepala, lingkar
lengan atas, dan ukuran lainnya. Hasil ukur antropometri tersebut selanjutnya dirujukkan pada
standar atau rujukan pertumbuhan manusia. ( Amalia, R., Nurdin, A., Sari, J. I., & Sakinah, A. I.
(2020)
1. Berat Badan
Berat badan merupakan komposisi pengukuran ukuran total tubuh, yakni menggambarkan
jumlah lemak, protein, air, dan mineral yang terdapat di dalam tubuh. Berat badan
digunakan sebagai parameter antropometri karena beberapa alasan. Alasan tersebut di
antaranya adalah pengukuran berat badan mudah dilakukan dan alat ukur untuk
menimbang berat badan mudah diperoleh, perubahan berat badan dengan gampang
terlihat dalam waktu singkat dan mencerminkan status gizi saat ini .Untuk mengukur berat
badan dibutuhkan alat ukur yang hasilnya akurat. Agar memperoleh hasil ukur berat badan
yang akurat, ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat ukur, di antaranya alat ukur
harus mudah didapat, harga alat relatif murah dan terjangkau, mudah digunakan dan
dibawa, cukup aman digunakan, skala jelas dan mudah dibaca dengan ketelitian alat ukur
sebaiknya 0,1 kg (terutama alat yang dipakai untuk memonitor pertumbuhan), serta alat
selalu dikalibrasi. Beberapa jenis alat ukur berat yang umum digunakan dalam pengukuran
berat badan adalah timbangan injak digital, timbangan detecto, dacin untuk menimbang
berat badan balita, bathroom scale (timbangan kamar mandi), dan timbangan lainnya. Hasil
pengukuran berat badan normal pada bayi baru lahir adalah 2500 – 4000 gram.
2. Tinggi Badan atau Panjang Badan
Tinggi atau panjang badan merupakan satuan tinggi atau panjang dari pangkal kaki sampai
ujung kepala. Tinggi badan atau panjang badan menggambarkan keadaan ukuran skeletal
sebagai manifestasi dari asupan gizi. Sehingga tinggi atau panjang badan digunakan sebagai
parameter antropometri untuk menggambarkan pertumbuhan linier. Penambahan tinggi
badan tidak seperti berat badan. Perubahan tinggi atau panjang badan terjadi dalam waktu
yang lama. Sehingga defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat
yang cukup lama atau disebut akibat masalah gizi kronis. Penyebutan tinggi badan dipakai
pada anak yang diukur secara berdiri, sedangkan penggunaan istilah panjang badan dipakai
pada anak yang belum mampu berdiri sehingga diukur dalam posisi berbaring. Panjang
badan bayi baru lahir normal adalah 48-52 cm. Pengukuran pada anak 0-2 tahun
menggunakan ukuran panjang badan, sedangkan untuk anak lebih dari 2 tahun
menggunakan microtoise. Syarat alat ukur yang dipakai dalam mengukur tinggi atau
panjang badan ialah harus memiliki ketelitian 0,1 cm. Tinggi badan diukur dengan memakai
alat ukur microtoise. Kelebihan alat ukur ini adalah mudah digunakan, memiliki ketelitian
0,1 cm dan harganya relatif terjangkau. Kelemahannya yaitu harus dipasang pada dinding
setiap kali akan melakukan pengukuran. Adapun panjang badan diukur dengan
infantometer (alat ukur panjang badan)
3. Lingkar kepala
Untuk mengetahui pertumbuhan otak dipakai lingkar kepala. Lingkar kepala pada bayi dan
anak menggambarkan volume intrakranial. Meskipun tidak sepenuhnya mencerminkan
volume otak. Pengukuran ini adalah prediktor terbaik untuk mengetahui perkembangan
saraf anak dan pertumbuhan otak secara keseluruhan . Lingkar kepala lahir normal adalah
kisaran pada 32-37 cm. Sesuai dengan rujukan Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) 2000 lingkar kepala ideal bayi baru lahir laki-laki adalah 36 cm, bertambah pada umur
3 bulan mencapai 41 cm. Sedangkan ukuran lingkar kepala ideal bayi perempuan adalah 35
cm, meningkat menjadi 40 cm pada umur 3 bulan. Pada umur 4-6 bulan akan meningkat 1
cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan 0,5 cm bertambah per bulan (Supariasa, 2016).
Lingkar kepala diukur dengan cara melingkarkan pita pengukur melalui bagian paling
menonjol di bagian belakang kepala (protuberantia occipitalis) ke dahi (glabella). Saat
pengukuran lingkar kepala, sisi pita yang menunjukkan centimeter terletak di bagian dalam
guna tidak meningkatkan kemungkinan subjektivitas dari pengukur. Selanjutnya sesuaikan
dengan standar pertumbuhan lingkar kepala
4. Lingkar Dada
Menimbang bayi baru lahir adalah metode terbaik untuk deteksi dini berat bayi lahir rendah
(BBLR). Tetapi, tidak selamanya tersedia alat penimbangan yang akurat tersedia di lapangan,
sehingga pengukuran Lingkar Dada (LiDa) segera setelah kelahiran bayi dilakukan. Lingkar ini
dapat digunakan sebagai pengganti hasil ukur berat lahir dalam mendeteksi BBLR. Ambang
batas lingkar dada normal pada bayi baru lahir adalah 30 – 38 cm . Pengukuran lingkar dada
memiliki manfaat lain yaitu:
a. Rasio lingkar dada dan lingkar kepala pada balita dapat dijadikan indikator Kekurangan
energi dan protein
b. Pada usia 6 bulan lingkar dada dan lingkar kepala sama
c. Setelah usia ini, lingkar dada tumbuh lebih cepat dibanding lingkar kepala, d)
d. Pada anak-anak dengan KEP pertumbuhan lingkar dada berlangsung lambat, rasio
lingkar dada dan lingkar kepala <1

D. Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Janin dan ukuran antropometri bayi


Menurut hilda novita (2019) faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang janin adalah
sebgai berikut:
1. Faktor ibu
e. Kebiasaan ibu
Kebiasaan ibu yang kurang baik dapat menyebabkan kejadian BBLR seperti ibu
perokok, ibu pecandu alkohol, ibu pengguna narkotika (kokain) dan obat-obat terlarang
lainnya (Keehn dan Lieben, 2008; ACOG, 2000). Ibu yang merokok selama hamil
biasanya melahirkan bayi dengan berat 100 – 300 gram lebih rendah daripada ibu hamil
yang tidak merokok. Merokok menyebabkan vasokonstriksi oleh pengaruh nikotin pada
sirkulasi maternal sehingga mengurangi perfusi uteri dan menurunkan kapasitas
pengangkutan oksigen untuk janin. Merokok juga menyebabkan gangguan nutrisi janin
yaitu menurunnya kemampuan metabolisme vitamin dan mineral pada janin
Ibu hamil yang minum alkohol juga dapat mempengaruhi janin karena terjadi
hipoksia janin dan mengganggu sintesis protein. Bila ibu hamil minum alkohol pada
trimester I yaitu saat organogenesis berlangsung, dapat mengakibatkan gangguan
struktur anatomi janin. Pada trimester II, saat terjadi proliferasi sel maka akan lebih
banyak lagi mempengaruhi berat janin .
Penggunaan narkotik dan obat-obat terlarang (seperti kokain) menyebabkan efek
pada ibu yang juga langsung berefek pada janin yaitu meningkatnya tekanan darah ibu
sehingga aliran darah uterus menurun. Hal ini menyebabkan terjadinya kelahiran
prematur, bayi berat lahir rendah, abrupsio plasenta

f. Penyakit pada ibu


Beberapa penyakit pada ibu seperti tekanan darah tinggi, preeklampsia, diabetes,
penyakit jantung, penyakit paru, dan penyakit ginjal dapat menurunkan berat lahir bayi.
Terdapatnya penyakit-penyakit tersebut pada ibu menyebabkan ganggua pengangkutan
zat gizi dan oksigen dari ibu ke janin sehingga menghambat pertumbuhan janin.
Hipertensi pada ibu hamil menurunkan perfusi uteroplasenta, dan dapat terjadi
hipoksia kronik. Ibu dengan preeklampsia sangat berisiko melahirkan bayi berat lahir
rendah . Ibu hamil dengan DM menyebabkan terjadi insufisiensi vaskuler yang dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan janin

g. Umur ibu
Ibu yang berumur > 35 tahun atau umur < 17 tahun sangat berisiko melahirkan bayi
berat lahir rendah. Beberapa peneliti menemukan bahwa kelahiran bayi berat lahir
rendah pada usia remaja rupanya tidak hanya disebabkan oleh umur ibu yang masih
muda tetapi juga berkaitan dengan faktor lain yang berhubungan dengan usia remaja
seperti tingkat pendidikan, perawatan antenatal, berat badan sebelum hamil, dan
kesiapan psikologik dalam menerima kehamilan . Pada ibu yang berumur tua dapat
terjadi kegagalan adaptasi vaskularisasi uterus untuk mengimbangi kebutuhan
hemodinamik yang makin meningkat selama kehamilan. Selain itu terdapat juga
peningkatan insidens penyakit kronik pada usia tua sehingga mempengaruhi berat lahir
bayi

h. Status gizi ibu


Status gizi ibu memegang peranan penting dalam tumbuh kembang janin. Beberapa
penelitian menemukan hubungan antara ibu yang kurang gizi selama hamil dengan
kejadian bayi berat lahir rendah. Kekurangan gizi pada ibu hamil kemungkinan terjadi
akibat rendahya asupan zat gizi. Jarak antara dua persalinan terlalu dekat
mengakibatkan kurangnya pemulihan cadangan zat gizi pada ibu pada kehamilan
berikut yang menyebabkan kekurangan suplai nutrisi pada janin. Selain itu, ibu hamil
yang mempunyai umur terlalu muda masih dalam pertumbuhan sehingga akan
berkompetisi dengan janinnya untuk mendapatkan zat gizi. Keadaan gizi ibu hamil
berkaitan dengan keadaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan pengetahuan ibu. Status
gizi yang buruk banyak ditemukan pada kondisi sosial, ekonomi, pendidikan, dan
pengetahuan ibu yang rendah

i. Paritas
Terdapat hubungan antara paritas dan kejadian bayi berat lahir rendah. Ibu hamil
dengan paritas lebih dari empat (grande multipara) dapat mengganggu pertumbuhan
janin sebagai akibat dari rahim yang sudah tidak sehat. Bertambahnya paritas ibu
seiring dengan meningkatnya umur ibu dan insidens hipertensi kronik yang lebih tinggi
pada umur tua akan berpengaruh bersama-sama pada tumbuh kembang janin

j. Riwayat kehamilan/ persalinan yang kurang baik


Pertumbuhan janin dapat dipengaruhi oleh riwayat persalinan terdahulu yang kurang
baik seperti kelahiran bayi berat lahir rendah, abortus, kematian prenatal, cacat
bawaan, dan perdarahan antepartum. Risiko kelahiran bayi berat lahir rendah 2,75 kali
lebih besar pada ibu yang sebelumnya melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan
dengan ibu yang belum pernah melahirkan bayi berat lahir rendah. Ibu dengan riwayat
abortus dan kematian prenatal berisiko lebih besar melahirkan bayi berat lahir rendah
dibanding ibu tanpa riwayat tersebut. Kelainan hormonal, anatomi uterus, dan kelainan
kromosom dapat menyebabkan kejadian tersebut di atas sehingga ibu hamil dengan
riwayat kelainan tersebut berisiko mengalami kejadian yang sama pada kehamilan
berikutnya
k. Perawatan antenatal
Perawatan antenatal yang baik dapat menurunkan kejadian bayi berat lahir rendah.
Perawatan antenatal tersebut dilakukan secara teratur mulai pada trimester pertama
kehamilan sampai persalinan (Kiely dkk., 2006). Perawatan antenatal yang baik
dipengaruhi oleh status sosial, ekonomi, dan pendidikan ibu hamil. Ibu hamil dengan
status sosial, ekonomi, dan pendidikan yang lebih tinggi lebih sering melakukan
perawatan antenatal lebih dini pada sarana kesehatan dengan fasilitas yang lebih baik
sehingga gangguan kehamilan yang mungkin terjadi dapat dideteksi lebih dini pula

2. Faktor janin
Beberapa keadaan pada janin dapat mempengaruhi berat lahir bayi seperti genetik/
kelainan kromosom (birth defect), kehamilan multipel, dan infeksi pada janin (infeksi virus
seperti cytomegalovirus, rubella, chickenpox, toxoplasmosis; dan infeksi parasit) (ACOG,
2000; Madjid, 2006). Data penelitian menemukan bahwa sepertiga dari bayi dengan berat
lahir kurang dari 1500 gram mengalami kelainan kongenital. Abnormalitas jumlah
kromosom mungkin merupakan penyebabnya dan 2 trisomi yang sering ditemukan pada
kelainan ini adalah trisomi 18 (Sindrom Edward) dan trisomi 13 (Sindrom Patau) (ACOG,
2000; Djamal, 2007). Berat janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai umur kehamilan 30 minggu kenaikan
berat badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal, setelah itu kenaikan berat
badannya lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan sehingga menyebabkan
peredaran darah plasenta berkurang. Suatu faktor penting dalam kehamilan kembar ialah
kecenderungan terjadinya partus prematur (Djamal, 2007; Hanafiah, 1997). Kejadian bayi
berat lahir rendah juga ditemukan pada janin yang mengalami infeksi. Beberapa
mikroorganisme yang dapat menginfeksi janin dalam rahim adalah virus rubella dan
cytomegalovirus. Virus tersebut mengurangi jumlah sel dengan cara menghambat
pembelahan sel dan menyebabkan lisis sel sehingga menyebabkan berat lahir bayi
berkurang

3. Faktor plasenta
Pertumbuhan janin yang optimal bergantung pada fungsi plasenta yang efisien dalam
penyaluran zat gizi dan pertukaran gas. Nilai normal rasio berat plasenta terhadap berat
janin adalah 1:6 pada trimester akhir kehamilan. Plasenta yang relatif lebih kecil daripada
janin normal tampak pada janin dengan pertumbuhan yang terganggu. Beberapa keadaan
plasenta yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin misalnya villitis, villi
avaskuler, iskemia villi, infark plasenta, plasenta previa, abrupsio plasenta, dan disfungsi
plasenta. Kelainan pada plasenta tersebut menyebabkan penurunan suplai darah dan
nutrisi pada fetus
E. Mekanisme pengukuran antropometri pada bayi baru lahir

.
BAB III
LAPORAN
KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DENGAN PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

DI RUANG CRYSANT
RSUD dr.ABDUL RIVAI
BERAU

Tanggal Pengkajian : 19 Juli 2023


Jam : 09.30 Wita
Tempat Pengkajian : Ruang Crysant
Nama Mahasiswa : Andi Sri Naning Warastuti
NIM 22082003

Biodata
Nama Bayi : By. A JK : laki - Laki
PBL : 50 cm BBL : 3000 gram

Ibu Suami
Nama : Ny.Y Tn. A
Umur : 22 tahun 26 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Karang Mulyo Jl. Karang Mulyo
No.Telepon/Hp : 0852xxxx 0853xxxx
DATA SUBJEKTIF
1. Riwayat Antenatal

G1P0A0. Umur kehamilan 39 Minggu


a. Riwayat ANC : teratur/tidak, 7 kali ,di Puskesmas oleh Bidan
b. Imunisasi TT : 5 kali
TT 1 tanggal - : TT 2 tanggal -
TT 3 tanggal - : TT 4 tanggal 22 Januari 2022
TT 5 tanggal : 13 April 2023
c. Kenaikan BB : 11 kg
d. Keluhan saat hamil : Mual muntah pada kehamilan trimester 1
e. Penyakit selama hamil : Tidak ada penyakit yang diderita selama hamil
f. Kebiasaan makan : Nasi,sayur,lauk pauk 3 kali / sehari, minum air
putih 7 gelas / hari
g. Obat/jamu : Tidak minum jamu dan obat - obatan
h. Merokok : Tidak merokok
i. Komplikasi ibu : Tidak ada penyakit hipertensi, asma,
diabetes melitus dan jantung
j. Komplikasi Janin : Tidak ada komplikasi
2. Riwayat Intranatal

a. Baru Lahir Tanggal 19 Juli 2023 Jam 10.56 Wita


b. Jenis Persalinan : spontan /tindakan Atas Indikasi ………………
c. Penolong : Bidan di RSUD dr.Abdul Rivai
d. Lama Persalinan : Kala I 8 jam 30 Menit
Kala II 0 jam 45 Menit
e. Komplikasi
1) Ibu : Tidak ada komplikasi
2) Janin : Tidak ada komplikasi

3. Keadaan bayi baru lahir

a. BB/PB lahir : 3000 gram / 50 cm


b. Nilai APGAR : 1 menit/ 5 menit/ 10 menit : 7/ 9 / 9
No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1 Appearance Color 2 2 2
(Warna Kulit)
2 Pulse (Denyut Jantung) 1 1 1
3 Grimace (Refleks) 1 2 2
4 Activity (Tonus Otot) 1 2 2
5 Respiration 2 2 2
(Usaha Bernapas)
TOTAL 7 9 9

c. Caput succedaneum : Tidak ada caput


d. Cepal haematoma : Tidak ada cepal haematoma
e. Cacat bawaan : Tidak ada kelainan / cacat bawaan
f. Resusitasi :Rangsangan : ya/tidak
Penghisapan lender : ya/tidak
Ambu bag : ya/tidak …….liter/menit
Massase jantung : ya/tidak …….liter/menit
Intubasi endotracheal: ya/tidak
O2 : ya/tidak …….liter/menit
g. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) : > 1 jam

DATA OBJEKTIF
1. Keadan Umum dan Tanda Vital

a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis


b. Pernafasan : 44 kali/ menit

c. Denyut jantung : 135 kali/menit

d. Suhu aksiler : 36,7 kali/menit

2. Antropometri
a. Berat Badan : 3000 Gram
b. Panjag Badan : 50 cm
c. Lingkar Kepala : 33 cm
d. Lingkar Lengan Atas : 12 cm
e. Lingkar Dada : 34 cm
3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Rambut hitam, ubun – ubun besar


teraba lunak dan datar

b. Muka : Tidak pucat dan tidak oedema

c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda

d. Telinga : Simetris, nampak bersih daun


telinga terbentuk sempurna.

e. Hidung : Bersih, lubang hidung simetris, tidak ada


secret

f. Mulut : Bersih, berwarna merah, tidak ada kelainan

g. Leher : Tidak ada pembengkakan , tidak


ada benjolan

h. Ekstremitas Atas : Simetris, jari tangan lengkap, tidak


ada kelainan

i. Dada : Simetris, tidak ada tarikan /


retraksi dinding dada

j. Abdomen : Tidak ada benjolan

k. Tali pusat : Tali pusat masih basah, dan


terbungkus kassa steril
l. Genetalia : Jenis kelamin laki – laki, terdapat
lubang uretra, teraba testis di skrotum
uretra
m. Ekstremitas Bawah : Simetris, jari kaki lengkap dan tidak
ada kelainan
n. Punggung : Normal, tidak ada benjolan
o. Anus : Anus berlubang

p. Kulit : Warna kulit kemerahan, tidak pucat


dan tidak sianosis.
4. Reflek

a. Moro : Positif

b. Tonicneck : Positif

c. Rooting : Positif

d. Sucking : Positif

e. Graphs : Positif

f. Walking : Positif

5. Eliminasi Miksi : Bayi sudah BAK

Mekonium : Lembek sudah

BAB

6. Pemeriksaan Penunjang:
GDS : 56 gr/dl.

ASSESMENT
1. Diagnosis
Kebidanan
Neonatus Cukup
Bulan
2. Masalah

Tidak ada

3. Kebutu
han
Tidak
ada
4. Diagnosis
Potensial Tidak
ada
5. Masalah
Potensial
Tidak ada
6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
Tidak ada
b. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dr SpA
c. Merujuk
Tidak dilakukan
PLANNING

(Termasuk Implementasi dan Evaluasi)

Tanggal : Rabu, 19 Juli 2023 Jam :


10.56 Wita

1. Jelaskan kepada ibu dan suami kondisi bayinya saat ini

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : N : 135 /menit BB sekarang : 3000 gr

RR : 44 /menit PB sekarang : 50 cm

S : 36,7oC Lila : 12 cm
LK : 35 cm LD :34 cm

Pemeriksaan fisik bayi dalam keadaan normal, tidak ada kelainan


Ibu dan suami mengetahui keadaan bayinya

2. Berikan salep gentamicyn pada kedua mata bayi, injeksi Neo


K 1 mg (0,5 cc) secara I.M pada 1/3 anterolateral paha kiri
dan injeksi vaksin hepatitis B 0,5 cc secara I.M pada 1/3
anterolateral paha kanan.

Telah diberikan salep gentamicin pada kedua mata bayi, injeksi Neo K

3. Berikan gelang identitas bayi sesuai jenis kelaminnya. Bayi telah


diberikan gelang berwarna biru dan identitas
4. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini

IMD telah dilakukan selama 2 jam dan bayi berhasil mencapai


puting susu serta menghisappada 30 menit pertama IMD.

5. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat.

Bayi telah dibedong dengan kain bersih, kering dan hangat.

6. Lakukan dokumentasi

Hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan ke rekam medis pasien

Berau, Juli 2023

Preseptor Klinik Presept or Institusi Mahasiswa

( Suci Adminingsih, ( Dwi ( Andi Sri Naning Warastuti )


A.Md.Keb) Hartati,S.ST.,M.Keb)
BAB IV
PEMBAHAS
AN

Pembahasan ini membahas keterkaitan antara teori dengan hasil studi


pelaksanaan kasus pada by.A dengan pemeriksaan antropometri di Ruang
Crysant RSUD dr.Abdul Rivai pada tanggal 19 Juli 2023. Pada tinjauan teori di
jelaskan bahwa pemeriksaan antropometri adalah Merupakan ukuran dari
tubuh, pengukuran antropometri merupakan data referensi untuk mengevaluasi
dan mencatat pertumbuhan anak. Hal ini dimulai dengan pembagian
kecendrungan umum dalam pertumbuhan fisik anak, Apabila dari pengukuran
antropometri telah dikumpulkan sebagai bagian dari pengumpulan data , Maka
harus di gunakan peralatan prosedur baku, begitu juga pedoman pengukuran
yang baku.
Meskipun fokus pengukurannya pada kekurangan gizi / nutrisi, kita tetap harus
mendeteksi obesitas. Status gizi merupakan kondisi tubuh setelah
mengkonsumsi makanan dan kebutuhan dan serta penggunaan zat gizi dalam
tubuh sebagai sumber energi, pertumbuhan, pengatur, dan pemeliharaan
jaringan tubuh. Pengukuran status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran
Antropometri yang terdiri dari variabel berat badan ( BB ) dan tinggi badan atau
panjang badan ( TB atau PB ) ( Utami, N.W.A.,2016 ).
Berdasarkan uraian kasus diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus yang telah di lakukan dilahan praktek, yang mana waktu dilakukan
pemeriksaan Antropometri pada Bayi Baru Lahir
BAB V
PENU
TUP

A. Kesimpulan

By. A Neonatus cukup bulan , Hasil analisis dari kasus ini berdasarkan
hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada By. A yaitu dilakukan
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada tanggal 19 Juli 2023 Di RSUD
dr.Abdul Rivai oleh mahasiswa dan pembimbing dilakukan pemeriksaan
Antropometri semua pemeriksaan Normal.
B . Saran
Di upayakan dari hasil laporan pendahuluan ini,dapat digunakan
sebagai tambahan referensi kepustakaan untuk menambah wawasan dan
pengembangan teori mahasiswa profesi khususnya dalam memberikan
Asuhan kebidanan pada Bayi Baru kahir dengan pemeriksaan
Antropometri
Purba, S. J., Wilar, R., & Gunawan, S. (2019). Status antropometri pada bayi yang dirawat di
neonatal intensive care unit rsup prof. dr. rd kandou manado. Jurnal Medik dan Rehabilitasi, 1(3).
Putri, A. R., Yusrawati, Y., Ariadi, A., & Safaringga, M. (2023). Gambaran Ukuran Antropometri
Bayi Baru Lahir di Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas, 46(1), 150-158.
Karisma, G. D., Fauziyah, S., & Herlina, S. (2022). Pengaruh Antropometri Bayi Baru Lahir dan
Prematuritas dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Desa Baturetno. Jurnal Kedokteran Komunitas
(Journal of Community Medicine), 10(2).
LAHIR, A. B. B., & AJI, A. S. (2019). ANALISIS GENETIK DAN FAKTOR RISIKO STATUS
VITAMIN D PADA IBU HAMIL DAN HUBUNGANNYA TERHADAP ANTROPOMETRI BAYI BARU LAHIR

HILDA NOVITA.(2019) BIRTH, T., & NEWBORNS, W. KORELASI LINGKAR LENGAN ATAS
DAN LINGKAR DADA DENGAN BERAT LAHIR PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH.

Amalia, R., Nurdin, A., Sari, J. I., & Sakinah, A. I. (2020). Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu
Hamil Terhadap Antropometri Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Ananda Kota
Makassar. Jurnal Kedokteran, 6(1), 57-67.

Anda mungkin juga menyukai