Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA


DAN UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING
DI KELURAHAN SUMOMPO

Pelaksana :
Ana B. Montol, S.Pd, M.Si 196608171989032002

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang melimpahkan kasih dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat
dengan topik “Pemantauan Status Gizi Balita dan Upaya Penanggulangan
Stunting di Kelurahan Sumompo”.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
terlebih kepada Kader PKK di lingkungan 4, Sumompo yang telah memberikan
masukan-masukan kepada kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Akhir kata semoga laporan praktek ini bermanfaat bagi kita semua.

Manado, 05 Desember 2022


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ...…………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….5
C. Tujuan ……...………………………………………………………………5
D. Manfaat Kegiatan …………………………………………………………..5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Status Gizi ……………...………………………………………6
B. Penilaian Status Gizi …………………...…………………………………..6
BAB III METODE PENGABDIAN MASYARAKAT
A. Desain Kegiatan ………………………………………,.………………...14
B. Waktu dan Tempat ………………………………………………………..14
C. Sasaran ……………………………………………………………………14
D. Peserta …………………………………………………………………….14
E. Alat ………………………………………………………………………..14
F. Prosedur Kegiatan ………………………………………………………..15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Sumompo ………………………………….16
B. Karakteristik ………………………………………………………………16
C. Pembahasan ……………………………………………………………….21
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….24
B. Saran ………………………………………………………………………25
LAMPIRAN 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan
anak-anak yang masih menjadi perhatian besar, khususnya anak-anak di negara
terbelakang dan negara berkembang. Berdasarkan laporan dari Badan Organisasi
Kesehatan Dunia, estimasi ada sekitar 149 juta balita yang mengalami stunting di
seluruh dunia pada tahun 2020, sementara 45 juta anak lainnya diperkirakan
memiliki tububh terlalu kurus atau berat badan rendah (Sukanto Tanoto, 2020)
Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan syarat
untuk membawa Indonesia Maju pada tahun 2045. Namun, penyiapan SDM
unggul masih menghadapi tantangan bernama "stunting". Berdasarkan data Survei
Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini
masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Prevalensi stunting ini
telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya (KEMENKO PMK,
2022)
Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi
badan anak yang rendah, sementara berat badannya mungkin normal sesuai
dengan usianya. Anak dikatakan stunting bila tinggi badannya tidak bertambah
signifikan sesuai dengan usianya atau bila dibandingkan dengan tinggi badan yang
anak itu dapatkan saat baru lahir.
Sementara anak di bawah 5 tahun yang memiliki berat badan rendah atau
sangat kurus dari usianya, itu disebut wasting. Anak menderita stunting dan
wasting bila anak memiliki tubuh yang pendek/kerdil dan badannya juga sangat
kurus, disertai adanya gangguan perkembangan otak dan keterlambatan
kemampuan anak.
Gangguan tumbuh kembang anak tersebut biasanya diakibatkan oleh gizi
buruk (malnutrisi), infeksi berulang, dan stimulasi atau perawatan psikososial
yang tidak memadai pada anak dari 1000 hari pertama sejak pembuahan sampai
usia dua tahun.
Masalah stunting atau anak yang kerdil tentu akan berdampak buruk bagi
kehidupan anak, termasuk gangguan sistem kekebalan tubuh, gagal tumbuh,
masalah fungsi otak dan perkembangan organ, rentan infeksi, gangguan fisik dan
mental, serta mengancam produktivitas dan fungsi hidup di masa depan.
Stunting menurut WHO (World Health Organization) disebabkan oleh
kekurangan nutrisi pada bayi dalam waktu lama, kurang ASI, infeksi berulang,
atau penyakit kronis yang menyebabkan masalah penyerapan nutrisi dari
makanan. Faktor risiko stunting juga akibat pola asuh yang tidak memadai dari
sejak bayi di dalam kandungan, di mana ibu hamil mungkin memiliki masalah
kesehatan atau tidak memenuhi nutrisi janin selama kehamilan.
Cara mengatasi stunting adalah dengan memberi anak nutrisi yang memadai
sejak dari dalam kandungan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan.
Kejadian gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang
buruk bagi balita. Dampak yang terjadi antara lain kematian dan infeksi kronis.
Deteksi dini anak yang kurang (gizi kurang dan gizi buruk) dapat dilakukan
dengan pemeriksaan berat badan menurut umur (BB/U) untuk memantau berat
badan anak. Penilaian status gizi balita dapat ditentukan melalui pengukuran
tubuh manusia yang dikenal dengan istilah “antropometri”. Pengukuran
antropometri dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran indicator berat
badan dan tinggi badan serta memperhatikan umur dan jenis kelamin balita itu
sendiri. Ukuran antropometri untuk penilaian status gizi merupakan kombinasi
antara masing-masing ukuran indicator antropometri yang umum digunakan untuk
menilai status gizi yang umum adalah indeks berat badan terhadap umur (BB/U)
dan indeks berat badan terhadaap tinggi badan (BB/TB), untuk anak pada
umumnya, indeks BB/U merupakan cara baku yang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan. Sedangkan indeks BB/TB merupakan ukuran antropometri yang
terbaik karena dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitive
dan spesifik.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana status gizi anak balita berdasarkan indeks BB/U dan TB/U?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui status gizi individu dan keluarga pada balita di
Kelurahan Sumompo Lingkungan 4, Kecamatan Tuminting
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui status gizi anak balita di Kelurahan Sumompo
berdasarkan indeks BB/U dan TB/U

D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dalam kegiatan pengabdian ini adalah:
1. Dapat mengetahui status gizi pada balita
2. Mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat tentang penilaian
status gizi secara langsung kepada masyarakat
3. Untuk Mahasiswa, dapat mengetahui cara penentuan status gizi masyarakat
4. Membantu pemerintah daerah dalam menentukan status gizi masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.Status gizi juga
didefenisikan sebagai status Kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien.Penelitian status gizi merupakan pengukuran
yang di dasarkan pada data antropometri serta biokimia dan Riwayat diet .
Status gizi adalah keadaan gizi sesorang yang dapat dilihat untuk mengetahui
apakah seseorang tersebut itu normal atau bermasalah (gizi salah) . Gizi salah
adalah gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan dan
atau keseimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan ,kecerdasan
dan aktivitas atau produktivitas.
Status gizi juga dapat merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara
makanan yang dimasukan ke dalam tubuh (nutrien input) dengan kebutuhan tubuh
(nutrien output ) akan zat gizi tersebut. Status gizi balita merupakan salah satu
indicator yang dapat digunakan untuk menujukan kualitas hidup suatu masyarakat
dan juga memberikan intervensi sehingga akibat lebih buruk dapat dicegah dan
perncanaan lebih baik dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak lain dari
penderitaan yang sama (soekirman,2000).

B. Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu
populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih
(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh
seseorang (Supariasa, 2001). Metode antropometri sangat berguna untuk melihat
ketidakseimbangan energy dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat
digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson, 2005).
Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah
berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan menurut umur (PB/U) dan
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total
berat badan termasuk air, lemak, tulang, dan otot. Indeks panjang menurut umur
adalah pertumbuhan linier dan LILA adalah pengukuran terhadap otot, lemak, dan
tulang pada area yang diukur.

1. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah
istilah umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3- 5 tahun).
Saat usia batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan (Setyawati dan Hartini,
2018).
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai
dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengan kualitas yang tinggi (Ariani, 2017). Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserat didalam tubuh kurangnya gizi yang diserap
oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit k arena gizi memberi
pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh (Gizi et al., 2018).
2. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Antropometri dan Indeks
Antropometri
Standar Antropometri Anak umur 0 – 60 bulan didasarkan pada parameter
berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks,
meliputi:
1) Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan
dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan
berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely
underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
anak gemuk atau sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak
dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan,
sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau
IMT/U sebelum diintervensi.
2) Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut
Umur (PB/U atau TB/U)
Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang
atau tinggi badan anak berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat
mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek
(severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu
lama atau sering sakit. Anak-anak yang tergolong tinggi menurut
umurnya juga dapat diidentifikasi. Anak-anak dengan tinggi badan di
atas normal (tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh gangguan
endokrin, namun hal ini jarang terjadi di Indonesia.
3) Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB
atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan
anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted),
gizi buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih
(possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan
oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut)
maupun yang telah lama terjadi (kronis).
4) Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk,
gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas.
Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan
hasil yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan
anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U
>+1SD berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk
mencegah terjadinya gizi lebih dan obesitas.
Interpretasi dengan menggunakan indeks IMT/U untuk identifikasi
masalah gizi lebih, kategori berisiko gizi lebih (possible risk of
overweight) digunakan dalam penilaian tingkat individu. Kategori
tersebut tidak termasuk dalam klasifikasi untuk hasil survei dan
cakupan program.
Klasifikasi Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Antropometri
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas
(Z-Score)
Berat badan sangat < -3 SD
kurang (severely
Berat badan underweight)
menurut umur (BB/U) Berat badan kurang - 3 SD sd < - 2 SD
anak usia 0-60 bulan (underweight)
Berat badan normal -2 SD sd + 1 SD

Risiko berat badan lebih


1 > +1 SD

Sangat pendek (severely < - 3 SD


Panjang badan atau stunted)
tinggi badan menurut Pendek (stunted) - 3 SD sd < - 2 SD
umur (PB/U atau
Normal - 2 SD sd + 3 SD
TB/U) anak usia 0-60
bulan Tinggi² > +3 SD

Gizi buruk (severely < -3 SD


wasted)
Berat badan menurut Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd < - 2 SD
panjang badan atau
Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
tinggi badan (BB/PB
atau BB/TB anak usia Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
0-60 bulan (possible risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD

Obesitas (obese) > + 3 SD

Gizi buruk (severely < -3 SD


wasted)³
Indeks massa tubuh Gizi kurang (wasted)³ - 3 SD sd <- 2 SD
menurut umur
Gizi baik (normal) - 2 SD sd +1 SD
(IMT/U) anak usia
Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
0-60 bulan
(possible risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
(Sumber : Permenkes No.2 Tahun 2020)
BAB III
METODELOGI PELAKSANAAN

A. Desain Kegiatan
Kegiatan ini menggunakan metode survey observasi dengan melakukan
pengukuran antropometri secara langsung kepada masyarakat sehingga
menghasilkan data.

B. Waktu dan Tempat


Kegiatan Penilaian status gizi di lakukan pada hari Senin, 07 November 2022
pukul 15.00 wita – selesai yang bertempat di Kelurahan Sumompo Lingkungan 4,
Kec. Tuminting, Kota Manado

C. Sasaran
Balita

D. Peserta
1. Dosen
2. Mahasiswa
3. Kader PKK di lingkungan 4 Sumompo

E. Alat dan Bahan


1. Timbangan
2. Microtoise
3. Alat tulis
4. Leaflet

F. Prosedur Kegiatan
1. Melakukan izin pelaksanaan kegiatan
2. Berangkat ke lokasi kegiatan
3. Dosen dan mahasiswa Jurusan Gizi diterima di lokasi kegiatan oleh Kader
PKK di lingkungan 4 Sumompo
4. Mengumpul data masyarakat dengan melakukan Penilaian Status Gizi di
bawah pendampingan Kader PKK di lingkungan 4 Sumompo
5. Tiba di rumah-rumah keluarga responden
6. Memperkenalkan diri
7. Meminta ijin untuk dilakukan pengukuran antropometri dan meminta data
identitas diri responden
8. Setelah mendapat ijin, maka responden diukur satu persatu sesuai
golongan umur dan jenis kelamin
9. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengukuran, menyampaikan
ucapan terima kasih kepada responden maupun keluarga
10. Demikian selanjutnya bagi keluarga yang lain
11. Melakukan laporan ke pihak kelurahan untuk data yang sudah diperoleh
12. Kembali ke rumah untuk membuat laporan kegiatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
a. Gambaran Umum Lokasi
Sumompo adalah salah satu Desa/kelurahan di Kecamatan Tuminting yang ada
di kota Manado dan termasuk Provinsi Sulawesi Utara, Negara Indonesia, kode
pos 95239. Di Kelurahan Sumompo memiliki 198 KK dan 978 penduduk, serta
memiliki fasilitas kesehatan Posyandu dan Puskesmas Pembantu Kel. Sumompo,
Kec. Tuminting yang memiliki jumlah kader 3 orang.

b. Karakteristik
a. Usia Responden
Tabel 1.1 Distribusi Balita Menurut Usia
Usia n Percent (%)

1 Tahun 4 44.4
2 Tahun 2 22.25
3 tahun 2 22.25
4 Tahun 1 11.10

Total 9 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa, usia balita yang paling banyak yaitu usia 1
tahun sebanyak 4 balita (44.4%) serta usia 2 tahun dan 3 tahun sebanyak 2 balita
(22.25%), sedangkan usia balita paling sedikit yaitu usia 4 tahun sebanyak 1 balita
(11.10%)
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 2.1 Distribusi Balita Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n Percent (%)

Perempuan 4 44.44
Laki-laki 5 55.56

Total 9 100.0
Tabel di atas menunjukkan bahwa, jenis kelamin balita yang paling banyak adalah
laki-laki, yaitu sebanyak 5 balita (55.56%), sedangkan jenis kelamin yang paling
sedikit adalah perempuan, yaitu sebanyak 4 balita (44.44%).
c. Status Gizi Responden BB/U
Tabel 3.1 Distribusi Balita Menurut Status Gizi BB/U
Status Gizi n Percent (%)

Berat Badan Normal (-2 SD sd + 1 SD) 8 88.89


Risiko Berat Badan Lebih ( > + 1 SD)
1 11.11

Total 9 100.00
Tabel di atas menunjukkan bahwa, status gizi balita menurut BB/U yang paling
banyak adalah berat badan normal sebanyak 8 balita (88.89%), sedangkan status
gizi balita yang paling sedikit adalah risiko berat badan lebih sebanyak 1 balita
(11.11%).

d. Status Gizi Responden TB/U


Tabel 4.1 Distribusi Balita Menurut Status Gizi TB/U

Status Gizi n Percent (%)

Pendek (- 3SD sd <- 2 SD) 1 11.11


Normal (- 2SD sd + 3 SD)
8 88.89

Total 9 100.00
Tabel di atas menunjukkan bahwa, status gizi balita menurut TB/U yang paling
banyak adalah normal yaitu sebanyak 8 balita (88.89%), sedangkan status gizi
yang paling sedikit adalah pendek sebanyak 1 balita (11.11%).
B. Pembahasan
Usia balita yang paling banyak yaitu usia 1 tahun sebanyak 4 balita, serta usia
2 tahun dan usia 3 tahun yang masing-masing sebanyak 2 balita, sedangkan usia
balita paling sedikit yaitu usia 4 tahun sebanyak 1 balita, sedangkan jenis kelamin
balita yang paling banyak adalah laki-laki, yaitu sebanyak 5 balita dan jenis
kelamin yang paling sedikit adalah perempuan, yaitu sebanyak 4 balita. Untuk
status gizi menurut BB/U yang paling banyak adalah berat badan normal
sebanyak 8 balita dan status gizi balita yang paling sedikit adalah risiko berat
badan lebih sebanyak 1 balita, sedangkan untuk status gizi menurut TB/U yang
paling banyak adalah normal yaitu sebanyak 8 balita, sedangkan status gizi yang
paling sedikit adalah pendek sebanyak 1 balita .
Data BB/U : Normal 88.89%, BB Lebih 11.11%
Obesitas atau kelebihan berat badan adalah kondisi yang biasanya diakibatkan
pola hidup yang tidak sehat. Kondisi ini berbahaya dan berdampak negatif bagi
kesehatan karena obesitas dapat memicu datangnya penyakit yang serius, seperti
jantung maupun diabetes. Dampak negatif obesitas, antara lain:
1. Sulit bernapas
2. Munculnya masalah kulit
3. Nyeri persendian dan otot kaki
4. Asam lambung naik
5. Depresi
6. Mendengkur
7. Sakit punggung
8. Hipertensi
9. Menstruasi tidak teratur
10. Varises
Data TB/U : Normal 88.89%, Pendek 11.11%
Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis).
Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan
karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Selain itu, anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi selama masa tumbuh
kembangnya juga bisa mengalami stunting.

Adapun upaya pencegahan yang bisa dilakukan yaitu:


1. Pemberian pola asuh yang tepat
2. Memberikan MPASI yang optimal
3. Mengobati penyakit yang dialami anak
4. Pembersihan kebersihan lingkungan dan penerapan hidup bersih keluarga
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari data yang kami ambil di Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4 , Kec.
Tuminting didapatkan usia balita yang paling banyak yaitu usia 1 tahun sebanyak
4 balita, serta usia 2 tahun dan usia 3 tahun yang masing-masing sebanyak 2
balita, sedangkan usia balita paling sedikit yaitu usia 4 tahun sebanyak 1 balita.
Untuk jenis kelamin balita yang paling banyak adalah laki-laki, yaitu sebanyak 5
balita dan jenis kelamin yang paling sedikit adalah perempuan, yaitu sebanyak 4
balita. Untuk status gizi menurut BB/U yang paling banyak adalah berat badan
normal sebanyak 8 balita dan status gizi balita yang paling sedikit adalah risiko
berat badan lebih sebanyak 1 balita, sedangkan untuk status gizi menurut TB/U
yang paling banyak adalah normal yaitu sebanyak 8 balita, sedangkan status gizi
yang paling sedikit adalah pendek sebanyak 1 balita.

B. SARAN
Sebaiknya untuk balita yang sudah mengalami gizi kurang atau gizi lebih
serta obesitas memperhatikan pola makan yang baik dan benar. Tentunya peran
dari keluarga yang bersangkutan memberi asupan yang bergizi dan seimbang.
Dianjurkan kepada orang tua yang mempunyai anak bayi atau balita yang
tergolong gizi kurang maupun gizi lebih agar dapat berkonsultasi kepada tenaga
kesehatan yang berwenang agar supaya dapat meminimalisir dampak buruk yang
akan terjadi terhadap masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI
ANAK
Fathima Tuzzahroh, Ghazia (2018) Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh
(IMT) Dengan Total Body Water (TBW) Late Adolescene Perempuan
Di fakultas Universitas Muhammadiyah Malang Undergraduate (S1)
thesis, Universitas of Muhammadiyah Malang.
Hasrul, Hamzah, & Aslinda Hafid, (2020). Pengaruh Pola Asuh Terhadap
Status Gizi Anak. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Syarifa, Bunga, & Rosmawaty, (2021). Studi Mengenai Status Gizi Balita.
Jurnal Kebidanan
Devy J , Dina P, M. Zen (2019). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan (Studi kasus di Wilayah Kerja
Puskesmas Gerbang, Kecamatan Gerbang, Kabupaten Purwerejo).
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas
Lampiran 2.

Tabel Hasil Pengukuran Antropomentri

No Nama Jenis Umur TB (cm) BB Status Ket


Responden Kelamin (Kg) Gizi

1 I L 1 Tahun 1 1 74,5 cm 8 kg BB Balita


Bulan Normal
Normal

2 G L 1 Tahun 4 78 cm 9 kg BB Balita
Bulan Normal
Normal
3 G L 1 Tahun 4 75 cm 9 kg BB Balita
bulan Normal
Normal

4 J P 1 Tahun 5 78 cm 8 kg BB Balita
Bulan Normal
Normal

BB
2 Tahun 5 Normal
5 B P 83,3 cm 12 kg Balita
Bulan
Normal
BB
2 Tahun 6
6 E L 84 cm 11 kg Normal Balita
Bulan
Pendek
BB
7 S P 3 Tahun 96,6 cm 14 kg Normal Balita
Normal
BB
8 J L 3 Tahun 94,7 cm 13 kg Normal Balita
Normal
Risiko BB
9 M P 4 Tahun 107 cm 24 kg Lebih Balita
Normal
Lampiran 3. Daftar Hadir

Daftar Hadir Dosen Dan Mahasiswa

NO Nama NIP/NIM Paraf Keterangan


1. Ana B. Montol, S.Pd, M.Si 196608171989032002 1. Hadir
2. Paskalia Imelda Matayani 711331121043 2. Hadir
3. Priskila Ester Pangau 711331121018 3. Hadir
4. Serafina Ruwe 711331121022 4. Hadir
5. Syalom Waworuntu 711331121007 5. Hadir
6. Wemison Enumbi 711331121068 6. Hadir
Daftar Hadir Responden
Nama Alamat
No Keterangan
Responden
I Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4,
1 Hadir
Kec. Tuminting
2 G Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
Kec. Tuminting
3 G Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
Kec. Tuminting
4 J Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
Kec. Tuminting
5 Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
B
Kec. Tuminting
6 Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
E
Kec. Tuminting
7 Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
S
Kec. Tuminting
8 Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
J
Kec. Tuminting
9 Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4, Hadir
M
Kec. Tuminting
Lampiran 4. Leaflet
Lampiran 5. Foto Kegiatan
Lampiran 6. Bukti Anggaran/ Biaya
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA
DAN UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING
DI KELURAHAN SUMOMPO

Pelaksana :

Ana B. Montol, S.Pd, M.Si 196608171989032002


Paskalia Imelda Matayani 711331121043
Priskila Ester Pangau 711331121018
Serafina Ruwe 711331121022
Syalom Waworuntu 711331121007
Wemison Enumbi 711331121068

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2022

Anda mungkin juga menyukai