Pelaksana :
Ana B. Montol, S.Pd, M.Si 196608171989032002
B. Rumusan Masalah
Bagaimana status gizi anak balita berdasarkan indeks BB/U dan TB/U?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui status gizi individu dan keluarga pada balita di
Kelurahan Sumompo Lingkungan 4, Kecamatan Tuminting
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui status gizi anak balita di Kelurahan Sumompo
berdasarkan indeks BB/U dan TB/U
D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dalam kegiatan pengabdian ini adalah:
1. Dapat mengetahui status gizi pada balita
2. Mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat tentang penilaian
status gizi secara langsung kepada masyarakat
3. Untuk Mahasiswa, dapat mengetahui cara penentuan status gizi masyarakat
4. Membantu pemerintah daerah dalam menentukan status gizi masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.Status gizi juga
didefenisikan sebagai status Kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien.Penelitian status gizi merupakan pengukuran
yang di dasarkan pada data antropometri serta biokimia dan Riwayat diet .
Status gizi adalah keadaan gizi sesorang yang dapat dilihat untuk mengetahui
apakah seseorang tersebut itu normal atau bermasalah (gizi salah) . Gizi salah
adalah gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan dan
atau keseimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan ,kecerdasan
dan aktivitas atau produktivitas.
Status gizi juga dapat merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara
makanan yang dimasukan ke dalam tubuh (nutrien input) dengan kebutuhan tubuh
(nutrien output ) akan zat gizi tersebut. Status gizi balita merupakan salah satu
indicator yang dapat digunakan untuk menujukan kualitas hidup suatu masyarakat
dan juga memberikan intervensi sehingga akibat lebih buruk dapat dicegah dan
perncanaan lebih baik dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak lain dari
penderitaan yang sama (soekirman,2000).
1. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah
istilah umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3- 5 tahun).
Saat usia batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan (Setyawati dan Hartini,
2018).
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai
dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengan kualitas yang tinggi (Ariani, 2017). Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserat didalam tubuh kurangnya gizi yang diserap
oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit k arena gizi memberi
pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh (Gizi et al., 2018).
2. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Antropometri dan Indeks
Antropometri
Standar Antropometri Anak umur 0 – 60 bulan didasarkan pada parameter
berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks,
meliputi:
1) Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan
dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan
berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely
underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
anak gemuk atau sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak
dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan,
sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau
IMT/U sebelum diintervensi.
2) Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut
Umur (PB/U atau TB/U)
Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang
atau tinggi badan anak berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat
mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek
(severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu
lama atau sering sakit. Anak-anak yang tergolong tinggi menurut
umurnya juga dapat diidentifikasi. Anak-anak dengan tinggi badan di
atas normal (tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh gangguan
endokrin, namun hal ini jarang terjadi di Indonesia.
3) Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB
atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan
anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted),
gizi buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih
(possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan
oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut)
maupun yang telah lama terjadi (kronis).
4) Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk,
gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas.
Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan
hasil yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan
anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U
>+1SD berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk
mencegah terjadinya gizi lebih dan obesitas.
Interpretasi dengan menggunakan indeks IMT/U untuk identifikasi
masalah gizi lebih, kategori berisiko gizi lebih (possible risk of
overweight) digunakan dalam penilaian tingkat individu. Kategori
tersebut tidak termasuk dalam klasifikasi untuk hasil survei dan
cakupan program.
Klasifikasi Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Antropometri
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas
(Z-Score)
Berat badan sangat < -3 SD
kurang (severely
Berat badan underweight)
menurut umur (BB/U) Berat badan kurang - 3 SD sd < - 2 SD
anak usia 0-60 bulan (underweight)
Berat badan normal -2 SD sd + 1 SD
A. Desain Kegiatan
Kegiatan ini menggunakan metode survey observasi dengan melakukan
pengukuran antropometri secara langsung kepada masyarakat sehingga
menghasilkan data.
C. Sasaran
Balita
D. Peserta
1. Dosen
2. Mahasiswa
3. Kader PKK di lingkungan 4 Sumompo
F. Prosedur Kegiatan
1. Melakukan izin pelaksanaan kegiatan
2. Berangkat ke lokasi kegiatan
3. Dosen dan mahasiswa Jurusan Gizi diterima di lokasi kegiatan oleh Kader
PKK di lingkungan 4 Sumompo
4. Mengumpul data masyarakat dengan melakukan Penilaian Status Gizi di
bawah pendampingan Kader PKK di lingkungan 4 Sumompo
5. Tiba di rumah-rumah keluarga responden
6. Memperkenalkan diri
7. Meminta ijin untuk dilakukan pengukuran antropometri dan meminta data
identitas diri responden
8. Setelah mendapat ijin, maka responden diukur satu persatu sesuai
golongan umur dan jenis kelamin
9. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengukuran, menyampaikan
ucapan terima kasih kepada responden maupun keluarga
10. Demikian selanjutnya bagi keluarga yang lain
11. Melakukan laporan ke pihak kelurahan untuk data yang sudah diperoleh
12. Kembali ke rumah untuk membuat laporan kegiatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
a. Gambaran Umum Lokasi
Sumompo adalah salah satu Desa/kelurahan di Kecamatan Tuminting yang ada
di kota Manado dan termasuk Provinsi Sulawesi Utara, Negara Indonesia, kode
pos 95239. Di Kelurahan Sumompo memiliki 198 KK dan 978 penduduk, serta
memiliki fasilitas kesehatan Posyandu dan Puskesmas Pembantu Kel. Sumompo,
Kec. Tuminting yang memiliki jumlah kader 3 orang.
b. Karakteristik
a. Usia Responden
Tabel 1.1 Distribusi Balita Menurut Usia
Usia n Percent (%)
1 Tahun 4 44.4
2 Tahun 2 22.25
3 tahun 2 22.25
4 Tahun 1 11.10
Total 9 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa, usia balita yang paling banyak yaitu usia 1
tahun sebanyak 4 balita (44.4%) serta usia 2 tahun dan 3 tahun sebanyak 2 balita
(22.25%), sedangkan usia balita paling sedikit yaitu usia 4 tahun sebanyak 1 balita
(11.10%)
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 2.1 Distribusi Balita Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n Percent (%)
Perempuan 4 44.44
Laki-laki 5 55.56
Total 9 100.0
Tabel di atas menunjukkan bahwa, jenis kelamin balita yang paling banyak adalah
laki-laki, yaitu sebanyak 5 balita (55.56%), sedangkan jenis kelamin yang paling
sedikit adalah perempuan, yaitu sebanyak 4 balita (44.44%).
c. Status Gizi Responden BB/U
Tabel 3.1 Distribusi Balita Menurut Status Gizi BB/U
Status Gizi n Percent (%)
Total 9 100.00
Tabel di atas menunjukkan bahwa, status gizi balita menurut BB/U yang paling
banyak adalah berat badan normal sebanyak 8 balita (88.89%), sedangkan status
gizi balita yang paling sedikit adalah risiko berat badan lebih sebanyak 1 balita
(11.11%).
Total 9 100.00
Tabel di atas menunjukkan bahwa, status gizi balita menurut TB/U yang paling
banyak adalah normal yaitu sebanyak 8 balita (88.89%), sedangkan status gizi
yang paling sedikit adalah pendek sebanyak 1 balita (11.11%).
B. Pembahasan
Usia balita yang paling banyak yaitu usia 1 tahun sebanyak 4 balita, serta usia
2 tahun dan usia 3 tahun yang masing-masing sebanyak 2 balita, sedangkan usia
balita paling sedikit yaitu usia 4 tahun sebanyak 1 balita, sedangkan jenis kelamin
balita yang paling banyak adalah laki-laki, yaitu sebanyak 5 balita dan jenis
kelamin yang paling sedikit adalah perempuan, yaitu sebanyak 4 balita. Untuk
status gizi menurut BB/U yang paling banyak adalah berat badan normal
sebanyak 8 balita dan status gizi balita yang paling sedikit adalah risiko berat
badan lebih sebanyak 1 balita, sedangkan untuk status gizi menurut TB/U yang
paling banyak adalah normal yaitu sebanyak 8 balita, sedangkan status gizi yang
paling sedikit adalah pendek sebanyak 1 balita .
Data BB/U : Normal 88.89%, BB Lebih 11.11%
Obesitas atau kelebihan berat badan adalah kondisi yang biasanya diakibatkan
pola hidup yang tidak sehat. Kondisi ini berbahaya dan berdampak negatif bagi
kesehatan karena obesitas dapat memicu datangnya penyakit yang serius, seperti
jantung maupun diabetes. Dampak negatif obesitas, antara lain:
1. Sulit bernapas
2. Munculnya masalah kulit
3. Nyeri persendian dan otot kaki
4. Asam lambung naik
5. Depresi
6. Mendengkur
7. Sakit punggung
8. Hipertensi
9. Menstruasi tidak teratur
10. Varises
Data TB/U : Normal 88.89%, Pendek 11.11%
Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis).
Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan
karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Selain itu, anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi selama masa tumbuh
kembangnya juga bisa mengalami stunting.
A. KESIMPULAN
Dari data yang kami ambil di Kelurahan Sumompo, Lingkungan 4 , Kec.
Tuminting didapatkan usia balita yang paling banyak yaitu usia 1 tahun sebanyak
4 balita, serta usia 2 tahun dan usia 3 tahun yang masing-masing sebanyak 2
balita, sedangkan usia balita paling sedikit yaitu usia 4 tahun sebanyak 1 balita.
Untuk jenis kelamin balita yang paling banyak adalah laki-laki, yaitu sebanyak 5
balita dan jenis kelamin yang paling sedikit adalah perempuan, yaitu sebanyak 4
balita. Untuk status gizi menurut BB/U yang paling banyak adalah berat badan
normal sebanyak 8 balita dan status gizi balita yang paling sedikit adalah risiko
berat badan lebih sebanyak 1 balita, sedangkan untuk status gizi menurut TB/U
yang paling banyak adalah normal yaitu sebanyak 8 balita, sedangkan status gizi
yang paling sedikit adalah pendek sebanyak 1 balita.
B. SARAN
Sebaiknya untuk balita yang sudah mengalami gizi kurang atau gizi lebih
serta obesitas memperhatikan pola makan yang baik dan benar. Tentunya peran
dari keluarga yang bersangkutan memberi asupan yang bergizi dan seimbang.
Dianjurkan kepada orang tua yang mempunyai anak bayi atau balita yang
tergolong gizi kurang maupun gizi lebih agar dapat berkonsultasi kepada tenaga
kesehatan yang berwenang agar supaya dapat meminimalisir dampak buruk yang
akan terjadi terhadap masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI
ANAK
Fathima Tuzzahroh, Ghazia (2018) Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh
(IMT) Dengan Total Body Water (TBW) Late Adolescene Perempuan
Di fakultas Universitas Muhammadiyah Malang Undergraduate (S1)
thesis, Universitas of Muhammadiyah Malang.
Hasrul, Hamzah, & Aslinda Hafid, (2020). Pengaruh Pola Asuh Terhadap
Status Gizi Anak. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Syarifa, Bunga, & Rosmawaty, (2021). Studi Mengenai Status Gizi Balita.
Jurnal Kebidanan
Devy J , Dina P, M. Zen (2019). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan (Studi kasus di Wilayah Kerja
Puskesmas Gerbang, Kecamatan Gerbang, Kabupaten Purwerejo).
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas
Lampiran 2.
2 G L 1 Tahun 4 78 cm 9 kg BB Balita
Bulan Normal
Normal
3 G L 1 Tahun 4 75 cm 9 kg BB Balita
bulan Normal
Normal
4 J P 1 Tahun 5 78 cm 8 kg BB Balita
Bulan Normal
Normal
BB
2 Tahun 5 Normal
5 B P 83,3 cm 12 kg Balita
Bulan
Normal
BB
2 Tahun 6
6 E L 84 cm 11 kg Normal Balita
Bulan
Pendek
BB
7 S P 3 Tahun 96,6 cm 14 kg Normal Balita
Normal
BB
8 J L 3 Tahun 94,7 cm 13 kg Normal Balita
Normal
Risiko BB
9 M P 4 Tahun 107 cm 24 kg Lebih Balita
Normal
Lampiran 3. Daftar Hadir
Pelaksana :