Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA

DI KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh :
Nama :Agustina Melisa
Nim : 22103069
Dosen : Jufri, Skm., M.Kes
Kelas : Kesehatan Masyarakat (B)

S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunian-
Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Laporan Pemantauan
Status Gizi Balita Kota Makassar”. Tujuan utama pembuatan laporan ini adalah untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Komputasi Kesehatan. Saya sangat berharap laporan ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari
bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat.
Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya begitupun bagi
saya yang membuatnya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….
C. Batasan Masalah………………………………………………………
D. Tujuan…………………………………………………………………
E. Manfaat Penulisan…………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… ....
A. Status Gizi…………………………………………………………….
B. Penilaian Status Gizi………………………………………………….
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….
A. Distribusi Responden berdasrkan jenis pekerjaan………………….....
B. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ibu…………...
C. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Anak……………….
D. Distribusi responden berdasarkan Umur Anak……………………….
E. Distribusi responden berdasarkan status Gizi Anak………………….
F. Mapping kasi masuk gambar map di GIS…………………………….
Bab IV PENUTUP…………………………………………………………...
A. Kesimpulan…………………………………………………………....
B. Saran…………………………………………………………………..
LAMPIRAN…………………………………………………………………
A. Master tabel…………………………………………………………...
B. Garfik status gizi anak…………………………….. ............................
C. Output SPSS…………………………………………………………..
D. Dokumentasi…………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan suatu bangsa. Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur status gizi masyarakat. Anak balita dan kelompok bayi
merupakan salah satu kelompok umur yang rentan terhadap penyakit kekurangan gizi
(kemenkes, 2020).
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
(Konsep Masalah Gizi, 2009)
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu. Status gizi
adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan
oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status
kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi
(Beck, 2000).
Berdasarkan hasil riskesdas tahun 2018 menunjukkan adanya perbaikan status
gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari
37,2% (Riskesdas 2013) menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan
gizi kurang turun dari 19,6% (Riskesdas 2013) menjadi 17,7%. Berdasarkan hasil
pemetaan situasi gizi buruk di Sulawesi Selatan menunjukan kabupten atau kota
yang paling tinggi (5-50) kasus gizi buruk yaitu, Jeneponto, 36 %, Takalar 34 %
Bantaeng 33% dan Pangkep 30% (Risekesdas2018).
Gizi sangat berpengaruh terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja. Gizi buruk
pada balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
kecerdasan. Pertumbuhan dan perkembangan otak hampir 80% terjadi dalam
kandungan sampai usia 2 tahun, sehingga masalah gizi sangat berpengaruh terhadap
tingkat kecerdasan. Diperkirakan Indonesia telah kehilangan Intelligence Quotient (IQ)
220 juta IQ poin dan penurunan produktivitas hingga 20-30%(Kementerian Kesehatan,
2020) Semakin dini seorang anak menderita gizi kurang, semakin besar risiko untuk
mengalami penurunan kecerdasan sehingga prestasi belajar yang rendah. Resiko
prestasi verbal yang rendah pada anak usia baduta dengan gizi kurang dan setelah
baduta adalah 6,5 dan 5 kali lebih tinggi daripada anak dengan gizi baik. Resiko prestasi
numerik yang rendah pada anak dengan gizi kurang ketika usia baduta dan setelah
baduta 25 dan 15 kali lebih besar daripada yang gizi baik. Prestasi verbal sangat
berfluktuasi sesuai dengan status gizi individu. Prestasi numerik dipengaruhi oleh status
gizi pada usia balita. Gizi yang baik pada anak baduta dan pasca baduta dapat mencegah
prestasi belajar yang rendah 44% dan 30%, sedangkan untuk mencegah potensi belajar
numerik yang rendah 80% dan 63% (Hartanto dkk, 2012).
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang bisa dicegah dengan
mengeliminasi faktor penyebab dan faktor resiko dengan membuat perencanaan upaya
meningkatkan status gizi balita. Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk
mengembangkan dan menentukan upaya yang tepat untuk dilaksanakan di masa depan
yang telah ditetapkan melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Perencanaan kesehatan merupakan langkah awal dalam siklus
manajemen yang akan dilanjutkan dengan unsur-unsur lain seperti: pelaksanaan
program dan kegiatan, pengorganisasian, penganggaran dan pengawasan. Keberhasilan
suatu program ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif (Kementerian
Kesehatan, 2014).
B. Rumusan Masalah
• Bagaimana Teknik Pemantauan dan Pemeriksaan Status Gizi pada Balita ?
• Bagaimana Teknik Mengukur dan Mengetahui Status Gizi pada Balita ?

C. Batasan Masalah
Laporan Pemantauan Status Gizi pada Balita ini dibatasi pada :
• Teknik Pemantauan dan Pemeriksaan Status Gizi pada Balita dengan Instrumen
pengisian Kuesioner.
• Teknik Mengukur dan Mengetahui Status Gizi pada Balita dengan mengoperasikan
perangkat lunak Who Anthro.

D. Tujuan
1. Untuk Melakukan Pemantauan dan Pemeriksaan Status Gizi pada Balita
2. Untuk Mengukur dan Mengetahui Status Gizi pada Balita
3. Untuk Mengetahui Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
4. Untuk Mengetahui Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu
5. Untuk Mengetahui Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Anak
6. Untuk Mengetahui Distribusi Responden berdasarkan Umur Anak
7. Untuk Mengetahui Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi Anak
E. Manfaat Penulisan
Hasil dari laporan Pemantauan Status Gizi pada Balita diharapkan untuk dapat
mengetahui status gizi yang dialami pada balita lalu dapat mencegah balita yang
memilik masalah pada status gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh. Status gizi seseorang tergantung dari asupan zat gizi dan kebutuhannya, jika
antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan
status gizi yang baik (Harjatmo,dkk 2017).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.Status gizi dapat pula diartikan sebagai tanda fisik yang
diakibatkan oleh karena adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran gizi
melalui variabel-variabel tertentu yaitu indikator status gizi. Definisi lain menyebutkan
bahwa status gizi adalah suatu keadaan fisik seseorang yang ditentukkan dengan salah
satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu (Alatas, 2011).
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukkan tingkat kesehatan
dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental.Dalam masa tumbuh kembang
anak, kecukupan gizi merupakan hal mutlak yang harus selalu diperhatikan orang tua.
Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat, jika terjadi gangguan
gizi baik, gizi kurang, maupun gizi lebih pertumbuhan tidak akan berlangsung optimal.
Kekurangan zat gizi berakibat daya tangkapnya berkurang, pertumbuhan fisik tidak
optimal, cenderung postur tubuh pendek, tidak aktif bergerak, sedangkan kelebihan zat
gizi akan meningkatkan resiko penyakit degeneratif di masa yang akan datang.Salah
satu kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi kurang ataupun gizi lebih yaitu
anak usia sekolah(Ningsih, Suyanto, Restuastuti, 2016).
Gizi sangat berpengaruh terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja. Gizi buruk
pada balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
kecerdasan. Pertumbuhan dan perkembangan otak hampir 80% terjadi dalam
kandungan sampai usia 2 tahun, sehingga masalah gizi sangat berpengaruh terhadap
tingkat kecerdasan. Diperkirakan Indonesia telah kehilangan Intelligence Quotient (IQ)
220 juta IQ poin dan penurunan produktivitas hingga 20-30%(Kementerian Kesehatan,
2020)
Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit yang diterapkan pada
masalah gizi (gizi kurang) melalui berbagai tahap yaitu diawali dengan terjadinya
interaksi antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan.

B. PENILAIAN STATUS GIZI


1. Penilaian Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat yaitu antropometri,
klinis, biokimia dan biofisik.
➢ Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umum
dan tingkat gizi (Supariasa, 2002). Pengukuran melalui antropometri
mempunyai kelebihan dari beberapa segi kepraktisan lapangan. Pengukuran
antropometri yang biasa dilakukan adalah Berat Badan (BB), Panjang Badan
(PB), Tinggi Badan (TB), dan Lingkar Lengan Atas (LLA). Kategori dan
ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks.
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Gizi Buruk <-3SD
BB/U Gizi Kurang -3 SD sampai dengan -2
SD
Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2
SD
Gizi Lebih >2 SD
Sangat Pendek <-3 SD
PB/U atau TB/U Pendek -3 SD sampai dengan -2
SD
Normal -2 SD sampai dengan 2
SD
Tinggi >2 SD
Sangat Kurus <-3 SD
BB/PB atau Kurus -3 SD sampai dengan -2
BB/TB SD
Normal -2 SD sampai dengan 2
SD
Gemuk >2 SD
Sangat Kurus <-3 SD
IMT/U Kurus -3 SD sampai dengan -2
(anak umur 0-60 SD
bulan) Normal -2 SD sampai dengan 2
SD
Gemuk >2 SD
Sangat Kurus <-3 SD
IMT/U Kurus -3 SD sampai dengan -2
SD
(anak umur 5-18 Normal -2 SD sampai dengan 1
Tahun) SD
Gemuk >-1 SD sampai dengan 2
SD
Obesitas >2 SD

Dengan mengetahui keadaan dari masing – masing ke tiga indikator diatas dapat
disimpulkan secara tepat keadaan gizi anak atau kelompok anak. Ketiga
indikator lebih banyak digunakan pada survei khusus, pada kegiatan penelitian
atau untuk penapisan (screening) anak yang kurang gizi (Soekirman, 2000),
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 Indikator Status Gizi.
Tabel 2. Indikator Status Gizi

Indikator Indikator Indikator Kesimpulan


BB/U TB/U BB/TB
Rendah Rendah Normal Keadaan gizi anak saat
ini baik, tetapi anak
tersebut mengalami gizi
kronis. BB anak
proporsional dengan TB
nya.
Normal Rendah Lebih Anak mengalami
masalah gizi kronis dan
pada saat ini menderita
kegemukan (over
weight) karena BB lebih
dari proporsional
terhadap TB nya.
Rendah Rendah Rendah Anak mengalami
kurang gizi berat dan
kronis artinya pada saat
ini keadaan gizi anak
tidak baik dan Riwayat
masa lalunya juga tidak
baik.
Normal Normal Normal Keadaan gizi anak baik
pada saat ini dan pada
masa lalu.
Rendah Normal Rendah Anak mengalami
kurang gizi berat
(kurus).
Normal Normal Rendah Keadaan gizi anak
secara umum baik tetapi
berat badannya kurang
proportional terhadap
TBnya karena tubuh
anak jangkung.
➢ Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat.Metode ini berdasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral/pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid (Supariasa, 2002 ).

➢ Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan yang diuji secara
laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot (Supariasa, 2002).
➢ Biofisik
Penilaian status gizi baik secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan menilai kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan (Supariasa, 2002).

2. Penilaian Secara Tidak Langsung


Penilaian status gizi secara tidak langsung dibedakan menjadi tiga yaitu survei
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
➢ Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi.Berdasarkan jenis data yang diperoleh, pengukuran konsumsi
makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif.

➢ Metode Kualitatif
Metode ini biasanya untuk menggambarkan frekuensi makanan, frekuensi
konsumsi menurut jenis bahan bahan makanan dan menggali informasi tentang
kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan.
a) Metode riwayat makanan (dietary history)
b) Metode frekuensi makan (food frequency)
c) Metode telepon
d) Metode pendaftaran makanan (food list)

➢ Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi
sehingga dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM). Metode tersebut antara lain :
a) Metode recall 24 jam
b) Perkiraan makanan (estimation food records)
c) Penimbangan makanan (food weighing)
d) Metode food account
e) Metode inventaris (inventory method)
f) Pencatatan (household food records)

➢ Metode Kualitatif dan Kuantitatif


Beberapa metode dapat menghasilkan data yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif. Metode tersebut antara lain :
a) Metode recall 24 jam
b) Metode riwayat makanan (dietary history) (Supariasa, 2002).

➢ Statistik Vital
Penilaian status gizi dengan statistik vital adalah menganalisis data beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan
dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi (Supariasa, 2002).

➢ Faktor Ekologi
Bengoa dalam Supariasa (2002) mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan
masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari
keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN

Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan jenis pekerjaan

JENIS PEKERJAAN F %
IBU RUMAH TANGGA 9 90
PNS 1 10
TOTAL 10 100
Sumber : Data Primer,2023

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 10 orang responden, sebanyak 9 orang


(90.%) responden berprofesi sebagai Ibu Rumah Tanggat (IRT), dan sebanyak 1 orang
(10.%) berprofesi sebagai PNS.
B. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu
TINGKAT
F %
PENDIDIKAN
S1 1 10
SMA 4 40
SMP 5 50
TOTAL 10 100
Sumber : Data Primer,2023
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 10 orang responden, sebanyak 1 orang
(10%) yang berpendidikan tingkat S1, sebanyak 4 orang (40%) yang berpendidikan
tingkat SMA, dan sebanyak 5 orang (50%) rresponden berpendidikan tingkat SMP.
C. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN ANAK

Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak


JENIS KELAMIN ANAK F %
LAKI-LAKI 7 70
PEREMPUAN 3 30
TOTAL 10 100
Sumber : Data Primer,2023
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 10 orang responden, sebanyak 7 orang
(70%) anak berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 3 orang (30%) berjenis kelamin
perempuan.
D. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR ANAK

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Anak

Umur Anak f %
0-12 bulan 3 30
12-24 bulan 3 30
24-60 bulan 4 40
total 10 100
Sumber : Data Primer,2023

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 10 orang anak, sebanyak 3 anak (30%)
yang berumur 0-12 bulan, sebanyak 3 anak (30%) yang berumur 12-24 bulan, dan
sebanyak 4 anak (40%) yang berumur 24-60 bulan.
E. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN STATUS GIZI ANAK

Tabel 5.Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Anak


STATUS GIZI ANAK F %
GIZI BURUK 1 10
GIZI KURANG 1 10
GIZI BAIK 7 70
GIZI LEBIH 1 10
TOTAL 10 100
Sumber : Data Primer,2023
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 10 orang anak, sebanyak 1 anak (10%)
yang berstatus gizi buruk, sebanyak 1 anak (10%) yang berstatus gizi kurang, sebanyak
7 anak (70%) yang berstatus gizi baik, dan 1 orang (10%) yang berstatus gizi lebih.
F. GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI KOTA MAKASSAR
BAB IV
PENUTUP
➢ Kesimpulan
Anak usia dibawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok yang rentan
terhadap masalah kesehatan dan gizi. Balita mengalami siklus pertumbuhan dan
perkembangan yang membutuhkan zat gizi yang lebih besar dibanding kelompok
usia yang lain, sehingga balita rentan mengalami masalah gizi (Muliah, Wardoyo
& Mahmudiono, 2016). Keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi
optimal terpenuhi. Anak balita merupakan kelompok yang tersering menderita
kurang gizi, adanya gizi buruk dapat memberikan dampak kelainan yang
sangatluas (Judistiani, Fauziah, Astuti, Yuliana & Sari, 2016).
Semakin dini seorang anak menderita gizi kurang, semakin besar risiko untuk
mengalami penurunan kecerdasan sehingga prestasi belajar yang rendah. Resiko
prestasi verbal yang rendah pada anak usia baduta dengan gizi kurang dan setelah
baduta adalah 6,5 dan 5 kali lebih tinggi daripada anak dengan gizi baik. Resiko prestasi
numerik yang rendah pada anak dengan gizi kurang ketika usia baduta dan setelah
baduta 25 dan 15 kali lebih besar daripada yang gizi baik. Prestasi verbal sangat
berfluktuasi sesuai dengan status gizi individu. Prestasi numerik dipengaruhi oleh status
gizi pada usia balita. Gizi yang baik pada anak baduta dan pasca baduta dapat mencegah
prestasi belajar yang rendah 44% dan 30%, sedangkan untuk mencegah potensi belajar
numerik yang rendah 80% dan 63% (Hartanto dkk, 2012).
Dapat disimpulkan bahwa dalam hasil penilaian status gizi balita di kota Makassar
menggunakan indikator BB/Umur dengan menggunakan perangkat lunak yaitu Who
Anthro, pada 10 orang anak menunjukkan bahwa status gizi-nya berada di kategori
status gizi baik yakni berada di ambang batas Zscore (-2 SD sampai 2 SD).

➢ Saran
▪ Bagi ibu yang memiliki balita diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam
menjaga asupan gizi balitanya agar terpenuhi dengan harapan agar status gizi
normal atau baik.
▪ Penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi,
pentingnya zat gizi, menu makanan, pengolahan makanan, waktu pemberian
makan.
▪ Optimalisasi sistem informasi, sistem pencatatan dan pelaporan program kesehatan
balita dengan pengelola program puskesmas, pembina wilayah, Bidan pustu,
poskesdes dan poskeskel melalui peningkatan pemahaman dan pemanfaatan buku
KIA.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono. 2017. Status Gizi Balita dan Interaksinya.


https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20170216/0519737/status-gizi-balita-dan-
interaksinya/ . Diakses pada tanggal 12 Januari 2023, Pukul 19:36.

Fuadiyah, Fikriyah. 2019. Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Bedan Terhadap
Umur di Kecamatan Ciputat Bulan Desember Tahun 2019. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Susi. 2021. Laporan Penelitian Meningkatkan Status Gizi Balita di Kota Padang Tahun 2021.
Universitas Andalas. http://repo.unand.ac.id/39692/1/lap%20penelitian%20gizi.pdf .

Kementerian Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar 2018.


https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-
2018_1274.pdf

Kementerian Kesehatan. Studi Kasus Gizi Balita Terintegrasi Susenas 2019, Rakerkesnas,
Jakarta Februari 2020.
LAMPIRAN
A. Master Tabel

Nama Pend Titik Titik JK HK Tgl Tanggal Umur BB PB/T Zcore Status Ket
N Peker Kecamat Nama
Respon idika Desa Provinsi Lokasi Lokasi Pengukura Lahir (Kg) B Gizi Pengu
O jaan an Balita Thn Bln
den n X Y n (cm) kuran
Nurfadr Ballapara Argani
1 6 PNS Rappocini Sulsel 769894 9430671 1 Anak 18/12/2022 28/12/2018 3 11 13,3 85,2 -1.61 3 2
iani ng Almar P

Panakkuk Ahmad
2 Salma 5 IRT Pandang Sulsel 771789 9429222 1 Anak 18/12/2022 31/1/2020 2 10 13 90 -0.68 3 2
ang Bilal

Musnia Panakkuk
3 4 IRT Pandang 4 Sulsel 771793 9429217 Hafidz 1 Anak 18/12/2022 1/1/2019 3 11 13,5 94 -1.48 3 2
h ang

Musnia Panakkuk
4 4 IRT Pandang 4 Sulsel 771793 9429217 Fadel 1 Anak 18/12/2022 4/5/2022 7 8,5 70 0.05 3 1
h ang

Rahayu
Mamajang Muh. Al-
5 Ningkri 4 IRT Mamajang Sulsel 768165 9429593 1 Anak 18/12/2022 19/1/2018 4 10 10 81 -43.5 1 2
Luar Imran
sh

Mamajang
6 Gayatri 5 IRT Mamajang Sulsel 768165 9429593 Winta 2 Anak 18/12/2022 9/9/2019 3 3 14,4 90 -0.04 3 2
Luar
Maccini Panakkuk
7 Vani 4 IRT Sulsel 770087 9431617 Putra 1 Anak 19/12/2022 19/7/2021 1 5 10,6 70 -0.11 3 2
Raya ang

Maccini Panakkuk
8 Vina 4 IRT Sulsel 770087 9431617 Naura 2 Anak 19/12/2022 2/2/2021 1 10 19,5 83 4.42 4 2
Raya ang

Maccini Panakkuk
9 Lisa 5 IRT Sulsel 770116 9431620 Kayla 2 Anak 19/12/2022 16/6/2022 6 7 56 -0.39 3 1
Raya ang

1 Maacini Panakkuk
Tasya 5 IRT Sulsel 770117 9431619 Faqih 1 Anak 19/12/2022 21/10/2022 1 4 45 -2.49 2 1
0 Raya ang

Keterangan :
Pendidikan : Jenis kelamin
1. Tidak sekolah 3. Tamat SD 5. Tamat SMA 1. Laki-laki
2. Tidak tamat SD 4. Tamat SMP 6. Perguruan Tinggi 2. Perempuan

Status Gizi : Hub.Keluarga :


1. Gizi Buruk 3. Gizi Baik 1. Anak Kandung
2. Gizi Kurang 4. Gizi Lebih
Ket.Pengukuran :
1. Terlentang
2. Berdiri
B. Garfik Status Gizi Anak
1) Status Gizi Atas Nama : Argani Almar P

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak ini berada di antara -2 SD
sampai 2 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi baik”. Dengan
nilai Z-score yaitu -1.61.

2) Status Gizi Atas Nama : Ahmad Bilal

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di antara -2 SD
sampai 2 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi baik”. Dengan
nilai Z-score yaitu -0,68
3) Status Gizi Atas Nama : Hafidz

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di antara -2
SD sampai 2 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi baik”.
Dengan nilai Z-score yaitu -1.48.

4) Status Gizi Atas Nama : Fadel

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di antara -2
SD sampai 2 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi baik”.
Dengan nilai Z-score yaitu 0.05.
5) Status Gizi Atas Nama : Muh. Al-Imran

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di < -3 SD
yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi buruk”. Dengan nilai Z-
score yaitu -4.35.

6) Status Gizi Atas Nama : Winta

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di antara -2
SD sampai 2 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi baik”.
Dengan nilai Z-score yaitu -0.04.
7) Status Gizi Atas Nama : Putra

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di antara -2 SD
sampai 2 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi baik”. Dengan
nilai Z-score yaitu -0.11.

8) Status Gizi Atas Nama : Naura

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di >2 SD yang
berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi lebih”. Dengan nilai Z-score yaitu
4.42.
9) Status Gizi Atas Nama : Kayla

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di antara -2 SD
sampai 2 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi baik”. Dengan
nilai Z-score yaitu -0.39.

10) Status Gizi Atas Nama : Faqih

Pada grafik diatas menunjukkan bahwa status gizi anak tersebut berada di antara -2 SD
sampai -3 SD yang berarti status gizi-nya berada di kategori “status gizi kurang”.
Dengan nilai Z-score yaitu -2.49.
C. Output SPSS

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

S1 1 10.0 10.0 10.0

SMA 4 40.0 40.0 50.0


Valid
SMP 5 50.0 50.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

IBU RUMAH TANGGA 9 90.0 90.0 90.0

Valid PNS 1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

LAKI-LAKI 7 70.0 70.0 70.0

Valid PEREMPUAN 3 30.0 30.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0-12 BULAN 3 30.0 30.0 30.0

12-24 BULAN 3 30.0 30.0 60.0


Valid
24-60 BULAN 4 40.0 40.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

STATUS_GIZI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

GIZI BURUK 1 10.0 10.0 10.0

GIZI KURANG 1 10.0 10.0 20.0

Valid GIZI BAIK 7 70.0 70.0 90.0


GIZI LEBIH 1 10.0 10.0 100.0

Total 10 100.0 100.0


D. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai