Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

PENGUKURAN ANTROPOMETRI
(LILA,BB,TB,LINGKAR PAHA)

Oleh

1. A.A Rekha Dena Sri D.


2. Angelina Alivia Ningrum
3. Deva Zulisna Usmayantari
4. I Gusti Ayu Putu Candra Wulandari
5. Kuratul Uyun
6. Ni Nyoman Mariani
7. Nurmaulina
8. Ristika Martha Dewi
9. Solehuddin Fathul Gani
10. Winda Ritayana

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TINGKAT IA / SEMESTER II
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Dokumentasi Keperawatan dengan judul “Pengukuran
Antropometri”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Keperawatan Dasar ,Ibu Mardiatun, M.Kep yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Mataram, Maret 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
      Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia.Dalam bidang
ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi.Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan
tinggi badan.Selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah
kulit, tinggi lutut, dan lingkar perut. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa berdiri sendiri untuk
menentukan status gizi disbanding baku atau berupa indeks dengan membandingkan ukuran seperti
BB/U, BB/TB, TB/U
Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh
manusia.Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil. Jika seratus
orang berdiri berjajar dari yang terkecil sampai terbesar dalam suatu urutan, hal ini akan dapat
diklasifikasikan dari 1 percentile sampai 100 persentil. Data dimensi manusia ini sangat berguna
dalam perancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang
memakainya.
       Antropometri adalah pengukuran dimensi fisik tubuh manusia pada usia yang berbeda
Antropometri adalah kesehatan anak yang efektif dan sering dilakukan dan gizi skrining nilai
procedure.The data pertumbuhan fisik tergantung pada akurasi dan reliabilitas, bagaimana mereka
dicatat dan diinterpretasikan, dan apa tindak lanjut upaya yang dilakukan setelah identifikasi
gangguan pertumbuhan.
       Antropometri adalah ilmu pengukuran dan seni aplikasi yang menetapkan geometri fisik, massa
sifat dan kemampuan kekuatan tubuh manusia (Leilanie dan Prado, 2007). The antropometri Data
memberikan informasi penting dalam produk / peralatan dan tempat kerja / workstation desain.
Bidang antropometri meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia, seperti berat, tinggi badan, dan
ukuran, termasuk ketak ketebalan, keliling, panjang, dan breadths.Antropometri adalah komponen
kunci dari penilaian status gizi pada anak-anak dan orang dewasa (1).Antropometrik data untuk anak
mencerminkan status kesehatan umum, kecukupan makanan, dan pertumbuhan dan perkembangan
dari waktu ke waktu.Pada orang dewasa, tubuh data pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi
status kesehatan dan diet, risiko penyakit, dan perubahan komposisi tubuh yang terjadi selama umur
dewasa.
Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks,
misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur(TB/U) atau berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atasmenurut umur (LLA/U) dan sebagainya (Barasi,
2008).Karena antropometri sebagai indikator penilaian status gizi yang paling mudah yang dapat
dilakukan dengan mengukur beberapa parameter, antara lain:umur, berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Oleh karena
itu, untuk mengetahuistatus gizi seseorang, maka dilakukan pengukuran antropometri ini.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu antropometri?
Untuk mengetahui apa itu Indeks Masa Tubuh ?
Untuk mengetahui Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul ?
Untuk mengetahui Lingkar Lengan Atas?
Untuk mengetahui apa itu Body Fat?
Untuk mengetahui pengukuran tinggi lutut?
Untuk mengetahui lingkar perut?
Untuk mengetahui tebal lipatan kulit?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Antropometri   
  Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untukmenilai status gizi.
Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh,ditinjau dari sudut gizi maka antropometri
ditinjau dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk
mengukur status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara asupan energi dan protein (Gibson
2005).
Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan susah dipisahkan. P ertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkatsel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat
(gram, pound,kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbanganmetabolik
(Suparasia, dkk., 2001).
  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh  
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapatdiramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Pertumbuhan terbagi atas duayaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis
pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier misalnya: tinggi badan
(TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan,
lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK).
Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak
seimbangan antara asupan protein dan energi.Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah: :
Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lenganatas, mikrotoa, dan alat
pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Contohnya:  apabila
terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita mak    dapat dilakukan
pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit
Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga lain setelah
dilatih.Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-baha  lainnya.
Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off  points) dan baku rujukan
yang sudah pasti
Secara ilmiah diakui kebenaranya. Hampir semua negara mengguakan antropometr  sebagai metode
untuk mengukur status gizi masyarakat,khususnya untuk penyaringan ( screening ) status gizi.

Hal ini dikarenakan antropometri diakui kebenaranya secara ilmiah. Memperhatikan


faktor di atas, maka di bawah ini akan diuraikan keunggulan antropometri yaitu:
Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampelyang besar.
Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan dengantenaga yang    sudah dilatih
dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.
Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat  di daerah   setempat.
Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat
gizi masa lampau.Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.Dapat mengevaluasi perubahan status
gizi pada periode tertentu.Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.
Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat pula beberapa             kelemahan
seperti :
Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat dan tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc dan fe.
Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurukan spesifitas
dan sensifitas pengukuran antropometri.
Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presi, akurasi, dan validitas
pengukuran antropometri gizi.
Kesalahan terjadi karena:
                       1. Pengukuran
                       2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
                       3. Analisis dan asumsi yang keliru
Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
                       1). Latihan petugas yang tidak cukup
                       2). Kesalahan alat atau alat tidak ditera
                       3). Kesulitan pengukuran

-Cara pengukuran berat badan:


Ketika atal timbang sudah menunjukkan angka 00.00 mintalah testi untuk berdiri di
tengah-tengah alat timbang.
Pastikan posisi badan testi dalam keadaan berdiri tegak, mata/kepala lurus ke arah depan,
kaki tidak menekuk. Testor dapat membantu testi berdiri dengan baik di atas timbangan
dan untuk mengurangi gerakan yang tidak perlu sehingga dapat mempengaruhi hasil
timbangan.
Setelah testi berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan menunjukkan hasil
penimbangan. Testor segera mencatat hasil penimbangan tersebut dan mintalah testi
untuk turun.

-Cara pengisian kolom pengukuran berat badan:

Kolom 1. Tuliskan hasil penimbangan yang didapat pada baris yang tersedia di kolom
pertama.
Kolom 2. Ulangi pengukuran dan tuliskan hasilnya pada kolom ke dua. Jika hasil yang
didapat pada kolom ke dua sama dengan kolom pertama, maka langsung tuliskan hasilnya
pada kolom ke empat, dan pengukuran berat badan selesai. Namun jika pengukuran berat
badan pada kolom ke dua menunjukkan hasil yang berbeda, maka lakukan pengukuran ke
tiga.
Kolom 3. Ulangi pengukuran sekali lagi. Jika hasilnya sama dengan salah satu kolom
(kolom pertama atau kolom ke dua), maka tuliskan hasilnya pada kolom ke empat. Dan
pengukuran selesai.jika hasilnya berbeda dengan ke dua kolom lainnya, maka cari rata-
rata untuk berat badan testi, rata-rata berat badan ini barus dituliskan pada kolom ke
empat.

-Cara mencari rata-rata adalah sebagai berikut:


Bandingkan perbedaan antar akolom.
Jika perbandingan antar ke tiga kolom adalah ≤ 0,4, maka dari rata-rata dari ketiga kolom.
Jika hanya ada dua kolom yang perbandingannya ≤ 0,4, maka cari rata-rata dari ketiga
kolom saja yang berbandingannya ≤ 0,4.
Jika perbandingan antar kolom menunjukkan > 0,4, maka pengukuran harus diulang
dengan menggunakan alat timbangyang berbeda.

-Pengukuran Tinggi Badan


Pengukuran ini digunakan utnuk mengukur tinggi badan anak yang telah dapat
berdiri tanpa bantuan. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan alat pengukur tinggi
(microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
-Gambar Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan


Pengukuran tinggi badan seseorang dapat menggunakan alat ukur microtoice dengan
persiapan alat sebagai berikut:
1. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding
agar tegak lurus.
2. Letakkan pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan
menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata)
3. Tarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan benang berbandul
yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka
nol (0). Kemudian dipaku atau direkatkan dengan lakban pada bagian atas
mecrotoise.
Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi
sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

-Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul


Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks
tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso
yang berkembang.Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk
mengetahuinya.Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk
mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan
jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang
rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal
dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul
diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek
berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm.
       Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan
metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak
bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit
yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang
digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang
dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih danposisi pengukuran
harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang
berbeda.
Alat yang digunakan untuk mengukur Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul
adalah metlin/meteran kain.

Berikut ini cara mengukur lingkar pinggang dengan benar:

Gunakan meteran yang biasa digunakan untuk membuat baju. Lepaskan


kaus dan bebaskan pinggang dari rok atau celana panjang sehingga bagian
tengah perut terekspos. Berdirilah di depan cermin jika mungkin sehingga Anda
dapat mengukur lingkar pinggang dengan benar.
1.Temukan spot yang tepat
2. Tekan jemari Anda pada batang tubuh di dekat bagian kanan pinggang.
3. Tekan jari-jari pada kulit untuk menemukan tulang dasar panggul.
4. Teruslah menekan dan pindahkan jari di sepanjang tepi tulang pinggul sampai
Anda menemukan lengkungan atas tulang tersebut. Titik tertinggi akan terletak
di sisi batang tubuh, hanya sedikit di bagian bawah tulang iga. Spot ini berada di
dekat atau pada level yang sama dengan pusar Anda.

-Lingkarkan meteran
1. Posisikan meteran secara horizontal di spot atas tulang pinggul.
2.Kemudian lingkarkan di seputar perut dan seluruh batang tubuh.
3. Pastikan meteran itu melintang secara horizontal. Tempatkan ujung meteran angka 0 di spot
sementara sisanya melingkari perut dan batang tubuh.

-Ukur
Jangan mengecilkan perut. Berdirilah tegak dan buang napas dengan lembut ketika Anda
mengukur perut. Pastikan juga agar pita meteran itu tidak menekan kulit perut. Lihatlah pada
nomor di mana angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari pinggang. Itulah ukuran
pinggang Anda ( Noname, 2008)

-Rasio Lingkar Pinggang Panggul dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
RLPP: Rasio Lingkar Pinggang Panggul.
LPi : Lingkar Pinggang.
LPa : Lingkar Panggul.

Lingkar Lengan atas


Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh.
Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak lebih dari 6 cm dari radial.Lingkar
paha diukur di bagian paha, yaitu titik pertengahan antara titik paling proksimal tulang patella
dan titik pertengahan lipat paha.Titik tengah lipat paha ditentukan dengan jalan menentukan
terlebih dahulu letak SIAS ketika (subjek masih berdiri), dan simfasis pubis.Lingkar betis dapat
diukur baik dalam keadaan berdiri maupun duduk. Jika subjek berdiri, berat badan harus
tertumpu pada kedua kaki secara merata, dan jarak kedua kaki sekitar 25 cm. Jika subjeknya
duduk, kedua kaki harus dijuntaikan. Pita pengukur kemudian dilingkarkan ke betis (tegak lurus
dengan aksis memanjang betis), dan diturun-naikkan untuk mencari diameter terbesar. Hasil
pengukuran ulang tidak boleh berbeda lebih dari 2 mm (Arisman, 2007)

Tabel 1: Ambang Batas Pengukuran LiLA


Klasifikasi
Batas Ukur

Wanita Usia Subur

KEK
< 23,5 cm

Normal
 23,5 cm

Bayi Usia 0-30 hari

KEP
< 9,5 cm

Normal
 9,5 cm

Balita

KEP
< 12,5 cm

Normal
12,5 cm

      Sumber: Sirajuddin, 2012


       LiLA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:
       1. Status KEP pada balita
       2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR

       Kelemahan dari pengukuran LILA:


 Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai   untuk  
digunakan   di Indonesia.
Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.
Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif untuk  golongan
dewasa.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan
bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya
lebih stabil.
Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas. Hindari penekanan pada lengan yang diukur
saat pengukuran.
Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur
Catat hasil pada KMS
Alat yang di pakai untuk mengukur lingkar lengan atas adalah Pita LILA.
Gambar Pita LILA
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh,ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur
status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara asupan energi dan protein
IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara  pengukurannya
pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badan lalu hitung indeks masa tubuh dengan menggunakan
rumus yaitu :
Indeks Masa Tubuh =     Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan 2 (cm)
Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan
dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-
pinggul
Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak lebih dari 6 cm dari radial. Lingkar paha
diukur di bagian paha, yaitu titik pertengahan antara titik paling proksimal tulang patella dan titik
pertengahan lipat paha.
Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam
tubuh.
Tinggi Lutut digunakan jika objek yang diukur adalah mereka yang telah berusia lanjut, kebanyakan
dari mereka adalah manula yang terkena osteoporosis sehingga tinggi sebenarnya tidak bisa diukur
dengan cara pengukuran TB biasa
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal atau sentral.
Lemak tubuh dapat diukur seacara absolut dinyatakan dalam kilogram maupun secara efektif
dinyatakan dalam persen terhadap berat tubuh total
DAFTAR PUSTAKA

Sirajuddin, dkk., 2012. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Antropometri, Biokimia, Survei
Konsumsi Pangan.
Gibson, 2005. Principles Nutritional Assesment.
Supariasa, Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai