ANTROPOMETRI GIZI
Disusun oleh
Dosen pembimbing :
PENDAHULUAN
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak
balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping
itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode
tersebut.
Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak
mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi dari
tubuh manusia. Oleh karena itu, disebabkan pertumbuhan anak-anak dan dimensi tubuh pada
segala usia dapat mencerminkan kesehatan dan kesejahteraan dari individu dan populasi,
antropometri dapat juga digunakan untuk memprediksi performa, kesehatan, dan daya tahan
hidup. Antropometri penting untuk kesehatan masyarakat dan juga secara klinis yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sosial dari individu dan populasi. Selain itu,
aplikasi antropometri mencakup berbagai bidang karena dapat dipakai untuk menilai status
pertumbuhan, status gizi dan obesitas, identifikasi individu, olahraga, militer, teknik dan
lanjut usia.
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri gizi adalah
pengukuran yang berhubungan dengan berbagai macam dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu; pertumbuhan yang bersifat
linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis
pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status
gizi yang dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan
status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.
a. Linier
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contoh
ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah
biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang
dideritawaktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang
badan.
b. Massa Jaringan
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan
adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran
ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein
yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering
digunakan adalah berat badan.
1.2. Tujuan
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat linier dan
pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini
mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat lampau,dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi
yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2002).
a. Pertumbuhan linier
Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan
pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar
kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi kurang akibat
kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering
digunakan adalah tinggi atau panjang badan(Supariasa dkk, 2002; Yayuk H dan Tryanti,
2008).
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa tubuh
adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit, apabila ukuran
ini rendah atau kecil,menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein
yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang sering
digunakan adalah berat badan (Supariasadkk, 2002).
Antropometri sangat bermanfaat dalam dunia industri, namun ada kelebihan dan
kekurangan dari penggunaan antropometri. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan
antropometri.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006:6),mengatakan bahwa pengukuran Antropometri
memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu:
• Tidak sensitive yaitu tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat,tidak
dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu,misalnya Fe dan Zn.
• Faktor luar (penyakit,genetik, dan penurunan penggunaan energi) tidak dapat
dikendalikan dan dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran
antropometri.
• Kesalahan pengukuran mempengaruhi akurasi kesimpulan dan validitas
kesimpulan.
• Kesalahan – kesalahan antara lain : pengukuran ( perubahan hasil pengukuran
baik fisik maupun komposisi jaringan, analisi asumsi salah). Sumber kesalahan
biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat,
dan kesulitan pengukuran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Achadi, E.L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi Cetakan
1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
I Dewa Nyoman Supariasa, MPS dkk, 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta. Fakultas Kedokteran. 2010.