PENDAHULUAN
Masalah nutrisi merupakan hal yang sangat berhubungan dengan intake makanan yang
diberikan pada tubuh.
Pengkajian dan penilaian kecukupan gizi atau nutrisi diperlukan untuk mengetahui
keseimbangan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan kegunaannya. Keseimbangan kebutuhan
nutrisi pada seseorang dikatakan baik apabila asupan nutrisinya seimbang dengan kegunaannya.
Keseimbangan nutrisi dipengaruhi oleh 2 hal yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan
tubuh.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji dan menilai angaka kecukupan nutrisi
adalah “ANTOPOMETRI”.
1.2 TUJUAN
1. Pengertian Antopometri
2.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Antopometri
Antopometri berasal dari kata Anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang
berarti tubuh manusia dan ilmu. Antopometri berasal dari kata Antropo yang artinya
tubuh/manusia dan Metros yang artinya ukuran. Jadi ANTOPOMETRI adalah Pengukuran
Tubuh. Istilah ini diciptakan dan dipopulerkan oleh Adolphe Quelet pada pertengahan
abad ke-19.
Antopometri merupakan salah satu cara langsung menilai status gizi, khususnya
keadaan energy dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian Antopometri
merupakan indicator status gizi yang berkitan dengan masalah kekurangan energy dan
protein yang dikenal dengan KEP. Antopometri dipengaruhi oleh factor genetic dan
factor lingkungan. Konsumsi makanan dan kesehatan (adanya infeksi) merupakan factor
lingkungan yang mempengaruhi Antopometri (Aritonang, 2013).
1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dengan obyektif.
3. Pengukuran tidak hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh
tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
4. Biaya relative murah.
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
6. Secara alamiah diakui kebenarannya.
1. Tidak sensitive, artinya tidak dapat memdeteksi status gizi dalam waktu singkat,
serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti Zink dan Fe.
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetic dan penurunan penggunaan energy).
3. Kesalahan yang terjadi saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi
dan validitas pengukuran antopometri.
1. Antopometri Statis/Struktural
Pengukuran dimensi pada permukaan tubuh manusia dengan orang yang
diukur dalam keadaan diam/statis.
Contoh : pengukuran tinggi badan berdiri.
2. Antopometri Dinamis/Fungsional
Pengukuran tun=buh manusia dan cirri-ciri fisik lain yang berkaitan saat
orang yang diukur sedang bergerak atau sedang melaksanakan pekerjaan
yang berkaitan.
Contoh : pengukuran sudut putaran tangan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya variasi dimensi tubuh manusia bahkan
dalam populasi yang sama. Adapun factor penyebab perbedaan ini diantaranya adalah
1. Umur.
2. Jenis kelamin.
3. Rumpun dan suku bangsa.
4. Kondisi sosio ekonomi serta asupan gizi.
5. Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari.
6. Waktu pengukuran.