LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH :
RUKAYAH
K21111002
KELOMPOK B1
I. 1 Latar Belakang
Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia. Dalam
bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat
badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan
lemak bawah kulit, tinggi lutut, dan lingkar perut. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa
berdiri sendiri untuk menentukan status gizi disbanding baku atau berupa indeks dengan
membandingkan ukuran seperti BB/U, BB/TB, TB/U[1]
Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia.
Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil. Jika seratus orang
berdiri berjajar dari yang terkecil sampai terbesar dalam suatu urutan, hal ini akan dapat
diklasifikasikan dari 1 percentile sampai 100 persentil. Data dimensi manusia ini sangat berguna
dalam perancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang
memakainya.[2]
Antropometri adalah pengukuran dimensi fisik tubuh manusia pada usia yang berbeda
Antropometri adalah kesehatan anak yang efektif dan sering dilakukan dan gizi skrining nilai
procedure.The data pertumbuhan fisik tergantung pada akurasi dan reliabilitas, bagaimana
mereka dicatat dan diinterpretasikan, dan apa tindak lanjut upaya yang dilakukan setelah
identifikasi gangguan pertumbuhan.[3]
Antropometri adalah ilmu pengukuran dan seni aplikasi yang menetapkan geometri fisik,
massa sifat dan kemampuan kekuatan tubuh manusia (Leilanie dan Prado, 2007). The
antropometri Data memberikan informasi penting dalam produk / peralatan dan tempat kerja /
workstation desain (Hanson et al, 2009.; Tayyari, 2000).[4]
Data antropometri dianggap lebih kritis dalam merancang untuk sekelompok penduduk yang
beragam seperti di Malaysia di mana ia melibatkan tiga kelompok etnis utama. Serupa dengan
Lin et al. (2004) studi, itu akan menarik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan dalam berarti dimensi tubuh dan proporsi tubuh ini tiga etnis. Namun, ada kekurangan
yang cukup Data antropometrik yang melibatkan para etnis di Malaysia. Hal ini mungkin karena
alasan pengeluaran tinggi dan waktu mengkonsumsi aspek dalam menjalankan data antropometri
proses pengumpulan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data
antropometri di Malaysia. Itu Tujuan dari studi ini adalah untuk mengembangkan antropometrik
database untuk Melayu, Cina dan India dewasa di Malaysia. Tujuan kedua adalah untuk identitas
statistik signifikan antara sarana antropometri dimensi antara ketiga etnis dan tujuan ketiga
adalah untuk mengidentifikasi mana perbedaan berbohong dan tingkat signifikansi dalam tiga
etnis.4
Bidang antropometri meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia, seperti berat, tinggi
badan, dan ukuran, termasuk ketak ketebalan, keliling, panjang, dan breadths. Antropometri
adalah komponen kunci dari penilaian status gizi pada anak-anak dan orang dewasa (1).
Antropometrik data untuk anak mencerminkan status kesehatan umum, kecukupan makanan, dan
pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Pada orang dewasa, tubuh data
pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi status kesehatan dan diet, risiko penyakit, dan
perubahan komposisi tubuh yang terjadi selama umur dewasa. Laporan ini menyediakan data
referensi antropometrik untuk anak-anak AS dan orang dewasa dari segala usia dilakukan di
pusat-pusat pemeriksaan mobile. Pusat-pusat penelitian yang dikelola oleh penuh-waktu
personil, termasuk teknisi kesehatan yang memperoleh pengukuran tubuh dari peserta survei.
Semua teknisi kesehatan NHANES menyelesaikan pengukuran tubuh program pelatihan
komprehensif yang digunakan rekaman video, demonstrasi, dan latihan praktek dengan
pemeriksa ahli. Kesehatan kinerja teknisi dipantau dengan cara pengamatan langsung, review
data, dan penilaian para ahli pemeriksa.4
Evaluasi yang akurat dari status gizi harus termasuk perkiraan kompartemen tubuh (massa
lemak bebas dan massa lemak) dengan metode instrumental seperti bioelectrical impedansi
analisis dan dual X-ray absorptiometry (Enzi et al. 1997). Namun demikian, dalam praktek klinis
dan survei epidemiologi, komposisi tubuh dapat tidak langsung diperkirakan oleh pengukuran
antropometri, yang non-invasif, mudah dan murah untuk mengumpulkan.[5]
Proses pengumpulan melibatkan modifikasi dalam gizi dan fisiologis status, seperti
penurunan berat badan dan tinggi (Dey et al. 1999), dan pengurangan massa lemak bebas terkait
dengan peningkatan massa lemak. Selain itu, redistribusi jaringan adiposa terjadi dengan
akumulasi di batang dan situs visceral (Steen, 1988; Schwartz, 1998). Tubuh terjadi perubahan
komposisi berbeda pada pria dan perempuan dan dalam berbagai tahapan penuaan,
mempengaruhi antropometri. Akibatnya, standar antropometrik nilai-nilai yang berasal dari
populasi orang dewasa mungkin tidak berlaku untuk orang tua.5
Non-patologis faktor yang mempengaruhi distribusi antropometrik karakteristik, seperti usia,
jenis kelamin dan wilayah geografis, harus diperhitungkan. WHO Komite Ahli Status Fisik
menekankan perlunya lokal gender dan nilai-nilai referensi usia tertentu untuk lansia.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat
badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB. Ketika melakukan interpretasi resiko
kelebihan berat badan, perlu mempertimbangkan berat badan orang tua.1
Tabel 2: Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia:[7]
Kategori IMT
Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kurus
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 - < 18,5
Normal 18,5 – 22,9
Kelebihan BB tingkat ringan 23 – 24,9
Gemuk Kelebihan BB tingkat moderat (Obes I) > 25 – 29,9
Kelebihan BB tingkat berat (Obes II) > 30,0
Sumber. Sirajuddin 2012.
Indeks massa tubuh telah digunakan dalam beberapa penelitian populasi internasional
untuk menilai risiko penyakit di antara orang dewasa. BMI meningkat jelas terkait dengan
risiko yang lebih tinggi dari tekanan darah tinggi, diabetes mellitus tipe 2, faktor risiko
kardiovaskular penyakit lainnya, dan mortalitas meningkat. Memang, risiko relatif
untukfaktor risiko penyakit kardiovaskular kejadian penyakit
kardiovaskular meningkat dinilaidengan peningkatan BMI pada semua
kelompok populasi. Selain itu, asosiasi antara gangguan muskuloskeletal, gangguan dalam
fungsi pernapasan dan fisik, dan kualitas hidup. Akibatnya, dalam
studi epidemiologi, BMI digunakan untuk mengetahui kelebihan berat badan atau obesitas pada
orang dewasa dan untuk memperkirakan risiko terkena penyakit. Perluh diketahui bahwa anak
yang pendekpun dapat mengalami kelebihan berat badan. Maka perluh mempertahankan berat
badan normal.7
Berat badan merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada
bayi baru lahir (neonatus). Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR (dibawah
2500 gram). Pada masa bayi atau balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema,
atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat
badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak
cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada klien edema dan asites, terjadi
penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot,
khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.6
Penimbangan (berat badan) adalah pengukuran antropometri yang umum digunakan dan
merupakan kunci yang memberi petunjuk nyata dari perkembangan tubuh yang baik maupun
yang buruk. Berat badan merupakan suatu pencerminan dari kondisi yang sedang berlaku dan
ukuran yang paling baik mengenai konsumsi kalori protein dan karbohidrat.[8]
Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:6
- Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan
konsumsi makanan dan kesehatan.
- Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran
pertumbuhan.
- Umum dan luas dipakai di Indonesia.
- Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.
- KMS yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak
menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya.
- Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan
terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada
umur.
- Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi dengan menggunakan dacin yang
juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan
sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:6
a. Mudah digunakan dan dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain.
b. Mudah diperoleh dan relatife murah harganya.
c. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
d. Skalanya mudah dibaca.
e. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Tinggi badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan
sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Merupakan ukuran kedua yang penting, karena
dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) factor umur dapat dikesampingkan.6
Tabel 4: Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR pada jenis
kelamin dan kelompok umur:7
Jenis Kelompok Resiko
kelamin umur Low Moderate High Very high
20-29 < 0,83 0,83-0,88 0,89-0,94 > 0,94
Pria 30-39 < 0,84 0,84-0,91 0,92-0,96 > 0,96
40-49 < 0,88 0,88-0,95 0,96-1,00 > 1,00
20-29 < 0,71 0,71-0,77 0,78-0,82 > 0,82
Wanita 30-39 < 0,72 0,72-0,78 0,79-0,84 > 0.84
40-49 < 0,73 0,73-0,79 0,80-0,87 > 0,87
Sumber. Sirajuddin 2012.
4. Lingkar Perut (LP)
Cara lain yang biasa dilakukan untuk memantau resiko kegemukan adalah dengan mengukur
lingkar perut. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan
tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan.8
Pengukuran lingkar perut lebih memberikan arti dibandingkan IMT dalam menentukan
timbunan lemak di dalam rongga perut (obesitas sentral) karena peningkatan timbunan lemak di
perut tercermin dari meningkatnya lingkar perut.8
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal atau
sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan
diabetes mellitus.1
Tabel 5: Standar Obesitas sentral berdasarkan Lingkar Perut.1
Klasifikasi Laki-laki Wanita
WHO 2000 94 cm 80 cm
Eropa 102 cm 88 cm
Asia Pasifik 90 m 80 m
Sumber: WHO
5. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh.
Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Hasil
Tabel V.1. Hasil Pengkuran Antropometri Kelompok B1
No Nama J.K Umur BB TB TL LPi LPa Lp Tr
(kg) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm
1 FLORINA YULINDA P 19 54,5 157,3 49 69,5 87,5 74 25
2 RUKAYAH P 19 43,5 148 46,9 61 80 69 11
3 TRISNA AWALIAH M P 19 36,1 146 46,3 60 76 63,5 17
4 WIDYA AYU PUTRI P 19 51 160,5 49,3 65,3 82 70 22
5 ANDIS ISNA ARIANTI P 20 45,7 152 48,4 66 80,5 72 18
6 DIAN ANGGRAENI P 19 49,9 148,4 48,4 68 84,4 70 25
7 IRNA DEWI YUNINGSI P 19 47,5 163 48,7 63,1 84 71 19
8 NAZLA M. ALBAAR P 19 55,3 150,4 46,9 70,5 84 70,4 27
NUR SAKINAH P 19 63,5 148,5 47,5 81 78 93 25
Sumber: Data Primer 2012
Keterangan:
J.K = Jenis Kelamin = Laki-laki / Perempuan LPi = Lingkar Pinggang
BB = Berat Badan LPa = Lingkar Panggul
TB = Tinggi Badan Lp = Lingkar perut
TL = Tinggi Lutut Lila = Lingkar Lengan
Atas
D. Lingkar Perut
Dalam memantau resiko kegemukan adalah dengan mengukur lingkar perut. Ukuran lingkar
perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan tidak lebih dari 80 cm untuk
perempuan, pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui penyakit obesitas sentral pada lingkar
perut seseorang.7
Parameter pengukuran yang digunakan adalah lingkar perut, dari hasil pengukuran lingkar
perut saya yaitu 69 cm, ini menunjukkan bahwa saya memiliki lingkar perut yang normal. Dan
resiko untu terkena penyakit obesitas sentral sangat rendah.
Meurut A Esmaillzadeh dkk (2012) menyatakan bahwa, lingkar pinggang adalah indikator
yang paling banyak digunakan untuk mengetahui obesitas perut dalam suatupopulasi. Setelah
penyesuaian untuk usia dan BMI, dikaitkan dengan lemak visseral meningkat, serta diperkirakan
untuk berkontribusi pada resiko pengembangan penyakit yang berhubungan
12
dengan distribusi lemak sentral.
E. LILA
LILA merupakan salah satu cara untuk mengetahui keadaan gizi Wanita Usia Subur (WUS)
yang paling sederhana dengan cara melingkarkan pita lila di bagian lengan kiri ibu. Dalam
pengamatan dengan menggunakan parameter LILA (lingkar lengan atas) menunjukkan ukuran
LILA saya yang berada di bawah ukuran normal yaitu 22,5cm sedangkan angka atau batas
normal untuk LILA yaitu ≥ 23,5 cm dan ini membuktikan bahwa saya termasuk dalam keadaan
KEK (kekurangan energ kronik).
LILA menurut Afif dan ardiani (2012) menunjukkan adanya fenomena yaitu terdapat 3
responden dengan status KEK tetapi bayinya lahir normal dan responden yang normal tetapi
bayinya lahir BBLR. Hal ini dikarenakan tidak hanya LILA yang mempengaruhi terjadinya
BBLR. BBLR juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kesehatan ibu dan gizi saat hamil. Berat
badan lahir dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya Hemoglobin. Anemia gizi akibat
kekurangan zat besi sering terjadi karena meningkatnya volume darah selama hamil, di samping
zat besi diperlukan untuk pembentukan darah dalam tubuh janin. Anemia pada ibu hamil dapat
meningkatkan resiko berat bayi lahir menjadi rendah.[14]
Menurut Nega Assefa1,dkk (2012), menyatakan bahwa LLA pada ibu yang kurang dari
23cm dianggap menjadi tanda miskin nutrisi. LLA tidak berbeda jauh selama kehamilan dan
karena itu merupakan langkah yang tepat status gizi daripada BMI atau berat badan. Bayi yang
lahir dari ibu yang miskin, gizi, kekerasan fisik dialami selama kehamilan akan mengalami
BBLR. Dalam komunitas ini sebagian besar miskin di mana cakupan ANC rendah, untuk
mengurangi kejadian BBLR, adalah penting untuk meningkatkan akses untuk perawatan
kesehatan ibu. Keterlibatan suami dan masyarakat luas untuk mencari tindakan kolektif pada
BBLR sangat penting.[15]
F. % Body Fat
Berdasarkan pengukuran ketebalan lapisan kulit pada daerah trisep kiri dan subskapula kiri,
kemudian menggunakan rumus persentase lemak tubuh, dapat diketahui banyaknya lemak tubuh.
Dalam pengukuran secara antropometri dengan parameter persen body fat (TLK) saya
memiliki 21,23%. Adapun klasifikasi persen body fat berdasarkan umur dan jenis kelamin
yaitu untuk umur 20-40 adalah < 21,33 % sedangkan hasil dari pengukuran saya terdapat
21,23 %. Hal ini berarti persen body fat saya tergolong Healthy Range.
Hasil studi WHO (1984) pada orang lanjut usia ditemukan sebanyak 4,6%-8% mempunyai
kekuatan otot kurang, fleksibilitas rendah, tidak mampu menaiki tangga, kesulitan melakukan
aktivitas sehari-hari dan kemandirian. Penelitian epidemiologi lain menyebut-kan bahwa usia
lanjut, jenis kelamin wanita, kekuatan otot kurang dan flek-sibilitas sendi rendah merupakan
faktor risiko terjatuh.15
Menurut goulding A (2003), menetapkan dalam penenelitiannya adalah kamimenetapkan
bahwa wanita berusia 4-5 tahun relatif tinggi adipositas cenderung mempertahankan lintasan
jauh lebih tinggi keuntungan lemak, dibandingkan anak perempuan yang lebih ramping pada
awal. Namun demikian, adalah meyakinkan untuk dicatat bahwa tidak setiap anak dengan
tinggi adipositas awal memperoleh sejumlah besar lemak. Dengan demikian,
meskipun memburuk adipositas lebih mungkin sebagai kemajuan masa kanak-kanak,
maka bukan merupakan konsekuensi tak terelakkan dari memiliki lemak tinggi Persentase pada 5
y usia. Apakah atau tidak adipositas yang berlebihan menjadi lebih parah dari waktu ke waktu
akan tergantung pada keseimbangan setiap anak mencapai antara asupan energi dan
mereka pengeluaran energi. Pengukuran longitudinal kami menunjukkan bahwa anak perempuan
dari kelompok persentase lemak rendah adalah mendapatkan rata-rata 2 g lemak per hari,
sedangkan yang dari Persentase kelompok lemak tinggi yang mengumpulkan sekitar 6
gram lemak sehari-hari.[16]
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Untuk Indeks Massa Tubuh (IMT) saya melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan
adalah 19,85 dimana BB 43,5 kg dan TB 148 cm.
2. Untuk Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (WHR) saya melalui pengukuran lingkar pinggang dan
lingkar panggul adalah 0,76 dimana L.Pi 61 dan L.Pa 80.
3. Untuk lingkar perut saya adalah 69 (normal) jadi saya tidak tergolong dalam obesitas sentral.
4. Untuk persen Body Fat (%BF) saya adalah 21,32 (Healthy Range) dengan hasil
pengukurantricep 11,8 dan subscapula 11.
5. Untuk pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah 22,5 cm
(KEK), berarti beresikomengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK).
6. Untuk pengukuran TB/TL adalah 130,96 dimana tinggi badan (TB) = 148 cm dan tinggi lutut
(TL) = 46,3 sehingga diperoleh hasil 130,96 dengan selisih 8,9.
V.2 Saran
a. Kepada Dosen
Mohon agar kiranya para dosen masuk sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Kepada Asisten
Semoga tetap dan akan selalu bersahabat dengan praktikan sehingga proses praktikum yang akan
dilakukan dapat berjalan dengan baik.
c. Laboratorium
Mohon agar laboratoriumnya lebih diperbesar lagi agar praktikum yang dilakukan
lebih maksimal dan efektif.
d. Kegiatan Praktikum
Agar kiranya praktikum dilakukan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sandjadja dkk. 2010. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Kompas.
2. Nugroho, Adi. 2002. Pengaruh Faktor Usia, Status Gizi dan Pendidikan Terhadap International
Prostat Symptom pada Penderita Hiperplasia. Cermin Dunia Kedokteran.XI : 678-745.
3. Deniz Nazire. 2007. Antropometrik pengukuran dan analisis komposisi tubuh
remaja obesitas dengan dan tanpa sindrom metabolik.
4. Karmegam, dkk., 2011. Antropometrik studi di kalangan orang dewasa yang
berbedaetnis di Malaysia.
5. Perisinotto, dkk., 2002. Anthropometric measurements in the elderly: age and gender
differences.
6. Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
7. Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan
Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.
8. Gibson, Rosalind S. 2005. Principles Nutritional Assesment. Oxford: University Press.
9. Fatmah. 2005. Persamaan (Equation) tinggi Badan Manusia Usia Lanjut (Manula) Berdasarkan
Usia dan etnis pada 6 Panti terpilih di DKI Jakarta dan Tangerang tahun 2005. Jurnal UI. X
:ISSN 1693-6728.
10. Kristanti. 2010. Penakit Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin, Mineral dan
Elektrolit. Yogyakarta : Citra Pustaka.
11. Steven, june., Jianwencai., Pamuk, E., Williamson, Df., Michaelj. Thun, M.D.,& Joy L. Wood,
M.S.. (1998) . The Effect Of Age On The Association Between Body-Mass Index And
Mortality. The New England Journal Of Medicine Vol. 338 Januari 1, 1998no.1.
12. Esmaillzadeh, A., Mirmiran, P., & Azizi, F. (2004) “Waist-To-Hip Ratio Is A Better Screening
Measure For Cardiovascular Risk Factors Than Other AnthropometricIndicators In Tehranian
Adult Men” International Journal Of Obesity (2004) 28,1325–1332.
13. Campbell., Avenel. A & A.E. Walker. (2002). Assessment Of Nutritional Status In Hospital In-
Patients. Q J Med 2002; 95:83–87.
14. Afif maulidiyah & adiani sulistiani. 2012. Jurnal kebidanan, vol. IV. No.01, Juni 2012. Hungan
lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin dengan berat lahir.
15. Assefa, N,. Berhane, Y. & Worku, A. (2012). “Wealth Status, Mid Upper Arm Circumference
(MUAC) and Antenatal Care (ANC) Are Determinants for Low Birth Weight in Kersa,
Ethiopia”. PLoS ONE www.plosone.org June 2012, Vol. 7 Issue 6 e39957.
16. Goulding, A., Taylor, RW., Jones, IE., Barned, N.L., & Williams, SM. (2003). Body
composition of 4- and 5-year-old New Zealand girls: a DXA study of initial adiposity and
subsequent 4-year fat change International Journal of Obesity (2003) 27, 410–415.
LAMPIRAN
5. Pengukuran LiLA
Pengukuran LiLA dengan menggunakan pita circumference
Pengukuran mid point sebelum menentukan ukuran LiLA menggunakan pita circumference
[16] Goulding, A., Taylor, RW., Jones, IE., Barned, N.L., & Williams, SM. (2003). Body composition of 4- and 5-year-old New
Zealand girls: a DXA study of initial adiposity and subsequent 4-year fat change International Journal of Obesity.