Anda di halaman 1dari 21

KEPERLUAN GIZI YANG SEIMBANG

Nur Asmalina Binti Azizan


102012511
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510
asmalina.azizan@yahoo.com
Skenario:
Seorang mahasiswa fakultas hukum semester akhir berusia 22 tahun merasa tubuhnya terlalu
kurus dan ingin menambah berat badannya agar tampak lebih menarik dan berwibawa. Dia
berkonsultasi pada seorang dokter spesialis gizi dan bertanya apa yang harus dia makan
untuk menambah berat badannya. Berat tubuhnya pada waktu konsultasi 48kg dengan tinggi
tubuh 170cm.
1.PENDAHULUAN
Berbagai makanan yang selama ini kita kenal ternyata mempunyai khasiat-
khasiat kesehatan yang luar biasa. Jika dulu kita makan hanya untuk sekadar kenyang, maka
kini konsep makan sudah berkembang lebih luas. Makan adalah upaya untuk mendapatkan
kesehatan yang optimal. Kesehatan ini yang akhirnya menentukan produktivitas kita dan
membuat harapan hidup menjadi lebih panjang.

Makanan adalah ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, makanan dapat mendatangkan
keuntungan bagi tubuh karena kandungan gizinya. Namun di sisi lain makanan akan
mendatangkan bahaya penyakit bila dikonsumsi berkurang atau berlebihan. Oleh karena itu,
menerapkan konsep gizi seimbang dalam pola makan sehari-hari adalah cara terbaik untuk
mendapatkan hidup sehat sepanjang masa. Di samping itu juga kita mendapat energi dari
makanan. Jika kita kurang makan atau makan makanan yang kurang gizinya, kita akan
menjadi lemah dan senang untuk mendapat penyakit. Jadi pentingnya untuk kita makan
secukupnya dan makan makanan yang seimbang gizinya sejak dari kecil supaya pembesaran
tubuh badan sehat dan seimbang.
2. PERBAHASAN
a) Metabolisme glukosa
2.1 Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi jalur aerob dan anaerob.
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan
selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Krebs).
1
Selain itu
glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.
Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:
Glukosa + 2ADP +2P
i
2
L
(+)-Laktat +2ATP +2H
2
O
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut:
1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel
Pulau Langerhans pancreas.
1
Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP
bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP
digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP.
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga
dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel.
2
Heksokinase dihambat secara alosterik
oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat.
Mg
2+
Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa
isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada
anomer -glukosa 6-fosfat.
-D-glukosa 6-fosfat -D-fruktosa 6-fosfat
3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim
fosfofruktokinase.
2
Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik
sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi
fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP sebagai
donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP.
-D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat

4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid 3-
fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa
1,6-bifosfat aldolase).
D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya
(reaksi interkonversi).
3
Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim
fosfotriosa isomerase.
D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat
6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi
aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3-
fosfat.

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD
+
+ P
i
1,3-bifosfogliserat + NADH + H
+

Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD.
Atom-atom hidrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada
NAD
+
yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga
fosfat berenergi tinggi.
2

Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi Gliseraldehid 3-
fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, dengan
demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom C tiga (triosa). Jika
molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1
molekul glukosa pada bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 6P
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan
sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam
posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP
dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase.
Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP

Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2P.

8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan
intermediate dalam reaksi ini.
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat

9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi.
1-3

Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di
dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini
bergantung pada keberadaan Mg
2+
atau Mn
2+
.
2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H
2
O

10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi
spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah
besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah irreversible.
Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATP
Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil
energi pada tahap ini adalah 2P.
11. Jika keadaan bersifat anaerob, reoksidasi NADH melalui pemindahan sejumlah unsur
ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.
Piruvat + NADH + H
+
L(+)-Laktat + NAD
+
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO
2
melalui siklus asam sitrat (Siklus Krebs).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H
+
yang terbentuk dalam glikolisis akan
diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik
(shuttle).
3

2.2 Siklus asam sitrat
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Krebs dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil
KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan bakar jaringan,
dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH
3
-COKoA, asetat
aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.
1
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.
2
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen
pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase
spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah
besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen
(anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam
bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga
memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi,
yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.
Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:
1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim
sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil
pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat.
3
Reaksi kondensasi,
yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai
dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan
reaksi tersebut selesai dengan sempurna.
Asetil KoA + Oksaloasetat + H
2
O Sitrat + KoA
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe
2+
dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung
dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat
pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.

Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa
terakhir ini menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.
3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim
isositrat dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik NAD
+
, hanya ditemukan di
dalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP
+
dan masing-masing
secara berurutan dijumpai di dalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai
respirasi terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang bergantung
NAD
+
.
Isositrat + NAD
+
Oksalosuksinat ketoglutarat + CO
2
+ NADH + H
+

(terikat enzim)
Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Mn
2+
atau Mg
2+
merupakan komponen penting reaksi
dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai
intermediate dalam keseluruhan reaksi.
Sitrat Sis-akonitat
(terikat enzim)
Isositrat
H
2
O H
2
O
4. Selanjutnya ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama
dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam keto.
ketoglutarat + NAD
+
+ KoA Suksinil KoA + CO
2
+ NADH + H
+

Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks ketoglutarat dehidrogenase, juga
memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase, contohnya
TDP, lipoat, NAD
+
, FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan suksinil KoA
(tioester berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan
penumpukan ketoglutarat.
5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran
enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).

Suksinil KoA + P
i
+ ADP Suksinat + ATP + KoA
Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat
berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari
dekarboksilasi oksidatif ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan
berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara dengan 3P).
2,3
6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan
kembali oksaloasetat.
Suksinat + FAD Fumarat + FADH
2
Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang
terikat pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim
lain yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam
siklus asam sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada
flavoprotein tanpa peran NAD
+
. Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S).
Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir
penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat.
Fumarat + H
2
O L-malat
Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan rangkap
fumarat dalam konfigurasi trans.
Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat
dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD
+
.
L-Malat + NAD
+
oksaloasetat + NADH + H
+
Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat dehidrogenase
juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian
enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan
protein yang sama seperti enzim mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain
enzim tersebut merupakan isoenzim).
1

2.3 Glikogenolisis
Merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot. Di hati
apabila terjadi glikogenolisis, kadar glukosa darah akan meningkat. Di otot, apabila berlaku
glikogenolisis, akan membentuk piruvat dan laktat. Enzim yang berperan dalam proses ini
adalah fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

Fosforilase merupakn enzim regulator bagi mengkatalisis pemecahan ikatan
glikosidik/ fosforilisis ( pemecahan dengan fosfat). Oleh fosforilase, tiap 1 molekul glukosa
pada rantai lurus dilepaskan menjadi glukosa 1-P sampai tinggal kurang lebih 4 molekul
glukosa dari cabang. Glukan transferase memindahkan kurang lebih 3 segmen glukosa dari 4
sisa glukosa ke rantai lurus yang berdekatan dan meninggalkan 1 glukosa pada cabang
tersebut. Debranching enzim pula menghidrolisis tempat percabangan, memutus 1 molekul
glukosa pada cabang tersebut menghasilkan glukosa bebas dan meniadakan cabang 1,6.
2,3

Glikogen fosforilase terdapat dalam bentuk aktif apabila berikatan dengan fosfat dan menjadi
tidak aktif dalam bentuk defosfor. Glukagon dan epinefrin akan meningkatkan glikogenolisis
di hati dan otot manakala insulin akan menurunkannya.



2.4Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia,
barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa
dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Senyawa precursor glukoneogenesis antara lain adalah :
i. Laktat
ii. Gliserol
iii. Asam propionate
iv. Asam amino glukogenik (semua kecuali asn, leu dan lys)

Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus
Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.

Metabolisme Lipid
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam
pelarut organik.

Fungsi lipid
1) Sebagai penyusun struktur membran sel (dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk
sel dan mengatur aliran material-material)
2) Sebagai cadangan energi (lipid disimpan sebagai jaringan adipose)
3) Sebagai hormon dan vitamin (hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin
membantu regulasi proses-proses biologis.
3
Jenis-jenis lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan
lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal menuju hati. Asam-asam lemak rantai
pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena
tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus. Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera
dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut
kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara
pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan
esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak
tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).

Oksidasi Asam Lemak
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak
diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase). Asam lemak bebas
pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai
panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan
bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3CH2-CH(OH)-CH2-COO)3N+

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria adalah asam lemak
bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase. Setelah
menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I
yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil
karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
2-3
Pada
membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang
bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar. Asil karnitin yang
masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim
karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil
Koa dan karnitin dibebaskan. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini
selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta seperti dalam gambar 1 dibawah.


Gambar 1: oksidasi asam lemak
Sumber: http://2012books.lardbucket.org/books/introduction-to-chemistry-general-organic-and-
biological/section_23/dffe79ed4c0fd085f6bd1b0dc928c941.jpg

Metabolisme Protein

Bila protein dipanaskan dalam suasana asam atau basa kuat maka ikatan kovalen yang
menghubungkan asam amino satu dengan yang lainnya akan terputus, hasilnya kita akan
mendapatkan molekul molekul yang relative lebih sederhana yaitu asam asam amino.
Asam amino dibedakan: asam amino esensial dan asam amino non esensial
,Asam amino esensial: treonin, triptofan, lisin, leusin, valin histidin, arginin,
metionin, isoleusin, fenilalanin
Asam amino non esensial: serin, alanin, glisin, asparadin sistein, asam aspartat,
tirosin, glutamin, asam glutamat

Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.

Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus
amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus
amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu
asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi
asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim
penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang
bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut :


Gambar 2: enzim yang digunakan dan transaminasi

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim
yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang
substrak .

Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua
enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah
diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi
oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron.
Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan
D-asam oksidase.

Siklus Urea
Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine
yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu
mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan
energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping
itu sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi
ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis
pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitokondria sel hati.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi
tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah
menjadi AMP.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk
dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.

b) Penyusunan menu

Salah satu faktor penyebab masalah gizi adalah terbatasnya pengetahuan dan kesadaran
gizi masyarakat, sehingga meskipun makanan cukup tersedia dan beraneka ragam, namun
masyarakat belum mampu memilih dan menkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan
mempunyai nilai gizi yang tinggi.
4
Pada umumnya, orang merasakan kebutuhan gizinya telah
terpenuhi apabila merasa kenyang. Anggapan tersebut kurang tepat sebab bisa saja seseorang
dikatakan kenyang makanan, tetapi lapar gizi.

Susunan hidangan yang disajikan di atas meja sesuatu keluarga dipengaruhi oleh
banyak faktor. Untuk masyarakat awam susunan hidangan lebih ditentukan oleh kebiasaan
turun-menurun dan menurut kebutuhan kepuasan fizikal. Hidangan yang menuruti citarasa
dan mempunyai nilai sosial tinggi akan lebih banyak dipilih dibandingkan dengan makanan
yang tidak menarik dan dianggap tidak mempunyai nilai sosial yang memuaskan.

Untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi,
pertimbangan kebutuhan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan
fizikal.
4
Tetapi umumnya, akan terjadi kompromi antara kebutuhan fizik dan kebutuhan
fisiologis tubuh, sehingga terdapat komposisi hidangan yang memenuhi kepuasan psychis
maupun kebutuhan fisiologis tubuh. Maka hidangan akan mempunyai sifat lezat di samping
mempunyai nilai gizi yang tinggi.

Selain itu, pola penyusunan menu juga dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan
seseorang. Jika seseorang itu vegetarian, dia harus bijak dalam menggantikan kekurangan
protein dalam hewani dengan protein dari nabati.
5
Hal ini ternyata penting karena protein dari
hewani mempengaruhi gizi yang seimbang dan memberikan tenaga kepada tubuh.

Susunan hidangan seimbang dinyatakan dalam slogan empat sehat, lima sempurna.
Hidangan empat sehat terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buah. Bahan
makanan pokok merupakan sumber utama kalori atau energi, dan merupakan yang terpenting
dalam susunan hidangan.
4-5
Lauk-pauk mencakup bahan pangan lauk seperti daging dan ikan,
yang umumnya merupakan sumber protein utama di dalam hidangan.

Hidangan yang memperlihatkan adanya empat komponen ini dalam quantum yang
mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh, dianggap akan memberikan kesehatan gizi yang
memuaskan bagi seorang dewasa. Untuk golongan rentan gizi, ditambah dengan sejumlah
susu yang mencukupi, menjadi lima sempurna. Susu merupakan bahan makanan sumber
protein berkualitas tinggi dan mudah dicerna, dan akan meningkatkan nilai gizi protein yang
terdapat dalam hidangan. Golongan rentan gizi adalah golongan yang paling dahulu akan
menderita bila suatu masyarakat kekurangan penyediaan bahan makanan. Yang termasuk
golongan rentan adalah bayi dan anak-anak,ibu yang sedang hamil dan sedang menyusukan.
4

Syarat-syarat makanan sehari-hari bagi individu atau keluarga haruslah makanan yang
memberikan nutrien yang lengkap, memenuhi cita rasa, bervariasi, tampak menarik dan
bersih, tidak bertentangan dengan agama dan kepercayaan dan memberikan kepuasan tanpa
mengurangi harga diri. Selain itu, tentukan jumlah anggota keluarga bagi penyediaan menu
keluarga. Perhatikan umur, jenis kelamin dan berat badan, dan cocokkan umur individu
dengan kelompok umur dalam table, yaitu kelompok wanita usia 16 hingga 19 tahun, dengan
berat badan 45 kg, karena berat badan individu tidak sama dengan berat badan pada tabel,
maka perlu dilakukan penyesuaian. Lakukan penghitungan dengan cara berat badan individu
dibagi dengan berat badan pada table sesuai kelompok umur, dikalikan dengan anjuran
makanan.
Contoh hasil perhitungan adalah seperti berikut:
4
- Nasi 45/46x3x300 gr = 880 gr
- Ikan 45/46x2,5x50gr = 122 gr
- tempe 45/46x3x50 gr = 146 gr
- Sayur 45/46x1.5x100gr = 147 gr
- Buah 45/46x2x150gr = 293 gr

Nutrien Rekomendasi
Energi BMI harus dipertahankan pada nilai 22
Karbohidrat Harus mengambil karbohidrat yang menyediakan 50-55% energy
Makanan serat tinggi, 30g per hari
25g sukrosa dan fruktosa per hari
Lemak Harus mengambil makanan berlemak yang menyediakan 30-35% energy
Mengambil bahan makanan Lemak jenuh menyediakan energy melebihi
10% dan tidak jenuh sebanyak 10-15%.
Protein Mengambil makanan berprotein yang menyediakan 10-15% energy
Garam Bagi tekanan darah normal, diambil <6g per hari
Bagi hipertensi, diambil <3g per hari
tabel 1: nilai rekomendasi gizi

Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut:
5

Makanlah Aneka Ragam Makanan
Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memberikan manfaat yang besar terhadap
kesehatan. Sebab zat gizi tertentu, yang tidak terkandung dalam satu jenis bahan makanan,
akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Kesimpulannya, makan
hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga,
zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang.
5

Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi
Setiap orang dianjurkan makan cukup hidangan mengandung sumber zat tenaga atau energi,
agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Kebutuhan energi dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak.
Kecukupan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badannya yang normal.

Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat, Setengah dari Kebutuhan Energi
Seyogianya, sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks, atau
setara dengan 3-4 piring nasi. Apabila energi yang diperoleh melebihi 60% berasal dari
karbohidrat kompleks, maka biasanya kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.

Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak Sampai Seperempat dari Kecukupan Energi
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah
energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E dan K, serta menambah lezatnya
hidangan. Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi dan tidak
lebih dari 25% dari kebutuhan energi. Lemak dan minyak membuat mudah merasa kenyang.

Gunakan Garam Beryodium
Garam beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah timbulnya
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan
tingkat kecerdasan pada anak-anak, penyakit gondok endemik dan kretin. Garam
mengandung natrium. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau
satu sendok teh setiap harinya.


Makanlah Makanan Sumber Zat Besi
Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan
penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur, terutama ibu
hamil, anak balita, anak sekolah, dan tenaga kerja wanita. Karena itu, mengkonsumsi
makanan sumber zat besi perlu diperbanyak. Bahan makanan sumber zat besi antara lain
adalah semua sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.

Berikan ASI Saja Kepada Bayi Sampai Berumur 6 Bulan
Air Susu Ibu (ASI) mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan
menjadi sehat sampai ia berumur 6 bulan. Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari-hari
pertama, agar diberikan kepada bayi. Setelah bayi berumur 6 bulan. ASI saja tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Biasakan Makan Pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan
pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan
meningkatkan produktivitas kerjanya. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat memudahkan
konsentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajarnya pun menjadi lebih baik.

9. Minumlah Air Bersih, Aman dan Cukup Jumlahnya
Air minum harus bersih dan bebas kuman. Oleh karena itu, air minum harus terlebih dulu
dididihkan. Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum, sekurang-kurangnya dua
liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya, agar proses faal dalam tubuh
berlangsung dengan lancar dan seimbang.

10. Lakukan Kegiatan Fisik dan Olah Raga Secara Teratur
Kegiatan fisik dan olah raga, yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi dapat
mengakibatkan berat badan lebih atau berat badan kurang bagi yang bersangkutan. Untuk
mempertahankan berat badan normal, upayakan agar kegiatan fisik dan olah raga selalu
seimbang dengan masukan energi yang diperoleh dari makanan sehari-hari.

Hindari Minum Minuman Beralkohol
Minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk dan tak mampu
mengendalikan diri. Kehilangan kendali diri sering menjadi pencetus tindak kriminal. Selain
itu, minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang gawat,
misalnya penyakit hati. Karenanya, hindari minum minuman beralkohol.

Makanlah Makanan Yang Aman Bagi Kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah
dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak
bertentangan dengan keyakinan masyarakat.

Bacalah Label Pada Makanan Yang Dikemas
Keterangan mengenai tanggal kadaluwarsa pada label menunjukkan kelayakan makanan
tersebut untuk bisa dimakan atau tidak. Sedangkan keterangan mengenai bahan-bahan, yang
terkandung dalam makanan kemas tersebut, memberikan informasi kepada konsumennya
untuk menilai halal atau tidaknya makanan tersebut.
3

c) Penilaian secara Antropometrik



d) Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985: batasan BB
normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index (BMI/IMT).
4-5

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa (usia
18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan
IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan.
Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) seperti edema, asites dan
hepatomegali.
IMT = BB/(TB
2
)
BB = berat badan kg
TB = tinggi badan m

Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,
termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding
dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
FAKTOR INTERNAL
-genetik
-obstetik
-gender


FAKTOR EKSTERNAL
-diet
-obat-obat
-lingkungan
- penyakit


Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang
berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh. Ukuran yang umur digunakan
adalah rasio lingkar pinggang-pinggul.
5

Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan
posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil
yang berbeda.
Rasio lingkar pinggang-pinggul untuk perempuan 0.77, laki laki 0.90. Suatu studi
prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan penyakit
kardiovaskular.
Rasio lingkar pinggang dan pinggul penderita penyakit kardiovaskular dengan orang
sehat 0.938 dan 0.925.

3.KESIMPULAN
Konklusinya, kita makan bukan semata-mata hanya untuk kenyang tetapi ada sebab
yang jauh lebih penting yaitu untuk mendapatkan nutrisi-nutrisi yang cukup untuk tubuh
badan kita guna supaya proses metabolisme dalam tubuh kita berjalan dengan lancar. Selain
itu, nutrisi-nutrisi itu juga diperlukan untuk proses tumbuh kembang tubuh kita agar
pertumbuhan dan pembesaran tubuh badan serta otak kita bisa sehat dan produktif. Dengan
makanan juga kita bisa mendapat energi. Energi ini juga sangat diperlukan untuk proses
metabolisme tubuh. Jadi jika kita kurang makan, kita akan merasa lemah dan tidak berdaya
untuk melakukan apa-apa pekerjaan karena tubuh kita kurang energi. Jadi, pola makan yang
seimbang harus kita amalkan supaya tubuh kita mendapat asupan gizi yang cukup dan energi
yang cukup agar tubuh badan, serta otak bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan kita
bisa hidup sehat.






4.DAFTAR PUSAKA
1. Garrett RH. Grisham CM. Biochemistry. 4
th
Ed. Brooks/ Cole Cengange Learning;
2010.p.542-45.
2. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harpers Illustrated biochemistry. 27
th
Ed.
Mc Graw Hill; 2006.p.132-253.
3. Katherine J denniston,Joseph J Topping,Robert L Caret,General,Organic and
Biochemistry,5
th
edition,New York,Mac Graw Hill,2007, p730:1.
4. Khomsan A, Anwar F. Sehat itu mudah: wujudkan hidup sehat dengan makanan tepat.
Bandung : Mizan Media Utama (MMU) ; Juni 2008.
5. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2006.h.18-36.

Anda mungkin juga menyukai