102012511 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510 asmalina.azizan@yahoo.com Skenario: Seorang mahasiswa fakultas hukum semester akhir berusia 22 tahun merasa tubuhnya terlalu kurus dan ingin menambah berat badannya agar tampak lebih menarik dan berwibawa. Dia berkonsultasi pada seorang dokter spesialis gizi dan bertanya apa yang harus dia makan untuk menambah berat badannya. Berat tubuhnya pada waktu konsultasi 48kg dengan tinggi tubuh 170cm. 1.PENDAHULUAN Berbagai makanan yang selama ini kita kenal ternyata mempunyai khasiat- khasiat kesehatan yang luar biasa. Jika dulu kita makan hanya untuk sekadar kenyang, maka kini konsep makan sudah berkembang lebih luas. Makan adalah upaya untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Kesehatan ini yang akhirnya menentukan produktivitas kita dan membuat harapan hidup menjadi lebih panjang.
Makanan adalah ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, makanan dapat mendatangkan keuntungan bagi tubuh karena kandungan gizinya. Namun di sisi lain makanan akan mendatangkan bahaya penyakit bila dikonsumsi berkurang atau berlebihan. Oleh karena itu, menerapkan konsep gizi seimbang dalam pola makan sehari-hari adalah cara terbaik untuk mendapatkan hidup sehat sepanjang masa. Di samping itu juga kita mendapat energi dari makanan. Jika kita kurang makan atau makan makanan yang kurang gizinya, kita akan menjadi lemah dan senang untuk mendapat penyakit. Jadi pentingnya untuk kita makan secukupnya dan makan makanan yang seimbang gizinya sejak dari kecil supaya pembesaran tubuh badan sehat dan seimbang. 2. PERBAHASAN a) Metabolisme glukosa 2.1 Glikolisis Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi jalur aerob dan anaerob. Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Krebs). 1 Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa. Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah: Glukosa + 2ADP +2P i 2 L (+)-Laktat +2ATP +2H 2 O Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut: 1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau Langerhans pancreas. 1 Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. 2 Heksokinase dihambat secara alosterik oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat. Mg 2+ Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada anomer -glukosa 6-fosfat. -D-glukosa 6-fosfat -D-fruktosa 6-fosfat 3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. 2 Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP. -D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat
4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid 3- fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase). D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi). 3 Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa isomerase. D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat 6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3- bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3- fosfat.
D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD + + P i 1,3-bifosfogliserat + NADH + H +
Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD. Atom-atom hidrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD + yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. 2
Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi Gliseraldehid 3- fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, dengan demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 6P 7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat. 1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2P.
8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan intermediate dalam reaksi ini. 3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase. Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul, menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi. 1-3
Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada keberadaan Mg 2+ atau Mn 2+ . 2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H 2 O
10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah irreversible. Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATP Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil energi pada tahap ini adalah 2P. 11. Jika keadaan bersifat anaerob, reoksidasi NADH melalui pemindahan sejumlah unsur ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase. Piruvat + NADH + H + L(+)-Laktat + NAD + Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO 2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H + yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle). 3
2.2 Siklus asam sitrat Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Krebs dan siklus asam trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan bakar jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH 3 -COKoA, asetat aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat. 1 Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut. 2 Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut. Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam membran interna mitokondria. Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut: 1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. 3 Reaksi kondensasi, yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna. Asetil KoA + Oksaloasetat + H 2 O Sitrat + KoA 2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung besi Fe 2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.
Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa terakhir ini menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat. 3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim isositrat dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik NAD + , hanya ditemukan di dalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP + dan masing-masing secara berurutan dijumpai di dalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai respirasi terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang bergantung NAD + . Isositrat + NAD + Oksalosuksinat ketoglutarat + CO 2 + NADH + H +
(terikat enzim) Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn 2+ atau Mg 2+ merupakan komponen penting reaksi dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai intermediate dalam keseluruhan reaksi. Sitrat Sis-akonitat (terikat enzim) Isositrat H 2 O H 2 O 4. Selanjutnya ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam keto. ketoglutarat + NAD + + KoA Suksinil KoA + CO 2 + NADH + H +
Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks ketoglutarat dehidrogenase, juga memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase, contohnya TDP, lipoat, NAD + , FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan suksinil KoA (tioester berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan penumpukan ketoglutarat. 5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
Suksinil KoA + P i + ADP Suksinat + ATP + KoA Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari dekarboksilasi oksidatif ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara dengan 3P). 2,3 6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan kembali oksaloasetat. Suksinat + FAD Fumarat + FADH 2 Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim lain yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam siklus asam sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada flavoprotein tanpa peran NAD + . Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S). Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat. Fumarat + H 2 O L-malat Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan rangkap fumarat dalam konfigurasi trans. Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD + . L-Malat + NAD + oksaloasetat + NADH + H + Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat dehidrogenase juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan protein yang sama seperti enzim mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain enzim tersebut merupakan isoenzim). 1
2.3 Glikogenolisis Merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot. Di hati apabila terjadi glikogenolisis, kadar glukosa darah akan meningkat. Di otot, apabila berlaku glikogenolisis, akan membentuk piruvat dan laktat. Enzim yang berperan dalam proses ini adalah fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.
Fosforilase merupakn enzim regulator bagi mengkatalisis pemecahan ikatan glikosidik/ fosforilisis ( pemecahan dengan fosfat). Oleh fosforilase, tiap 1 molekul glukosa pada rantai lurus dilepaskan menjadi glukosa 1-P sampai tinggal kurang lebih 4 molekul glukosa dari cabang. Glukan transferase memindahkan kurang lebih 3 segmen glukosa dari 4 sisa glukosa ke rantai lurus yang berdekatan dan meninggalkan 1 glukosa pada cabang tersebut. Debranching enzim pula menghidrolisis tempat percabangan, memutus 1 molekul glukosa pada cabang tersebut menghasilkan glukosa bebas dan meniadakan cabang 1,6. 2,3
Glikogen fosforilase terdapat dalam bentuk aktif apabila berikatan dengan fosfat dan menjadi tidak aktif dalam bentuk defosfor. Glukagon dan epinefrin akan meningkatkan glikogenolisis di hati dan otot manakala insulin akan menurunkannya.
2.4Glukoneogenesis Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Senyawa precursor glukoneogenesis antara lain adalah : i. Laktat ii. Gliserol iii. Asam propionate iv. Asam amino glukogenik (semua kecuali asn, leu dan lys)
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut: 1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis. 2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
Metabolisme Lipid Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik.
Fungsi lipid 1) Sebagai penyusun struktur membran sel (dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material) 2) Sebagai cadangan energi (lipid disimpan sebagai jaringan adipose) 3) Sebagai hormon dan vitamin (hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis. 3 Jenis-jenis lipid Terdapat beberapa jenis lipid yaitu: 1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh 2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida 3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid 4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus. Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Oksidasi Asam Lemak Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase). Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3CH2-CH(OH)-CH2-COO)3N+
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria adalah asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria. 2-3 Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta seperti dalam gambar 1 dibawah.
Gambar 1: oksidasi asam lemak Sumber: http://2012books.lardbucket.org/books/introduction-to-chemistry-general-organic-and- biological/section_23/dffe79ed4c0fd085f6bd1b0dc928c941.jpg
Metabolisme Protein
Bila protein dipanaskan dalam suasana asam atau basa kuat maka ikatan kovalen yang menghubungkan asam amino satu dengan yang lainnya akan terputus, hasilnya kita akan mendapatkan molekul molekul yang relative lebih sederhana yaitu asam asam amino. Asam amino dibedakan: asam amino esensial dan asam amino non esensial ,Asam amino esensial: treonin, triptofan, lisin, leusin, valin histidin, arginin, metionin, isoleusin, fenilalanin Asam amino non esensial: serin, alanin, glisin, asparadin sistein, asam aspartat, tirosin, glutamin, asam glutamat
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
Transaminasi Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut :
Gambar 2: enzim yang digunakan dan transaminasi
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Deaminasi Oksidatif Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-asam oksidase.
Siklus Urea Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat. Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati. Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP. Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
b) Penyusunan menu
Salah satu faktor penyebab masalah gizi adalah terbatasnya pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat, sehingga meskipun makanan cukup tersedia dan beraneka ragam, namun masyarakat belum mampu memilih dan menkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. 4 Pada umumnya, orang merasakan kebutuhan gizinya telah terpenuhi apabila merasa kenyang. Anggapan tersebut kurang tepat sebab bisa saja seseorang dikatakan kenyang makanan, tetapi lapar gizi.
Susunan hidangan yang disajikan di atas meja sesuatu keluarga dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk masyarakat awam susunan hidangan lebih ditentukan oleh kebiasaan turun-menurun dan menurut kebutuhan kepuasan fizikal. Hidangan yang menuruti citarasa dan mempunyai nilai sosial tinggi akan lebih banyak dipilih dibandingkan dengan makanan yang tidak menarik dan dianggap tidak mempunyai nilai sosial yang memuaskan.
Untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi, pertimbangan kebutuhan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan fizikal. 4 Tetapi umumnya, akan terjadi kompromi antara kebutuhan fizik dan kebutuhan fisiologis tubuh, sehingga terdapat komposisi hidangan yang memenuhi kepuasan psychis maupun kebutuhan fisiologis tubuh. Maka hidangan akan mempunyai sifat lezat di samping mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Selain itu, pola penyusunan menu juga dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan seseorang. Jika seseorang itu vegetarian, dia harus bijak dalam menggantikan kekurangan protein dalam hewani dengan protein dari nabati. 5 Hal ini ternyata penting karena protein dari hewani mempengaruhi gizi yang seimbang dan memberikan tenaga kepada tubuh.
Susunan hidangan seimbang dinyatakan dalam slogan empat sehat, lima sempurna. Hidangan empat sehat terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buah. Bahan makanan pokok merupakan sumber utama kalori atau energi, dan merupakan yang terpenting dalam susunan hidangan. 4-5 Lauk-pauk mencakup bahan pangan lauk seperti daging dan ikan, yang umumnya merupakan sumber protein utama di dalam hidangan.
Hidangan yang memperlihatkan adanya empat komponen ini dalam quantum yang mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh, dianggap akan memberikan kesehatan gizi yang memuaskan bagi seorang dewasa. Untuk golongan rentan gizi, ditambah dengan sejumlah susu yang mencukupi, menjadi lima sempurna. Susu merupakan bahan makanan sumber protein berkualitas tinggi dan mudah dicerna, dan akan meningkatkan nilai gizi protein yang terdapat dalam hidangan. Golongan rentan gizi adalah golongan yang paling dahulu akan menderita bila suatu masyarakat kekurangan penyediaan bahan makanan. Yang termasuk golongan rentan adalah bayi dan anak-anak,ibu yang sedang hamil dan sedang menyusukan. 4
Syarat-syarat makanan sehari-hari bagi individu atau keluarga haruslah makanan yang memberikan nutrien yang lengkap, memenuhi cita rasa, bervariasi, tampak menarik dan bersih, tidak bertentangan dengan agama dan kepercayaan dan memberikan kepuasan tanpa mengurangi harga diri. Selain itu, tentukan jumlah anggota keluarga bagi penyediaan menu keluarga. Perhatikan umur, jenis kelamin dan berat badan, dan cocokkan umur individu dengan kelompok umur dalam table, yaitu kelompok wanita usia 16 hingga 19 tahun, dengan berat badan 45 kg, karena berat badan individu tidak sama dengan berat badan pada tabel, maka perlu dilakukan penyesuaian. Lakukan penghitungan dengan cara berat badan individu dibagi dengan berat badan pada table sesuai kelompok umur, dikalikan dengan anjuran makanan. Contoh hasil perhitungan adalah seperti berikut: 4 - Nasi 45/46x3x300 gr = 880 gr - Ikan 45/46x2,5x50gr = 122 gr - tempe 45/46x3x50 gr = 146 gr - Sayur 45/46x1.5x100gr = 147 gr - Buah 45/46x2x150gr = 293 gr
Nutrien Rekomendasi Energi BMI harus dipertahankan pada nilai 22 Karbohidrat Harus mengambil karbohidrat yang menyediakan 50-55% energy Makanan serat tinggi, 30g per hari 25g sukrosa dan fruktosa per hari Lemak Harus mengambil makanan berlemak yang menyediakan 30-35% energy Mengambil bahan makanan Lemak jenuh menyediakan energy melebihi 10% dan tidak jenuh sebanyak 10-15%. Protein Mengambil makanan berprotein yang menyediakan 10-15% energy Garam Bagi tekanan darah normal, diambil <6g per hari Bagi hipertensi, diambil <3g per hari tabel 1: nilai rekomendasi gizi
Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut: 5
Makanlah Aneka Ragam Makanan Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan. Sebab zat gizi tertentu, yang tidak terkandung dalam satu jenis bahan makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Kesimpulannya, makan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang. 5
Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi Setiap orang dianjurkan makan cukup hidangan mengandung sumber zat tenaga atau energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badannya yang normal.
Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat, Setengah dari Kebutuhan Energi Seyogianya, sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks, atau setara dengan 3-4 piring nasi. Apabila energi yang diperoleh melebihi 60% berasal dari karbohidrat kompleks, maka biasanya kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.
Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak Sampai Seperempat dari Kecukupan Energi Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E dan K, serta menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi dan tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi. Lemak dan minyak membuat mudah merasa kenyang.
Gunakan Garam Beryodium Garam beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan pada anak-anak, penyakit gondok endemik dan kretin. Garam mengandung natrium. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok teh setiap harinya.
Makanlah Makanan Sumber Zat Besi Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur, terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah, dan tenaga kerja wanita. Karena itu, mengkonsumsi makanan sumber zat besi perlu diperbanyak. Bahan makanan sumber zat besi antara lain adalah semua sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.
Berikan ASI Saja Kepada Bayi Sampai Berumur 6 Bulan Air Susu Ibu (ASI) mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjadi sehat sampai ia berumur 6 bulan. Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari-hari pertama, agar diberikan kepada bayi. Setelah bayi berumur 6 bulan. ASI saja tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Biasakan Makan Pagi Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerjanya. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat memudahkan konsentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajarnya pun menjadi lebih baik.
9. Minumlah Air Bersih, Aman dan Cukup Jumlahnya Air minum harus bersih dan bebas kuman. Oleh karena itu, air minum harus terlebih dulu dididihkan. Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum, sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya, agar proses faal dalam tubuh berlangsung dengan lancar dan seimbang.
10. Lakukan Kegiatan Fisik dan Olah Raga Secara Teratur Kegiatan fisik dan olah raga, yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi dapat mengakibatkan berat badan lebih atau berat badan kurang bagi yang bersangkutan. Untuk mempertahankan berat badan normal, upayakan agar kegiatan fisik dan olah raga selalu seimbang dengan masukan energi yang diperoleh dari makanan sehari-hari.
Hindari Minum Minuman Beralkohol Minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk dan tak mampu mengendalikan diri. Kehilangan kendali diri sering menjadi pencetus tindak kriminal. Selain itu, minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang gawat, misalnya penyakit hati. Karenanya, hindari minum minuman beralkohol.
Makanlah Makanan Yang Aman Bagi Kesehatan Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
Bacalah Label Pada Makanan Yang Dikemas Keterangan mengenai tanggal kadaluwarsa pada label menunjukkan kelayakan makanan tersebut untuk bisa dimakan atau tidak. Sedangkan keterangan mengenai bahan-bahan, yang terkandung dalam makanan kemas tersebut, memberikan informasi kepada konsumennya untuk menilai halal atau tidaknya makanan tersebut. 3
c) Penilaian secara Antropometrik
d) Indeks Masa Tubuh (IMT) IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985: batasan BB normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index (BMI/IMT). 4-5
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) seperti edema, asites dan hepatomegali. IMT = BB/(TB 2 ) BB = berat badan kg TB = tinggi badan m
Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. FAKTOR INTERNAL -genetik -obstetik -gender
FAKTOR EKSTERNAL -diet -obat-obat -lingkungan - penyakit
Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh. Ukuran yang umur digunakan adalah rasio lingkar pinggang-pinggul. 5
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang berbeda. Rasio lingkar pinggang-pinggul untuk perempuan 0.77, laki laki 0.90. Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Rasio lingkar pinggang dan pinggul penderita penyakit kardiovaskular dengan orang sehat 0.938 dan 0.925.
3.KESIMPULAN Konklusinya, kita makan bukan semata-mata hanya untuk kenyang tetapi ada sebab yang jauh lebih penting yaitu untuk mendapatkan nutrisi-nutrisi yang cukup untuk tubuh badan kita guna supaya proses metabolisme dalam tubuh kita berjalan dengan lancar. Selain itu, nutrisi-nutrisi itu juga diperlukan untuk proses tumbuh kembang tubuh kita agar pertumbuhan dan pembesaran tubuh badan serta otak kita bisa sehat dan produktif. Dengan makanan juga kita bisa mendapat energi. Energi ini juga sangat diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Jadi jika kita kurang makan, kita akan merasa lemah dan tidak berdaya untuk melakukan apa-apa pekerjaan karena tubuh kita kurang energi. Jadi, pola makan yang seimbang harus kita amalkan supaya tubuh kita mendapat asupan gizi yang cukup dan energi yang cukup agar tubuh badan, serta otak bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan kita bisa hidup sehat.
4.DAFTAR PUSAKA 1. Garrett RH. Grisham CM. Biochemistry. 4 th Ed. Brooks/ Cole Cengange Learning; 2010.p.542-45. 2. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harpers Illustrated biochemistry. 27 th Ed. Mc Graw Hill; 2006.p.132-253. 3. Katherine J denniston,Joseph J Topping,Robert L Caret,General,Organic and Biochemistry,5 th edition,New York,Mac Graw Hill,2007, p730:1. 4. Khomsan A, Anwar F. Sehat itu mudah: wujudkan hidup sehat dengan makanan tepat. Bandung : Mizan Media Utama (MMU) ; Juni 2008. 5. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2006.h.18-36.