doi: 10.4103/2229-5178.178099
PMCID: PMC4804599
Disusun oleh :
Regina Caecilia Setiawan 112015156
Yovita Indriana - 112015338
PENDAHULUAN
Dermatofit jamur yang menginvasi dan berkembang biak di
dalam jaringan keratin infeksi.
Dikelompokkan menjadi 3 :
Trichophyton ( kulit, rambut, dan kuku)
Epidermophyton (kulit dan kuku)
Microsporum (kulit dan rambut).
Berdasarkan cara penularan anthropophillic, zoophilic, dan
geophilic.
Berdasarkan lokasi tinea kapitis, tinea faciei, tinea barbae, tinea
corporis, tinea manus, tinea kruris, tinea pedis, dan tinea unguium.
Varian klinis lainnya tinea imbricata, tinea pseudoimbricata,
dan Majocchi granuloma.
Prevalensi dermatofitosis kulit meningkat di seluruh dunia
daerah tropis
Panduan tatalaksana tinea corporis dan cruris (American
Academy of Dermatology)
British Association of Dermatology dan di British Medical Journal
telah banyak berfokus pada tinea capitis dan tinea unguium.
Pembaharuan tinjauan Cochrane tentang penggunaan terapi
topikal pada tinea corporis, cruris, dan pedis, dan sedikit
pada terapi oral
PERUBAHAN EPIDEMIOLOGI
DERMATOFITOSIS
Dermatofit ditemui di seluruh dunia dan negara-negara
berkembang, terutama di negara tropis dan subtropis.
Faktor lain seperti meningkatnya urbanisasi termasuk penggunaan
alas kaki oklusif dan pakaian ketat prevalensi lebih tinggi.
Penelitian epidemiologi mengenai infeksi dermatofitik dari berbagai
daerah di India meningkatnya prevalensi dermatofitosis kulit
Chennai dan Rajasthan T. rubrum pada tinea corporis dan cruris.
Lucknow dan New Delhi T. mentagrophytes dan M. audouinii
PATOGENISIS
DERMATOFITOSIS
Defek/cacat spesifik pada imunitas
Tokelau T. concentricum bawaan dan adaptif.
Defensin beta 4 yang rendah
Mannans yang diproduksi oleh
DM, limfoma, immunocompromised,
T. rubrum penghambatan sindrom Cushing, usia tua
limfosit. Gg fs sel Th17 penurunan produksi
interleukin-17 (IL-17), IL-22 infeksi
persisten.
Agen Host
Lingkungan
Area tubuh yang rentan
intertriginosa (web space dan
selangkangan)
Daerah lembab dan suhu tinggi
Pakaian
Aktifitas sehari-hari
Pencernaan/ penghancuran
jaringan keratin
Menginisiasi nucleus attack
Faktor risiko
(Agen, host,
Respon imun
environment)
Imunologi dermatofitosis
Respon imun bawaan
IL-17 TLR-4
sel
Respons nonspesifik
Transferin tak jenuh inhibitor dermatofit dengan
mengikat hifanya.
Pityrosporum komensal membantu lipolisis dan
meningkatkan pool asam lemak yang tersedia untuk
menghambat pertumbuhan jamur.
DIAGNOSIS
DERMATOFITOSIS
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan mikroskopik langsung:
Pemeriksaan spesimen kulit dengan
KOH 10-20%
Gambaran positif ditandai dengan
adanya filamen hifa refraktil,
panjang, halus, bergelombang,
bercabang, dan septa dengan atau
tanpa arthroconidiospore.
Hasil negatif palsu terlihat pada 15%
kasus.
Pewarnaan fluoresensi dengan
brightener optik (diaminostilbene)
metode paling sensitif (skuama
kulit,kuku dan rambut)
Kultur jamur :
Sabouraud dextrose agar (SDA, pepton
4%, glukosa 1%, agar, air) media
isolasi yang paling umum digunakan
Perkembangan koloni 7-14 hari.
SDA yang dimodifikasi ( + gentamicin,
chloramphenicol dan cycloheximide)
lebih selektif untuk dermatofit