3. Macrotia
4. Clauliflower ear
5. Simetris ka/ki
Cryptotia
Lop Ear
Ears
KELAINAN KONGENITAL
1. Atresia
2. Fistula preaurikular
1
2
3. Bats ear
RADANG
Kalor/panas
Dolor/nyeri
Rubor/merah
Functio laesa
Tumor/membengkak
TUMOR
Ukuran
Batas tegas/tidak tegas
Bentuk
Mobile/immobile
Nyeri tekan
Konsistensi: kenyal,lunak,keras
Serumen prop
Komposisi Dan Produksi Serumen
Kelenjar seruminosa terdapat pada bagian kartilaginosa kanalis
akustikus eksternus. Sekresinya bercampur dengan sekret dari
kelenjar sebasea yang terdapat di bagian atas folikel rambut
membentuk serumen.
Serumen membentuk lapisan pada kulit kanalis akustikus
eksternus bergabung dengan lapisan keratin yang bermigrasi
untuk membuat lapisan pelindung pada permukaan yang
mempunyai sifat antibakteri.
Keras
Anak-anak
Orang dewasa
<< Korneosit
< Sumbatan
>> Sumbatan
Patofisiologi
Serumen yang menumpuk impaksi.
Impaksi serumen gangguan dari mekanisme pembersihan
serumen atau produksi serumen yang berlebih.
Sumbatan serumen umumnya terdiri dari sekresi dari kelenjar
serumen yang bercampur dengan sebum, debris eksfoliatif, dan
kontaminan.
Pembersihan liang telinga yang tidak benar mengganggu
mekanisme pembersihan serumen normal dan mendorong
serumen ke arah membran timpani.
Dengan bertambahnya umur, kulit meatus yang semakin kering
dan perubahan dari sekret dapat menyebabkan serumen menjadi
keras dan sulit dikeluarkan.
Faktor Resiko
Faktor Risiko
- Dermatitis kronik liang telinga luar
- Liang telinga sempit
- Produksi serumen banyak dan kering
- Adanya benda asing di liang telinga
- Kebiasaan mengorek telinga
Gejala Klinis
Umum : gangguan pendengaran yang ringan,
atau telinga terasa penuh.
Rasa sakit (<) apabila mengenai membran
timpani
Gejala lainnya : telinga gatal, telinga
berdenging, pusing, dan batuk yang timbul
oleh karena rangsangan nervus vagus
melalui cabang aurikuler.
Otitis Eksterna
Peradangan dari kulit liang telinga akut maupun
kronis
Berdasarkan bentuk lesi:
Berdasarkan penyebab:
Bakteri, virus, jamur
Otitis Eksterna
Sirkumskripta
(Furunkulosis)
Furunkel berbatas tegas pada 1/3 luar
liang telinga
Kuman tersering: Staphylococcus aureus,
Staphylococcus albus
Gejala
rasa nyeri yang hebat
-> penekanan
perikondrium
Nyeri saat membuka
mulut
Gangguan
pendengaran
Terapi
salep seperti
polymixin B atau
bacitracin atau
antiseptic asam setat
2-5% dalam alcohol.
Jika dinding furunkel
tebal, -> insisi
kemudian dipasang
drainase
AB sistemik jarang
diberikan
Manifestasi Klinis
nyeri tekan tragus
nyeri tarik liang telinga
liang telinga sempit
Kadang KGB regional > dan nyeri tekan
Sekret yang sedikit.
Pendengaran normal atau sedikit berkurang
Tatalaksana
Membersihkan liang telinga
Pemasangan tampon antibiotika
Tetes telinga polimiksin B, neomisin, hidrokortison,
kloramfenikol
Antibiotika sistemik dipertimbangkan
Manifestasi Klinis
Gejala lain:
Demam,
Pendengaran
berkurang,
tinitus, rasa
penuh
Stadium
Resolusi:
MT utuh
kembali,
penyembuhan
bergantung
pada imun
tubuh
Stadium
Hiperemis:
MT hiperemis &
edema
GEJALA
OMA
Stadium Perforasi:
Cairan/nanah keluar
liang telinga, MT
perforasi
Stadium
Supurasi:
Membran telinga
edema, MT
bulging, nyeri
telinga semakin
hebat
Oklusi
Penatalaksanaan OMA
Stadium Oklusi:
- Obat tetes hidung HCl
efedrin, 1% dalam larutan
fisiologis
- Penisilin 500 mg , 5 hari
Stadium Hiperemis:
- Penisilin IM
Penisilin/ampisilin 500 mg, min
7 hari
- Obat tetes hidung HCl efedrin
1%
- Analgesik
Stadium Supurasi:
-antibiotika
- Miringotomi
Stadium Perforasi:
- Obat cuci telinga H2O2
3% 3-5 hari
- Antibiotika
Stadium Resolusi:
Lanjutkan antibiotik 3
minggu
Etiologi
Kejadian OMSK hampir selalu dimulai dengan
otitis media berulang.
Faktor risiko OMSK:
Lingkungan
Genetik
Otitis media sebelumnya
Infeksi
Infeksi saluran nafas atas
Autoimun
Alergi
Gangguan fungsi tuba eustachius
Perjalanan Penyakit
OMSK ( > 2
bulan)
OMA stadium
Perforasi
Otitis Media
Supuratif
Subakut (< 2
bulan)
Klasifikasi
Tipe aman / tipe
mukosa / tipe
benigna
OMS
K
OMSK aktif
OMS
K
OMSK
tenang
Letak Perforasi
A. Perforasi sentral
B. Perforasi marginal
C. Perforasi atik
Kolesteatoma
Kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel
(keratin).
Deskuamasi
kolesteatoma bertambah
besar.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Otorrhea
Gangguan pendengaran
Otalgia
Vertigo
Curiga OMSK tipe Maligna:
Adanya abses atau fistel retroaurikular
Jaringan granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari
kavum timpani
Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)
Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
Perforasi marginal atau atik
Komplikasi
Telinga tengah Telinga dalam
Ekstradural
SSP
1. Perforasi
membran
timpani
persisten
2. Erosi tulang
pendengaran
3. Paralisis
nervus
facialis
1. Abses
ektradural
2. Trombosis
sinus
lateralis
3. Petrositis
1. Meningitis
2. Abses otak
1. Fistula labirin
2. Labirinitis
supuratif
3. Tuli saraf
(sensorineur
al)
Antibiotik topikal
Polimiksin B
Antibiotik sistemik
Sefotaksim tab 500 mg 2 x 1
Klasifikasi
Otitis Media Serosa Akut : terbentuknya sekret secara
tiba-tiba dengan disertai nyeri.
Otitis Media Serosa Kronis : terbentuknya sekret secara
bertahap tanpa rasa nyeri.
Etiologi
Kelainan kongenital
infeksi atau alergi
Blokade tuba
OMA yang tidak sembuh sempurna
Manifestasi Klinis
Pendengaran berkurang
Rasa tersumbat pada telinga
Suara sendiri terdengar lebih nyaring (autofoni)
Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat
posisi kepala berubah
Rasa sedikit nyeri di dalam telinga
Tinitus, vertigo, atau pusing kadang ada
Otoskopi: membrana timpani retraksi, kuning kemerahan, atau
keabuan
Bisa terdapat sekret yang mengalir ke liang telinga
Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala
Diagnosis
Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karena prosesnya
sendiri yang kerap tidak bergejala (asimptomatik), dikenal
dengan silent otitis media. Dengan absennya gejala seperti nyeri
telinga, demam, ataupun telinga berair, OME sering tidak
terdeteksi.
Beberapa instrumen penunjang juga membantu menegakkan
diagnosis OME.
Otomikosis
Patogenesis:
obstruksi serumen ->retensi air,
hilangnya serumen
trauma,
perubahan pH di permukaan liang telinga luar.
Pemeriksaan Otoskopi: miselia, liang telinga: eritem dan debris jamur
Candida: berskuama dan merah, dan dapat meluas. Pada membran
timpani: sekret serosanguinous
Pemeriksaan Penunjang
Biakan jamur: pada agar Saburoud: koloni filament
berwarna putih. Mikroskop: tampak hifa-hifa lebar dan
pada ujung-ujung : sterigma dan spora berjejer melekat
pada permukaannya.
Preparat KOH: tampak hifa-hifa lebar, berseptum, dan
kadang-kadang dapat ditemukan spora-spora kecil
dengan diameter 2-3 m.
Tatalaksana
membersihkan dan debridement telinga luar
mengasamkan kanal: : Larutan asam asetat 2-5 %
dalam alkohol, larutan lodium povidon 5%
memberikan agen antijamur:
Tidak spesifik: thimerosal dan gentian violet. spesifik:
clotrimazole, nystatin (tetes telinga atau bubuk) dan
ketokonazol
Tinnitus
Tinnitus merupakan gejala gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya
rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan dapat
unilateral dan bilateral. Serangan dapat bersifat periodik atau menetap. Keluhan suara
sangat bervariasi, dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, mengaum, atau
berbagai macam bunyi lainnya. Suara yang didengar dapat bersifat stabil atau berpulsasi.
Penyebab tinnitus:
kelainan somatik daerah leher dan rahang
kerusakan n. Vestibulokoklearis
kelainan vaskular (pulsatil)
kelainan metabolik
kelainan neurologis
kelainan psikogenik
obat-obatan
gangguan mekanik
gangguan konduksi
sebab lainnya (tuli akibat bising, presbikusis, Sindrom Meniere)
Patofisiologi Tinnitus
Terjadi aktivitas
elektrik pada area
auditorius yang
menimbulkan
perasaan adanya
bunyi, namun impuls
yang ada bukan
berasal dari bunyi
eksternal yang
ditransformasikan,
melainkan berasal
dari sumber impuls
abnormal di dalam
tubuh pasien sendiri
Impuls abnormal
Otitis eksterna
Keratosis obturans
Kolesteatom
Keganasan
Impaksi benda asing
Dermatitis seboroik
Eksema
LCS otorrhea
Blood-stained otorrhea
Furunkel
Trauma
Jaringan granulasi
Keganasan
OE maligna