• Keluhan telinga berbunyi (tinitus) dapat berupa suara berdengung atau berdenging: yang dirasakan
di kepala atau di telinga, pada satu sisi atau kedua telinga. Apakah tinitus ini disertai gangguan
pendengaran dan keluhan pusing berputar.
• Keluhan rasa pusing berputar (vertigo) merupakan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh
yang disertai rasa mual, muntah. Bila vertigo disertai keluhan neurologis seperti disartri, gangguan
penglihatan, kemungkinan letak kelainannya di sentral. Posisi kepala tertentu dan berkurang bila
pasien berbaring dan akan timbul lagi bangun dengan gerakan yang cepat.
Pemeriksaan Fisik pada Telinga
• Selalu mulai dari telinga yang normal terlebih dahulu
• Inspeksi dan palpasi telinga luar: cuci tangan, memakai gloves, masker dan
headlamp
Nilai:
⮚ Pembengkakan
⮚ Kemerahan
⮚ Cairan yang keluar seperti pus
• Menggunakan Otoscope dan • Periksa membrane timpani
Headlamp
Nilai:
• Pasang speculum dan nyalakan ⮚ Refleks cahaya
otoskop ⮚ Bentuk
• Periksa telinga kanan pasien ⮚ Warna (normalnya putih ke
menggunakan tangan kanan dan juga abuan seperti mutiara)
sebaliknya ⮚ Akumulasi cairan
• Teknik memegang telinga sama ⮚ Perforasi
seperti sebelumya
• Tempelkan kelingkin pada pipi
pasien
• Eksplorasi arah jam 3, 6, 9, 12
TAJAM
PENDENGARA Weber Test
N
Swabach
TES SUARA(BISIK)
INTERPRETASI:
⮚ Abnormal bila konduksi tulang lebih baik dari
konduksi udara
SWABACH TEST
• Meminta pasien untuk berdiri. Kedua telapak kaki berada dalam satu garis (tumit kaki depan bertemu
dengan jari kaki yang belakang). Kedua tangan pada posisi silang di dada.
• Pemeriksa berdiri di belakang/samping pasien dan menjaga pasien apabila pasien jatuh.
• Minta pasien untuk melihat fokus pada satu titik tepat lurus di depannya dan berjalan menuju titik
tersebut
• Respon normal jika pasien bisa mempertahankan postur tubuh tanpa adanya pergerakan pada kaki
BC = 40+30+40+30 = 140 dB = 35 dB
4
ANAMNESIS HIDUNG
• Salam & perkenalkan diri
• Tanyakan identitas pasien: nama, umur, ras, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, alamat)
• Tanyakan keluhan:
• Keluhannya apa? chief complaint
1) sumbatan hidung
2) sekret di hidung dan tenggorok
3) Bersin berulang
4) rasa nyeri di daerah muka dan kepala
5) perdarahan dari hidung
6) gangguan penghidu.
• Onset: Dari kapan?
• Duration: Sudah berapa lama?
• Severity: Seberapa parah?
• Unilateral/bilateral: Satu sisi saja atau keduanya?
• Associated symptoms: Ada gejala lain yang berhubungan?
• Predisposing factors: Biasanya kambuhnya kalau lagi apa atau lagi dimana? Apakah terpapar
alergen sebelumnya?
• Impact daily activities: Mengganggu aktivitas tidak?
• Comorbids: Ada penyakit lain yang sebelumnya diderita?
• History of medication: Pernah minum obat apa?
• Family illness history: Ada keluarga dengan penyakit yang sama?
Sumbatan hidung:
- Apakah terdapat riwayat terpapar bahan alergen (debu, tepung sari, bulu binatang)?
- Apakah terdapat riwayat trauma hidung?
- Apakah terdapat riwayat pemakaian obat tetes hidung dekongestan? Jika iya, sudah berapa lama?
- Apakah pasien merupakan perokok atau peminum alcohol yang berat?
Sekret di hidung:
- Bagaimana warna, konsistensi, jumlah cairan yang keluar?
- Apakah secret/cairan hanya keluar saat pagi hari atau pada waktu tertentu (musim hujan) atau terus-
menerus?
Bersin berulang:
- Apakah timbul akibat menghirup sesuatu dan diikuti keluar secret yang encer dan rasa gatal di hidung,
tenggorok, mata dan telinga?
Inspeksi:
- Apakah simetris? Apakah ada deviasi, luka,
nyeri, bengkak?
Nasal Speculum
• Posisi pemeriksa berhadapan dengan pasien.
Agar kita nyaman, pasien bisa diminta
menengadah
• Cara pegang: Jempol di joint speculumnya,
telunjuk fiksasi pada hidung pasien. Sisa 3
jarinya pegang bagian bawah, untuk buka-
tutup.
• Masukkan ke dalam lubang hidung 15 derajat
dengan bidang horizontal. Saat sudah masuk,
buka speculumnya. Tangan satunya lagi bisa
membantu buka lubang hidungnya atau
memegang kepala pasien.
• Interpretasi bagian mukosa:
• Tanda inflamasi
• Pembengkakan?
• Sekret
• Polip, atau tumor?
• Deviasi septum
• pistaksis
• Keadaan inferior dan middle
turbinate?
• Keluarkan speculum: tutup speculum
sedikit, tarik keluar, setelah itu tutup
sepenunya.
• Laporkan hasilnya setelah
mengeluarkan speculumnya
Otoskop
• Letakkan jempol kiri pemeriksa di ujung
hidung pasien dan pertahankan kepala
pasien agar tetap tegak.
• Ekstensikan sedikit kepala pasien saat
memasukkan otoskop
Interpretasi sama seperti sebelumnya
Sekret purulent pada middle meatus kiri
Rhinoscopy posterior
• Lakukan penyemprotan pada rongga mulut
dengan lidokain spray 2%.
• Tunggu beberapa menit.
• Ambil kaca laring (laryngeal mirror) ukuran
kecil dan hangatkan dengan lampu bunsen
• Masukkan/pasang kaca laring pada daerah
oropharyngeal istmus arah kaca ke kranial.
• Evaluasi bayangan-bayangan di rongga
hidung posterior (nasofaring).
Transiluminasi
Dilakukan pada ruangan yang gelap dan menggunakan lampu khusus
- Sinus maxilla: sumber cahaya dimasukkan ke rongga mulut dan pasien diminta
katupkan bibit -> akan tampak daerah infraorbital berpendar seperti bulan sabut
- Sinus frontal: sumber cahaya diletakkan di bawah sinus frontal dekat kantus
medius -> akan tampak daerah frontal berpendar
Pasase udara
Letakkan spatula di depan lubang hidung dan perhatikan embun yang dihasilkan
ANAMNESIS HIPOFARING DAN LARING
• Keluhan penyerta :
- Apakah pasien batuk ?
- Dapatkah pasien mengeluarkan sekret ?
- Adakah nyeri sehubungan dengan penggunaan suara ?
- Adakah rasa tidak nyaman waktu bernafas ?
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit keluarga: keluhan yang sama di keluarga
• Riwayat: merokok atau minum alkohol
PEMERIKSAAN HIPOFARING DAN LARING
• Pasien duduk lurus agak condong ke depan
dengan leher semi ekstensi.
• Kaca laring dihangatkan dengan api lampu
spiritus
• Pasien diminta membuka mulut dan
menjulurkan lidahnya sejauh mungkin. Lidah
dipegang dengan tangan kiri memakai kain kasa
dan ditarik keluar
• Kaca laring dimasukkan ke dalam mulut
dengan arah kaca ke bawah, bersandar pada
uvula dan palatum mole
• Untuk menilai gerakan pita suara:
- adduksi: pasien mengucapkan ”iiiii”
- Abduksi: pasien inspirasi dalam
Inspeksi:
- Apakah wajah simetris?
- Apakah terdapat luka pada wajah?
- Lain-lain: allergic shiner, allergic salute, nasal
crease, denise-morgan line
PEMERIKSAAN
MAKSILOFASIA
Palpasi:
L
- Tanda fraktur: deformitas, krepitus, mobile,
nyeri tekan
- Parese nervus fasialis
- Palpasi/perkusi sinus paranasal: apakah nyeri?
PEMERIKSAAN
LEHER
- Lokasi
- Bentuk
- Jumlah
- konglomerasi
1. Kelenjar getah bening:
- Konsistensi
a. Inspeksi: apakah terlihat pembesaran - Mobilitas
KGB? - Nyeri tekan
- Ukuran
b. Palpasi:
Posisi: pasien duduk dan pemeriksan
berada di belakang pasien dan meraba leher
pasien dengan kedua tangan (minimal 3
jari)
apakah teraba pembesaran KGB?
2. Kelenjar tiroid:
a. Inspeksi: apakah terlihat pembesaran tiroid?
- Posisi
- Bentuk
- Permukaan
- Warna
- Ikut bergerak saat menelan?
b. Palpasi: apakah teraba pembesaran tiroid?
Posisi: pasien duduk dan pemeriksan berada di belakang pasien dan meraba leher pasien dengan kedua tangan (minimal 3 jari)
- Posisi
- Permukaan
- Batas tepi
- Konsistensi
- Nyeri tekan
- Ukuran
- Ikut bergerak saat menelan?
c. Auskultasi: ada bruit?
STATUS LOKALIS THT-KL
• Auris Dextra et Sinistra : CAE tenang +/+, sekret -/-, serumen -/-, membran timpani intak
+/+, RC+/+, RA tenang +/+
• Cavum Nasi : mukosa tenang +/+, sekret +/+, konka inferior eutrofi +/+, SD (-), PU +/+