Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PELAKSANAAN PSPD

SELAMA PANDEMI COVID-19

DEPARTEMEN IK TELINGA HIDUNG TENGGOROK


BEDAH KEPALA LEHER

PENDAHULUAN

Program studi pendidikan dokter (PSPD) merupakan program pendidikan profesi yang
menuntut keterampilan dan atau keahlian, etika, serta sikap kerja tertentu yang dihasilkan
dari suatu proses pendidikan.

TUJUAN

Tujuan Umum
Peserta PSPd dapat mengevaluasi dan mengelola beberapa penyakit T.H.T.K.L. yang banyak
terjadi di masyarakat, serta mampu mengembangkan ilmu kesehatan dengan ikut serta dalam
pendidikan, penelitian, serta mencari penyelesaian masalah kesehatan.

Tujuan Khusus
Pada akhir rotasi, peserta PSPD diharapkan mampu:
1. Melakukan Teknik pemeriksaan diagnostik penyakit T.H.T.K.L. yang sederhana dan
mampu menginterpretasikan hasilnya.
2. Menegakkan diagnosis dan menentukan penyakit T.H.T.K.L. sesuai SKDI.
3. Melakukan kegawatdaruratan di Bidang T.H.T.K.L.
4. Merencanakan/melaksanakan dan mengevaluasi program penjaringan dengan tujuan
deteksi dini untuk mencegah, membatasi, dan rehabilitasi penyakit T.H.T.K.L. yang
banyak terjadi di masyarakat.
5. Menejelaskan berbagai jenis operasi T.H.T.K.L. yang banyak dilakukan di Indonesia.
6. Bersikap professional dalam memberikan layanan di Bidang T.H.T.K.L.
7. Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu kedokteran,
khususnya T.H.T.K.L. sesuai aturan.

LAMA KEGIATAN

- Stase selama 3 minggu dengan penekanan pada kompetensi pengetahuan (selama


pandemi Covid-19).
- Stase selama 2 minggu berisi pemenuhan kompetensi keterampilan (setelah masa
pandemi Covid-19).
TEMPAT

- Departemen I.K. T.H.T.K.L. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS Dr. Hasan


Sadikin Bandung.
- Kediaman masing-masing preceptor dan peserta PSPD.

TATA TERTIB

1. Mahasiswa menjalani stase dalam kelompok kecil (4 – 7 orang) dengan pembimbing 1


(satu) orang preceptor.
2. Mahasiswa diharuskan melapor kepada Kepala Depertemen I.K. T.H.T.K.L. dan
Koordinator PSPD sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan stase.
3. Setelah itu mahasiswa juga harus melapor kepada preceptor masing-masing untuk
mendapatkan jadwal kegiatan bimbingan.
4. Mengikuti seluruh kegiatan yang tercantum (perkuliahan dan evaluasi) secara PJJ.
5. Kehadiran mahasiswa diperhitungkan dalam seluruh kegiatan perkuliahan dan evaluasi.
6. Mahasiswa diharapkan melapor sebelum kegiatan apabila berhalangan mengikuti
perkuliahan maupun evaluasi.
7. Bila mahasiswa tidak mengikuti minimal 2 kegiatan selama stase dengan alasan apapun,
maka mahasiswa diharuskan mengulang kegiatan stase di Departemen I.K. T.H.T.K.L.
secara penuh selama 3 minggu.
8. Semua aktivitas yang diikuti selama stase (perkuliahan dan evaluasi) ditulis dalam buku
log mahasiswa sebagai syarat yudisium.

BENTUK PEMBELAJARAN

Pembelajaran berlangsung secara:


- Pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk materi kompetensi pengetahuan (pada stase
pertama selama 3 minggu).
- Observasi secara langsung untuk kompetensi keterampilan (selama 2 minggu),
dilakukan setelah melewati stase pertama, yang merupakan stase lanjutan setelah
masa pandemi Covid-19.

METODE PEMBELAJARAN

Kegiatan akademik dilakukan dengan tatap muka secara langsung melalui PJJ dan secara tidak
langsung, dengan penekanan materi pada kemampuan klinis dan keterampilan klinis
kompetensi 4 dan 3.
Pada saat stase 3 minggu pertama, kegiatan akademik yang akan diikuti peserta PSPD berupa:
a. Perkuliahan (secara PJJ)

FREKUENSI
LAMA PER
NO NAMA KEGIATAN BENTUK SELAMA
KEGIATAN
STASE
1. Clinical science session (CSS) - Diskusi secara 3 kali. 2 jam.
Merupakan diskusi ilmiah langsung
yang dilakukan dengan menggunakan metode
mengangkat salah satu topik PJJ antara mahasiswa
yang berkaitan dengan kasus dengan preceptor
di Bidang T.H.T.K.L. dengan - Bentuk penugasan lain
berpedoman kepada yang berhubungan
kompetensi dokter umum dengan materi PSPD.
sesuai UKDI. Dalam satu
kasus, dapat membahas
beberapa kompetensi secara
bersamaan.

2. Case report session (CRS) - Diskusi secara 3 kali. 2 jam.


Merupakan diskusi ilmiah langsung
yang terjadi setelah menggunakan metode
mahasiswa mendapat tugas PJJ antara mahasiswa
mengenai topik atau kasus di dengan preceptor
Bidang T.H.T.K.L. Tugas dapat - Bentuk penugasan lain
dikerjakan mandiri atau yang berhubungan
berkelompok. dengan materi PSPD.

3. Resource person session - Kuliah dari preceptor Setiap hari 1 – 2 jam.


(RPS) atau pengayaan - Acara ilmiah kerja.
Merupakan forum ilmiah yang departemen atau
berisi penjelasan dari divisi.
preceptor atau pembicara lain
(misal dari divisi) kepada
mahasiswa.

4. Video session - Pemutaran video ajar 2 kali. 1 – 2 jam.


Bentuk pembelajaran yang bersama
berisi pembahasan mengenai - Memberikan link video
suatu bentuk pemeriksaan dari preceptor untuk
atau kasus dengan media dipelajari mahasiswa.
video ajar.

b. Evaluasi (secara PJJ)


Merupakan bentuk evaluasi pembelajaran melalui pertanyaan dalam bentuk pertanyaan
tertutup (benar/salah, multiple choices question (MCQ)) dan pertanyaan terbuka (essay).
Proses evaluasi dilakukan secara PJJ menggunakan google form dan secara langsung
dikoordinir oleh Koordinator PSPD Departemen I.K. T.H.T.K.L.
Evaluasi dilaksanakan dalam 3 tahap:
- Pretest
Dilakukan di hari pertama stase.
- Midtest
Dilakukan pada minggu kedua stase.
- Posttest
Dilakukan pada minggu ketiga, sebelum yudisium.

PENILAIAN

1. Nilai diberikan oleh preceptor berdasarkan:


- Kehadiran mahasiswa pada seluruh kegiatan perkuliahan
- Nilai dari kegiatan perkuliahan (CSS, CRS, RPS, dan video session)
dengan masing-masing item kegiatan range penilaian antara 0 – 100.
2. Nilai evaluasi diperoleh langsung dari nilai pretest, midtest, dan posttest yang
diselesaikan dan penilaian langsung dikoordinasikan oleh Koordinator PSPD
Departemen I.K. T.H.T.K.L.
3. Nilai akhir diperhitungkan dari nilai yang diperoleh dari preceptor dan nilai evaluasi,
dengan perhitungan sebagai berikut:
CSS: 15%
CRS: 15%
RPS: 10%
Video session: 10%
Pretest: 10%
Midtest: 15%
Posttest: 25%
4. Nilai akhir diumumkan saat yudisium (pada hari terakhir stase).
5. Mahasiswa dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang stase apabila nilai akhir < 68.

KOMPETENSI PSPD BERDASARKAN UKDI

KEMAMPUAN KLINIS

Kompetensi 4

No. Jenis Penyakit


Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan
1 Tuli kongenital
2 Otitis eksterna
3 Serumen
4 BPPV (benign paroxysmal positional vertigo)
5 Gangguan keseimbangan
6 Akut akustik neuroma
7 Gangguan dengar konduktif
Hidung dan Sinus Paranasal
8 Furunkel hidung
9 Rinitis akut
10 Benda asing di hidung
11 Rinitis vasomotor
12 Rinitis alergi
13 Epistaksis
Laring dan Faring
14 Nasofaringitis
15 Faringitis
16 Tonsilitis
17 Laringitis
Kepala dan Leher
18 Parotitis supuratif
19 Adenitis servikalis supuratif
20 Mumps
21 Hidradenitis supuratif, karbunkel

KEMAMPUAN KLINIS

Kompetensi 3

No. Jenis Penyakit


Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan
1 Inflamasi pada aurikula
2 Herpes zoster otikus
3 Fistula preaurikuler
4 Akut otitis media
5 Akut otitis serosa (glue ear)
6 Otitis media kronik
7 Mastoiditis
8 Miringitis bullosa
9 Benda asing di telinga
10 Perforasi membran timpani
11 Otosklerosis
12 Timpanosklerosis
13 Presbiakusis
14 Akustik neuroma
15 Paralisis fasialis
Hidung dan Sinus Paranasal
16 Sinusitis kronik
Laring dan Faring
17 Abses peritonsiler
18 Difteri
19 Obstruksi saluran pernafasan atas
20 Pseudocroup acute epiglottitis
Kepala dan Leher
21 Fistula, kista brakialis medial dan lateral
22 Higroma kistik
23 Tortikolis
24 Angina ludwig
25 Abses bezold
26 Leukoplakia
27 Karsinoma nasofaring
Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
28 Kista
29 Goiter
30 Hipertioid
31 Hiperparatiroid
32 Hipotiroid
33 Hipoparatiroid

KEMAMPUAN KLINIS

Kompetensi 1 dan 2

No. Jenis Penyakit


Kompetensi
Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan
1 Labirintitis 2
2 Meniere’s disease 1
3 Neuritis vestibularis 1
4 Trauma pada telinga 2
5 Gangguan dengar sensorineural 2
6 Kolesteatoma 1
Hidung dan Sinus Paranasal Kompetensi
7 Septum deviasi 2
8 Atresia koanal 2
9 Sinusitis 2
10 Sinusitis frontalis akut 2
11 Sinusitis maksilaris akut 2
12 Sinusitis etmoidalis akut 1
13 Rinitis medikamentosa 2
14 Polip 2
Laring dan Faring Kompetensi
15 Adenoid hipertrofi 2
16 Akut epiglotitis (Pseudo-croop) 2
17 Obstructive sleep apnea (OSA) 1
Trakea Kompetensi
18 Trakeitis 2
19 Aspirasi 1
20 Benda asing 1
Kepala dan Leher Kompetensi
21 Pleomorfik adenoma 1
22 Tumor warthin 1
23 Karsinoma laring 2
24 Benjolan di leher 2
25 Fistula, kista lateral dan medial 2
26 Higroma kistik 2
27 Tumor tiroid 1
28 Tumor sinonasal 1

KETERAMPILAN KLINIS

Kompetensi 4

Pemeriksaan Fisik Diagnostik


Indra Pendengaran dan Keseimbangan
1 Inspeksi aurikula, posisi telinga, dan mastoid
Tes pendengaran, pemeriksaan garpu tala (Weber, Rinne,
2
Schwabach)
3 Tes pendengaran sederhana: tes bisik dan tes suara
Indra Penciuman
4 Inspeksi bentuk hidung dan lubang hidung
5 Penilaian obstruksi hidung
Indra Pengecap
6 Inspeksi bibir dan kavitas oral
7 Inspeksi tonsil
8 Penilaian pergerakan lidah
9 Penilaian pergerakan otot-otot hipoglosus
10 Inspeksi leher
11 Palpasi nodus limfatikus brakialis
12 Palpasi kelenjar tiroid
13 Apus tenggorok
KETERAMPILAN KLINIS

Kompetensi 3

Pemeriksaan Fisik Diagnostik


Indra Pendengaran dan Keseimbangan
1 Pemeriksaan meatus auditorius eksternus dengan otoskop
2 Pemeriksaan membran timpani dengan otoskop
3 Menggunakan kaca laring
4 Menggunakan lampu kepala
Indra Penciuman
5 Rinoskopi anterior
6 Transluminasi sinus
Indra Pengecap
7 Menilai suara dan bicara
8 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotis)
9 Penilaian kemampuan menelan
Keterampilan Terapeutik
10 Pembersihan meatus auditorius eksternus dengan usapan
11 Pengambilan serumen menggunakan kait atau kuret
12 Pengambilan benda asing dengan cara spoeling telinga
13 Menghentikan perdarahan hidung

KETERAMPILAN KLINIS

Kompetensi 1 – 2

Pemeriksaan Fisik Diagnostik


Kompetensi
Indra Pendengaran dan Keseimbangan
1 Audiometri nada murni 2
2 Audiometri tutur 2
3 Pemeriksaan pendengaran pada anak-anak 2
4 Pneumatik otoskop (Siegle) 1
5 Melakukan dan menginterpretasikan timpanometri 2
6 Pemeriksaan vestibular 2
7 Tes Ewing 2
8 Elektronistagmografi 1
Indra Penciuman Kompetensi
9 Uji penciuman 2
10 Nasoendoskopi 2
11 USG sinus 1
12 Radiologi sinus, interpretasi 2
Indra Pengecap Kompetensi
13 Penilaian bicara 1
14 Indirek laringoskopi 2
15 Direk laringoskopi 2
Inspeksi kavitas nasofaring (dengan nasofaringoskopi, kaca laring,
16 2
and laringoskop)
17 Inspeksi hipofaring (dengan laringoskop/ hipofaringoskop) 2
18 Uji sensasi indra pencecap 1
19 Esofagoskopi 2
Keterampilan Terapeutik Kompetensi
20 Manuver Politzer 2
21 Manuver valsalva 2
22 Pemasangan probe wool katun didalam telinga 2
23 Parasentesis 2
24 Pengambilan benda asing di telinga 2
25 Insersi grommet 2
26 Menyesuaikan alat bantu dengar 2
27 Pemasangan tampon anterior hidung 2
28 Pengambilan benda asing dari hidung 2
29 Bilas sinus 2
30 Pungsi sinuses 2
31 Antroskopi 2
32 Trakeostomi 2

Anda mungkin juga menyukai