Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis

Sinusitis akut

Kurang lebih separuh dari dua pertiga pasien dengan simtom-simtom sinus berkemungkinan
besar tidak menghidap sinusitis bakteri tapi penyakit virus. Beberapa konsensus menetapkan
bahwa diagnosis sinusitis bakteri tidak ditegakkan melainkan simtom-simtom pasien bertahan
sekurang-kurangnya selama 7 hari. Konfirmasi absolut sinusitis bakteri membutuhkan punktur
antral dan sekresi yang terinfeksi itu dikultur. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak disarankan.

Riwayat penyakit yang lengkap sangat penting untuk mendiagnosa sinusitis akut. Perhatian
khusus harus diberikan sekiranya pasien mendeskripsikan adanya riwayat infeksi virus pada
saluran nafas atas yang mendahului keluhan sinusnya. Juga harus diperhatikan sekiranya pasien
berespon kurang baik terhadap dekongestan.

Nyeri pada wajah sering dideskripsikan di atas dan di bawah mata. Nyeri ini meningkat
sekiranya pasien membungkuk ke depan. Palpasi dan perkusi pada sinus yang terlibat
berkemungkinan memberikan tanda adanya ketegangan. Lokasi nyeri mungkin menandakan
adanya infeksi pada sinus tertentu. Pemeriksaan palpasi haruslah meliputi daerah-daerah lantai
maksila pada palatum, dinding anterior maksila dari pipi, dinding lateral ethmoid dari medial
canthus, lantai frontal dari atap orbita dan dinding anterior frontal dari tulang supraorbital. Juga,
karena sinusitis bacterial maksila berkemungkinan sekunder dari infeksi akar gigi, gigi pada
maksila bisa diketok menggunakan penekan lidah untuk menilai terdapatnya ketegangan.

Visualisasi sekresi yang purulent pada meatus media berkemungkinan besar menunjuk ke arah
sinusitis akut. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan spekulum lebar yang diikuti
oleh otoskop. Agen vasokonstriksi dapat digunakan untuk mengecilkan mukosa hidung dan
membantu visualisasi. Inspeksi faring posterior atau menggunakan kaca faring akan
menampakkan adanya sekresi purulent yang mengalir di bagian posterior.

Transluminasi abnormal juga dilaporkan sebagai predictor independen pada sinusitis akut.
Namun, teknik ini mencetuskan kontroversi akan keupayaannya atau keberhasilan dalam
mendiagnosa sinusitis akut. Oleh karena transluminasi dianggap sebagai kurang efektif oleh para
ilmuwan, penggunaan teknik ini tidak direkomendasikan dalam menegakkan diagnosis. Swab
nasal juga tidak direkomendasikan karena tidak memberikan sebarang informasi diagnosis yang
berguna.

Sinusitis Kronik

Diagnosis sinusitis kronik didasari oleh adanya dua simtom sinonasal yang diasosiasikan dengan
bukti klinis atau radiologi akan adanya inflamasi sinonasal. Dua daripada simtom-simtom berikut
harus ada sekresi nasal, obstruksi nasal, nyeri wajah atau disfungsi penciuman. Sinusitis kronik
sering dianggap merepresentasikan kumpulan penyakit heterogenous.

Polip nasal merupakan subtype sinusitis kronik. Istilah polip merujuk pada ketumbuhan tisu ke
dalam rongga hidung. Lokasi paling sering polip berasal adalah regio ethmoid anterior. Polip
nasal menyebabkan obstruksi nasal, hiposmia, infeksi rekuren dan penurunan kualitas hidup.

Hasil pemeriksaan fisik yang negatif dapat menyingkirkan penyakit serius yang menyerupai
sinusitis kronik. Otitis media unilateral dengan efusi menandakan adanya massa di daerah
nasofaring. Rasa baal pada wajah menandakan kewaspadaan terhadap keganasan sinus.
Pembengkakan wajah atau gangguan pada pergerakan bola mata menandakan komplikasi dari
sinusitis. Demam atau pembesaran kelenjar getah bening di leher bukan merupakan temuan yang
rutin pada sinusitis kronik. Infeksi pada gigi juga bisa menyebabkan terjadinya sinusitis. Cairan
post nasal yang purulent merupakan tanda infeksi sinus.

Simtom yang paling sering adalah obstruksi nasal. Hipoksia, hiperkapnia, mengorok, gangguan
tidur dan peningkatan resiko hipertensi mungkin terjadi pada pasien dengan polip nasal. Polip
bisa menyekat aliran udara ke celah olfaktorius yang berakibat pada kehilangan deria penciuman.
Polip nasal yang unilateral harus dicurigai papilloma inversi atau tumor dalam orang dewasa.
Pemeriksaan rongga mulut berkemungkinan akan ditemukan polip di belakang margin palatum
molle pada kasus polip antrochoanal atau postnasal drips yang berhubungan dengan sinusitis
yang sudah lama wujud.

Pemeriksaan Penunjang

Imaging tidak efektif dari segi kos untuk penilaian awal dan manajemen pasien dalam pelayanan
kesehatan lini pertama. Foto rontgen mungkin diindikasikan untuk menegakkan diagnosis pada
pasien dengan riwayat sinusitis atau untuk pasien yang dimasukkan ke rumah sakit karena
penyakit sinus yang parah. Seperti biasa, radiografi harus diintepretasikan setelah ada temuan
klinis dan bukan sebaliknya. Pasien dengan keluhan sinusitis frontal harus difoto rontgen karena
hanya ada barrier tipis diantara sinus frontal dengan sistem saraf pusat. Jadi, untuk pasien ini,
diagnosis dan penatalaksanaan yang cocok amat penting.

Air-fluid levels dan persuraman total pada sinus merupakan hasil radiografi yang berguna untuk
menegakkan diagnosis dengan nilai prediksi positif dari 80% hingga 100%. Namun, sensitivitas
radiografi sangat rendah, hanya 60% pasien dengan sinusitis akan menunjukkan hasil air-fluid
levels atau persuraman pada pemeriksaan radiograf. Sensitivitas penebalan mukosa sangat tinggi
tapi tidak spesifik. Penebalan mukosa sekurang-kurangnya 5 mm telah digunakan sebagai
ambang untuk mengoptimakan nilai prediktif. Namun, spesifisitas dari 36% sampai 76%
diobservasi pada pasien simtomatik menggunakan ambang ini.
Pemeriksaan asas radiograf sinus paranasal meliputi tiga hingga empat posisi yaitu, posisi
Waters digunakan untuk evaluasi sinus maksila, posisi Caldwell (posteroanterior bersudut)
digunakan untuk evaluasi sel udara ethmoid dan sinus frontal, posisi lateral digunakan untuk
evaluasi penyakit sfenoid dan untuk konfirmasi penyakit dalam sinus kedua maksila, ethmoid
dan frontal, serta posisi submentovertex digunakan untuk memeriksa sinus sfenoid dan ethmoid.
Semua posisi pemeriksaan dilakukan dan keadaan pasien menegak untuk mengevaluasi air-fluid
level. Namun, dari penelitian, posisi Waters mencukupi untuk menilai keseluruhan sinus.

Computed tomography (CT) memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi rongga sinus,
namun, CT bukanlah pemeriksaan rutin untuk sinusitis akut. CT scan sinus sangat sensitif
khususnya untuk melihat abnormalitas sinus, tapi mempunyai spesifisitas rendah untuk
mendiagnosis sinusitis akut.

Anda mungkin juga menyukai

  • 20 HUJAH
    20 HUJAH
    Dokumen112 halaman
    20 HUJAH
    ambiya086114
    100% (1)
  • Keperluan Gizi Yang Seimbang
    Keperluan Gizi Yang Seimbang
    Dokumen21 halaman
    Keperluan Gizi Yang Seimbang
    Asmalina Azizan
    Belum ada peringkat
  • Etiologi Akut
    Etiologi Akut
    Dokumen1 halaman
    Etiologi Akut
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Path o Physiology
    Path o Physiology
    Dokumen3 halaman
    Path o Physiology
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Sinusitis
    Sinusitis
    Dokumen3 halaman
    Sinusitis
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kasus
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • IMT DAN STATUS GIZI
    IMT DAN STATUS GIZI
    Dokumen23 halaman
    IMT DAN STATUS GIZI
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • APPENDISITIS
    APPENDISITIS
    Dokumen12 halaman
    APPENDISITIS
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Path o Physiology
    Path o Physiology
    Dokumen3 halaman
    Path o Physiology
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • CA Mammae Sinistra
    CA Mammae Sinistra
    Dokumen22 halaman
    CA Mammae Sinistra
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Damai Hembusan Bayu
    Damai Hembusan Bayu
    Dokumen1 halaman
    Damai Hembusan Bayu
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pendengaran Pada Bayi
    Gangguan Pendengaran Pada Bayi
    Dokumen13 halaman
    Gangguan Pendengaran Pada Bayi
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • APENDIKS
    APENDIKS
    Dokumen15 halaman
    APENDIKS
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • CA Mammae Sinistra
    CA Mammae Sinistra
    Dokumen22 halaman
    CA Mammae Sinistra
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • 20 HADIS
    20 HADIS
    Dokumen122 halaman
    20 HADIS
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Cushing Syndrome
    Cushing Syndrome
    Dokumen15 halaman
    Cushing Syndrome
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Asthma
    Asthma
    Dokumen20 halaman
    Asthma
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Onkologi Umum
    Onkologi Umum
    Dokumen33 halaman
    Onkologi Umum
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • Blok 10 Menstruasi
    Blok 10 Menstruasi
    Dokumen18 halaman
    Blok 10 Menstruasi
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • APENDIKS
    APENDIKS
    Dokumen15 halaman
    APENDIKS
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat
  • DBD Aqim
    DBD Aqim
    Dokumen20 halaman
    DBD Aqim
    Aqim Haris-Khairia
    Belum ada peringkat