Anda di halaman 1dari 14

SAMPUL

Dosen Pengampu : Wilda Ansar, S.Psi., M.A

MATA KULIAH PERKEMBANGAN ANAK

Masa Prenatal dan Neonatal

Di Susun Oleh :
Kelompok 1 Kelas G

Essam S. Sappe Abdulwahid Muhammad 200701501005


Sarkia 200701502123
Zalzabila Maharani Supriadi 200701502059
Nurul Fitriani 200701500071
Andi Nurqalbi Jaya 200701501102

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021

1
DAFTAR ISI

Contents
SAMPUL..............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar belakang.........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Peranan Landasan Genetik terhadap Perkembangan Individu Masa Prenatal dan
Neonatal............................................................................................................................................5
B. Mengetahui Peran Interaksi Herediter dalam Perkembangan Individu Pada Masa
Prenatal dan Neonatal.....................................................................................................................7
C. Peranan lingkungan dalam perkembangan individu masa prenatal dan neonatal............9
BAB III...............................................................................................................................................13
KESIMPULAN..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai
dengan meninggal. Sebagai salah satu mata kuliah wajib di program studi psikologi,
mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan baik isi materi yang terdapat pada
Psikologi perkembangan ini. Salah satu materi yang akan dipelajari dalam psikologi
perkembangan adalah psikologi perkembangan pada masa prenatal dan neonatal.
Masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak
konsepsi, yakni ketika ovum dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu
kelahiran individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender
atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dari segi waktunya, periode prenatal ini
merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada
periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dari individu. Studi
psikologis tentang kelahiran lebih difokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pralahir, dan sejumlah factor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan setelah kelahiran.
Atas dasar materi tersebut kami menyusun makalah ini sebagai salah satu
bentuk penuntasan tugas perkuliahan kami dan sebagai salah satu acuan media
pembelajaran. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
dalam dan lebih luas terkait materi psikologi perkembangan pada masa prenatal dan
neonatal agar menambah ilmu kami untuk lebih memahami psikologi perkembangan.

B. Rumusan Masalah
Dalam upaya kami untuk memperdalam ilmu tentang psikologi perkembangan
pada masa prenatal dan neonatal, maka dari itu kami menyusun rumusan masalah
antara lain:
1. Bagaimana landasan genetik perkembangan berperan dalam perkembangan
individu masa prenatal dan neonatal?
2. Bagaimana interaksi herediter berperan dalam perkembangan individu masa
prenatal dan neonatal?
3. Bagaimana lingkungan berperan dalam perkembangan individu masa prenatal
dan neonatal?

3
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memahami lebih lanjut
psikologi perkembangan pada masa prenatal dan neonatal sebagai salah satu bentuk
penuntasan tugas kuliah kami.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
1. Mengetahui peran landasan genetik dalam perkembangan individu pada masa
prenatal dan neonatal.
2. Mengetahui peran interaksi herediter dalam perkembangan individu pada masa
prenatal dan neonatal.
3. Mengetahui peran lingkungan dalam perkembangan individu pada masa
prenatal dan kelahiran.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peranan Landasan Genetik terhadap Perkembangan Individu Masa Prenatal


dan Neonatal

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal dapat dilihat dari
dua sisi yaitu faktor genetic dan faktor lingkungan. Hal ini didasarkan menurut Paul Henry
Musen, dkk (1984) bahwa factor factor yang mempengaruhi perilaku dapat digolongkan
menjadi 5 hal yaitu: factor genetis yang menentukan keadaan biologis, factor non genetic
yang mempengaruhi kondisi biologis seperti kekurangan O2 ketika proses kelahiran,
kekurangan gizi, Faktor pengalaman-pengalaman, masa lalu anak atau pelajaran-pelajaran
yang telah diterima anak, faktor lingkungan sosial psikologis (orang tua, saudara-saudara
kandung, teman-teman sebaya dan guru), terakhir faktor sosial budaya di lingkungan tempat
anak berkembang. Bebrapa penelitian juga mengatakan bahwa watak mungkin mempunyai
dasar biologis. Apabila masa prenatal ini mengalami masalah, maka akan memiliki pengaruh
atau dampak bagi kondisi janin yang ada di dalam kandungan atau bahkan Ketika sudah
dilahirkan. Oleh karena itu periode pasca kelahiran juga meruapakan periode yang sangat
penting karena merupakan periode penyesuaian diri baik bagi ibu maupun bayi untuk
meneruskan perkembangan sebelumnya.

Ditinjau dari sisi bologis faktor-faktor genetic dari orang tua di turunkan pada proses
pembuahan dan berlanjut sampai terbentuknya embrio dalam Rahim, karena selama sel-sel
membelah dan kromosom-kromosom yang ada dalam sel-sel ayah dan ibu yang berisi gen-
gen akan saling berpasangan, dimana gen yang dominan pengaruhnya baik itu dari ibu
ataupun ayah akan menjadi ciri kepribadian anak. Faktor genetic yang mana saja yang bisa
diturunkan kepada anak dan mana yang tidak, sama sekali tidak bisa diatur manusia. Dalam
penurunan faktor-faktor genetic menurut Whitherington (1991) berlaku beberapa prinsip
hereditet yaitu:

1. Proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain
dengan perantaraan sel benih dan pada umumnya diturunkan adalah struktur
bukanlah tingkah laku sehingga ciri-ciri yang merupakan hasil belajar orang tua
tidak akan diturunkan,

5
2. Setiap golongan menurunkan golongannya sendiri (prinsip konformitet) yang
umumnya berlaku untuk struktur anatomis, susunan urat syaraf, besar badan,
fungsi biologis, warna kulit dan sifat biologis lainnya.
3. Sel-sel benih mengandung determinant-determinant yang banyak jumlahnya yang
sewaktu pembuahan saling berkombinasi dalam cara yang berbeda-beda untuk
mengahasilkan anak yang saling berbeda, dan
4. Setiap sifat atau ciri manusia memperlihatkan kecondongan menuju keadaan rata-
rata.

Sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut, maka faktor-faktor genetika yang turut


mepengaruhi kepribadian seseorang menurut Paul Hendry Musen (1984) menjadi:

1. Ciri-ciri fisik

Ciri-ciri fisik seperti warna kulit, jenis rambut, warna mata secara kuat
ditentukan oleh faktor hereditas, tetapi kemampuan fisik untuk beradaptasi dengan
lingkungan Sebagian besar tergantung pada lingkungan hidupnya.

2. Intelegensi

Sebagian ahli menyatakan bahwa faktor genetic memainkan peran yang


dominan dalam menentukan kemampuan intelektual, sementara yang lain
menyatalkan tidak . jika genetic meminkan peran penting dalam menentukan
tingkat intelegensi makan akan ditemukan korelasi yang lebih tinggi antara
intelegensi anak dengan orang tuanya. Ternyata orang tua dengan intelegensi
superior tidak selamanya menurunkan nak yang superior

3. Mental terbelakangan (mental retardation)

Adapun yang dimaksud dengan mental retardation menurut A.A.M.D 9the


American Association Mental Deficiency) adalah anak-anak dengan fungsi dan
kemampuan umumnya betul betul dibawah rata-rata, dan mengalami kesulitan/
kekurangan dalam penyusuaian tingkah lakunya yang akan tampak selama masa
perkembangannya. Keabnormalan dalam struktur kromosom diduga dapat
menjadi penyebab mental keterbelakangan

6
4. Gangguan mental (mental disorder)

Peran faktor genetic sebagai penyebab gangguan jiwa seperti schizophrenia


masih kontroversial. Meskipun dalam satu studi yang sederhana ditemukan bahwa
orang yang mengalami schizophrenia lebih cenderung memiliki anak yang
schizophrenia di banding orangtua-orangtua normal.

5. Karakteristik- karakteristik kepribadian (personality Characteristic)

Tidak seperti faktor genetic yang telah disebutkan diatas, yang mudah untuk
dilihat dan diukur, faktor genetic yang berkaitan dengan karakteristik-
karakteristik, pribadi ini lebih sulit dirumuskan maupun diukur. Pada umumnya
pengaruh faktor genetic pada karakteristik kepribadian lebih meruapakan
karakteristik temperamental seperti aktif-pasif, impulsive-reflektif dan cenderung
pada proses belajar dan pengalaman sosial. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
meskipun faktor genetic memainkan peran tetapi keseluruhan karakteristik pribadi
dipengaruhi oleh baik faktor genetic maupun lingkungan.

B. Mengetahui Peran Interaksi Herediter dalam Perkembangan Individu Pada


Masa Prenatal dan Neonatal.
Dalam perkembangan anak, terdapat perbedaan yang dibingkai dalam persamaan.
Persamaanya adalah pola tumbuh-kembang yang sama, yakni masa balita, masa kanak-kanak,
masa remaja, puber dan seterusnya. Perbedaannya adalah perbedaan individualitas anak yang
unik.Hal tersebut terjadi dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh
faktor hereditas.

Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari induk pada keturunannya dan akan membuat
keturunan memiliki karakter seperti induknya. Warna kulit tinggi badanwarna rambut, bentuk
hidung bahkan “penyakit warisan” merupakan dampak dari penurunan sifat. Hereditas
dibawa oleh oleh gen yang ada dalam DNA masing-masing sel makhluk hidup dan pada
makluk hidup multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan sampai trilyunan sel dengan
massa DNA yang saling mengkait. Definisi hereditas sebagai transmisi genetik dari orang tua
pada keturunannya merupakan penyederhanaan yang berlebih karena sesungguhnya yang
diwariskan oleh anak dari orangtuanya adalah satu set alel dari masing-masing orang tua serta
mitokondria yang terletak di luar nukleus (inti sel), kode genetik inilah yang memproduksi
protein kemudian berinteraksi dengan lingkungan untuk membentuk karakter fenotif.

7
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam
hal ini hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua
kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-
gen”. Adapun yang diturunkan orangtua kepada anaknya adalah sifat strukturnya bukan
tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil belajar atau pengalaman. Prinsip hereditas menurut
Crow and Crow sebagaimana yang dikutip Muhammad Fathurrohman adalah sebagai berikut:

1. Prinsip reproduksi. Dalam prinsip reproduksi, faktor keturunan (hereditas)


berlangsung melalui perantara germ celldan tidak dengan cell somatic. Sifat-sifat
orang tua yang di dapat dari lingkungan tidak dapat mempengaruhi germ
cell(plasma benih).
2. Prinsip konformitas. Berdasarkan prinsip konformitas, masing-masing makhluk
menurunkan golongan dan jenisnya sendiri. Ciri-ciri biologis, warna kulit, bentuk
tubuh atau jasmani dan sebagainya adalah hal-hal yang dapat diturunkan.
Maknanya, bahwa lingkungan tidak dapat mengubah individu menjadi individu
lain, walaupun kemajuan teknologi mungkin dapat mengubah, namun hal ini
bertentangan dengan prinsip etika kemanusiaan.
3. Prinsip variasi. Dalam prinsip variasi, suatu jenis atau spesies dipandang dapat
memiliki persamaan maupun perbedaan.
4. Prinsip regresi filial. Ciri khas yang ada pada seorang anak akan menunjukkan ke
arah rata-rata. Hal ini dapat diartikan bahwa orang tua merupakan pembawa
bukanprodusen, kemungkinan orangtua memiliki kombinasi sel baik dan dominan,
sedangkan anak memungkinkan untuk memiliki sel yang kurang baik sehingga
kualitas anak juga kurang ataupun sebaliknya.
5. Prinsip jenis silang. Dalam prinsip menyilang, sesuatu yang diwariskan oleh setiap
orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran jenis menyilang. Anak
perempuan akan cenderung memiliki banyak sifat-sifat dan tingkah laku dari
ayahnya, sedangkan anak laki-laki akan cenderung banyak menurun sifatsifat dan
tingkah laku dari ibunya.

Dalam perspektif hereditas, perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi oleh hal-hal
berikut :

1. Bakat

8
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat tersebut
diibaratkan seperti bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung
dalam diri anak.
2. Sifat-sifak keturunan
Sifat-sifat keturunan yang diwariskan oleh orang tua atau nenek moyangnya
terhadap seorang anak dapat berupa fisik maupun psikis. Mengenai fisik misalnya
bentuk hidung, bentuk badannya, dan suatu penyakit. Sementara itu mengenai
psikisnya seperti sifat pemalas, sifat pemarah, pandai, gemar bicara, dan
sebagainya.
3. Intelligensi
Kecerdasan yang dimiliki oleh orangtua akan dapat menurun pada anak-anak
yang dilahirkannya. Walaupun anak-anak tersebut diasuh oleh orangtua sendiri
maupun oleh orang lain, namun sifat kecerdasan orangtua akan tetap menurun,
sehingga dapat di ketahui berapa tingkat kecerdasan anak-anaknya.
4. Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif
maupun afektif yang mempengaruhi pola perilaku individu dalam rangka untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Sebagai organisasi yang dinamis,
maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap dan
perilaku seseorang.

C. Peranan lingkungan dalam perkembangan individu masa prenatal dan neonatal


Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan
dapat membahayakan kondisi janin dalam kandungan dan berakibat keterbelakangan
mental pada anak. Terkontaminasi polusi dan bahan-bahan beracun dapat
mengakibatkan keterbelakangan mental pada anak. Hapsari (2017) mengemukakan
bahwa Ibu yang sedang mengandung sebaiknya sangat berhati-hati dengan
lingkungan dan apa yang akan di konsumsinya, karena jika ia mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat mengganggu
perkembangan janin. Intinya, Keadaan lingkungan yang kurang baik atau kurang
sehat seperti kurangnya sinar matahari, kurangnya kebersiahan, populasi udara yang
terkena asap itu semua akan berdampak pada bayi . Menurut Paul Henry Musen, dkk
(1984) factor-faktor lingkungan yang berpengaruh pada bayi meliputi:

9
1. Usia Ibu, maksudnya ibu-ibu yang sangat muda atau ibu-ibu yang hamil diatas
usia 40 tahun dapat mempengaruhi perkembangan bayi, hal ini terutama berkaitan
dengan kondisi Kesehatan dan kesiapan ibu untuk hamil. Menurut Hansen (1978)
bahwa ibu dengan usiadiatas 40 punya resiko lebih tinggi mempunyai anak
dengan kromosom yang tidak normal yang meruapakan salah satu jenis sindrom.
Ibu dengan usia diatas 35 tahun punya resiko untuk melahirkan bayi dengan berat
kurang, dan kecenderungan ini bertambah dengan semakin meningkatnya usia ibu.
2. Gizi ibu, maksudnya makanan yang diperoleh calon bayi jelas berasal dari ibu
sehingga ibu hamil membutuhkan jumlah makanan yang lebih dari sekedar untuk
dirinya. Kekurangan gizi jelas dapat menghambat pertumbuhan bayi.
3. Jenis obat-obatan yang dikomsumsi ibu, alcohol contohnya ini dapat
mempengaruhi fetus teritama dalam susunan syaraf, sedangkan nicotine dapat
mengganggu kerja denyut jantung. Menurut F.J monks, dkk bahwa pemaikaian
obat obatan jelas memberikan pengaruh bagi tingkah ;aku , dan pengaruh obat
penenang seperti seftenon atau thalidomide sangat besar hingga bisa
mengakibatkan cacat yang berat.
4. Radiasi yaitu penyinaran yang dilakukan terhadap ibu yang hamil ditemukan
dapat menjadi salah satu penyebab gangguan-gangguan pada bayi. Joffe
sebagimana dikutip F.J Monk, dkk (19960 dalam penelitiannya membuktikan
bahwa sinar rontgen mempengaruhi perilaku post natal dalam bidang tingkah
laku motoric, gerak bebas, aktivitas pembuangan, dan belajar diskriminatif.
5. Penyakit-penyakit yang diderita ibu sewaktu hamil , ini adalah dimana ibu-ibu
hamil yang sakit diabetes, bayinya digolongkan pada bayi resiko tinggi, dimana
bayi lahir umumnya kelebihan berat dibandingkan usia kandungannya. Bayi-bayi
ini kemungkinan besar mendapatkan kelainan atau penyimpangan dalam pisiknya
dan cenderung mendapatkan sakit-sakit yang serius di awal kelahiran seperti paru-
paru kurang baik, kejang-kejang, leher kuning dan sebagainya.
6. Rh factor dari ibu dan anak yang berpengaruh langsung pada kapasitas saraf anak.
Jika hal ini terjadi maka akan merusak sel-sel darah anak dan konsekuensinya
menimbulkan akibat yang serius seperti bayi lahir dalam keadaan premature, berat
kurang, kurang darah dan hati bayi membengkak.
7. Khusus diindonesia banyak persoalan pengaruh tingkah laku orang tua terhadap
keadaan bayi yang akan dilahirkan . seringkali ini dihubungkan dengan berbagai
larangan atau tabu bagi ibu dan ayah calon bayi. Misalnya bila ayah atau ibu
10
membunuh seekor ular anaknya lahir akan mempunyai gambar sirip ular atau hal
hal lain aneh terhadap ngidam seperti menginginkan sesuatu yang aneh.

Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan dapat
membahayakan kondisi janin dalam kandungan dan berakibat keterbelakangan mental pada
anak. Terkontaminasi polusi dan bahan-bahan beracun dapat mengakibatkan keterbelakangan
mental pada anak. Hapsari (2017) mengemukakan bahwa Ibu yang sedang mengandung
sebaiknya sangat berhatihati dengan lingkungan dan apa yang akan di konsumsinya, karena
jika ia mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat
mengganggu perkembangan janin

Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis. Studi ini
dimulai sekitar pertengahan abad sekarang dan hingga kini hingga kini merupakan fokus
utama penelitian ilmiah. Titik perhatian utama dalam studi ini berfokus pada bagaimana
pengaruh kelahiran pada perkembangan pasca lahir anak-anak, berdasarkan studi medis dari
tipe kelahiran, kondisi dalam lingkungan pralahir, dan sejumlah faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. Titik perhatian utama lainnya
adalah prematuritas dan pengaruhnya langsung dan jangka panjangnya terhadap
perkembangan anak. Sebagai perhatian psikologis dalam kelahiran, terlihat jelas bahwa
proses kelahiran, seperti halnya pembuahan, adalah saat yang penting dalam kehidupan
individu. Karena perbedaan yang besar antara lingkungan intern dan lingkungan ekstern, bayi
harus melakukan penyesuaian yang radikal dan cepat. Apabila bayi tidak dapat menyesuaikan
dengan cepat, kehidupannya akan terancam. Terdapat empat penyesuaian utama yang harus
dilakukan oleh bayi, pertama, penyesuaian terhadap perubahan temperatur. Di dalam rahim
ibu, konstanta temperatur sekitar 36 derajat celcius. Pada lingkungan sesudah kelahiran, akan
berkisar antara 20-21 derajat celcius dan akan berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya.
Kedua, penyesuaian terhadap pernapasan. Sewaktu dalam kandungan, oksigen yang diperoleh
bayi berasal dari plasenta melalui tali pusat. Bila tali pusat diputus, bayi harus menghirup dan
mengeluarkan udara. Tangis bayi biasanya terjadi ketika pernapasan dimulai dan karena itu
harus mengembangkan paru-paru. Ketiga, penyesuaian terhadap makanan. Kegiatan refleks
menghisap dan mengunyah seringkali tidak berkembang sempurna pada saat lahir, bayi
seringkali tidak mampu mendapat makanan yang dibutuhkan yang menyebabkan bayi
kehilangan berat badan. Keempat, penyesuaian terhadap pembuangan. Dalam beberapa menit
atau jam setelah lahir, organ pembuangan sudah mulai berfungsi. Organ pembuangan tersebut

11
membuang sampah tubuh yang sebelumnya dibuang melalui tali pusat dan plasenta ibu.
(Hurlock 1978)

Pengaruh lingkingan terhadap tumbuh kembang anak sangat kompleks, tidak hanya
keluarga, melainkan juga masyarakat disekitar anak, lingkungan biologis, lingkungan fisik,
ekonomi-politik, serta sosial budaya. Dari 200 juta anak di bawah usia 5 tahun di negara-
negara berkembang, lebih dari sepertiganya tidak terpenuhi potensinya untuk perkembangan.
5 Tidak terpenuhinya potensi perkembangan anak diperkirakan akan menyebabkan
penghasilan anak tersebut di usia dewasa berkurang sebanyak 20% sehingga akan
berimplikasi pada perkembangan nasional suatu bangsa. Tidak hanya lingkungan Status
sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, bila status
ekonomi dalam keluarganya tinggi maka kebutuhan si anak bisa cukup terpenuhi tetapi
apabila status ekonomi keluarganya rendah maka kebutuhan si anak belum bisa di katakana
cukup.

12
BAB III

KESIMPULAN

Perkembangan manusia dimulai bukan ketika mereka dilahirkan kedunia, melainkan telah
dimulai sejak dari masa sebelum kelahiran. Mulai dari proses pembuahan sampai pada proses
kelahiran yang memerlukan waktu 9 bulan 10 hari. Tahapan awal dimulai dari pembuahan
sampai usia 2 minggu yang dikenal dengan tahap germinal. Kemudian tahap embriok yang
dimulai dari usia 2 minggu huingga 8 minggu.Dan tahap terakhir yaitu tahap fetal, dimulai
dari usia 8 minggu hingga dengan kelahiran. Dari masing-masing tahap tersebut terjadi
perkembangan yang mempengaruhi fisik maupun psikis manusia. Terdapat factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan ini, baik factor pendukung maupun penghambat dalam
perkembangan. Banyak hal yang harus diperhatikan dimasa ini berlangsung, baik kondisi
fisik maupun kondisi psikis ibu.

Berakhirnya masa prenatal adalah dengan adanya masa kelahiran. Bayi yang sudah
berumur cukup dalam kandungan akan terjadi proses kelahiran. Kesehatan ibu dan kondisi
psikisnya harus terus diperhatikan sebelum maupun sesudah kelahiran. Ada berbagai macam
kelahiran yaitu kelahiran normal, sungsang, dengan menggunakan berbagai macam peralatan
dan juga kelahiran Caesar. Ada berbagai penyesuaian yang harus dilewati seorang ibu setelah
melahirkan. Ibu harus siap secara fisik dan psikis dengan apapun yang terjadi setelah
kelahiran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amini, N., & Naimah, N. (2020). Faktot Hereditas dalam Mempengaruhi Perkembangan
Inteligensi Anak Usia Dini. Jurnal Buah Hati, 7(2), 108-124.

Aprilia, W. (2020). Perkembangan pada masa prenatal dan kelahiran. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 4(1) 40-55

Erhawilda. (2001). Peluang Pendidikan prenatal dalam perspektif psikologi. Jurnal Ta’dib,
1(1), 61-71.

Moonik, P., Lestari, H. H., & Wilar, R. (2015). Factor-faktor yang mempengaruhi
keterlambatan perkembangan anak taman kanak-kanak. Jurnal e-Clinic (eCI), 3(1)
124-132.

Seotjiningsih, C. H. (2018). Perkembangan Anak. Depok: PRENADAMEDIA GROUP.

14

Anda mungkin juga menyukai