Dosen pengampu:
1.2 Tujuan
Untuk menentukan adanya protein dalam urin 2. Untuk menentukan adanya indikasi
kelainan-kelainan pada fungsi renal
1.3 PRINSIP
Pemeriksaan berdasarkan pengendapan protein yang terjadi dalam suasana asam,
karena hasil pemeriksaan dinilai dari kekeruhan, maka urin harus jernih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ginjal
Ginjal suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang cavum abdominalis di belakang
peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang
abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, julamhnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal
kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal
wanita (Poedjiadi, 1994).
Menurut Poedjiadi (1994), adapun fungsi dari ginjal itu yaitu sebagai berikut;
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun
2. Mempertahankan suasana keseim bangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
4. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat lain dalam
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan
amoniak.
B. Histofisiologi Ginjal
Ginjal mengatur komposisi kimia cairan lingkungan interna melalui proses filtrasi,
reabsorsi, dan sekresi. Filtrasi barlangsung dalam glomerulus, dimana ultra filtrate plasma
darah dibentuk. Pada tubulus kontortus proksimal terjadi reabsorbsi zat-zat yang berguna
bagi metabolisme tubuh untuk mempertahankan homeostatis lingkungan internal. Juga
memindahkan hasil-hasil sisa metaboisme dari darah ke lumen tubulus untuk dikeluarkan
dalam uri. Tubulus koligens mengabsorsi air, sehingga membantu pemekatan urin. Dengan
cara ini, organisme mengatur keseimbangan air dalam tubuh dan tekanan osmotic. Kedua
ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit, 125 ml diabsorsi dan yang 1 ml
dikeluarkan ke dalam kaliks sebagai urin. Setiap 24 jam dibentuk sekitar 1500 ml urin
(Santoso, 2011).
Menurut Santoso (2011), filtrasi glomerulus dibentuk akibat tekanan hidrostatik darah
dimana gaya-gaya yang melawan tekanan hidrostatik, yaitu:
1. tekanan osmotik koloid plasma (30 mm Hg)
2. tekanan cairan yang terdapat dalam bagian tubulus nefron (10 mm Hg)
3. tekanan interstitial di dalam parenkim ginjal (10 mm Hg), yang bekerja pada kapsul
Bowman yang diteruskan ke cairan kapsuler.
Tekanan hidrostatik adalah 75 mm Hg dan jumlah total gaya-gaya yang melawannya
adalah 50 mm Hg, sehingga gaya filtrasi yang dihasilkan kira-kira 25 mm Hg.
E. Uretra
Menurut Santoso (2011), uretra merupakan tabung yang mengalirkan urin dari kandung
kemih keluar tubuh;
1. Uretra pria terdiri atas 4 bagian yaitu: pars prostatika, pars membranasea, pars
bulbaris, dan pars pendulosa.
2. Uretra wanita merupakan tabung yang panjangnya 4 – 5 cm, dibatasi oleh epitel
berlapis gepeng dengan daerah-daerah dengan epitel toraks berlapis semu. Bagian
tengah uretra wanita dikelilingi oleh sfinkter eksternus yang terdiri atas otot lurik
volunter.
F. Protein
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang berbeda-
beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang udah larut dalam
air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah satu protein yang
tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dala bagian
putih telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi. Ada empat tingkat struktur dasar
protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuaterner. Struktur primer menunjukkan
jumlah, jenis dan urutan asam amino dan molekul protein. Oleh karena ikatan antarsam
amino ialah ikatan peptida, maka struktur primer protein juga menunjukkan ikatan peptida
yang urutannya diketahui.
Menurut Poedjiadi (1994), untuk mengetahui jumlah, jenis, dan urutan asam amino
dala protein dilakukan analisis yang terdiri dari beberapa tahap yaitu;
1. Penentuan julah rantai polipeptida yang berdiri sendiri.
2. Pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut.
3. Pemecahan masing-masing rantai polipeptida, dan
4. Analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida.
BAB III
METODOLOGI
BAHAN:
1. Urin normal
2. Urin penderita gagal ginjal
3. Asam Asetat 6%
4. Spiritus
3.2 PROSEDUR
goyang
Hampir setengah dari seluruh mahasiswa yang diambil sampel urinnya positif (+)
terdapat kandungan protein. Diantara mahasiswa yang dinyatakan positif merupakan positif 1
(+1) yaitu sebanyak 33.5% dan positif 2 (2+) yaitu sebanyak 6.5%.
Uji protein menggunakan asam asetat merupakan pengujian kadar protein secara
kualitatif. Hasil yang diperoleh disimpulkan berdasarkan penilaian kondisi usin yang
menunjukkan reaksi positif terhadap reagen uji. Pengujian dinyatakan positif jika terdapat
gumpalan atau kekeruhan ada urin. Tingkat kekeruhan inilah yang menjadi indikator kadar
protein. Hasil dinyatakan negatif (-) jika tidak terdapat kekeruhan atau kekeruhan akan
menghilang setelah ditetesi asam asetat. Positif 1 menandakan kadar protein dalam urin
sebanyak 0,01-0,05%. Positif 2 menunjukkan kadar protein urin kira-kira 0,05-0,2%. Positif 3
menunjukkan kadar protein urin kira-kira 0,2-0,5%, sedangkan positif 4 menunjukkan kadar
protein urin kira-kira lebih dari 0.5%.
BAB V
PEMBAHASAN
Uji protein menggunakan asam asetat merupakan pengujian kadar protein secara
kualitatif. Hasil yang diperoleh disimpulkan berdasarkan penilaian kondisi usin yang
menunjukkan reaksi positif terhadap reagen uji. Pengujian dinyatakan positif jika terdapat
gumpalan atau kekeruhan ada urin. Tingkat kekeruhan inilah yang menjadi indikator kadar
protein. Hasil dinyatakan negatif (-) jika tidak terdapat kekeruhan atau kekeruhan akan
menghilang setelah ditetesi asam asetat. Positif 1 menandakan kadar protein dalam urin
sebanyak 0,01-0,05%. Positif 2 menunjukkan kadar protein urin kira-kira 0,05-0,2%. Positif 3
menunjukkan kadar protein urin kira-kira 0,2-0,5%, sedangkan positif 4 menunjukkan kadar
protein urin kira-kira lebih dari 0.5%.
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. 46,2% atau 43 mahasiswa Biologi semester 6 prodi Biologi FKIP UMS positif
terdapat ptotein dalam urinnya
b. .53,7% mahasiswa Biologi semester 6 prodi Biologi FKIP UMS tidak terdapat ptotein
dalam urinnya
c. 83,7% atau 36 mahasiswa Biologisemester 6 yang positif terdapat protein dalam urin
atau 33.5% dari seluruh mahasiswa Biologi semester VI adalah +1
d. 16,2% atau 7 mahasiswa Biologi semester 6 yang positif terdapat protein dalam urin
atau 6.5% dari seluruh mahasiswa Biologi semester VI adalah +2
4.2 Saran
Pengujian protein urin selain dilakukan secara kualitatif sebaiknya juga dilakukan
secara kuantitatifKadar prosentase asam asetat sebaiknya minimal 6% untuk memperoleh
hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alvi Rosidi, Anatomi Fisiologi Manusia dan Gizi Manusia, BPK, UNS, Surakarta.
Dwi Setyo Astuti. 2017. Kadar Protein Urin MenggunakanUji Asam Asetatpada Mahasiswa
Pendidikan Biologi Semester VI FKIP UMS 2017. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Kimball, J. W. (1998). Penerj. Siti Soetarmi. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Unwidha Klaten.