Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PERKEMIHAN

LAPORAN HASIL DISKUSI


Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Biomedik Dasar
yang dibina oleh Bapak Budiono, S.Kp.,M.Kes.

Disusun oleh :
1. Putri Naila Zamrudiyah (P17220191003)
2. Anggun Rury P (P17220191006)
3. Nina Fitri Arima S (P17220191011)
4. Nadilah Nur Y (P17220191018)
5. Dinda Meifani (P17220191019)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
September 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Diskusi

Diskusi adalah sebuah kegiatan bertukar pikiran untuk mendapatkan suatu keputusan
ataupun untuk memecahkan suatu permasalahan. Dari diskusi ini diharapkan semua
permasalahan yang kami bahas mampu memberikan manfaat tersendiri bagi seluruh pihak
yang terlibat dalam diskusi. Permasalahan yang kami bahas disini adalah tentang anatomi
fisiologi system perkemihan.

Sistem urinaria adalah system organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, spinchter, dan uretra.
Sistem urinaria adalah suatu system tempat terjadinya proses penyaringan darah sehigga
darah terbebas dari zat zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine.

B. Tujuan Diskusi

Pelaksanaan diskusi kali ini bertujuan untuk :

a. Memberikan informasi tentang system perkemihan

b. Melatih peserta diskusi untuk berfikir kritis dan menyampaikan tanggapannya tentang
pembahasan system urinaria dan permasalahan yang terjadi dalam system urinaria

C. Topik / Masalah diskusi

Permasalahan diskusi yang dibahas dalam forum adalah

a. Mekanisme pembentukan urine

b. Mekanisme pembuangan metabolit dalam urin

c. Mekanisme ginjal dalam menjaga pH darah


d. Mekanisme ginjal dalam menjaga perfusi jaringan (Aldosteron, Renin- Angiotensin,
ADH dan NAP)

e. Menjelaskan tanda dan gejala bahwa ginjal mengalami kerusakan ( gagal ginjal)

D. Pelaksanaan Diskusi

Hari, Tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019

Pukul : 00.00 – 11.30 WIB

Tempat : Diskusi online di vilep

Peserta : Tk 1
BAB II

HASIL DISKUSI

a. Mekanisme pembentukan urine


- Proses pembentukan urine terdiri dari tiga proses yaitu filtrasi (penyaringan),
reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengumpulan) atau sekresi.
1. Filtrasi (penyaringan)
Proses pembentukan urine yang pertama adalah filtrasi atau penyaringan. Setiap ginjal
memiliki sekitar satu juta nefron, yang merupakan tempat pembentukan urine. Pada waktu
tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melalui ginjal untuk disaring sehingga tubuh dapat
menghilangkan zat-zat sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar
darah.
Bagian pertama dari proses pembentukan urine adalah filtrasi yaitu proses penyaringan darah
yang mengandung zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun untuk tubuh.
Filtrasi terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman.
Glomerulus menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya untuk
melewati kapsul Bowman. Hasil filtrasi ini menghasilkan urine primer.
Urine primer termasuk urea di dalamnya, yang dihasilkan dari amonia yang terkumpul ketika
hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.
2. Reabsorpsi
Proses pembentukan urine kedua adalah reabsorpsi. Sekitar 43 galon cairan melewati proses
filtrasi, tetapi sebagian besar diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi terjadi
di tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal dan tubulus
pengumpul.
Air, glukosa, asam amino, natrium, dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di
kapiler yang mengelilingi tubulus. Air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari
area konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Hasil pada proses pembentukan urine
ini adalah urine sekunder.
Biasanya semua glukosa diserap kembali. Namun, pada orang dengan diabetes, kelebihan
glukosa tetap bertahan dalam filtrat. Natrium dan ion-ion lain diserap kembali secara tidak
lengkap, dengan proporsi yang lebih besar tersisa dalam filtrat ketika lebih banyak dikonsumsi
dalam makanan, menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses
transport aktif di mana ion seperti natrium dan fosfor diserap kembali.
3. Sekresi atau augmentasi
Proses pembentukan urine selanjutnya adalah sekresi. Sekresi adalah tahap terakhir dalam
pembentukan urine, yaitu ketika urine akhirnya dibuang. Beberapa zat mengalir langsung dari
darah di sekitar tubulus distal (distal convoluted tubule) dan tubulus pengumpul (collecting
tubule) ke tubulus tersebut.
Sekresi alias pembuangan ion hidrogen melalui proses ini adalah bagian dari mekanisme
tubuh untuk menjaga pH yang tepat, atau keseimbangan asam dan basa tubuh. Ion kalium, ion
kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini, seperti beberapa obat. Ini supaya komposisi
kimia darah tetap seimbang dan normal.
Prosesnya terjadi dengan meningkatkan pembuangan zat seperti kalium dan kalsium ketika
konsentrasi tinggi dan dengan meningkatkan reabsorpsi dan mengurangi sekresi ketika
tingkatnya rendah.
Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang disebut
pelvis ginjal, kemudian terus mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung kemih. Dari
kandung kemih, urine selanjutnya mengalir ke uretra dan akan dibuang keluar saat buang air
kecil.
- Berikut merupakan hal-hal yang mempengaruhi warna urin
 adanya masalah pada organ hati, ginjal, infeksi saluran kemih, dan anemia hemolitik.
 bisa juga disebabkan oleh efek samping obat.
 Dehidrasi
 infeksi saluran kemih yang disertai pembentukan nanah
 dapat disebabkan oleh makanan yang Anda konsumsi
-
b. Mekanisme pembuangan metabolit dalam urin
 Yang dimaksud pembuangan metabolit dalam urin adalah, proses pembuangan sisa
metabolisme dari dalam tubuh yang di ekresikan oleh ginjal, lalu dikeluarkan oleh tubuh
melalui sistem urinaria, urin tersebut harus dikeluarkan oleh tubuh karena mengandung
zat-zat berbahaya yang dapat meracuni tubuh.
c. Mekanisme ginjal dalam menjaga pH darah
 Dalam menjaga pH tubuh perlu diprioritaskan karena seluruh sistem organ tubuh kita dan
fungsinya bisa berjalan dengan baik jika keseimbangan pH dipelihara dengan baik. Ginjal
berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak terlalu asam. Ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium
dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau
alkalis pada pH 8.
 Jika PH seseorang tidak seimbang dapat menyebabkan sel abnormal atau sel ganas akan
tumbuh tanpa batas atau yang disebut kanker. Karena semakin tinggi PH semakin basa
dan kaya oksigen sebaliknya semakin rendah PH, semakin asam cairan ini akan
kehilangan oksigen. Kondisi tubuh yang asam membuat kadar oksigen dalam darah
menurun. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu panjang maka sel sel dalam tubuh akan
beradaptasi dengan mengubah diri menjadi sel abnormal atau yang disebut kanker.
 Pengetesan pH didalam urine diperlukan pada kondisi tubuh. Salah satu kondisi yang
bisa diketahui melalui tes ini adalah ditemukannya batu ginjal.
Batu ginjal adalah sejumlah kecil mineral yang dapat menumpuk di ginjal dan menyebabkan
rasa sakit karena menghalangi urine melewati sistem ginjal dan sistem perkemihan. Batu-batu ini
cenderung terbentuk di lingkungan yang sangat asam atau basa.
Itu sebabnya, menguji pH urine akan membantu untuk mengetahui apakah berisiko memiliki
batu ginjal atau tidak.

d. Mekanisme ginjal dalam menjaga perfusi jaringan (Aldosteron, Renin- Angiotensin,
ADH dan NAP)

Mekanisme ginjal dalam menjaga perfusi jaringan dengan cara menyaring atau membersihkan
darah dan membuang produk akhir metabolism. Ginjal berhubungan langsung dengan sisem
kardiovaskuler terutama saat terjadi kasus hipertensi karena hipertensi menyebabkab kerusakan
pada arteri yang merupakan salah satu komponen penting pada ginjal, Kerusakan arteri nefron
mengakibatkan darah tidak tersaring dengan baik, dan Kerusakan pada ginjal mengakibatkan
terganggunya pengaturan tekanan darah

e. Menjelaskan tanda dan gejala bahwa ginjal mengalami kerusakan ( gagal ginjal)
 Batu ginjal dapat dipicu oleh beragam kondisi, seperti kurang minum air putih, berat
badan berlebih, atau akibat efek samping operasi pada organ pencernaan. Endapan batu di
dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari.
Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat, yaitu batu kalsium, batu asam
urat, batu struvit, dan batu sistin.
Pengobatan penyakit batu ginjal tergantung kepada ukuran dan jenis batu ginjal yang dialami
penderita. Untuk batu ginjal yang kecil dengan diameter kurang dari 4 mm, penanganannya
dapat dilakukan di rumah agar batu ginjal tersebut dapat keluar melalui urine. Penanganan batu
ginjal berukuran kecil dapat berupa:
 Minum air putih sebanyak 6-8 gelas air setiap hari.
 Mengonsumsi obat pereda nyeri, karena keluarnya batu ginjal melalui urine dapat
menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman. Obat pereda nyeri yang dapat dikonsumsi
adalah paracetamol .

Sedangkan untuk batu ginjal yang berukuran besar atau melebihi 6 mm, yang sulit keluar atau
menimbulkan perdarahan, kerusakan ginjal, serta infeksi saluran kemih, maka dokter akan
menyarankan metode penanganan berikut ini:
 Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
 Percutaneous nephrolithotomy
 Bedah terbuka
Berikut merupakan cara-cara sederhana untuk menghindari penyakit batu ginjal :
 Minum air yang banyak
 Kurangi asupan garam
 Batasi asupan protein hewani
 Membatasi konsumsi oksalat
 Menjaga berat badan
 Tidak menahan kencing
- Berikut merupakan etiologi dari gagal ginjal
 Berkurangnya aliran darah ke ginjal.
 Penyumbatan aliran kemih setelah meninggalkan ginjal.(pembesaran prostat)
 Trauma pada ginjal.
 Diabetes melitus.
 Glomerulonefritis.
 Hipertensi.
- Yang akan terjadi pada gagal ginjal kronis yang disebabkan oleh penyakit interstisial
tubulus akan terjadi kerusakan primer pada tubulus renal, yaitu nefron dalam medula
renal, akan mendahului gagal ginjal sebagaimana permasalahan yang ditemukan pada
asidosis tubulus renal, yaitu deplesi garam dan gangguan pengenceran serta pemekatan
urine. Jika penyebab primernya adalah kerusakan vaskuler atau glomerulus maka gejala
proteinuria, hematuria, dan sindrom nefrotik akan lebih menonjol.
- Pada saat cuaca dingin dan produksi urine bertambah iu tidak mempengaruhi kerusakan
ginjal karena pada saat cuaca dingin tekanan darah meningkat sehingga menyebabkan
tubuh harus mengurangi jumlah cairan yang dibawa oleh darah. Kerja bagian ginjal di
sini adalah menyaring cairan yang berlebih kemudian dibawa ke bagian kandung kemih
sehingga meningkatkan produksi urin, Ketika kandung kemih penuh, jika dibiarkan
berlama-lama dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Untuk itu perlu dengan segera
buang air kecil untuk menjaga tubuh agar tetap hangat.
- Jika penderita penyakit ginjal kronis telat cuci darah akibatnya:
1. Naiknya kadar ureum dan kreatine
2. Ginjal tidak bisa menyaring darah dengan baik
3. Fungsi ginjal semakin turun
4. Makin banyak jaringan ginjal dan sel lainnya yang rusak
5. Gejala dan komplikasi tambah parah
6. Fungsi ginjal akan berhenti sepenuhnya
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Dari laporan diatas, dapat disimpulkan bahwa system urinaria adalah Sistem
urinaria atau saluran kemih adalah sistem organ yang berfungsi menyaring dan
membuang zat limbah serta cairan berlebih melalui urine. Sistem urinaria terdiri atas
ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Di Dalam system perkemihan juga banyak terjadi penyakit sesuai gejala dan tanda
yang diamalami orang tersebut. Jika tidak bisa diatasi, maka bisa terjadi penyakit yang
lebih kronis. Untuk beberapa penyakit bisa dilakukan cuci darah atau transplantasi organ.
Untuk mencegah beberapa penyakit, kita bisa merbah pola hidup kita yang lebih
sehat dan menjauhi penyebab kesehatan yang dapat menyebabkan infeksi saluran
perkemihan dan yang lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil diskusi selanjutnya, disarankan bahwa:
1. Diperlukan diskusi lebih lanjut dengan mendatangkan berbagi pihak untuk
memperoleh hasil pemikiran yang lebih luas;

2. Dilakukan persiapan yang lebih maksimal. Demikianlah laporan kegiatan diskusi.


Semoga bermanfaat dan segala kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan ini
diharapkan menjadi pengalaman yang berharga untuk kegiatan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai