Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu Hari : Rabu

MK, Pendidikan budaya anti korupsi Tanggal: 22 April 2020

LAPORAN KEGIATAN ANTI KORUPSI

Disusun oleh:

Raudhatul Aulia Eka Putri P031913411031

Dosen Pembimbing :
Lily Restusari, Dra, M.Farm, Apt

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU


JURUSAN GIZI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi adalah memperkaya diri sendiri maupun orang lain dengan cara
merugikan pihak ketiga dan ini merupakan permaslahan yang muncul sejak berdirinya
negara-negara di dunia.Hal ini menjadi cukup serius dialami suatu negara karena
dampaknya sangatlah luar biasa karena mampu merugikan keuangan suatu
negaradan dibilang menjadi momok yang menakutkan,sebagai salah satu bentuk tindak
pidana dalam ruang lingkupnyasekarang ini serta memiliki metode yang dibilang lebih
modern dan bahkan belum ada sejarah pada manusia sebelumnya.Tindak pidana korupsi
merupakan masalah besar yang selalu menjadi sorotan dan sekaligus keprihatinan
masyarakat. Tidak hanya keprihatinan nasional, tetapi juga menjadi keprihatinan dunia
internasional. Dalam resolusi tentang “corruption in government” yang diterima kongres
PBB ke-8 mengenai “the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders”di
hanava (cuba) tahun 1990, dinyatakan bahwa: “Korupsi di kalangan pejabat public (corrupt
activities ofpublic official)” dapat menghancurkan efektifitas potensial dari semua jenis
program pemerintah”( Barda Nawawi Arief,14:1998 )Perilaku korupini terdapat di negara
yang menganut paham demokrasi terutama negara diktatormiliteristik,dalam setiap tahap
pembangunan system ekonomi dari negara kapitalis terbuka yang pernah terjadi
dinegara Indonesia pasca kemerdekaan diera demokrasi terpimpin era Presiden
Soeharto pada tahun 1956 sampai 1998.

Di Indonesia sendiri korupsi sudah ada jauh sebelum negara ini terbentuk, seperti
yang terjadi masa kolonial Belanda pada waktu itu korupsimenjadi salah satu ancaman
bobroknya birokrasi dan tata pemerintahan bahkan korupsi telah mampu menghancurkan
hubungan persekutuan dagang kompeni (VOC) dan kemudian menjadi semacam
peninggalansetelah terbentuknya negara kesatuan republik Indonesia korupsi kembali
menyebar dalam pemerintah baik pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah yang
semakin merata.Banyak berbagai cara digunakan untuk menggalakan pemberantasan
tindak pidana korupsi gunamenjaga stabilitas ekonomi sertawajah birokrasi yang
terbentuk, bahkan karena begitu ganasnya virus korupsi di indonesia sehingga mampu
menurunkan sebuah rezim yang sedang berkuasa.Dengan kondisi yang demikian pasca
runtuhnya pemerintah orde baru yang berkuasa,indonesia mulai membenahi diri untuk
memulai membangun Negara Indonesia untukmewujudkan masyarakatyang adil,makmur
dan sejahtera.Berbagai usaha-usah serta cara-cara digunakan untuk mencegah
ataupun menanggulangi permasalahan tersebut.Demikianhalnya dengan konteks regulasi
yang perlu adanya pembaharuan peraturan-peraturan yang ada karena hal ini memiliki
kelemahan dalam hal pemberantasan tindak pidana korupsi secara khusus.

Untuk itu diawal pemerintahan Presiden BJ Habibie di buatlah sebuah Undang-


undang yang memuat tentang tindak pidana korupsi yaitu Undang-undang Nomor 331 Tahun
1999 tentang Pemberantaasan Korupsi menggantikan Undang-undang Nomor 3 Tahun
1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,yang diharapkan mampu memenuhi
dan mengantisipasi perkembangan tindak pidana korupsi sehingga diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan hukum masyarakat yang secara efektif meminimalisir bahkan
mampu mencegah tindak pidana korupsi.Selain diundangkanya Undang-undang Tipikor
Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diganti
dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001. Pemerintah juga membentuk lembaga
yang ber fungsi memonitoring keuangan negara seperti BPK dan yang lebih
khusus menanganimasalah tindak pidana korupsi adalah di bentuknya lembaga Komisi
Pemberantas Korupsi sesuai Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantas Tindak Pidana Korupsi.Tindak pidana korupsi tidak dapat dikategorikan
sebagai tindak pidana biasa karena sangat merugikan keuangan serta perekonomian
suatu negara,dan merupakan suatu pelanggaran terhadap hak -hak sosial dan hak-hak
perekonomian masyarakat. Oleh karenanya perlu adanya perhatian khusus
untuk menanggulanngi permasalahan ini karena pada dasarnya jika hanya menggunakan cara-
cara konvensional yang sudah ada sangat kurang mampu menekan perbuatan tindak pidana
korupsi oleh karenaitu perlu adanya badan khusus yang secara luas menangani permasalahan
korupsi.

Terbentuknya KPK pada pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono tersebut


diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantas Tindak Pidana Korupsi.Komisi yang dimaksud mempunyai tugas dan
wewenang melakukan koordinasi dan supervisi,termasuk melakukan menyidikan,dan
penuntutan,serta memonitoring (diatur dalam Bab II Pasal 6 dan Pasal 7) hal ini dimaksud
agar kewenangan KPK bukan hanya sebatas di pemerintahan pusat akan tetapi perlu
sampai ketingkat daerah dikarenakan banyak tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh
kepala daerah yang dalam hal ini belum tersentuh oleh KPK. Berawal daritindak pidana
korupsi yang semakin mengakar dan meluas maka banyak diberbagai daerah telah
terjadi pelanggaran tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah.Undang-
Undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) sendiri yang menjadi aturan umum dalam
pelaksanaan peradilan tindak pidana korupsi di Indonesia telah menjelaskan
bahwa,setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara. Dalam proses peradilan tidak pidana korupsi keberhasilannya
sangat tergantung pada alat bukti sebagai pemberi petunjuk.

Unsur yang berperan sangat penting dalam penegakan hukum adalah masyarakat,
selain aparatnya sendiri, serta peraturan pendukungnya. Disini masyarakat dapat
berperan sebagai pengungkap terjadinya suatu perbuatan yang bertentangan dengan
norma hukum, artinya masyarakat baik secara individual ataupun sebagai kelompok dalam
berperan aktif dalam proses hukum sebagai pengamat maupun saksi. Semakin berperan
aktif masyarakat dalam proses hukum maka penegakan hukum akan semakin optimal.

1.2 Dasar hukum kegiatan

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah:

1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

1.3 Tujuan kegiatan

1.3.1 Tujuan Intruksional Umum

Diharapkan Anak SMA mampu memahami dan mengerti tentang Nilai nilai anti korupsi dan
menerapkannya dikehidupan sehari- hari

1.3.2 Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit tentang anti korupsi diharapkan anak
SMA dapat:
1. Menjelaskan tentang pengertian korupsi
2. Menjelaskan tentang pengertian anti korupsi
3. Menjelaskan penyebab Korupsi
4. Menjelaskan dampak korupsi
5. Menjelaskan nilai nilai antikorupsi

1.3.2 Ruang lingkup

Lingkungan sekolah, dan lingkungan kampus.


BAB II
ISI LAPORAN

2.1 Laporan pertemuan 11

1.) Jenis kegiatan

Penyuluhan Budaya Anti Korupsi

2.) Tempat dan waktu

Tempat : SMAN 9 pekanbaru

Waktu : 20 menit

3.) Petugas kegiatan

4.) Penyuluh : Raudhatul Aulia Eka Putri

5.) Persiapan dan rencana kegiatan

I. Metode: Ceramah

II. Media: Powerpoint

III. Strategi Pelaksanaan

a. Pembukaan : 3 menit
b. Penyampaian materi : 15 menit
c. Penutup : 2 menit

6.) Peserta kegiatan

Siswa siswi SMAN 9 Pekanbaru

7.) Kesulitan dan hambatan

Susah mendapat perhatian penuh dari siswa siswi SMA 9 Pekanbaru

8.) Hasil kegiatan


Diharapkan Anak SMA mampu memahami dan mengerti tentang Nilai nilai anti
korupsi dan menerapkannya dikehidupan sehari- hari

9.) Kesimpulan dan saran

Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 bahwa korupsi adalah


perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri atau orang lain yang
dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara. Antikorupsi merupakan kebijakan
untuk mencegah dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi (Maheka,
tthth:31). Penyebab korupsi adalh karna adanya keesmpatan, keserakahan, dan kekuasaan.
Secara ringkas, dampak masif korupsi dapat dirasakan dalam berbagai bidang antara lain :

 Dampak ekonomi
 Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
 Dampak birokrasi pemerintahan
 Dampak politik dan demokrasi
 Dampak terhadap penegakan hukum
 Dampak terhadap pertahanan dan keamanan

Diharapkan dengan adana penyuluhan ini siswa siswi SMA 9 Pekanbaru mampu
memahami dan mengerti tentang Nilai nilai anti korupsi dan menerapkannya dikehidupan
sehari- hari.

2.2 Laporan Pertemuan 14

1) Jenis Kegiatan : Strategi dan Rencana Aksi Berantas


Korupsi di lingkungan kampus
2) Tempat dan Waktu :
- Tempat : Rumah (penyuluhan online)
- Waktu : Kamis, 16 April 2020
3) Petugas Kegiatan : Raudhatul Aulia Eka Putri
4) Persiapan dan Rencana Kegaitan :
a. Metode : Penayangan Video Tiktok
b. Media : Media Sosial
c. Strategi Pelaksanaan
d. Video Tiktok : 15 detik

e. Peserta Kegiatan : Pegawai dan pekerja yang ada di kampus

5.) Kesulitan dan Hambatan :

Ada beberapa kesulitan dan hambatan saat melakukan penyuluhan yaitu berkaitan
dengan masalah jaringan internet yang tidak stabil, sehingga mengganggu proses penyuluhan.

6.) Hasil Kegiatan :

Seluruh pegawai dan pekerja yangada di kampus dapat mengetahui dan menerapakan
Strategi dan Rencana Aksi Berantas Korupsi dilingkungan kampus.

7.) Kesimpulan dan Saran :

Penyuluhan ini diharapkan bisa menjadikan semua pegawai dan pekerja yang ada di
kampus mengerti lalu mengantisipasi agar tidak terlibat dalam bahayanya korupsi dan bisa
menjadikan mereka manusia yang berintegritas kedepannya.
BAB III

PENUTUP

Berdasakan laporan diatas didapatkan kesimpuan bahwa Korupsi Menurut Undang-


Undang Nomor 20 Tahun 2001 bahwa korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan
maksud memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dapat merugikan keuangan atau
perekonomian negara. Antikorupsi merupakan kebijakan untuk mencegah dan
menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi. Beberapa laporan yang membahas
tentang anti korupsi. Kegiatan anti korupsi yang dilakukan dimulai dari setelah Ujian tengah
semester hingga Ujian akhir semester. Dan diharapkan dengan adanya penyuluhan ini siswa
siswi SMA 9 Pekanbaru maupun pegawai dan pekerja yang ada dikampus mampu memahami
dan mengerti tentang nilai nilai anti korupsi dan menerapkannya dikehidupan sehari- hari.

Anda mungkin juga menyukai