Disusun oleh:
Dosen Pembimbing :
Lily Restusari, Dra, M.Farm, Apt
PENDAHULUAN
Korupsi adalah memperkaya diri sendiri maupun orang lain dengan cara
merugikan pihak ketiga dan ini merupakan permaslahan yang muncul sejak berdirinya
negara-negara di dunia.Hal ini menjadi cukup serius dialami suatu negara karena
dampaknya sangatlah luar biasa karena mampu merugikan keuangan suatu
negaradan dibilang menjadi momok yang menakutkan,sebagai salah satu bentuk tindak
pidana dalam ruang lingkupnyasekarang ini serta memiliki metode yang dibilang lebih
modern dan bahkan belum ada sejarah pada manusia sebelumnya.Tindak pidana korupsi
merupakan masalah besar yang selalu menjadi sorotan dan sekaligus keprihatinan
masyarakat. Tidak hanya keprihatinan nasional, tetapi juga menjadi keprihatinan dunia
internasional. Dalam resolusi tentang “corruption in government” yang diterima kongres
PBB ke-8 mengenai “the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders”di
hanava (cuba) tahun 1990, dinyatakan bahwa: “Korupsi di kalangan pejabat public (corrupt
activities ofpublic official)” dapat menghancurkan efektifitas potensial dari semua jenis
program pemerintah”( Barda Nawawi Arief,14:1998 )Perilaku korupini terdapat di negara
yang menganut paham demokrasi terutama negara diktatormiliteristik,dalam setiap tahap
pembangunan system ekonomi dari negara kapitalis terbuka yang pernah terjadi
dinegara Indonesia pasca kemerdekaan diera demokrasi terpimpin era Presiden
Soeharto pada tahun 1956 sampai 1998.
Di Indonesia sendiri korupsi sudah ada jauh sebelum negara ini terbentuk, seperti
yang terjadi masa kolonial Belanda pada waktu itu korupsimenjadi salah satu ancaman
bobroknya birokrasi dan tata pemerintahan bahkan korupsi telah mampu menghancurkan
hubungan persekutuan dagang kompeni (VOC) dan kemudian menjadi semacam
peninggalansetelah terbentuknya negara kesatuan republik Indonesia korupsi kembali
menyebar dalam pemerintah baik pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah yang
semakin merata.Banyak berbagai cara digunakan untuk menggalakan pemberantasan
tindak pidana korupsi gunamenjaga stabilitas ekonomi sertawajah birokrasi yang
terbentuk, bahkan karena begitu ganasnya virus korupsi di indonesia sehingga mampu
menurunkan sebuah rezim yang sedang berkuasa.Dengan kondisi yang demikian pasca
runtuhnya pemerintah orde baru yang berkuasa,indonesia mulai membenahi diri untuk
memulai membangun Negara Indonesia untukmewujudkan masyarakatyang adil,makmur
dan sejahtera.Berbagai usaha-usah serta cara-cara digunakan untuk mencegah
ataupun menanggulangi permasalahan tersebut.Demikianhalnya dengan konteks regulasi
yang perlu adanya pembaharuan peraturan-peraturan yang ada karena hal ini memiliki
kelemahan dalam hal pemberantasan tindak pidana korupsi secara khusus.
Unsur yang berperan sangat penting dalam penegakan hukum adalah masyarakat,
selain aparatnya sendiri, serta peraturan pendukungnya. Disini masyarakat dapat
berperan sebagai pengungkap terjadinya suatu perbuatan yang bertentangan dengan
norma hukum, artinya masyarakat baik secara individual ataupun sebagai kelompok dalam
berperan aktif dalam proses hukum sebagai pengamat maupun saksi. Semakin berperan
aktif masyarakat dalam proses hukum maka penegakan hukum akan semakin optimal.
1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
Diharapkan Anak SMA mampu memahami dan mengerti tentang Nilai nilai anti korupsi dan
menerapkannya dikehidupan sehari- hari
Waktu : 20 menit
I. Metode: Ceramah
a. Pembukaan : 3 menit
b. Penyampaian materi : 15 menit
c. Penutup : 2 menit
Dampak ekonomi
Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
Dampak birokrasi pemerintahan
Dampak politik dan demokrasi
Dampak terhadap penegakan hukum
Dampak terhadap pertahanan dan keamanan
Diharapkan dengan adana penyuluhan ini siswa siswi SMA 9 Pekanbaru mampu
memahami dan mengerti tentang Nilai nilai anti korupsi dan menerapkannya dikehidupan
sehari- hari.
Ada beberapa kesulitan dan hambatan saat melakukan penyuluhan yaitu berkaitan
dengan masalah jaringan internet yang tidak stabil, sehingga mengganggu proses penyuluhan.
Seluruh pegawai dan pekerja yangada di kampus dapat mengetahui dan menerapakan
Strategi dan Rencana Aksi Berantas Korupsi dilingkungan kampus.
Penyuluhan ini diharapkan bisa menjadikan semua pegawai dan pekerja yang ada di
kampus mengerti lalu mengantisipasi agar tidak terlibat dalam bahayanya korupsi dan bisa
menjadikan mereka manusia yang berintegritas kedepannya.
BAB III
PENUTUP