Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NADIA SAGITA ERYANTI

NIM : 170611633533 / 25
JURUSAN : PJK C 2017
MATKUL : RIVIEW MATERI ILMU GIZI
DOSEN : Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes

PENILAIAN STATUS GIZI

A. PENILAIAN STATUS GIZI


 Sebelum membahas tentang status gizi, terdapat beberapa konsep yang harus
dipahami terlebih dahulu. Konsep ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, di
antaranya adalah:
a. Nutrient atau zat gizi
adalah zat yang terdapat dalam makanan dan sangat diperlukan oleh tubuh
untuk melakukan suatu proses metabolisme, mulai dari proses pencernaan,
penyerapan makanan dalam usus halus, transportasi oleh darah untuk
mencapai sel target dan menghasilkan suatu energy, pertumbuhan tubuh,
pemeliharaan jaringan tubuh, proses biologis , peneyembuhan suatu penyakit,
dan daya tahan tubuh.
b. Nutritur/nutrition atau gizi
Adalah keseimbangan atara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dari makanan
(intake) dengan zat gizi yang diperlukan untuk keperluan proses tubuh.
c. Nutritional status atau status gizi
Adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi
dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Setiap
individu memerlukan asupan gizi yang berbeda-beda tergantung dari usia,
jenis kelamin, aktivitas, dan sebagainya.
d. Indicator status gizi
Adalah tnda-tanda yang dapat diketahui untuk menggambarkan status gizi.
Cntohnya adalah seseorang yang menderita anemia merupakan sebagai tanda
bahwa asupan zat besi tidak sesuai dengan kebutuhannya, dan individu
mengalami kegemukan merupakan sebagai tanda kelebihan asupan makanan
sumber energy dan lemak di dalam tubuh.
 Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap
energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak fisiknya
dapat diuku. Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang, status gizi baik dan
status gizi lebih.
 Penilaian Status Gizi (PSG) adalah suatu pengukuran yang dilakukan terhadap aspek
yang dapat menjadi indicator penilaian status gizi, kemudian dibandingkan dengan
standar baku yang ada (Kusharisupeni, 2016).

B. METODE PENILAIAN STATUS GIZI


 Menurut Istiany dan Rusialianti (2014), metode penilaian status gizi dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu, penialaina secara langsung dan tidak langsung.
 Penilaian secara langsung yaitu :
1. Antropometri
Antrpometri berasal dari kata amthropo yang berarti manusia dan metri
ukuran.Antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia,
misalnya berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar dada,
ukuran lingkar lengan atas, dan lainnya. Antropometri digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan/konsumsi protoin dan energi.
 Keunggulan Antropometri :
1. Prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar
2. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alatnya murah, dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat
 Kelemahan Antropometri :
1. Kurang sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
yang singkat serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
seperti zink dan Fe,
2. Factor diluar gizi (penyakit, genetic, dsn penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri,
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri. Kesalahn ini
terjadi karena latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat atau
kesulitan pengukuran.

2. Klinis
Penilaian klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat dengan melihat jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang deakt dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara
cepat
 Kelebihan penilaian klinis
1. Relative murah
2. Tidak memerlukan tenaga khusu tetapi tenaga paramedic yang bias
dilatih.
3. Sederhana, cepat, dan mudah diinterpretasikan.
 Kelemahan penilaian klinis
1. Beberapa gejala klinis tidak mudah terdeteksi.
2. Gejala klinis tidak bersifat spesifik.
3. Adanya gejala klinis yang bersifat ganda

3. Biokimia
Metode ini merupakan pemeriksaan specimen yang di uji secara
laboratorik yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain yaitu darah, urin, feses dan beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
 Kelebihan penilaian biokimiawi
1. Dapat mendeteksi definisi zat gizi lebih dini.
2. Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih objektif.
3. Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian.
 Kelemahan penilaian biokimiawi
1. Hanya bias dilakukan setelah timbulnya gangguan metabolisme.
2. Membutuhkan biaya yang mahal karena memerlukan peraltan dan bahan
yang banyak.
3. Diperlukan tenaga ahli dalam pemeriksaan.
4. Kurang praktis dalam lapangan.

4. Biofisik
Metode ini merupakan penentuan status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan.
Metode ini umum digunakan dalam situasi tertentu, seperti kejadian buta senja
epidemic.
 Penilaian secara biofisik dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Pemeriksaan radiologi (untuk mengetahui penyakit riketsia, osteomalasia,
sariawan, beri-beri dan fluorosis).
2. Tes fungsi fisik (contohnya untuk mengukur kelainan buta senja akibat
kekurangan asupan vitamin A).
3. Tes sitology (untuk menialai keadaan KEP berat).
 Sedangkan penilaian secara tidak langsung yaitu :
1. Survei Konsumsi Pangan
2. Statistic Vital,
3. Faktor Ekologi.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH


METODE PENILAIAN STATUS GIZI
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakkan
metode adalah sebagai berikut (Istiany dan Rusialianti, 2014):
1. Tujuan
2. Unit sampel yang akan diukur.
3. Jenis informasi yang dibutuhkan.
4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan.
5. Tersedianya fasilitas dan peralatan.
6. Tenaga.
7. Waktu.
8. Dana.

Anda mungkin juga menyukai