Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU GIZI

PENILAIAN STATUS GIZI DAN STUNTING

DOSEN ILMU GIZI


Oktavirona, SKM

Oleh :
Ambarita Agustina Magdalena
Eka Rizky Nuraeni Rosita
Selvi Yulianti
Siti Magfiroh

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang di
konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan lagi. Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, di
bedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih berkaitan juga dengan keadaan akibat dari
keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi
tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
Sebagai negara yang sedang berkembang, bangsa indonesia masih memiliki
beberapa ketertinggalan dibandingkan negara lain yang lebih maju dan salah satunya
terkait masalah gizi. Masalah gizi utama di Indonesia terdiri dari masalah gizi pokok
yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia Gizi Besi (AGB), selain gizi lebih
(obesitas).
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun, berbagai penyakit gangguan gizi
dan gizi buruk akibat tidak baiknya mutu makanan maupun jumlah makanan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing orang masih sering ditemukan
diberbagai tempat di Indonesia. Rendahnya status gizi jelas berdampak pada kualitas
sumber daya manusia. Penanganan masalah gizi sangat terkait dengan strategi sebuah
bangsa dalam menciptakan SDM yang sehat, cerdas, dan produktif
B. Tujuan
1. Memahami Definis Gizi.
2. Mengetahui pengertian Penilaian Status Gizi.
3. Menjelaskan perbedaan sistem penilaian status gizi dan karakteristiknya.
4. Mendeskripsikan definisi masalah gizi
5. Mendeskripsikan masalah gizi di indonesia
6. Mendeskripsikan cara mengatasi masalah gizi pada masyarakat
C. Manfaat Penulisan
Diharapkan dapat menambah wawasan tentang Penilaian Status Gizi dan
Permasalahan Gizi di indonesia dan cara menagatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan
energi. Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi
dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan akibat dari tersedianya zat gizi
dalam salurel tubuh disebut keadaan gizi (Supariasa, 2002).
B. Pengertian Penelitian Status Gizi
Menurut Gibson (1998), Penilaian status gizi adalah upaya
mengeintrepretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penelitian
antropometri, konsumsi makanan, serta biokimia dan klinik. Menurut supariasa
(2002), Penilaian status gizi adalah cara yang dilakukan untuk mengetahui status gizi
seseorang. Terdapat beberapa jenis teknik penilaian status gizi, yaitu penilaian staus
gizi langsung dan penilaian status gizi tidak langsung. Penilaian statu gizi langsung
dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik,
sedangkan penilaian status gizi tidak langsung dibagi menjadi tiga penilaian yaitu
survei konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa, 2002).
C. Penilaian Status Gizi dan Karakteristiknya.
1. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA LANGSUNG
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
yaitu : Antropometri, Klinis, Biokimia, dan Biofisik. Masing-masing penilaian
tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut:
a. ANTROPOMETRI
1) Pengertian Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh
manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi maka antropometri
gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur
dan tingkat gizi.
2) Penggunaan Antropometri secara umum digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh.
b. KLINIS
1) Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues).
2) Penggunaan Penggunaan metode ini umumnya untuk survey
klinis secara tepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang
untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi sesorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign), dan
gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
c. BIOKIMIA
1) Pengertian Pemeriksaan status gizi dengan biokimia adalah
pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratories yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja, dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
2) Penggunaan Metode ini digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang
lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong
untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
d. BIOFISIK
1) Pengertian Penentuan status gizi dengan metode biofisik adalah
metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi (khusunya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan
jaringan.
2) Penggunaan Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu
seperti kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan
adalah tes adaptasi gelap.

2. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG


Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
survey konsumsi makanan, statistic vital, dan faktor ekologi.
a. SURVEI KONSUMSI MAKANAN
1) Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode
penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
2) Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat
memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b. STATISTIK VITAL
1) Pengertian Pengukuran status gizi dengan metode statistic vital
adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan, dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.
2) Penggunaan Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian
dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat.
c. FAKTOR EKOLOGI
1) Pengertian Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai
hasil interaksi beberapa factor fisik, biologis, dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari
keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
2) Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dianggap sangat
penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu
masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi.
D. Definisi masalah gizi
Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahtraan seseorang, kelompok
orang artau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan dan
kebutuhan pada tubuh akan makanan.
Saat ini kondisi gizi dunia menunjukan dua kondisi yang ekstrim, mulai dari
kelaparan, sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat dan
tinggi kalori, serta kondisi kurus dan pendek sampai pada kegemukan. Hal yang
sama juga terjadi di Indonesia. Saat sebagian besar bangsa Indonesia masih
menderita kekurangan gizi terutama pada ibu, bayi dan anak secara bersamaan
timbul masalah gizi lain yaitu gizi leih yang berdampak pada obesitas. Hal ini akan
mengahmbat laju pembangunan, karena status gizi suatu masyarakat berpern
penting terhadap kualitas sumber daya manusia, dan daya saing bangsa. Kemiskinan
menjadi faktor utama penyebab kekuarangan gizi.
Konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dapat
memenuhi kecukupan gizi individu-individu untuk tumbuh dan berkembang.Gizi
pada ibu hamil sangat berpengaruh pada perkembangan otak janin, sejak dari
menggu ke empat pembuahan sampai lahir dan anak berusia 3 tahun (golden age).

E. Masalah Gizi Masyarakat di Indonesia


1. Kurang Energi Protein (KEP)
Kekurangan energi protein adalah keadan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari sehingga tidak
memenuhi angaka kecukupan gizi. faktor-faktor penyebab kurang energi
protein dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Primer
- Susunan Makanan yang salah
- Penyedia makanan yang kurang baik
- Kemiskinan
- Ketidaktauan tentang nutrisi dan kebiasaan makan yang salah.
b) Sekunder
- Gangguan pencernaan ( malabsorbsi, gizi tidak baik, kelainan
struktur pencernaan )
- Gangguan Psikologis
2. GAKI ( Gangguan Akibat Kekurangan Imodium )
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditanggulangi secara
sungguh-sungguh. Penduduk yang tinggal di daerah kekurangan iodium akan
mengalami GAKI kronis yang menyebabkan pertumbuhan fisik terganggu dan
keterbelakangan mental yang tidak dapat disembuhkan sehingga menjadi beban
masyarakat. GAKI mengakibatkan penurunan kecerdasan dan produktivitas
penduduk sehingga menghambat pengembangan sumber daya manusia.
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah
gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak
dapat menghasilkan hormon tiroid. Definisi lain, GAKI merupakan suatu
masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan
Yodium ini dapat menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan
ditemui dimasyarakat adalah Gondok. Dimana akibat defisiensi iodium ini
merupakan suatu spektrum yang luas dan mengenai semua segmen usia, dari
fetus hingga dewasa.
Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain :

a) Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess


Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis
terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang
dikonsumsinya
b) Faktor Geografis dan Non Geografis
GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah,karena
pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti
pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering
dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan
Kapur Selatan
c) Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok,namun
tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah
satunyaadalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik.
3. Anemia Gizi Besi
Anemia gizi besi ini timbul akibat kosongnya cadangan zat besi tubuh
sehingga cadangan zat besi untuk eritropoesis berkurang yang menyebabkan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Prevalensi anemia
gizi besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI,
pada kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah
47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%.
Mengingat, 1 dari 2 orang di Indonesia beresiko anemia. Lebih
memprihatinkan lagi, prevalensi anemia terjadi bukan hanya pada orang
dewasa, namun juga sudah menyerang anak-anak.Penyebab anemia atau yang
biasa disebut kalangan awam dengan penyakit kurang darah, selain
kekurangan gizi juga adanya penyakit yang merusak sel darah merah.
Anemia gizi besi biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di
bawah nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari
normal (mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme
energi yang dapat menurunkan produktivitas. Penyebab anemia gizi besi bisa
disebabkan oleh beberapa hal. Seperti kurang mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, menderita penyakit ganguan pencernaan sehingga
menggangu penyerapan zat besi. Terjadi luka yang menyebabkan pendarahan
besar, persalinan, menstruasi, atau cacingan serta penyakit kronis seperti
kanker, ginjal.
Adapun dampak dari Anemia Gizi Besi (AGB) adalah :
a. Pada Anak-anak berdampak:
1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
3. Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan
tubuh menurun.
b. Dampak pada Wanita :
1. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
2. Menurunkan produktivitas kerja.
3. Menurunkan kebugaran.
c. Dampak pada Remaja putri :
1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
3. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
4. Mengakibatkan muka pucat.
d. Dampak pada Ibu hamil :
1. Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.
2. Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah
atau BBLR (<2,5 kg).
3.Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu
dan/atau bayinya.
AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB. Diantaranya pada
masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia.. Ibu hamil
rentan terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak
sebanding dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah
dengan penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara
kodrat harus kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya
wanita lebih tinggi risikonya terkena AGB dibandingkan pria. Anak-anak dan
remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi cukup tinggi
diperlukan semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko
AGB menjadi sangat besar.
4. Kurang Vitamin A
Vitamin A merupakan nutriention essensial, yang hanya dapat dipenuhi dari
luar tubuh, dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan
karena tidak larut dalam air. Keurangan asupan vitamin A bisa menyebabkan
diare yang bisa berujung pada kematian dan pneumonia.
Prevalensi tertinggi terjadi pada balita. Hal ini disebabkan oleh intake
makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah, rendahnya konsumsi
vitamin A dan pro vitamin A pada ibu hamil sampai melahirkan sehingga
mempengaruhi kadar vitamin A yang terkandung dalam ASI. Selain itu dapat
disebabkan oleh MP-ASI yang kurang kandungan vitamin A, gangguan absorbs
vitamin A dan pro vitamin A ( penyakit pancreas, diare kronik, KEP ), gangguan
konversi pro vitamin A menjadi vitamin A.
Akibat dari kekurangan Vit A :

a) Menurunya daya tahan tubuh


b) Rabun Senja

Cara Mencegah kekurangan Vit A :

a) Mengkonsumsi makanan mengandung Vit A seperti hati ayam.


b) Mengkonsumsi sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna
c) Sayuran yang ditumis dengan minyak atau sayur yang dimasak dengan santan.
d) Pemberian Vit A padaa balita dan ibu melahirkan.

5. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan
adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan
lemak
tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap
mengalami obesitas.
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari
yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah
penyakit menahun seperti Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa) ,tekanan
darah tinggi (hipertensi), stroke, serangan jantung (infark miokardium),gagal
jantung,
Anak-anak yang mengalami obesitas dapat berisiko lebih besar mengidap
penyakit jantung, diabetes dan gangguan akibat kelebihan berat badan lainnya
dari yang terpikirkan. Fakta ini diketahui berdasarkan studi baru tentang dampak
obesitas selama masa kanak-kanak dan perkembangan kesehatan di masa
dewasa.Dibanding anak-anak dan remaja yang berbobot ideal, anak dengan
obesitas lebih berisiko menderita gangguan kesehatan yang memicu penyakit
jantung dan diabetes. Seperti, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan
gula darah tinggi.
Di Indonesia terdapat 19,1 persen kasus obesitas pada penduduk berusia di
atas 15 tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
pada 2010, menunjukkan 27,7 juta jiwa penduduk Indonesia berusia di atas 18
tahun, mengalami Obesitas.
F. Cara Mengatasi Masalah Gizi

1. Perbaiki Asupan Nutrisi

Penanganan bagi para penderita kurang gizi yang paling utama yakni dengan
pemberian nutrisi secara layak dan mencukupi, mulai dari menu karbohidrat layaknya
dalam bentuk nasi dan roti, protein dalam segala jenis lauk pauk baik dari nabati
seperti tahu ataupun dari hewani layaknya menu olahan telur dan seterusnya,
perhatikan pula kandungan asupan vitamin yang bisa diperoleh dari ragam jenis
sayuran atau juga pada buah-buahan segar, pemberian susu yang kaya akan nutrisi
mencukupi juga layak dijadikan pilihan, yang pasti pemberian asupan nutrisi
mencukupi haruslah dilakukan secara berkala dan kontinyu, hal ini demi
memaksimalkan adaptasi tubuh dalam penyerapan nutrisi secara maksimal.

Perhatikan pula untuk pencegahan maka asupan nutrisi pada kalangan tertentu
semisal ibu hamil dan menyusui haruslah ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan yang
mencukupi demi terhindar dari hal yang tak diinginkan selanjutnya, karena
bagaimanapun dua kondisi ini pada umumnya membuat para wanita utamanya
memiliki beban yang memebihi dari waktu biasanya jadi perlu untuk diberika
perhatian khusus lebih lanjut

2. Lakukan Pengobatan

Prosedur yang satu ini harus dilakukan secara spesifik apabila memang ditemukan
gejala penyakit yang memang melatarbelakangi munculnya kekurangan gizi
tersebut, semisal pengobatan secara intensif pada diare lantaran infeksi maupun
permasalahan pencernakan lain yang berhubungan langsung dengan sistem serap
nutrisi pada tubuh yang umumnya terletak pada saluran usus, fokus terapi untuk
penyakit pemicu ini akan semakin dapat memaksimalkan pula penanganan pada
gejala kekurangan gizi secara sekaligus

3. Minimalisir kebiasaan buruk

Beberapa kebiasaan kurang sehat layaknya salah diet ketat ataupun merokok harus
diminimalisir secara ketat, lantaran kegiatan seperti ini sama sekali tidak
membawa manfaat baik bagi tubuh dan justru sangat membahayakan, baiknya
lakukan kegiatan yang lebih positif dampaknya bagi tubuh karena jika dibiarkan
terus berlanjut tak ayal maka ragam masalah kesehatan pun akan mengintai di
kemudian harinya jadi cobalah untuk senantiasa bijak dalam memilah gaya hidup
anda demi kesehatan anda sampai hari mendatang
4. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi
Hendaklah untuk yang satu ini pemerintah sebagai pemegang kekuasaan yang
utama dan luas juga ikut andil secara nyata demi menjaga keseimbangan supaya
perbaikan ekonomi juga dapat dirasakan oleh masyarakat kelas bawah, dan juga
kebiasaan untuk menggalakkan empati pada sesama layak juga untuk dijadikan
alternatif demi memperhatikan sesama kita yang berada pada ujung kemiskinan,
bantuan sembako dan bahan pangan secara tepat sasaran semoga dapat menjadi
langkah nyata yang dapat mengurangi merebaknya wabah kekurangan gizi di
kalangan bawah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikomsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ serta menghasilkan energi.
2. Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan
suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang
maupun gizi lebih. Penilaian status gizi terbagi menjadi dua, yaitu
penilaian status gizi langsung yang meliputi uji antropometri, klinis,
biokimia dan biofisik dan penilaian status gizi tidak langsung yang
meliputi survei konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi.
3. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi
merupakan hal yang komplek di Indonesia. Sampai saat ini ada lima masalah gizi
utama di Indonesia, yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi
(AGB), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI) dan Obesitas. Energi dan protein merupakan zat gizi makro, sedangkan
zat besi, vitamin A dan Iodium merupakan zat gizi mikro. Banyak faktor yang
mempengaruhi asupan gizi masyarakat tersebut. Dari hari ke hari angka dari
masalah-masalah di atas terus meningkat, yang secara otomatis juga
meningkatkan angka kematian penduduk. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya kekurangan pangan, penyakit infeksi seperti cacingan, lingkungan
yang kurang bersih serta penyebab tidak langsung lainnya seperti pola asuh orang
tua
B. Saran
Perlu pendalaman lagi terkait Penilaian Status Gizi, terkait metode yang dilakukan
untuk penilaian dan faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi. pemerintah
mengadakan program yang lebih efektif dan berkesinambungan seperti, meningkatkan
upaya kesehatan ibu untuk mengurangi bayi dengan berat lahir rendah, meningkatkan
program perbaikan zat gizi mikro, meningkatkan program gizi berbasis masyarakat,
dan memperbaiki sektor lain yang treakit erat dengan gizi (pertanian, air dan sanitasi,
perlindungan, pemberdayaan masyarakat dan isu gender), sehingga sedikit demi
sedikit angka-angka akibat masalah gizi di atas dapat dikurangi
DAFTAR PUSTAKA

Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.


Rosalind, Gibson. 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press, New
York. 155-260
Anonim.2017. “Masalah Gizi di Indonesia” dalam
https://www.academia.edu/34470816/
MASALAH_GIZI_DI_INDONESIA_LAPORAN_ILMU_GIZI_DASAR diakses pada 08
Oktober 2023 pukul 14.00

Anda mungkin juga menyukai