Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu Hari : Selasa

MK. Penilaian Status Gizi Tanggal : 15 September 2020

Tugas Mandiri Tatap Muka 5

Disusun Oleh :

Chory Alief Rusdi (P031913411008)


DIII Gizi Tk. 2A

Dosen Pengampu :

Fitri, SP, MKM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


JURUSAN GIZI
2020
1. Jelaskan pengertian penilaian status gizi !
Jawab :
Penilaian status gizi adalah Interpretasi dari informasi pendekatan konsumsi
makanan, biokimia, antropometri dan klinis. Penilaian status gizi merupakan
penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai
macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko
status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
2. Buatlah skema umum pengukuran kekurangan gizi !
Jawab :
Skema umum pengukuran kekurangan gizi

Tingkat kekurangan gizi Metode yang digunakan


Asupan zat gizi tidak cukup. Survei konsumsi pangan
Penurunan persediaan gizi dalam Biokimia
jaringan.
Penurunan persediaan gizi dalam cairan Biokimia
tubuh.
Penurunan fungsi jaringan. Antropometri atau biokimia
Berkurangnya aktivitas enzim yang Biokimia atau teknik molekuler
dipengaruhi zat gizi, terutama protein.
Perubahan fungsi Kebiasaan atau physiological
Gejala klinik Klinik
Tanda-tanda anatomi Klinik
Sumber: Gibson, R. 2005. halaman 5.
3. Sebutkan dan jelaskan penilaian status gizi secara langsung !
Jawab :
a. Antropometri
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi
tubuhseseorang (Supariasa, 2001). Metode antropometri sangat berguna untuk
melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak
dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson, 2005).
b. Klinis Pemeriksaan klinis
Merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi yang
berhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi.
Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit,
rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar
tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c. Biokimia
Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan biokimia
pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada
kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan
biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan
yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain
adalah dengan menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk
mengukur besarnya konsekuensi fungsional daru suatu zat gizi yang spesifik
Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia
statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004)
d. Biofisik
Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang
dapat digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa,
2001).
4. Sebutkan dan jelaskan penilaian status gizi secara tidak langsung !
Jawab :
a. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makananmerupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun
keluarga. Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data
kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi,
sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang
maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi
(Baliwati, 2004).
b. Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui
datadata mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti
angka kematian menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian,
statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan
kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c. Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi
dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis,
faktor fisik, dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi
digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu
masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi
(Supariasa, 2001).
5. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status
gizi ?
Jawab :
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi, yaitu:
1. Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perhi diperhatikan dalam memilih metode, seperti
ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropome
Apabila ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya gunakan
metode biokimia.
2. Unit Sampel yang Akan Diukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengamhi metode
penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individi rumah
tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang diukur
adalah kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan sebaiknya
menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah
bisa dipertanggungjawabkan.
3. Jenis Informasi Yang Dibutuhkan
Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis info
yang diberikan. Jenis informasi itu antara lain: asupan makanan berat dan badan,
tingkat hemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila menginginkan informasi
tentang asupan makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi.
Dilain pihak apabila ingin mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yamg
gunakan adalah biokimia. Membutuhkan informasi tentang keadaan fisik seperti 1
badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan metode antropometri. Begitu
apabila membutuhkan informasi tentang situasi sosial ekonomi sebaiknya gunakan
pengukuran faktor ekologi.
4. Tingkat Reliabilitas Dan Akurasi yang Dibutuhkan
Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reliabilitas
dan rasi yang berbeda-beda. Contoh penggunaan metode Idinis dalam menilai
tinkat pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian ini
tenaga medis dan paramedis yang sangat terlatih dan mempunyai pengalaman
yang cukup dalam bidang ini. Berbeda dengan penilaian secara biokimia yang
mempunyai reliabilitas dan akurasi yang sangat tinggi, Oleh karena itu apabila ada
biaya, tenaga dan sarana-sarana lain yang mendukung, maka penilaian status gizi
dengan biokimia sangat dianjurkan.
5. Tersedianya Fasilitas dan Peralatan
Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status
gizi. Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit
diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian
status gizi secara antropometri relatif lebih mudah didapat dibanding dengan
peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.
Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport
dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan yang
diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.
6. Tenaga
Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi
peng-gunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam
pengumpulan data status gizi antara lain: ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan tenaga
lain.
Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau analis
kimia, karena menyangkut berbagai jenis bahan dan reaksi kimia yang hams
dikuasai. Berbeda dengan penilaian status gizi secara antropometri, tidak
memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja
sudah dapat menjalankan tugasnya. Kader gizi di Posyandu adalah tenaga gizi
yang tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun
disana-sini masih ada kekurangannya. Tugas utama kader gizi adalah melakukan
pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat badan serta umur anak.
Setelah mendapatkan data, mereka dapat memasukkan pada KMS dan langsung
dapat menginterpretasi data tersebut.
Penilaian status gizi secara klinis, membutuhkan tenaga medis (dokter).
Tenaga kesehatan lain selain dokter, tidak dapat diandalkan, mengingat tanda-
tanda klinis tidak spesifik untuk keadaan tertentu. Stomatitis angular, sering tidak
benar di-interpretasikan sebagai kekurangan riboflavin. Keadaan ini di India
diakibatkan dari kebanyakan mengunyah daun sirih atau buah pinang yang banyak
mengandung kapur, yang dapat menyebabkan iritasi pada bibir.
7. Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempenganihi
metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan dan
tahunan. Apa¬bila kita ingin menilai status gizi di suatu raasyarakat dan waktu
yang tersedia relatif singkat, sebaiknya dengan menggunakan metode
antropometri. Sangat mustahil kita menggunakan metode biokimia apabila waktu
yang tersedia sangat singkat, apalagi tidak ditunjang dengan tenaga, biaya dan
peralatan yang memadai.
8. Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk
menilai status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding
dengan raetode lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam penilaian status gizi.
Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi hams selalu mempertimbangkan
faktor tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling
mengait. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi, harus
memperhatikan secara keseluruhan dan mencennati kelebihan dan kekurangan tiap-
tiap metode itu.

Anda mungkin juga menyukai