Anda di halaman 1dari 52

PERTUMBUHAN

BALITA

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)


DPD Provinsi Jawa Barat
Umi Mahmudah, S. Gz., M. Gizi
Holil M Par'i, SKM., M.Kes
LUDOM
Modul
Pertumbuhan Balita

Persatuan Ahli Gizi Indonesia Persagi ( )


DPD Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan
.
PT Abbott Products

Tim Penyusun

Umi Mahmudah S Gz , . ., . M Gizi

',
Holil M Par i SKM ., .
M Kes

Editor

, . .
Akwila Putri Rianti Partoleksono S Tr Gz

2021

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita


Glosarium
Antropometri Pengukuran fisik atau bagian tubuh manusia
Baduta Anak berusia dibawah 2 tahun (0-23 bulan)
Balita Anak berusia dibawah lima tahun (0-59 bulan)
BB Berat Badan
BB/PB Indikator status gizi baduta diukur berdasarkan berat
badan menurut panjang badan
BB/TB Indikator status gizi balita diukur berdasarkan berat
badan menurut tinggi badan
BB/U Indikator status gizi balita diukur berdasarkan berat
badan menurut umur
Dacin Timbangan/ neraca yang digunakan untuk menimbang
berat badan baduta
Infantometer Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang
badan baduta
KMS Kartu Menuju Sehat adalah catatan yang berfungsi
memantau pertumbuhan anak dari lahir hingga berusia
5 tahun
Obesitas Kelebihan berat badan/ lemak tubuh yang
meningkatkan risiko masalah kesehatan
PB Panjang Badan
PB/U Indikator status gizi balita diukur berdasarkan panjang
badan menurut umur

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita ii


Postnatal Pertumbuhan yang terjadi setelah lahir
Prenatal Pertumbuhan yang terjadi sebelum lahir
Stunting Kondisi tinggi badan anak yang lebih pendek bila
dibandingkan dengan anak seusianya
TB Tinggi Badan
TB/U Indikator status gizi balita diukur berdasarkan tinggi
badan menurut umur
Timbangan Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat
Injak badan dengan cara diinjak/ dinaiki
Underweight Berat badan kurang/ kurus
Z-Score Nilai yang digunakan untuk menentukan status gizi
seorang anak berdasarkan berbagai indikator status
gizi

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita


iii
Daftar Isi
PENGUKURAN PERTUMBUHAN BALITA
DENGAN ANTROPOMETRI

A. PENDAHULUAN 2
1. Deskripsi 2
2. Tujuan Pembelajaran 4
B. PERTUMBUHAN 5
C. CARA PENGUKURAN ANTROPOMETRI 10
1. Pengertian 10
2. Cara Menghitung Umur Balita Berdasarkan Bulan Penuh 13
3. Prosedur Pengukuran Berat Badan 16
4. Prosedur Pengukuran Tinggi Badan 22
5. Prosedur Pengukuran Panjang Badan 27

KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

A. PENDAHULUAN 30
B. KMS BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) 33
C. KMS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) 36

PENUTUP

A. KESIMPULAN 43
B. SARAN 44

DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita


iv
Pengukuran

Pertumbuhan

Balita dengan

Antropometri

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita


Pendahuluan

Deskripsi

Balita adalah kelompok yang berada pada rentang usia 0-5 tahun
(Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Menurut Prasetyawati (2011) masa
balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
manusia dikarenakan tumbuh kembang berlangsung cepat.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa balita menjadi factor
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa
mendatang. Pertumbuhan seorang anak bukan sekedar gambaran
perubahan berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya,
tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang keseimbangan
antara asupan dan kebutuhan zat gizi seseorang anak yang sedang
dalam proses tumbuh. Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan
gizi yang cukup peka untuk digunakan dalam menilai kesehatan anak
terutama anak bayi dan balita. Dalam upaya memonitor kesehatan gizi
anak dipergunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS merupakan kartu
yang memuat suatu grafik pertumbuhan BB dan TB menurut umur,
yang menunjukkan batas-batas pertumbuhan BB anak balita.

Pengukuran pertumbuhan berat badan, tinggi badan dilakukan


menggunakan pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri
digunakan untuk mengukur pertumbuhan fisik seorang anak dengan
menggunakan alat ukur tertentu seperti timbangan bayi, dacin atau
timbangan injak digital. Penilaian antropometri dapat dibedakan
menjadi berdasarkan umur dan tidak berdasarkan umur.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 2


Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan umur anak.
Keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan umur anak dengan kecepatan tertentu. Indeks berat
badan menurut umur merupakan indicator yang baik untuk menilai
status gizi saat ini, sedangkan indeks tinggi badan menurut umur
digunakan untuk melihat pertumbuhan linier mengalami stunting atau
tidak. Ukuran-ukuran antropometri diinterpretasikan dengan ambang
batas berdasarkan Z-score atau Standar Deviasi (SD).

Modul ini disusun untuk mengetahui bagaimana pengukuran


pertumbuhan dan perkembangan balita dengan menggunakan
antropometri dan KMS.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 3


Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta mampu memahami pertumbuhan dan perkembangan balita
melalui pengukuran antropometri dan KMS

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan mampu :
Mengetahui pertumbuhan pada anak
Mengetahui cara perhitungan umur berdasarkan bulan penuh
Mengetahui cara pengukuran berat badan yang baik dan
benar
Mengetahui cara pengukuran tinggi badan yang baik dan
benar
Mengetahui cara pengisian KMS Berat Badan Menurut Umur
(BB/U)
Mengetahui cara pengisian KMS Tinggi Badan Menurut Umur
(TB/U)

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 4


Pertumbuhan

Pertumbuhan diartikan sebagai terjadinya perubahan sel tubuh yang


terjadi dalam dua bentuk, yaitu pertambahan ukuran sel dan atau
pertambahan jumlah sel. Secara akumulasi perubahan sel ini akan
menghasilkan perubahan ukuran tubuh, yang ditunjukkan dengan
pertambahan ukuran fisik, baik dalam bentuk berat badan, tinggi badan
atau tampilan fisik. Akibat dari perubahan sel, juga menyebabkan
proporsi atau komposisi tubuh juga berubah. Jadi pertumbuhan adalah
perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi ukuran fisik,
proporsi, maupun komposisi tubuh. Karena pertumbuhan maka ukuran
fisik akan berubah, misalnya pertambahan ukuran berat dan perubahan
ukuran tinggi badan. Pertumbuhan juga akan mempengaruhi pada
proporsi tubuh, misalnya bayi baru lahir mempunyai proporsi ukuran
kepala yang lebih besar, dengan pertumbuhan kemudian ukuran
proporsi badan mulai membesar. Demikian juga komposisi tubuh
mengalami perubahan, kandungan air pada tubuh bayi lebih banyak,
sedang pada usia dewasa kandungan lemak lebih banyak, dari sini
tampilan (dimensi) tubuh juga akan berubah.

Selama proses kehidupan manusia dari bayi sampai dewasa, terdapat 2


masa pertumbuhan yang sangat cepat, yaitu masa balita dan masa
remaja.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 5


Pertumbuhan pada Masa Balita
dimulai dari janin dalam kandungan sampai sekitar usia 5 tahun

Pada masa ini tubuh sangat cepat pertumbuhannya, semua jaringan


tubuh tumbuh dan bertambah besar atau panjang, pada masa ini
sedang terjadi pertumbuhan jaringan tubuh yang sangat vital. Pada
janin sedang terjadi pertumbuhan jaringan hati, jaringan jantung,
pancreas, otak dan semua jaringan tubuh. Oleh karena itu asupan gizi
yang cukup harus dipenuhi agar semua jaringan tubuh dapat tumbuh
sempurna selama kehamilan.

Pertumbuhan cepat dilanjutkan setelah bayi lahir sampai sekitar usia 5


tahun, pada masa ini semua jaringan tubuh juga sedang tubuh. Yang
paling harus mendapat perhatian pada masa balita ini adalah
pertumbuhan jaringan otak. Jaringan otak sudah tumbuh sejak dalam
kandungan dan berlanjut terus sampai sekitar usia 2 tahun, selanjutnya
menurun pertumbuhannya dan sudah akan selesai pertumbuhan otak
pada sekitar usia 8 tahun. Kalau kita melihat pada grafik KMS, garis
pertumbuhan sejak lahir akan sangat tajam meningkat, kemudian
mendatar setelah usia 2 tahun, dan semakin mendatar pada sampai usia
5 tahun. Setelah itu anak tetap tumbuh tetapi pertumbuhannya tidak
secepat balita.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 6


Masa Pertumbuhan Cepat
yang kedua adalah setelah anak mengalami aqil balik atau remaja

Anak yang mulai mengalami akil baliq ditandai dengan mulai munculnya
mimpi basah pada anak laki-laki, mulai mengalami menstruasi pada anak
perempuan. Pada masa ini pertumbuhan terutama terjadi pada
pertumbuhan tinggi badan. Pada anak perempuan awal mulainya
pertumbuhan yang ke-2 ini terjadi sekitar usia 12-13 tahun dan akan
selesai sekitar usia 17 tahun, sedangkan pada anak laki-laki awal
pertumbuhan mulai sekitar usia 13–14 tahun dan selesai sekitar usia 19
tahun. Kalau kita perhatikan anak-anak perempuan pada siswa SMP
kelas 1 atau 2 umumnya lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki, tetapi
pada siswa SMA kelas 2 atau 3 anak laki-laki mempunyai tinggi yang
lebih dibandingkan anak perempuan. Oleh karena itu sebaliknya asupan
gizi pada anak remaja harus lebih banyak dibandingkan dengan usia
usia lainnya, karena kebutuhan tubuhnya meningkat. Sering kita melihat
anak remaja perempuan membatasi makannya karena takut gemuk,
padahal kebutuhannya sedangkan meningkat. Supaya anak perempuan
tetap langsing, maka yang harus dilakukan adalah sering melakukan
olah raga dan asupan gizinya cukup. Maka anak akan tumbuh dengan
normal menjadi tinggi dan langsing.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 7


Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan penentu sifat yang diturunkan dari kedua


orang tuanya.Sifat-sifat yang diturunkan dalam genetik setiap individu
berbeda dan tergantung sifat bawaannya. Melalui instruksi genetik
yang terdapat di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kuantitas dan kualitas pertumbuhan. Pertumbuhan ditandai dengan
intensitas dan kecepatan pembelahan sel, derajat sensitivitas jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Individu yang mempunyai orang tua yang ukurannya tubuhnya
pendek, maka kemungkinan mempunyai tinggi badan yang tidak optimal,
walaupun dengan asupan gizi yang baik. Seseorang yang mempunyai
orang tua obesitas, maka individu tersebut mempunyai risiko untuk
menjadi obesitas lebih besar dari pada individu yang berat badan orang
tuanya normal. WHO tahun 2005 menyebutkan tentang risiko
kegemukan, jika salah satu orang tua sangat gemuk, maka anaknya
mempunyai kemungkinan 40% berisiko mengalami kegemukan. Jika
kedua orang tua sangat gemuk, maka kemungkinan risiko anak
mengalami kegemukan meningkat menjadi 70% (Kemenkes RI, 2011).

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 8


Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor penting yang mempengaruhi tercapainya


pertumbuhan tubuh. Lingkungan yang baik akan memungkinkan
tercapainya potensi pertumbuhan, sebaliknya lingkungan yang kurang
baik akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat. Faktor lingkungan
dibagi dalam dua hal yaitu lingkungan prenatal dan lingkungan
postnatal. Lingkungan prenatal merupakan lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin didalam Rahim ibu yang meliputi
status gizi ibu, mekanis, toksin/ zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi dan
imunitas. Periode perinatal adalah masa antara 28 minggu dalam
kandungan sampai 7 hari setelah bayi dilahirkan. Periode ini merupakan
masa rawan bagi pertumbuhan bayi khususnya otak. Trauma kepala
akibat persalinan akan berpengaruh besar dan meninggalkan cacat
yang permanen (Par`i dkk, 2017).

Lingkungan postnatal yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu gizi, jenis


kelamin, umur, suku bangsa/ras, hormone, penyakit dan perawatan
kesehatan.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 9


Cara Pengukuran

Antropometri

Pengertian
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri
adalah ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur
fisik dan bagian tubuh manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran
tubuh atau bagian tubuh manusia. Dalam menilai status gizi dengan
metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai
metode untuk menentukan status gizi. Konsep dasar yang harus
dipahami dalam menggunakan antropometri untuk mengukur status gizi
adalah konsep dasar pertumbuhan.

Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan sel-sel tubuh, terdapat


dalam 2 bentuk yaitu bertambahnya jumlah sel dan atau terjadinya
pembelahan sel, secara akumulasi menyebabkan terjadinya perubahan
ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode
antropometri adalah menilai pertumbuhan. Mengapa antropometri
digunakan sebagai indikator status gizi? Terdapat beberapa alasan
kenapa antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu:

1. Pertumbuhan seorang anak agar berlangsung baik memerlukan


asupan gizi yang seimbang antara kebutuhan gizi dengan asupan
gizinya.
2. Gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya gangguan
pertumbuhan, kekurangan zat gizi akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya kelebihan asupan gizi dapat
mengakibatkan tumbuh berlebih (gemuk) dan mengakibatkan
timbulnya gangguan metabolisme tubuh.
3. Oleh karena itu antropometri sebagai variabel status pertumbuhan
dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai status gizi.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 10


Antropometri untuk menilai status gizi mempunyai keunggulan dan juga
kelemahan dibandingkan metode yang lain. Beberapa kelebihan dan
kekurangan antropometri digunakan sebagai penentuan status gizi
tersebut adalah:

Kelebihan Antropometri untuk menilai status gizi:

1. Prosedur pengukuran antropometri umumnya cukup sederhana dan


aman digunakan.
2. Untuk melakukan pengukuran antropometri relatif tidak
membutuhkan tenaga ahli, cukup dengan dilakukan pelatihan
sederhana.
3. Alat untuk ukur antropometri harganya cukup murah terjangkau,
mudah dibawa dan tahan lama digunakan untuk pengukuran.
4. Ukuran antropometri hasilnya tepat dan akurat.
5. Hasil ukuran antropometri dapat mendeteksi riwayat asupan gizi
yang telah lalu.
6. Hasil antropometri dapat mengidentifikasi status gizi baik, sedang,
kurang dan buruk.
7. Ukuran antropometri dapat digunakan untuk skrining (penapisan),
sehingga dapat mendeteksi siapa yang mempunyai risiko gizi kurang
atau gizi lebih.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 11


Kekurangan Antropometri untuk menilai status gizi:

1. Hasil ukuran antropometri tidak sensitif, karena tidak dapat


membedakan kekurangan zat gizi tertentu, terutama zat gizi mikro
misal kekurangan zink. Apakah anak yang tergolong pendek karena
kekurangan zink atau kekurangan zat gizi yang lain.
2. Faktor-faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas ukuran. Contohnya anak yang kurus bisa terjadi karena
menderita infeksi, sedangkan asupan gizinya normal. Atlet biasanya
mempunyai berat yang ideal, padahal asupan gizinya lebih dari
umumnya.
3. Kesalahan waktu pengukuran dapat mempengaruhi hasil. Kesalahan
dapat terjadi karena prosedur ukur yang tidak tepat, perubahan
hasil ukur maupun analisis yang keliru. Sumber kesalahan bisa
karena pengukur, alat ukur, dan kesulitan mengukur.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 12


Cara Pengukuran

Antropometri

Cara Menghitung Umur Balita

berdasarkan Bulan Penuh

Umur dihitung berdasarkan jumlah hari penuh berdasarkan bulan


berjalan. Umur dihitung berdasarkan hari dalam bulan penuh, misal usia
anak 8 bulan lebih 10 hari, maka umur anak dihitung menjadi 8 bulan.
Usia anak perempuan 10 bulan lebih 29 hari, maka umur anak dihitung
menjadi 10 bulan. Beberapa contoh cara menghitung umur dengan cara
ini :

A. Bila umur anak kelebihan 1 – 29 hari, maka umur anak dihitung


menjadi 0 bulan

Contoh :
Seorang balita datang di Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan.
Balita ditimbang dengan berat badan 21 kg. Pemeriksaan dilakukan
pada Tanggal 30 Juni 2021. Anak tersebut lahir pada tanggal 6 Mei
2019.
Maka untuk menghitung umur balita tersebut dilakukan dengan cara
berikut:

Tanggal ditimbang 30 06 2021


Tanggal lahir 06 05 2019
24 (hari) 1 (bulan) 2 (tahun)
0 bulan 1 bulan 24 bulan

Sehingga umur balita dihitung menjadi 24 bulan + 1 bulan + 0 bulan =


25 bulan.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 13


B. Bila umur anak kurang 1 – 29 hari, maka umur anak dikurangi 1 bulan

Contoh :
Seorang balita datang ke Posyandu bersama dengan Ibunya untuk
dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan. Balita datang
pada tanggal 22 Juli 2021. Balita tersebut lahir pada tanggal 29
Agustus 2017.

Maka untuk menghitung umur balita tersebut dilakukan dengan cara


berikut:

Tanggal ditimbang 22 07 2021


Tanggal lahir 29 08 2017
-7 (hari) -1 (bulan) 4 (tahun)
(-1 bulan) (-1 bulan) (48 bulan)

Sehingga umur balita dihitung menjadi 48 bulan – 1 bulan – 1 bulan =


46 bulan.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 14


Penetapan umur yang digunakan untuk menilai status gizi pada standar
pertumbuhan WHO 2005, menggunakan perhitungan berdasarkan bulan
penuh seperti di atas. Sebagian besar orang tua hafal tanggal lahir
anaknya, tetapi ada beberapa orang tua yang menganggap tanggal
lahir bukan merupakan hal yang penting. Oleh karena itu untuk
menentukan tanggal lahir anak, terdapat beberapa cara di antaranya :

1. meminta surat kelahiran, kartu keluarga, atau catatan lain yang


dibuat oleh orang tua anak. Apabila tidak ada, jika mungkin meminta
catatan kelahiran pada pamong desa/pencatat kelahiran penduduk
di suatu wilayah
2. jika yang diketahui kalender lokal, seperti bulan Hijriyah atau bulan
Jawa, maka dapat dikonversi atau dicocokkan dengan kalender
nasional,
3. jika tetap tidak diketahui, dapat ditelusuri catatan anak berdasarkan
daya ingat orang tua atau berdasarkan kejadian penting, seperti
hari lebaran, tahun baru, atau peristiwa penting seperti pemilu, hari
proklamasi, sensus, atau kejadian luar biasa yang pernah terjadi
seperti bencana banjir, gunung meletus, dan lainnya
4. cara lain, jika kemungkinan dapat dilakukan dengan membandingkan
anaknya dengan anak dari kerabat atau tetangga yang diketahui
pasti tanggal lahirnya, misalnya beberapa bulan lebih tua atau lebih
muda.
Apabila umur anak tetap tidak dapat ditentukan, maka untuk menilai
pertumbuhan anak dengan menggunakan indikator pertumbuhan yang
tidak menggunakan umur, misalnya berat badan menurut panjang
badan/tinggi badan.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 15


Prosedur Pengukuran

Berat Badan

Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral


yang terdapat di dalam tubuh. Berat badan merupakan komposit
pengukuran ukuran total tubuh. Beberapa alasan mengapa berat badan
digunakan sebagai parameter antropometri. Alasan tersebut di
antaranya adalah perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu
singkat dan menggambarkan status gizi saat ini. Pengukuran berat
badan mudah dilakukan dan alat ukur untuk menimbang berat badan
mudah diperoleh.

Pengukuran berat badan memerlukan alat yang hasil ukurannya akurat.


Untuk mendapatkan ukuran berat badan yang akurat, terdapat
beberapa persyaratan alat ukur berat di antaranya adalah alat ukur
harus mudah digunakan dan dibawa, mudah mendapatkannya, harga
alat relatif murah dan terjangkau, ketelitian alat ukur sebaiknya 0,1 kg
(terutama alat yang digunakan untuk memonitor pertumbuhan), skala
jelas dan mudah dibaca, cukup aman jika digunakan, serta alat selalu
dikalibrasi.

Beberapa jenis alat timbang yang biasa digunakan untuk mengukur


berat badan adalah dacin untuk menimbang berat badan balita,
timbangan detecto, bathroom scale (timbangan kamar mandi),
timbangan injak digital, dan timbangan berat badan lainnya (Par`i dkk,
2017).

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 16


Prosedur Pengukuran

Berat Badan

.
A Cara Menimbang Berat Badan Menggunakan Dacin

Dacin digunakan untuk menimbang anak dengan tingkat ketelitian 0,1


kg, kapasitas timbangan 25 kg. Penimbangan berat badan balita di
Posyandu disarankan menggunakan dacin yang ketelitiannya 0,1 kg
karena pertambahan berat badan balita berumur lebih dari 1 tahun
dalam 1 bulan 0,2 – 0,3 kg. Oleh sebab itu, perubahan berat badan
tidak dapat termonitor jika menggunakan alat timbang dengan ketelitian
0,5 kg.

Alat lain yang diperlukan adalah kantong celana timbang atau kain
sarung, kotak atau keranjang yang tidak membahayakan anak terjatuh
pada waktu ditimbang, misalnya menggunakan tali atau sejenisnya yang
cukup kuat untuk menggantungkan dacin.

Terdapat 9 langkah penimbangan berat badan dengan menggunakan


dacin, yaitu :

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 17


Terdapat 9 langkah penimbangan berat badan dengan menggunakan
dacin, yaitu :
1. Langkah 1, Menggantungkan dacin pada : a. Dahan pohon; b.
Palang rumah, atau penyangga kaki tiga yang kuat
2. Langkah 2, Menggantung dacin dan mengikat dengan tali yang
kuat. Cara memeriksanya adalah dengan menarik batang dacin ke
bawah kuat-kuat
3. Langkah 3, Sebelum dacin digunakan, bandul geser diletakkan pada
angka 0 (nol), setelah itu batang dacin dikatkan dengan tali
pengaman
4. Langkah 4, Memasangkah celana timbang atau kotak timbang atau
sarung timbang yang kosong pada dacin. Pada keadaan ini bandul
geser tetap pada angka 0 (nol)
5. Langkah 5, Batang dacin yang sudah dibebani celana timbang,
diseimbangkan lagi dengan cara menggantungkan kantong plastik
yang berisi pasir atau benda lain yang halus sampai seimbang

Langkah penimbangan berat badan


dengan menggunakan dacin (Langkah 1-5)

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 18


6. Langkah 6, Menaikkan anak ke dalam sarung timbang, kemudian
ditimbang pada dacin sampai batang dacin dalam keadaan
7. seimbang
Langkah 7, Menentukan berat badan anak, dengan cara membaca
8. angka diujung bandul geser
9. Langkah 8, Mencatat hasil penimbangan pada buku catatan
Langkah 9, Menggeser bandul ke angka 0 (nol), kemudian
meletakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu anak
atau bayi dapat diturunkan. Dalam melakukan pekerjaan ini tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu dan anak.

Langkah penimbangan berat badan


dengan menggunakan dacin (Langkah 6-9)
Hal yang perlu diperhatikan pada waktu menimbang dengan dacin
adalah
1. Bayi atau anak memakai pakaian seminimal mungkin
2. Sepatu dan baju atau pakaian yang tebal harus dilepas
3. Posisi bayi sebaiknya ditidurkan dalam kain sarung, sedangkan anak
yang lebih besar dapat sambal duduk
4. Jarum harus menunjukkan angka 0 (nol) setelah ditambahkan kain
sarung atau keranjang
5. Posisi dacin dalam keadaan seimbang, dengan cara memasangkan
penyeimbang menggunakan plastik yang diisi beras atau pasir

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 19


Prosedur Pengukuran

Berat Badan

.
B Cara Menimbang Berat Badan Menggunakan

Timbangan Injak Digital

Timbangan injak digital dapat digunakan untuk menimbang bayi, anak


dan orang dewasa. Berikut merupakan langkah-langkah cara
menimbang berat badan menggunakan timbangan injak digital :

1. Meletakkan alat ukur (timbangan injak digital) pada permukaan yang


rata dan keras sertatempat yang terang untuk memudahkan
pembacaan.
2. Periksa apakah baterei timbangan masih berfungsi baik, dengan
cara menyalakan ‘conektor’. Jika pada layar penunjuk terbaca
angka 0.00 atau OK artinya baterai masih berfungsi dengan baik.
Tetapi jika terbaca ‘ERROR’ atau ‘BATT’ maka baterai harus diganti.
3. Pengukur berdiri disamping kanan depan “timbangan”, meminta klien
untuk melepaskan sepatu/alas kaki, jaket, topi, dan/atau pakaian
untuk ditanggalkan.
4. Nyalakan ‘conector’ dan tunggu sampai angka menunjukkan 0.00
atau OK.
5. Mempersilahkan klien naik ke atas timbangan tepat di tengah tempat
injakan. Atur posisi agar berdiri tegak lurus dan mata menghadap ke
depan & tidak bergerak-gerak.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 20


6. Memastikan bahwa klien tidak menyentuh /disentuh/ tersentuh
sebelum pembacaan hasil penimbangan.
7. Membaca hasil penimbangan setelah terbaca OK pada conector
dan kemudian catat dengan teliti.
8. Mempersilahkan klien untuk turun, dan mengenakan kembali
9. sepatu/sandal.
Mengucapkan terima kasih kepada klien, dan sampaikan bahwa
pengukuran telah selesai.

Timbangan Injak Digital

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 21


Prosedur Pengukuran

Berat Badan

.
C Cara Menimbang Berat Badan Menggunakan

(
Timbangan Injak Bathroom Scale )

1. Timbangan diletakkan pada permukaan yang rata dan keras.


2. Posisi jarum diatur agar menunjukan pada angka 0.
3. Meminta klien untuk melepaskan sepatu/alas kaki, jaket, topi, dll.
4. Mempersilahkan klien naik ke atas timbangan tepat di tengah tempat
injakan. Kemudian mengatur posisi klien agar berdiri tegak lurus
dengan mata menghadap ke depan dan tidak bergerak-gerak.
5. Memastikan bahwa klien tidak menyentuh dan/atau
disentuh/tersentuh sebelum pembacaan hasil.
6. Membaca hasil penimbangan kemudian melakukan pencatatan
7. Mempersilahkan klien untuk turun dari timbangan, dan mengenakan
kembali sepatu/ sandal.
8. Mengucapkan terima kasih kepada klien, dan menyampaikan bahwa
pengukuran telah selesai.

Pengukuran berat badan


menggunakan detecto pada
prinsipnya sama dengan
timbangan injak.
Perbedaannya adalah bentuk
timbangan detecto lebih
besar, dan ada juga detecto
yang tingkat ketelitiannya 0,1
kg. Timbangan Injak (Bathroom Scale)

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 22


Prosedur Pengukuran

Tinggi Badan

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tinggi badan harus


mempunyai ketelitian 0,1 cm. Anak berumur 0 – 2 tahun diukur dengan
ukuran panjang badan. Sedangkan anak berumur lebih dari 2 tahun
dengan menggunakan microtoice. Mengukur panjang atau tinggi anak
tergantung dari umur dan kemampuan anak untuk berdiri. Mengukur
panjang dilakukan dengan cara anak telentang. Sedangkan mengukur
tinggi anak berdiri tegak. Anak berumur kurang dari 2 tahun,
pengukuran dilakukan dengan telentang. Anak berusia 2 tahun atau
lebih dan anak sudah mampu berdiri, pengukuran dilakukan dengan
berdiri tegak

Tinggi badan atau panjang badan menggambarkan ukuran


pertumbuhan massa tulang yang terjadi akibat dari asupan gizi. Oleh
karena itu tinggi badan digunakan sebagai
parameter antropometri untuk menggambarkan pertumbuhan linier.
Pertambahan tinggi badan atau panjang terjadi dalam waktu yang lama
sehingga sering disebut akibat masalah
gizi kronis.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 23


Istilah tinggi badan digunakan untuk anak yang diukur dengan cara
berdiri, sedangkan panjang badan jika anak diukur dengan berbaring
(belum bisa berdiri). Anak berumur 0–2 tahun diukur dengan ukuran
panjang badan, sedangkan anak berumur lebih dari 2 tahun dengan
menggunakan microtoise. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tinggi badan atau panjang badan harus mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan microtoise (baca:
mikrotoa).

Kelebihan alat ukur ini adalah memiliki ketelitian 0,1 cm, mudah
digunakan, tidak memerlukan tempat yang khusus, dan memiliki harga
yang relatif terjangkau. Kelemahannya adalah setiap kali akan
melakukan pengukuran harus dipasang pada dinding terlebih dahulu.
Sedangkan panjang badan diukur dengan infantometer (alat ukur
panjang badan).

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 24


Prosedur Pengukuran

Tinggi Badan

Prosedur pengukuran tinggi badan anak dengan

microtoice

1. 1Mencari lantai yang datar atau dapat meletakkan papan alas pada
permukaan yang rata dan keras sebagai tempat pijakan klien.
2. Memasang mikrotoise pada dinding atau tiang yang tegak lurus 900
dengan lantai/ papan alas.
3. Memastikan bahwa mikrotoise telah terpasang dengan stabil dan
titik 0 (nol) tepat pada lantai / papan pijakan.
4. Meminta klien untuk melepaskan sepatu/alas kaki dan asesoris pada
rambut yang dapat mengganggu pengukuran. Klien dipersilakan
untuk naik ke papan alas dan menempel membelakangi dinding.
5. Mengatur telapak kaki klien agar menapak sempurna pada
lantai/papan alas tepat ditengah dan tumit menyentuh sudut dengan
dinding. Memastikan bahwa kaki klien lurus serta tumit dan betis
menempel pada dinding.

Microtoice

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 25


6. Mengatur pandangan klien lurus ke depan dan berdiri tegak lurus.
7. Meletakkan tangan kiri pengukur pada dagu klien. Memastikan
bahwa bahu klien lurus dan tegak, tangannya disamping, serta
belakang kepala, rentang bahu dan bokong tepat menempel pada
dinding.
8. Menurunkan perlahan-lahan batas kepala mikrotois sampai puncak
kepala. Memastikan bahwa pengukur menekan (dengan lembut)
rambut klien.
9. Memeriksa posisi anak, ulangi satu persatu bilamana perlu.
Apabilla posisi anak telah benar, baca tinggi badan (TB) klien
dengan akurasi 0,1 cm. Batas kepala dipindahkan kembali dan
tangan kiridilepaskan dari dagu klien.
10. Mencatat hasil pengukuran dan klien dipersilakan untuk turun dari
papan alas, serta menyampaikan ucapan terima kasih.

Cara Memasang Microtoice

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 26


Alat pengukur tepat diatas
kepala anak
Pengukurdalam posisi berlutut

Tangan pengukur
memegang dagu

Posisi bahu anak rata

Posisi lengan anak


di samping

Tangan kiri asisten menekan


lutut anak hingga lurus

Tangan kanan asisten memegang


pergelangan kaki anak, dirapatkan
dengan dinding dan alas

Asisten/ ibu dalam posisi berlutut

Garis pandang anak lurus

Map dan kertas untuk mencatat

Prosedur Pengukuran Tinggi Badan


menggunakan Microtoice

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 27


Prosedur Pengukuran

Panjang Badan

Bayi atau anak yang tidak dapat berdiri dengan tegak dapat diukur
panjang badan sebagai pengganti tinggi badan. Pengukuran panjang
badan pada bayi atau anak berumur kurang dari 2 tahun dilakukan
dengan menggunakan alat ukur panjang badan (infantometer).

Prosedur Pengukuran Panjang Badan pada Bayi atau

Anak

1. Meletakkan alat pada permukaan yang datar dank eras, kemudian


buka/ rangkai alat dengan benar
2. Menarik papan penggeser sampai menempel rapat ke dinding
tempat menempelknya kepala
3. Memutar sekrup pengatur skala sampai angka menunjukkan angka 0
(nol)
4. Menidurkan bayi/ anak pada alat dengan posisi kepala menempel
pada dinding papan atas
5. Mengatur posisi anak agar bagian belakang kepala, punggung,
pantat dan tumit menempel pada papan. Perkirakan agar garis
cuping telinga tegak lurus dengan puncak tulang pipi
3. Tarik papan penggeser sampai menempel rapat
ke dinding tempat menempelnya kepala anak

4. Putar sekrup pengatur skala ke kiri atau ke


kanan sampai angka pada jendela pembaca
menunjukan angka NOL

2. Letakan alat pengukur pada 1.Rakit alat pengukur sesuai


permukaan yang rata dengan petunjuk

Cara Memasang Alat Ukur Panjang Badan

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 28


6. Asisten memegang bagian kepala anak agar menempel dinding
bagian atas alat
7. Tangan kiri pengukur menekan pergelangan kaki anak, dan tangan
kanan menggeser alat sampai menekan telapak kaki dan
menyentuh tumit bayi atau anak
8. Membaca hasil pengukuran dalam akurasi 0,1 cm dan mencatat
hasil pengukuran
9. Mempersilahkan anak untuk turun dan menyampaikan ucapan
terima kasih kepada ibu bayi atau anak

Anak berumur kurang dari 2 tahun yang sudah dapat berdiri tegak
dapat diukur dengan mikrotoice tetapi hasilnya harus dikoreksi
terlebih dahulu yaitu ditambah 0,7 cm. demikian pula anak yang
berumur lebih dari 2 tahun yang belum dapat berdiri tegak karena
kondisi tubuhnya, tinggi badan dapat diukur dengan alat ukur
panjang badan tetapi hasilnya harus dikoreksi dahulu yaitu dikurangi
0,7 cm.
Pengukur dalam posisi
berlutut Asisten dalam posisi
berlutut

Lengan kiri asisten


pada posisi lurus

Tangan kiri pengukur


memegang pergelangan
kaki anak
Kaki anak
dirapatkan
pada alat Tangan asisten mengapit kedua
pengukur telinga anak, memperbaiki
posisikepala pada papan

Anak berbaring telentang


pada papan
Garis pandang anak
tegak lurus papan

Alat-alat untuk mencatat

Prosedur Pengukuran Panjang Badan

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 29


KMS
Kartu
Kartu Menuju
Menuju
Sehat
Sehat

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita


Pendahuluan

Anak yang sehat adalah anak yang tumbuh dan berkembang dengan
baik dari waktu ke waktu. Anak yang tumbuh dan berkembang dapat
diketahui jika dilakukan pemantauan pertumbuhan tubuh. Kegiatan
pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS). Kartu Menuju Sehat (KMS) merupakan suatu alat
yang digunakan untuk melihat status gizi anak. KMS di Indonesia telah
mengalami 4 kali perubahan. KMS yang pertama dikembangkan pada
tahun 1974 dengan menggunakan rujukan Harvard. Pada tahun 1990
KMS revisi dengan menggunakan rujukan WHO NCHS. Pada tahun
2008, KMS balita direvisi berdasarkan Standar Antropometri WHO
2005 dan terakhir tahun 2020 KMS dalam buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) terdapat KMS Berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut panjang badan
(BB/PB), lingkar kepala menurut umur.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 31


Fungsi dan Kegunaan Kartu Menuju Sehat (KMS). Fungsi Kartu Menuju
Sehat (KMS) ada 3, yaitu :

1. Sebagai Alat untuk Memantau Pertumbuhan Anak

Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan anak, dapat digunakan


untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau
mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak
mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal,
kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya
bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak
kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.

2. Sebagai Catatan Pelayana Kesehatan Anak

Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak


terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian
ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.

3. Sebagai Alat Edukasi

Sebagai alat edukasi bagi ibu balita, selain itu sebagai sarana
komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 32


Penilaian KMS balita perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap


bulan
2. Semua kolom isian diisi dengan benar
3. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat
4. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS Balita
5. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil
penimbangan
6. Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan
dilakukan tindakan yang sesuai
7. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak
selesai ditimbang dan hasil penimbangan dicatat dalam KMS
8. KMS disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan termasuk bidan atau
dokter

Warna kartu pada KMS dibedakan berdasarkan jenis kelamin, yaitu


perempuan dan laki-laki. Perempuan menggunakan grafik warna pink
dan laki-laki menggunakan grafik warna biru. Berikut merupakan contoh
KMS

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 33


KMS Berat Badan

Menurut Umur BB U ( / )
BB/U merefleksikan berat badan relatif dibandingkan dengan umur
anak. Indikator ini digunakan untuk menilai apakah seorang anak
beratnya kurang atau sangat kurang, tetapi tidak dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan apakah seorang anak mengalami kelebihan
berat badan atau sangat gemuk. Karena indikator berat badan relatif
mudah diukur, indikator ini paling umum digunakan, namun demikian
tidak cocok digunakan pada situasi di mana umur anak tidak diketahui
dengan pasti, misal pada anak-anak di pengungsian. Penting untuk
diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah dapat disebabkan
oleh pendek (stunting) atau kurus (thinness) atau keduanya (WHO,
2005).

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 34


Cara Memploting Pengisian KMS BB U /
1. Sumbu X – garis horizontal pada grafik. Pada grafik pertumbuhan
anak, sumbu X menunjukkan umur (bulan dan tahun). Plot titik pada
garis vertikal sesuai dengan umur penuh (dalam bulan, tahun dan
bulan)
2. Sumbu Y – garis baku vertikal yang terletak di sebelah kiri grafik. Di
dalam buku catatan grafik pertumbuhan, sumbu y menunjukkan
berat badan. Plot berat badan pengukuran sesuai dengan titik
angka berat badan pengukuran
3. Menentukan titik potong garis umur dan garis BB, dengan cara
meletakkan titik – angka hasil pengukuran yang diplot pada sebuah
grafik yang terletak pada perpotongan antara sumbu X (umur)
dengan garis terhadap sumbu Y (berat badan).
4. Interpretasikan hasil
5. Berikut merupakan table interpretasi hasil kategori status gizi BB/U
menurut Kemenkes (2020)

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 35


Cara Memploting pada KMS BB/U Perempuan

KMS BB/U Laki-laki

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 36


KMS Tinggi Badan

Menurut Umur (TB/U)

PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan anak menurut panjang


atau tinggi badan berdasarkan umurnya. Indikator ini dapat
mengidentifikasi anak-anak yang pendek karena gizi kurang dalam
waktu lama atau sering sakit. Anak-anak yang tergolong tinggi menurut
umurnya dapat juga diidentifikasikan, tetapi anak yang memiliki tinggi
badan diatas normal tidak merupakan masalah kecuali mereka tinggi
sekali yang biasanya disebabkan oleh gangguan endokrin.

Grafik PB/U untuk kelompok anak berumur 0-2 tahun tercantum dalam
grafik pertumbuhan anak. Pada setiap grafik ini, sumbu X (horizontal)
menunjukkan umur anak, dan sumbu Y (vertikal) menunjukkan panjang
atau tinggi badan anak dalam cm. Umur ditentukan dalam bulan.

Terdapat 2 bentuk KMS TB/U yaitu untuk balita laki-laki berwarna biru
dan untuk balita perempuan berwarna merah muda.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 37


KMS TB/U Perempuan

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 38


KMS TB/U Laki-laki

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 39


Cara Memploting Pengisian KMS TB/U

1. Perlu diketahui bahwa garis mendatar pada grafik menunjukkan


umur balita, sedangkan garis vertical (keatas) menunjukkan
panjang/ tinggi badan anak.
2. Cari titik usia anak pada garis umur
3. Cari titik panjang/ tinggi badan anak
4. Tarik titik usia ke atas
5. Tarik titik panjang/ tinggi badan ke samping kanan
6. Beri titik yang jelas pada pertemuan garis panjang/ tinggi dan garis
umur
7. Interpretasikan hasilnya
8. Berikut merupakan tabel interpretasi hasil pengukuran PB/U atau
TB/U menurut Kemenkes (2020)

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 40


Langkah Ploting pada KMS TB/U

Contoh:
Seorang balita usia 16 bulan, panjang 71 cm. Tentukan status
gizi berdasarkan TB/U

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 41


Berdasarkan plotting grafik diatas, diketahui bahwa skor SD adalah
dibawah -3SD, sehingga berdasarkan Tabel interpretasi diketahui
bahwa status gizi menurut TB/U adalah sangat pendek.

Hal yang perlu diperhatikan:

Pada waktu menginterpretasikan grafik pertumbuhan, waspada akan


situasi berikut yang mungkin mengindikasikan adanya masalah atau
risiko.
1. Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis z-score.
2. Terdapat satu penurunan atau kenaikan yang tajam pada garis
pertumbuhan.
3. Garis pertumbuhan mendatar, misalnya: tidak ada kenaikan berat
badan atau panjang/tinggi.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 42


Penutup

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita


Kesimpulan

1. Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan sel yang terjadi dalam


dua bentuk, yaitu pertambahan ukuran sel dan atau pertambahan
jumlah sel. Secara akumulasi akan menghasilkan perubahan ukuran
tubuh, yang tercermin pada pertambahan ukuran fisik, baik dalam
bentuk berat badan, tinggi badan atau tampilan fisik. Juga
menyebabkan proporsi atau komposisi tubuh juga berubah. Jadi
pertumbuhan adalah perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu,
baik dari segi ukuran fisik, proporsi, maupun komposisi tubuh.
Demikian juga komposisi tubuh mengalami perubahan, kandungan
air pada tubuh bayi lebih banyak, sedang pada usia dewasa
kandungan lemak lebih banyak, dari sini tampilan (dimensi) tubuh
juga akan berubah.
2. Antropometri dalam ilmu gizi dikaitkan dengan proses pertumbuhan
tubuh manusia. Ukuran tubuh manusia akan berubah seiring dengan
bertambahnya umur, pertumbuhan yang baik akan menghasilkan
berat dan tinggi badan yang optimal. Pertambahan ukuran tubuh
dapat menjadi acuan dalam penentuan status gizi.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 44


Saran

1. Perlu dilakukan pemantauan status gizi secara rutin pada balita

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 45


Daftar
Pustaka
1. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Standar Antropometri Anak.
2. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Buku KIA.
3. Par`i, HM. 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
4. Thamaria, N. 2017. Bahan Ajar Penilaian Status Gizi. Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
5. Supariasa. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
6. WHO Anthro. https://www.who.int/tools/child-growth-
standards/standards/length-height-for-age

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) | Modul Pertumbuhan Balita 46


PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI)
DPD PROVINSI JAWA BARAT
2021

Anda mungkin juga menyukai