Anda di halaman 1dari 19

ANTROPOMETRI

Indeks Antropometri

• Pengukuran dari beberapa parameter yang melibatkan ukuran tubuh manusia


• Dapat berupa rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih jenis ukuran lain yang
digunakan :
– Berat Badan
– Panjang/Tinggi Badan
– Lingkar Kepala
– Lingkar Lengan atas
• Ukuran anak dibandingkan dengan ukuran normal populasi sebaya
• Ukuran yang sering dipakai: BB, PB, TB
• Baku standar: WHO Child Growth Standards (WCGS)

Langkah-Langkah
1. Hitung usia anak
– Usia kronologis: mengurangi tanggal pemeriksaan terhadap tanggal lahir
– Menghitung usia anak yang lahir premature  usia koreksi sampai usia 2 tahun
– Cara menghitung usia koreksi adalah mengurangi usia kronologis terhadap jumlah
minggu prematur
2. Plot hasil pengukuran ke dalam Kurva Pertumbuhan (z-score)

Pembulatan umur anak:


a. Umur lebih atau kurang 16 s/d 30 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan.

Contoh: 20 bulan + 17 hari = 21 bulan

b. Umur lebih atau kurang 1 s/d 15 hari, dibulatkan menjadi 0 bulan

Contoh:20 bulan + 15 hari = 20 bulan


19 bulan – 14 hari = 19 bulan

3. Menilai Hasil Pertumbuhan


 Diperlukan beberapa kali pengukuran untuk melihat arah pertumbuhan.
 Pada neonatus sebaiknya pada minggu ke-1, ke-2, ke-4, selanjutnya dianjurkan melakukan
pengukuran antropometri 1×/bulan
 Beberapa kriteria bahwa terdapat masalah dalam pertumbuhan:
 Hasil pengukuran PB/U; TB/U; BB/TB; IMT/U di bawah −3 SD atau di bawah persentil 5
 Arah pertumbuhan ↓ melewati dua batas persentil, misalnya dari persentil 75 turun
menjadi persentil 25 dalam beberapa bulan pengamatan

Kurva WHO Growth Chart Laki-Laki


Kurva WHO Growth Chart Perempuan
BERAT BADAN

• Penghitungan rerata dari status nutrisi secara umum


• Memerlukan data lain  umur, jenis kelamin, dan PB/TB untuk menginterpretasikan data
tersebut secara optimal
• Diukur dengan menggunakan  timbangan jarum, digital, atau [Taret weighing]
• Timbangan bayi  anak <24 bulan atau dapat berdiri tanpa dibantu
• Berat badan anak diukur dengan baju minimal atau tanpa baju dan tanpa popok pada bayi.
• Berat badan dicatat dengan ketelitian sampai 0,01 kg pada bayi dan 0,1 kg pada anak yang
lebih besar
• Berat badan rata-rata bayi
- Berat badan lahir (BBL): rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg)
- Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan BB selama 3–4 hari pertama dan akan
kembali sama dengan BBL pada hari ke-8–9
- BB usia 5 bln → 2×BBL
- BB usia 1 thn → 3×BBL
- BB usia 2,5 thn → 4×BBL
Tinggi Badan/Panjang Badan

• Mencerminkan status nutrisi jangka panjang


• Cara Mengukur Panjang badan:
– menggunakan papan pengukur panjang/length board
– anak <2 tahun atau PB kurang dari 85 cm
– dilakukan oleh dua orang pengukur
– pengukur pertama  memposisikan bayi lurus di papan pengukur, kepala bayi
menyentuh papan penahan kepala dalam posisi bidang datar Frankfort (Frankfort
horizontal plane)
– pengukur kedua  menahan lutut dan tumit bayi secara datar menempel dengan
papan penahan kaki
– PB ke TB  dikurangi 0,7 cm (0,5-1 cm)
• Cara Mengukur Tinggi badan:

– anak yang dapat berdiri tanpa bantuan dan kooperatif


– menggunakan stadiometer atau microtoise

– anak diukur dengan telanjang kaki atau dengan kaus kaki tipis dan dengan pakaian
minimal agar pengukur dapat memeriksa apakah posisi anak tersebut sudah benar.

– anak harus berdiri tegak, kedua kaki menempel, tumit, bokong, dan belakang kepala
menyentuh stadiometer/dinding, dan menatap kedepan pada bidang datar
Frankfort.

- Panjang Badan/Tinggi Badan Rata-Rata Anak


- PB lahir: rata-rata ±50 cm
- PB usia 1 tahun → 1,5 PB lahir
- Penambahan PB:
o Usia 6 bulan pertama: 2,5 cm/bulan
o 6 bulan kedua: 1,25 cm/bulan
o 1–7 tahun: 7,5 cm/tahun
Lingkar Kepala

• Pertumbuhan kepala paling cepat terjadi dalam 3 tahun pertama kehidupan.


• Komponen dari pengkajian nutrisi pada anak, terutama anak yang mempunyai risiko tinggi
gangguan status gizi.
• Bukan indikator baik untuk status nutrisi jangka pendek  pertumbuhan otak umumnya
dipertahankan oleh tubuh saat terjadi masalah dengan nutrisi.
• Tidak dapat digunakan sebagai pengukuran status nutrisi  hidrosefalus, mikrosefali, dan
makrosefali
• Menggunakan pita pengukur fleksibel yang tidak dapat direnggangkan.
• Pengukuran  di bagian paling lebar dari kepala, 1-2 jari diatas alis
• Pengukuran dicatat dengan ketelitian sampai 0,1 cm
• Lingkar kepala rata-rata bayi:
- LK lahir: rata-rata 33,0–35,6 cm
- Tahun pertama: 44,4–46,9 cm ( ±10 cm)
- Tahun kedua: 46,9–49,5 cm ( ±2,5 cm)
- Tahun ketiga: 47,7–50,8 cm ( ±1,25 cm)
Lingkar Lengan Atas

• Digunakan untuk mengukur pertumbuhan, penanda cadangan energi dan protein, dan
informasi kadar lemak tubuh. (Harus lihat kondisi klinis pasien, [ascites, hematoma,
leukimia])
• Pengukuran dilakukan di titik tengah lengan atas, tangan dalam posisi fleksi dengan sudut 90
derajat (diukur dan diberi tanda).
• Anak berdiri tegak lurus dengan lengan dilemaskan disisi tubuh.
• Pita ukur yang fleksibel dan yang tidak dapat meregang diletakkan tegak lurus dengan aksis
panjang dari lengan, dirapatkan melingkari lengan, dan dicatat dengan ketelitian sampai ke
0.1 cm.
• Pengukuran dilakukan 3 kali dan nilai akhir diambil dari rerata ketiga hasil pengukuran
tersebut.
Body Mass Indec (BMI)
DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN

• Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Panjang / Tinggi Badan Menurut Untuk
Anak Umur Usia 0 – 60 Bulan.

• Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Panjang Badan
(Bb/Pb) Atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Untuk Anak Umur 0 - 60 Bulan.
• Pengukuran Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)
Untuk Anak Umur 60 - 72 Bulan.

• Pemeriksaan Lingkar Kepala Untuk Anak Usia 0 - 72 Bulan.


STATUS GIZI

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
dan panjang tungkai. Untuk menilai status gizi digunakan dua metode penilaian status gizi,
yaitu:

1. secara langsung : penilaian antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik


2. tidak langsung : survey konsumsi makanan, statistic vital, dan faktor ekologi.
Pengukuran antropometri memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan, yaitu mampu
menyediakan informasi mengenai riwayat gizi masa lalu, yang tidak dapat diperoleh dengan
bukti yang sama melalui metode pengukuran lainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan
dengan relatif cepat, mudah dengan menggunakan peralatan yang terkalibrasi dan
pengukuran umumnya dinyatakan sebagai suatu indeks, seperti tinggi badan menurut umur.

ParameterAntropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur


beberapa parameter. Parameter yang digunakan antara lain : umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di
bawah kulit

Penilaian status gizi

1. Tentukan umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan
maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun.
Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah
1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam
bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan.

2. Berat badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak
baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat badan menurut umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada
ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi
gizi dari waktu ke waktu.

3. Indeks BB/U
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal,
keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi
terjamin, maka berat badan akan bertambah mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya
dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan,
yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Mengingat
karakteristik berat badan yang labil, maka penggunaan indeks BB/U lebih
menggambarkan status seseorang saat ini (current nutritional status).

Kelebihan dalam penggunaan indeks BB/U sebagai parameter antropometri yaitu:

1) Dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum

2) Sensitif untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek

3) Dapat mendeteksi kegemukan

Tabel 1. Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standar Baku
Antropometeri WHO-NCHS

Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi


No

< -3 SD Gizi buruk

-3s/d <-2SD Gizi kurang


1 BB/U
- 2 s/d +2 SD Gizi baik

> +2 SD Gizi lebih

< -3 SD Sangat Pendek

-3s/d <-2SD Pendek


2 TB/U
- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

< -3 SD Sangat Kurus

-3s/d <-2SD Kurus


3 BB/TB
- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Gemuk

Selain memiliki kelebihan, indeks BB/U juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

1) Dapat terjadi interprestasi yang salah apabila terdapat pembengkakan, edema, atau
asites

2) Sulitnya diperoleh data umur yang akurat, terutama di negara-negara berkembang

3) Dapat terjadi kesalahan pengukuran akibat pengaruh dari pakaian atau gerakan anak
saat penimbangan
4) Faktor sosial budaya setempat dapat mempengaruhi orangtua untuk tidak menimbang
anaknya

4. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun
sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan
yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun.

5. Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan
status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi.
Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh.
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitif dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < - 2SD
diatas 10% menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat
serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,


BB/TB Standar Baku Antropometeri WHO-NCHS)

Indeks yang digunakan


No
BB/U TB/U BB/TB Interpretasi

Rendah Normal, dulu kurang gizi


Rendah Normal
1 Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Rendah
Normal Sekarang kurang +

Normal Normal
Normal Normal
2 Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Tinggi
Rendah Sekarang lebih, dulu kurang

Tinggi Tinggi, normal


Tinggi Normal
3 Tinggi Tinggi Obes
Rendah
Tinggi
Normal
Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Anda mungkin juga menyukai