MANAGEMENT
Preseptor : Osmond Muftilov, dr., Sp.An, M.Kes
Rotasi 4 – 15 Januari 2021
Sistem Respirasi
Secara anatomis, sistem respirasi terdiri dari
• Saluran nafas atas; hidung, pharynx, dan larynx
• Saluran nafas bawah; trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus
2
3
---------------------------------------------------------------------------------------
Fungsi Sistem Respirasi
Mensuplai tubuh dengan O2
Menyaring udara
Berperan dalam pembentukan suara
Memiliki reseptor penciuman
Ekskresi CO2
4
Nasal Cavity
-------------------------
5
Pharynx
-------------------------
6
Pharynx
-------------------------
7
Pharynx
-------------------------
8
Larynx
-------------------------
9
Larynx
-------------------------
10
Larynx
-------------------------
11
Larynx
-------------------------
Thyroid cartilage, merupakan bagian terbesar berfungsi untuk melindungi bagian anterior laring. Pada 2/3
bagian anteriornya terdapat laryngeal prominence (jakun).
Cricoid cartilage, merupakan satu-satunya kartilago yang mengelilingi trakea sepenuhnya. berbentuk cincin
yang berhubungan dengan thyroid dan cincin trakea pertama
Epiglottic, berbentuk flap yang elastis menutupi permbukaan laring. Heart-like shape berfungsi mencegah
makanan dan minuman masuk ke trakea
12
Larynx
-------------------------
13
Trachea
-------------------------
14
Broncho-pulmonary
-------------------------
15
Obstruksi Jalan Nafas
Obstruksi jalan nafas adalah sumbatan yang terjadi pada saluran nafas sehingga proses pernapasan
terganggu.
Etiologi : Inflamasi, infeksi, dan trauma. Selain itu varian anatomis dapat menyebabkan obstruksi saluran
nafas meliputi deviasi septum, benda asing, makroglossia,, atresia trakea, abses retropharyngeal, abses
peritonsillar, rinitis, polip, pembesaran amandel, lipoma leher, kanker nasofaring / orofaringeal, edema dari
epiglotitis, luka bakar kimiawi atau termal dan sleep apnea
16
Obstruksi Jalan Nafas
Klasifikasi
• Berdasarkan jenis sumbatan : total, parsial
• Berdasarkan lokasi : atas, bawah
Tanda dan Gejala
• Sulit bernafas
• Wheezing, snoring
• Sianosis
• Ekstremitas dingin
• Tidak sadar
17
Obstruksi Jalan Nafas
---------------------------------------------------------
Obstruksi Parsial Obstruksi Total
• Napas terasa berat, terengah-engah atau berisik • Tidak dapat batuk, bernapas atau berbicara
• Terdapat udara yang keluar dari mulut • Absennya suara napas
• Pasien batuk atau mengeluarkan crowing sound • Upaya yang jelas untuk bernafas dengan menarik
• Gelisah atau agitasi ruang antara tulang rusuk dan di atas tulang
selangka
• Mencengkeram tenggorokan dengan kedua tangan
(tanda universal untuk tersedak)
18
Obstruksi Jalan Nafas
Pemeriksaan
a. Inspeksi
• Pada anak, menunjukkan peningkatan kerja pernapasan melalui penggunaan otot aksesori dengan
nasal flaring tarikan trakea, resesi interkostal dan subkostal, dan dengkuran. Jika terjadi gagal nafas
dapat muncul nafas dangkal, bradikardia dan perubahan status mental
• Pada dewasa, Takipnea dan sesak napas, termasuk gagal menyelesaikan kalimat, dapat menandakan
gangguan pernapasan pada orang dewasa
19
Obstruksi Jalan Nafas
Pemeriksaan
b. Pemeriksaan Fisik
• Anterior Rhinoscopy, untuk menilai deviasi septum, hipertrofi turbinat hidung, atau poliposis hidung
Tes cepat untuk membuktikan patensi koanal dengan nasal misting test
• Oral Cavity, memperhatikan tanda-tanda mikrognatia, edema bibir, trismus, edema dasar mulut atau
lidah, tumor atau kepenuhan palatal dengan deviasi uvular, seperti pada kasus abses peri-tonsil. .
20
Obstruksi Jalan Nafas
Pemeriksaan
c. Pemeriksaan Penunjang
• X-ray
• Bronkoskopi
• Spirometer
21
Suara Nafas Tambahan
22
Penanganan Jalur Napas
Identifikasi Masalah
37
Penilaian Kesulitan Intubasi dengan LEMON
39
Penanganan Jalan Napas Dengan Alat
⬥ Oropharyngeal Airway (OPA)
⬥ Nasopharyngeal Airway (NPA)
⬥ Extraglottic and Supraglottic Devices
⬦ Laryngeal Mask Airway (LMA)
⬦ Laryngeal Tube Airway (LTA)
⬦ Multilumen Esophageal Airway
⬥ Definitive Airway
Oralpharyngeal Airway
- Indikasi : Dapat dilakukan pada pasien dengan
penurunan kesadaran tetapi masih dapat bernapas
spontan. Pasien dengan risiko obstruksi jalan napas
karena penurunan tonus otot jalan napas.
- Kontraindikasi : pasien sadar dengan reflex
muntah yang baik, obstruksi jalan napas karena benda
asing
- Cara memasukkan OPA
1. Pilih ukuran OPA yang sesuai dengan pasien
2. Buka mulut pasien dan bersihkan dari darah, muntahan,
atau sekret
3. Masukkan OPA dengan posisi menghadap langit langit
(hard palate)
Setelah mencapai langit-langit, OPA diputar 180o sehingga
bentuk OPA sesuai dengan bentuk jalan napas
Nasopharyngeal Airway
- Indikasi : Tidak memungkinkan dipasang OPA, adanya
lockjaw dan trismus, pada pasien sadar
- Kontraindikasi : suspek fraktur basis kranii
- Komplikasi: epistaksis TIDAK lakukan pada
pasien trombositopenia atau konsumsi
antikoagulan
- Cara memasukkan NPA
1. Pilih ukuran NPA yang sesuai. Diestimasi dengan
jarak dari nares ke meatus telinga
2. NPA dilubrikasi.
3. NPA dimasukan ke salah satu nares hingga ke
orofaring posterior
4. Jika terdapat obstruksi ketika memasukan,
berhenti dan coba nares yang satunya lagi.
Extraglottic and Supraglottic Devices
⬥ Pada pasien obese atau kegagalan pada usaha pertama direct laryngoscope
intubation, bisa dibantu dengan gum elastic bougie.
⬥ Confirmation of ET position
⬦ Gold-standard: end-tidal carbon dioxide
monitor
⬦ Colorimetric CO2 monitor (kuning -> ungu)
⬦ Auskultasi di 5 titik: lateral field of
lung/area axilla, apex paru, dan epigastrium:
harus symmetric bilateral breath sounds,
dan tidak ada breath sounds di area perut.
⬦ Post-intubation c-xray: distal tip 2-4 cm
proximal dari carina dan eksklusi adanya
mainstem bronchus intubation.
Complication
⬥ Hypoxemia: menurunkan risikonya dgn
preoksigenisasi,apneic oksigenisasi yang
optimal, atau ventilasi during the attempts
⬥ Cardiovascular complication: bradikardia
karena manipulasi direk laryngoscope yg
menstimulasi vagal reflex. Hipotensi,
cardiac arrest karena obat-obatan
induksi/sedative.
⬥ Laserasi pada orofaring, trauma pada
gigi, dan aspirasi vomit.
⬥ Uvular dan mucosal necrosis
⬥ Tracheal rupture
Surgical Airway
⬥ Needle Crycothyroidectomy:
Tindakan ini menggunakan
insersi jarum melalui membrane
cricothyroid kedalam trakea
pada situasi yang emergensi
untuk memberikan oksigen pada
jangka waktu pendek sampai
jalur nafas definitive dapat
dikerjakan.
⬥ Surgical Cricothyroidectomy: Tindakan ini dilakukan
dengan membuat insisi pada kulit yang meluas melalui
membrane cricothyroid. Lalu, memasukan hemostat atau
handle scalpel untuk mendilatasi bukaan dan kemudian
menginsersi sebuah endotrakeal tube kecil atau tube
trakeostomi ( bisa 5 atau 7mm
ID / OD).
⬦ Harus hati – hati apalagi pada pasien anak kecil untuk
menghindari hancurnya cricoid cartilage maka dari
itu tindakan ini tidak direkomendasikan dilakukan
pada pasien dibawah 12 tahun.
THANK
S!
ANY QUESTIONS?
61