Anda di halaman 1dari 12

ANAFILAKSIS

 Definisi
o World Allergy Organization (WAO)  suatu rekasi hipersensitivitas yang
bersifat sistemik, berat, serta mengancam jiwa
o Guidelines for children’s services 2007  suatu reaksi alergi yang terjadi
secara tiba-tiba dan bersifat berat
o Anafilaksis terjadi Ketika terjadi pelepasan mediator dari mast cell dan
basophils (setelah terpapar allergen yang sebelumnya telah tersensitisasi),
menyebabkan terjadinya gangguan pada cutaneous (urticaria, angioedema,
flushing), respiratory (bronchospasm, laryngeal edema), cardiovascular
(hypotension, dysarhythmias, myocardial ischemia), and gastrointestinal
(nausea, colicky abdominal pain, vomiting, diarrhea)

 Etiologi
o Immunologic
a. Ig-E mediated  hipsen I
 Makanan (kacang-kacangan, makanan laut, susu, telur, dll)
 Bisa serangga (Hymenoptera)
 Lateks
 Obat-obatan (antibiotic)
 Material biologis (vaksin, hormone)
 Food additives
 Occupational allergen
 Novel atau unusual allergens
b. non-IgE mediated  Hipsen II, III, IV (diperantarai oleh IgG, IgM, T-cell)
 IgG mediated (infliximab, high-molecular-weight dextrans)
 Radiocontrast media
 Dextrans

o Non-immunologic (direct mast cell activation  tanpa diperantarai IgE, IgM,


IgG, allergen langsung menyebabkan degranulasi mast-cell)
 Faktor fisik (olahraga, dingin, panas, radiasi UV, sinar matahari)
 Obat-obatan (opiate, aspirin)
 Ethanol

o Idiopatic
 Previously unrecognize allergen
 Mastocytosis/clonal mast mast cell disorder
 Klasifikasi
Reaksi anafilaksis diklasifikasikan berdasarkan berat ringannya gejala klinis, dibagi
mjd 4 tahapan:

 Faktor Risiko
Faktor-faktor yang dapat berkontribusi thdp terjadinya Anafilaksis:
o Age-related factors (terlalu muda atau terlalu tua sangat berisiko utk terjadi
anafilaksis)
 Infants  anafilaksis sulit dikenali, khususnya saat serangan pertama
 Adolescents and adults  increased risk-taking behaviours (gagal utk
menghindari factor pencetus dan tidak membawa epinefrin
autoinjector secara konsisten)
 Pregnancy  risiko iatrogenic anaphylaxis, biasanya karena antibiotic
beta-laktam dan natural rubber latex
 Older people  meningkatnya risiko meninggal karena adanya
komorbid dan obat
o Concominant diseases
 Asthma dan penyakit pernapasan kronik
 Penyakit kardiovaskuler
 Systemic mastocytosis atau clonal mast-cell
 Allergic rhinitis dan eczema
 Depresi, disfungsi kognitif, dan penyalahgunaan zat (psychiatric
illness)
o Drugs
 Beta-bloker
 ACE inhibitor
 Sedatives, antidepresan, narkotika, alcohol  menurunkan
kemampuan pasien dalam mengenali factor pencetus dan gejala yang
muncul
 Patogenesis
 Manifestasi Klinis
a. Reaksi Lokal  berupa urtikaria, angioedema pada daerah yang kontak dengan
antigen
b. Reaksi Sistemik
- Ringan  peripheral tingling, rasa hangat, kongesti nasal, edema periorbital,
kulit gatal, mata berair, bersin.
- Sedang  gejala ringan + bronkospasme, edema jalan napas, angioedema,
urtikaria, mual, muntah
- Berat  disertai bronkospasme, edema laring hebat, sianosis, hingga henti
napas, nyeri perut hebat, diare, syok, koma

 Anamnesis
o Onset terjadi segera setelah paparan dengan allergen (beberapa detik hingga
1-2 jam)
o Sebagian besar diawali gejala pada kulit atau saluran pernapasan
 Apakah ditemukan manifestasi kulit spt gatal, kemerahan, urtikaria
atau angioedema?
 Apakah didapatkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan napas
 APakah didapatkan adanya gejala gastrointestinal spt mual, muntah
atau diare?
 Apakah disertai syncope atau gejala-gejala presyncope?
o Gejala bervariasi, tergantung organ yang terkena
o Waktu dan lokasi
o Terapi saat onset
o Lama serangan
o Hal-hal yang diduga dapat menyebabkan terjadinya anafilaksis
 Konsumsi obat-obatan dalam 6 jam terakhir
 Sengatan binatang
 Aktivitas fisik (olahraga)
 Status atopi

 Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
anafilaksis adalah
- Sesuai dengan gejala yang timbul  EKG (ST-wave depression, bundle branch
block, and various arrythmias), foto toraks (hyperinflation), elektrolit darah,
Analisa gas darah (hypoxemia, hypercapnia, acidosis), atau pemeriksaan lainnya.
- Spesifik
- Skin test
o Menentukan penyebab spesifik reaksi anafilaksis
o Dilakukan 3-4 minggu setelah onset awal

 Kriteria Diagnosis
 Tatalaksana

o * Kondisi yang mengancam jiwa


 Airway: bengkak, suara serak, stridor
 Breathing: takipnea, wheezing, fatigue, sianosis, SpO2 < 92%,
confusion
 Circulation: pucat, telapak tangan lembab (clammy), tekanan
darah rendah, pingsan, koma
o ** Adrenalin pengenceran 1:1000 (dpt diulangi setiap 5-15 menit jika
tidak ada perbaikan, tempat penyuntikan terbaik pada daerah
anterolateral paha 1/3 tengah.
Dosis diberikan berdasarkan usia:
 > 12 thn : 500 mikrogram i.m. (0.5 mL)
 6-12 thn : 300 mikrogram i.m. (0.3 mL)
 < 6 thn : 150 mikrogram i.m. (0.15 mL)
o *** Cairan infus diberikan Kristaloid 20 mL/kgBB. Koloid tidak boleh
diberikan karena dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi anafilaksis.
o **** Chlorphenamine i.m. atau i.v. lambat dengan dosis:
 > 12 thn : 10 mg
 6-12 thn : 5 mg
 6 bln-6thn : 2.5 mg
 < 6 bln : 250 mikrogram/kgBB
o ***** Hydrocortisone i.m atau i.v. lambat dengan dosis:
 > 12 thn : 200 mg
 6-12 thn : 100 mg
 6 bln-6 thn : 50 mg
 < 6 bulan : 25 mg

a. Adrenalin
o Pilihan utama; obat yang paling penting dan harus diberikan sesegera
mungkin
o Potensi alpha-agonis  meningkatkan TD, vasokonstriksi perifer
o Potensi beta-agonis  bronkodilatasi, inotropic dan kronotropik +
o Berperan juga dalam meningkatkan siklik AMP  menghambat lepasnya
mediator
o Dapat mengatasi semua gejala
 Meningkatkan denyut jangtung
 Melebarkan saluran napas
 Vasokonstriksi pembuluh darah
 Meredakan urtikaria
 Menghilangkan nyeri perut
 Menurunkan pelepasan histamin
 Menurunkan permeabilitas membrane thdp histamin
o Dosis: 0.01 ml/kgBB (1:1000) secara i.m, (0.01 mg/kgBB sampai maks. 0.5
mg pada orang dewasa dan 0.3 mg pada anak-anak)
o Bila disebabkan oleh suntikan atau sengatan, berikan 0.1 – 0.3 ml pada
tempat yang terkena sengatan
b. Difenhidramin
o Antihistamin, antagonis reseptor H1
o Dosis 1-2 mg/kgBB (maks. 50 mg), IV, IM atau oral
o IV antihistamin 5-10 menit utk mencegah terjadinya hipotensi
c. Kortikosteroid
o Tidak menolong pada fase akut; tidak memberikan manfaat segera
o Berguna utk mencegah fase lanjut dan rekurensi
o Hidrokortison 7-10 mg/kgBB IV, diteruskan tiap 6 jam dengan bolus infus
 Pencegahan
o Menghindari agen pencetus  salah satunya adl dengan membaca label
komposisi bahan makanan
o Edukasi untuk mengenali dengan segera gejala anafilaksis
o Edukasi untuk melakukan emergency medications saat terjadi serangan
o Merekomendasikan untuk menggunakan kalung atau gelang yang
menandakan pasien tsb mempunyai Riwayat alergi
o Mempertimbangkan untuk dilakukan imunoterapi pada pasien dengan
Riwayat anafilaksis yang disebabkan oleh bisa.
o Setiap anak dengan alergi makanan dan Riwayat asma atau pernah
mengalami reaksi sistemik sebelumnya:
 harus diberi epinephrine autoinjectors
 membuat catatan medik mengenai anak yang mempunyai risiko alergi
makanan
 memberikan edukasi kpd orang dewasa yang bertanggungjawab
terhadap anak tersebut mengenai risiko untuk terjadinya reaksi
anafilaksis
 melakukan Tindakan penceghan terhadap paparan allergen
 memberikan edukasi mengenai alergi makanan yang berat kepada
anak tersebut sesuai dengan usianya
 membawa bekal makanan sendiri dari rumah
 mengeklusi makanan yang menjadikan anak tsb alergi, tanpa
memikirkan kebutuhan kalori harian anak tsb
 tidak diperbolehkan berbagi bekal makanan dengan anak lain  krn
ditakutkan trdpt bahan makanan yang mengandung alergen
o Pada anak dengan exercise-induced anaphylaxis  dianjurkan untuk olahraga
dengan teman, belajar untuk mengenali dengan segera tanda awal anafilaksis
(sensasi hangat, facial pruritus), berhenti beraktifitas, dan segera mencari
pertolongan jika gejala muntul dan bertambah parah
 Komplikasi
o Aspiration pneumonitis
o Acute tubular necrosis
o Bleeding diathesis
o Sloughing of the intestinal mucosa
o Irreversible shock
o Brain damage
o Heart damage

 Prognosis
o Baik apabila tanda dan gejala dapat dikenali dengan tepat dan ditangani
secara cepat dan tepat
o Ditentukan oleh cara masuk dan konsentrasi antigen
o Exercise-induced dan idiopathic anaphylaxis dapat terjadi berulang
o Kematian dapat terjadi pada kasus berat

 Referensi
o Nelson edisi 21
o Current Diagnosis and Treatments Pediatrics, McGraw-Hill, edisi 24
o IKA PANTER
o PPT Anafilaksis Prof.Budi
o Modul PSPD IKA

Anda mungkin juga menyukai