Anda di halaman 1dari 27

SYOK ANAFILAKTIS

dr. Buyung Hartiyo Laksono,


Sp.An, KNA
PENDAHULUAN
 Anafilaksis adalah reaksi alergi sistemik yang parah dengan onset cepat (hipersensitivitas
tipe I) dan ditandai dengan gejala yang mengancam jiwa seperti masalah jalan napas,
gangguan pernapasan, dan / atau peredaran darah, dan biasanya disertai dengan perubahan kulit
dan mukosa.

 Pada beberapa orang dapat dipicu oleh karena sejumlah kecil antigen (misalnya makanan
tertentu atau sengatan serangga tunggal)

 Salah satu manifestasi dari anafilaksis yang dapat mengancam jiwa adalah syok anafilaksis.
Syok anafilaktik ditandai dengan curah jantung dan tekanan arteri yang menurun hebat.

 Anafilaksis lebih sering terjadi pada wanita dewasa (60%) pada usia kurang dari 39 tahun.
Pada anak-anak usia dibawah 15 tahun, reaksi anafilaksis lebih sering terjadi pada laki-
laki
DEFINISI
Anafilaksis ini memiliki definisi yaitu respon imunologi yang berlebihan
(hipersensitivitas) terhadap suatu bahan dimana seorang individu pernah tersensitasi
oleh bahan tersebut
Histamin, serotonin, tryptase dan bahan vasoaktif lainnya dilepaskan dari basofil
dan sel mast yang reaksi ini dimediasi oleh IgE

Syok anafilaktik adalah suatu respon hipersensitivitas yang diperantarai oleh


Immunoglobulin E (hipersensitivitas tipe 1) yang ditandai dengan curah jantung dan
tekanan arteri yang menurun hebat
Merupakan syok distributive, dengan gejala hipotensi, vasodilatasi mendadak, dan
disertai dengan kolaps pembuluh darah
EPIDEMIOLOGI
Anafilaksis pada penduduk dunia : memiliki insidensi 4 dari 100.000 jiwa.
Lebih dari 30% orang yang mengalami reaksi anafilaksis, mengalami serangan ulangan,
dengan kelompok umur tersering 0-19 tahun
Insidens syok anafilaksis di Indonesia
 40–60% akibat gigitan serangga
 20–40% akibat zat kontras radiografi
 10–20% akibat pemberian obat penisilin
 Anafilaksis lebih sering terjadi pada wanita dewasa (60%)
 Pada anak-anak usia dibawah 15 tahun, reaksi anafilaksis lebih sering terjadi pada
laki-laki
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
KOMPONEN YANG TERLIBAT
DALAM SYOK ANAFILAKSIS

Syok hipovolemia • Capillary fluid leak

Syok distributif • Vasodilatasi

Syok kardiogenik • Penurunan kontraktilitas jantung

Syok obstruktif • Vasopasme pulmoner


REVIEW SYOK ANAFILAKSIS
KLASIFIKASI REAKSI
ANAFILAKSIS
BERDASARKAN
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
BERDASARKAN
KEPARAHAN DARI
GEJALA
TANDA DAN GEJALA
ANAFILAKSIS
Sistem Gejala dan Tanda
Kutaneus Urtikaria Flushing
Angiodemea Conjunctivitis atau chemosis
Pruritus
Respiratorius Dyspnea Thinitis
Throat tightness Laryngeal edema
Wheezing Hoarseness
Oral dan Gastrointestinal Intraoral angioedema Dysphagia
Emesis Oral pruritus
Nausea Diarrhea
Abdominal cramps
Kardiovaskuler Takikardia Syok
Presyncope Nyeri dada
Hipotensi Bradikardia
Syncope Orthostasis
KRITERIA DIAGNOSIS
KRITERIA DIAGNOSIS
UJI DIAGNOSTIK
Serum Triptase
Pemeriksaan Laboratorium
Histamin Plasma

Tes untuk alergi makanan


Skin testing dan In Vitro IgE Test
Tes alergi obat-obatan

Tes sengatan/gigitan serangga


DIAGNOSIS BANDING
ALGORITMA ANAFILAKSIS

Sumber: Resuscitation Council (UK)


TATALAKSANA AKUT
TATALAKSANA AKUT
LINI KEDUA
Indikasi Dosis
Agonis β2 Gejala bronkokonstriksi, wheezing, Salbutamol 2.5 mg/3 mL atau 5 mg/3
batuk dan sesak dapat mL (dewasa), 2,5mg/3 mL (anak)
diberikan dengan nebulizer

Glukokortikoid Mencegah gejala berkepanjangan dan intravena hydrocortisone 200 mg


mencegah reaksi bifasik. (dewasa), dosis maksimal 100 mg
(anak), atau methylprednisolone 50-100
mg (dewasa), 1 mg/kg, dosis maksimal
50 mg (anak).

Antihistamin Gejala yang bermanifestasi pada kulit. intravena, chlorpheniramine 10 mg


(dewasa), 2.5 – 5 mg (anak),
diphenhydramine 25 – 50 mg (dewasa, 1
mg/kg, dosis maksimal 50 mg (anak).
Obat lain : Hipotensi refrakter yang tidak berespon Dosis awal 1 – 2 mg intravena (dewasa),
Glukagon epinefrin, khususnya pada pasien yang 20-30 μg/kg dosis maksimal 1mg (anak)
mengkonsumsi beta bloker. dalam 5 menit
Estimasi terjadinya rekasi anafilaksis bifasik mencapai 20%.
Observasi pada pasien selama minimal 6 jam
TATALAKSANA JANGKA
PANJANG
KOMPLIKASI
Anafilaksis bifasik merupakan komplikasi yang potensial dari anafilaksis dan
didefinisikan sebagai anafilaksis rekuren setelah terjadinya perbaikan penuh.
Dilaporkan anafilaksis bifasik ini terjadi dalam 1 hingga 78 jam setelah onset
dari reaksi anafilaksis awal
PROGNOSIS
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis dari syok anafilaktif:
•Umur
•Tipe allergen
•Atopi
•Penyakit yg mendasari
•Keseimbangan asam dan basa
•Obat-obatan

 Dengan penanganan yang cepat dan tepat, prognosis akan menunjukkan hasil yang baik
 Observasi (adekuat) setelah terjadinya serangan anafilaksis untuk mencegah kerusakan organ yang lebih luas
 Anafilaksis dengan gejala berat jarang terjadi

 Reaksi anafilaksis yang ringan lebih sering terjadi (sering rekurensi)


KESIMPULAN
Syok anafilaktik adalah suatu respons hipersensitivitas yang diperantarai oleh Immunoglobulin E (hipersensitivitas tipe
I) yang ditandai dengan curah jantung dan tekanan arteri yang menurun hebat.
Penyebabnya dan faktor penyulitnya dapat bervariasi dan berbeda-beda tiap individu
Syok anafilaktik memang jarang dijumpai, dan lebih sering anafilaktif ditemukan pada kasus yang ringan, akan tetapi
apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menyebabkan mortalitas.
Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang baik dapat membantu seorang dokter dalam
mendiagnosis suatu syok anafilaktik.
Manajemen syok anafilaktik harus cepat dan tepat
 Menghentikan paparan alergen,
 Posisi syok
 Penilaian primary survey ABCDE,
 Pemberian ephinerfrine dan obat-obatan
 Monitoring dan observasi yang adekuat
Pencegahan merupakan langkah penting dalam penatalaksanaan syok anafilaktik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai