Dosen Pembimbing :
apt.Nina Irmayanti Harahap,S.Si.,M.Si
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
2022
NAMA KELOMPOK :
Tidak dicegah dan ditangani dengan baik maka diperkirakan akan terjadi peningkatan
prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa akan datang serta mengganggu proses
tumbuh-kembang anak dan kualitas hidup pasien
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Global Initiative Asthma (GINA) asma sebagai suatu penyakit heterogen, biasanya
ditandai dengan inflamasi kronik saluran respiratori.
UKK Respirologi IDAI asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat
bervariasi.
ANATOMI & FISIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi
pada anak menderita asma meningkat 8-10 kali di negara berkembang dibanding negara maju.
Di Indonesia prevalensi asma pada anak berusia 6-7 tahun sebesar 3% dan untuk usia 13-14
tahun sebesar 5,2%.
NCHS prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak (jumlah
anak 4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38 per 1000 (jumlah dewasa 7,8 juta).
NCHS terdapat 4487 kematian akibat asma atau 1,6 per 100 ribu. CDC terdapat 187 pasien
asma yang meninggal pada usia 0-17 tahun atau 0.3 kematian per 100,000 anak.
ETIOLOGI
DIAGNOSIS - Wheezing
- Alergi allergic shiners atau
geographictongue
ANAMNESIS
- Keluhan wheezing,batuk kering PEMERIKSAAN PENUNJANG
berulang, sesak nafas, rasa dada - Saturasi
tertekan - Spirometri
- Gejala timbul secara episodik atau - Ananlisis gas darah
berulang - Rontgen toraks
- Timbul bila ada faktor pencetus - Skin prick test
(Iritan,Alergen,Infeksi saluran - Eosinofil total darah
nafas,aktivitas) - Pemeriksaan IgE spesifik
- Adanya riwayat alergi pada pasien - Uji inflamasi saluran respiratori:
atau keluarganya FENO(Fractional Exhaled Nitric Oxide),
- Variabilitas Eosinofil sputum
- Reversibilitas - Uji provokasi bronkus exercise, metakolin
K
L
A
S
I
F
I
K
A
S
I
DIAGNOSIS
BANDING Obstruksi mekanis
Laringomalasia, trakeomalasia
Hipertrofi timus Kelainan sistem organ
Pembesaran kelenjar getah lain
bening Penyakit refluks
Aspirasi benda asing gastroesofagus (GERD)
Vascularring, laryngeal web
Disfungsi pita suara Penyakit jantung bawaan
Malformasi kongenital saluran Gangguan neuromuskular
respiratori Batuk psikogen
Inflamasi: infeksi, alergi
Rinitis, rinosinusitis
Chronic upper airway cough
syndrome
Infeksi respiratori berulang
Bronkiolitis
Aspirasi berulang
Defisiensi imun
Tuberkulosis
Patologi bronkus
Displasia bronkopulmonal
Bronkiektasis
Diskinesia silia primer
Fibrosis kistik
TERAPI ASMA
RELIVER CONTROLLER
• LABA
• SABA
• STEROID IHALASI
• KORTIKOSTEROID
• LTRA
• METHYL-XANTHINE
• TEOFILIN LEPAS
• ANTIKOLINERGIK
LAMBAT
Golongan β agonis kerja pendek
(SABA)
○ )
■ Salmeterol+Fluticasone
propinate seretide
(MDI).
■ Formoterol +Budesonide
Symbicort (DPI
Golongan Steroid
● Glukokortikosteroid inhalasi
merupakan obat pengontrol yang
paling efektif dan direkomendasikan
untuk penderita asma semua umur.
● Glukokortikosteroid dapat mencegah
penebalan lamina retikularis,
mencegah terjadinya
neoangiogenesis, dan mencegah
atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonist.
● Efek samping berupa gangguan
pertumbuhan, katarak, gangguan
sistem saraf pusat, dan gangguan
pada gigi dan mulut.
Golongan Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
● Secara hipotesis obat ini
Montelukast
dikombinasikan dengan steroid
hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baik Dosis per oral 1 kali sehari.(respiro
● Leukotrin memberikan manfaat anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun
klinis yang baik pada berbagai adalah 4 mg qhs. (gina)
tingkat keparahan asma dengan
menekan produksi cystenil Zafirlukast
leukotrine.
● Efek samping obat dapat Digunakan untuk anak usia > 7 tahun
mengganggu fungsi hati dengan dosis 10 mg 2 kali sehari.
(meningkatkan transaminase)
sehingga perlu pemantauan fungsi
hati.(
Golongan Teofilin Lepas Lambat
● Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang
bertujuan untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan
glukokortikosteroid.
● Efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis
rendah.
● Efek samping berupa anoreksia, mual, muntah, dan sakit kepala, stimulasi
ringan SSP, palpitasi, takikardi, aritmia, sakit perut, diare, dan jarang,
perdarahan lambung.
● Efek samping muncul pada dosis lebih dari 10mg/kgBB/hari, oleh karena itu
terapi dimulai pada dosis inisial 5mg/kgBB/hari dan secara bertahap
diingkatkan sampai 10mg/kgBB/hari.
Alat Inhalasi Sesuai Umur
PENGOBATAN SESUAI JENJANG PENYAKIT PASIEN
Catatan :
ICS (Inhaled
Corticosteroid),digu
nakan sebagai
terapi yang
berkaitan langsung
dengan
patofisiologi asma
yakni inflamasi.
Contoh :
Beklometason
KOMPLIKASI
● STATUS ASMATIKUS
● ATELEKTASIS
● HIPOKSEMIA
● PNEUMOTHORAKS
● EMFISEMA
P
E
N
C
E
G
A
H
A
N
Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang ditandai adanya
mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran
nafas.
Patogenesis asma yaitu suatu proses inflamasi kronik yang khas, melibatkan
dinding saluran respiratori, peningkatan reaktivitas saluran respiratori dan
menyebabkan terbatasnya aliran udara.
Penatalaksanaan dan pencegahan asma harus dilaksakan secara teratur dan
benar agar asma tidak menjadi berat dan pengobatan yang paling baik adalah
menghindari faktor pencetusnya.
Terimakasih…