Anda di halaman 1dari 43

Asma

KELOMPOK 6
Anggota :
Mutiya Aprilliyani 2018001183
Nita Yuniarti 2018001184
Nur Intan P 2018001185
Prisilia Paramitha 2018001186
Iryan Desty 2018001233
Khairunnisa 2018001234
Lisa Wantitah 2018001235

Kelompok 6
Kelas B

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
2019
LATAR BELAKANG

Angka kejadian asma bervariasi di berbagai negara, tetapi terlihat kecendrungan


bahwa penderita penyakit ini meningkat jumlahnya.

Berdasarkan data dari WHO (2002) dan GINA (2011) di seluruh


dunia diperkirakan 300 juta orang menderita asma dan tahun
2025 diperkirakan jumlah pasien asma mencapai 400 juta, Seorang Apoteker sangat
sedangkan prevalensi asma berdasarkan wawancara di perlu memberikan upaya-
Indonesia (RISKESDAS 2013) adalah 4,5 persen. upaya kesehatan yang
meliputi promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif
guna menekan jumlah
Orang yang menderita asma Dampak buruk asma meliputi penderita penyakit asma
70% disebabkan karena penurunan kualitas hidup,
produktivitas yang menurun, dan meningkatkan derajat
perilaku individu dan gaya ketidakhadiran di sekolah, kesehatan.
hidup yang kurang bersih dan peningkatan biaya kesehatan, risiko
30% karena faktor genetik. perawatan di rumah sakit dan bahkan
kematian.
Asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronik pada


saluran napas yang ditandai adanya mengi,
batuk, rasa sesak di dada yang berulang timbul
terutama pada malam atau menjelang pagi
akibat penyumbatan saluran napas.
Faktor Risiko Asma
Faktor lingkungan :
1. Allergen dalam ruangan
a. Alergen binatang
b. Jamur (fungi mold, veast)

Faktor pejamu : 2. Allergen diluar ruangan


a. Tepung sari bunga
1. Predusposisi genetic b. Bahan dilingkungan kerja
c. Asap rokok
2. Atropi d. Polusi udara
e. Infeksi pernapasan
3. Hiperrsponsif f. Obesitas

4. Jenis kelamin 3. Faktor lingkungan


a. Allergen dalam ruangan
5. Ras/ genetik b. Infeksi pernapasan
c. Aktivitas fisik
d. Perubahan cuaca
e. Makanan adiktif (pengawet, penyedap, pewarna makanan),
obat- obatan
f. Iritasi (parfum, bau-bauan, merangsang)
3 Kategori Asma
• Asma ekstrinsik atau alergik
• Disebabkan oleh allergen yang telah diketahui. Asma alergi seperti serbuk sari yang dihirup, bulu
1 halus binatang, dan debu. Meskipun dalam jumlah kecil dapatmenimbulkan serangan asma.

• Asma intrinsik atau idiopatik


• Asma ini tidak ditemukan faktor-faktor pencetus yang jelas. Faktor nonspesifik seperti flu biasa,
latihan fisik dan emosi dapat memicu serangan asma. Dan serangan sering timbul sesudah infeksi
2 sinus hidung atau pada percabangan trakeobronkial.

• Asma campuran
• Terdiri dari komponen asma ekstrinsik dan intrinsik. Sebagian besar pasien asma intrinsic
akan berlanjut ke asma bentuk campuran. Anak yang menderita asma ekstrinsik akan
3 sering sembuh sempurna saat dewasa
Berdasarkan Pembagian Klinis
• Asma Tropik
• Dipicu oleh berbagai faktor di sekelilingnya yaitu, debu, serbuk bunga, makanan, dan produk binatang. Konstriksi bronkus diperantarai oleh
reaksi hipersensitivitas tipe I , konstriksi bronkus menyebabkan terjadinya gejala klinis berupa suara nafas berbunyi, takionea dan dyspnea.
1 Pelepasan histamine berakibat terjadinya kontriksi bronkus, meningkatnya permeabillitas vaskuler dan hipersekresi mucus.

• Asma Non Atopik


2 • Berhubungan dengan infeksi traktus respiratorius yang berulang, terutama pada bronchitis kronis, dan tak diperantarai secara imunologis,
kontriksi bronkus dapat disebabkan oleh iritasi local pada penderita dengan reaksi saluran nafas yang tidak biasa.

• Asma Akibat Rangsangan Aspirin


• Penderita asma ini mempunyai rhinitis yang berulang-ulang disertai polip nasal, dan urtikaria kulit.
3
• Asma Okupasional
• Asma ini dirangsang oleh hipersenstivitas terhadap agen yang terhisap ditempat kerja. Agen yang terhisap dapat bereaksi sebagai rangsangan
4 non spesifik menyebabkan asma pada penderitayang saluran nafas yang bereaksi sebagai agen merangsang terjadinya asma dan hipereaktifias
saluran nafas.

• Asma Bronkopulmonalis Aspergilus


5 • Menyebabkan terjadinya asma dan diakibatkan karena menghirup spora jamur Aspergillus fumigatus yang merasngsang langsung
hipersensitivitas komplek imun.
Patofisiologi Asma
Reaksi Alergi
Kondisi Bronkus
Orang Normal vs
Sedang Terkena
Serangan Asma
Gejala Klinis

Batuk pada malam


01 hari atau pagi,
sehingga sulit untuk 03 Sesak
tidur.

02 Mengi
Penatalaksanaan Asma
Tujuan penatalaksanaan yaitu merefleksikan pemahaman bahwa asma adalah gangguan
kronik progresif dalam hal inflamasi kronik jalan napas yang menimbulkan hiperesponsif
dan obstruksi jalan napas yang bersifat episodik. Sehingga penatalaksanaan asma
dilakukan melalui berbagai pendekatan yang dapat dilaksanakan (applicable),
mempunyai manfaat, aman dan dari segi harga terjangkau. Integrasi dari pendekatan
tersebut dikenal dengan:

Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen :


1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Pada prinsipnya penatalaksanaan asma dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Tatalaksana Asma Jangka Panjang
Prinsip utama tatalaksana jangka panjang adalah edukasi,
obat asma (pengontrol dan pelega), dan menjaga kebugaran
(senam asma). Obat pelega diberikan pada saat serangan, obat
pengontrol ditujukan untuk pencegahan serangan dan diberikan
dalam jangka panjang dan terus-menerus.

2. Tatalaksana Asma Akut Pada Anak dan Dewasa


Tujuan tatalaksana serangan asma akut :
• Mengatasi gejala serangan asma
• Mengembalikan fungsi paru ke keadaan sebelum serangan
• Mencegah terjadinya kekambuhan
• Mencegah kematian karena serangan asma
Bagan Penatalaksanaan Asma di Rumah
Bagan Penatalaksanaan Asma Akut di Rumah Sakit
TERAPI FARMAKOLOGI
Xantin

Merelaksasi secara langsung otot polos


bronki dan pembuluh darah pulmonal,
merangsang SSP, menginduksi diuresis,
meningkatkan sekresi asam lambung,
menurunkan tekanan sfinkter esofageal
bawah dan menghambat kontraksi
uterus.

Teofilin Aminofilin
(Nuryati RI, 2017)
Te o f i l i n
• Asma bronkial, asma bronkitis kronis, emfisema dengan mekanisme kerja
• INDIKASI spasmolitik otot polos khususnya pada otot bronki, stimulasi jantung, stimulasi
SSP dan pernapasan serta diuretik.

• Dosis untuk dewasa 130-150 mg. Anak 6-12 tahun: 65-150 mg, kurang dari 1 tahun:
• DOSIS 65-75 mg diminum 3-4 kali sehari sesudah makan. Tablet lepas lambat dipakai 1
tablet per hari tergantung respon masing-masing dan fungsi pernafasan.

• Penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri epigastrik,
• EFEK diare, sakit kepala, insomnia, kejang otot, palpitasi, takikardi, hipotensi, aritmia,
gangguan saluran cerna, dan konvulsi terutama bila diberikan intravena cepat.
SAMPING
• Terhadap penderita tukak lambung yang aktif dan yang mempunyai riwayat
• KONTRA penyakit kejang, penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, gangguan hati
(kurangi dosis), epilepsi, kehamilan dan menyusui, usia lanjut, dan demam.
• INDIKASI
• Sinergisme toksis dengan efedrin, kadar dalam serum meningkat dengan
adanya simetidin dan alupurinol. Kadar dalam serum menurun dengan adanya
• INTERAKSI
fenitoin, kontrasepsi oral, dan rifampisin. Sediaan berupa tablet, elixir, rektal,
dan BENTUK dan injeksi.
SEDIAAN
Aminofilin
• Pengobatan dan profilaksis spasme bronkus yang berhubungan dengan asma,
• Indikasi
emfisema, dan bronkitis kronis.

• DOSIS • Oral 100-200 mg, 3-4 kali sehari sesudah makan.

• Berupa iritasi gastro intestinal, takikardi, palpitasi dan hipotensi, alergi terhadap
• EFEK etilendiamin dapat menyebabkan urtikaria, eritema, dan dermatitis eksofiliatif.
SAMPING

• KONTRA • Terhadap penderita tukak peptik dan hipersensitif terhadap aminofilin.

• INDIKASI
• Interaksi obat berupa kadar dalam plasma meningkat dengan adanya simetidin,
• INTERAKSI
allupurinol, dan eritromisin. Sediaan tersedia dalam injeksi dan tablet.
dan BENTUK
SEDIAAN
Kortikosteroid
• Menurunkan jumlah dan aktivitas dari sel yang terinflamasi dan meningkatkan
• MEKANISME efek obat beta adrenergik dengan memproduksi AMP siklik, inhibisi mekanisme
bronkokonstriktor, atau merelaksasi otot polos secara langsung
KERJA
• Hanya diberikan pada asma yang parah dan tidak dapat dikendalikan dengan obat
asma lain. Pada status asmathicus diberikan per i.v dalam dosis tinggi. Dosis berupa
• INDIKASI pemberian dosis besar maksimum 2-3 minggu per oral 25-40 mg sesudah makan
dan DOSIS pagi, setiap hari dikurangi 5 mg.

• Dengan penggunaan dalam jangka waktu yang lama berakibat osteoporosis,


• EFEK
moon face, hipertrikosis, impotensi, dan menekan fungsi ginjal.
SAMPING
• Bronkospasma akut yang membaik, terapi utama pada status asmatikus atau
episode asma akut lain yang memerlukan tindakan intensif, hipersensitif
• KONTRA
terhadap beberapa komponen, infeksi jamur sistemik, kultur sputum
• INDIKASI menunjukkan hasil positif untuk Candida albicans.

• Interaksi obat berupa efeknya memperkuat adrenergika dan teofilin serta


• INTERAKSI
mengurangi sekresi dahak. Sediaan berupa tablet, sirup, dan inhalasi.
dan BENTUK
SEDIAAN
Beta adrenergik
(efek terhadap β-1
dan β-2)

Melalui stimulasi reseptor B2 di bronki


yang menyebabkan aktivasi dari
adenilsiklase. Enzim ini memperkuat
perubahan adenosintrifosfat (ATP)yang
kaya energi menjadi cAMP dengan
pembebasan energi yang digunakan
untuk proses-proses dalam sel.

Adrenalin Efedrin
Isoprenalin

Daya bronkodilatasinya baik tetapi absorbsi dalam usus


buruk. Absorbsi melalui mukosa mulut lebih baik, efek
cepat, dan dapat bertahan selama 1 jam. Sudah jarang
digunakan sebagai obat asma, karena terdesak oleh
adrenergik spesifik.
Parameter Adrenalin Efedrin
Indikasi Untuk serangan asma hebat. Asma, bronkitis, dan emfisema.
Dosis Untuk dewasa berupa suntikan di otot (i.m) 0,5 Oral 100-200 mg, 3-4 kali sehari
mg diberikan setiap 5 menit hingga ada tanda- sesudah makan.
tanda pemulihan kondisi pasien dari syok
anafilaktik. Suntikan di pembuluh darah (i.v)
sebanyak 0,5 mg suntik perlahan hingga
perbaikan kondisi. Dosis untuk anak-anak
sebanyak 0,01 mg/kgBB.
Efek Samping Syok jantung, gelisah, gemetar, dan nyeri Takikardia, gelisah, insomnia, sakit
kepala. kepala, eksitasi, aritmia ventrikuler.
Kontraindikasi Terhadap penderita hipertiroidisme, hipertensi, Te r h a d a p p e n y a k i t j a n t u n g ,
serta pasien usia lanjut. hipertensi, gondok, dan glaukoma.
Interaksi Obat Interaksi obat terhadap fenobarbital dapat Interaksi obat berupa kadar dalam
menyebabkan efek sedatif. plasma meningkat dengan adanya
simetidin, allupurinol, dan
eritromisin.

Bentuk Sediaan Sediaan dalam bentuk injeksi. Sediaan tersedia dalam injeksi dan
tablet.
Obat-obat
golongan β-2
mimetik

• Stimulasi reseptor α adrenergik yang


mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi,
dekongestan nasal dan peningkatan tekanan
darah.
• Stimulasi reseptor β1 adrenergik sehingga
terjadi peningkatan kontraktilitas dan irama
jantung.
• Stimulasi reseptor β2 yang menyebabkan
bronkodilatasi, peningkatan klirens mukosiliari,
stabilisasi sel mast dan menstimulasi otot skelet.

Salbutamol Terbutalin
Parameter Salbutamol Terbutalin
Indikasi Bronkodilatasi juga memilki efek menstabilisasi sel mast Asma bronkial, bronkitis kronis,
sehingga digunakan pada terapi simptomatik dan profilaksis emfisema, dan penyakit paru lain dengan
asma bronkial, emfisema, dan obstruksi saluran napas. komplikasi bronkospasme.
Dosis Dalam sirup sebanyak 1 mg/mL; 2,5 mg/2,5 mL; ; 2 mg/mL; dan 2,5-3 mg.
5 mg/2,5 mL, inhaler 200 mg, dan tablet 2 mg; 4 mg.
Efek Samping Nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada dosis tinggi Tremor, palpitasi, dan pusing.
dapat berakibat takikardia, palpitasi, aritmia dan hipotensi.
Kontraindikasi Terhadap penderita hipertensi, insufisiensi miokardial, hipertiroid, Terhadap penderita hipertiroidisme.
diabetes.
Interaksi Obat Peningkatan asam laktat pada tubuh, napas cepat, merasa sakit, •Berpotensi memicu perdarahan
perut nyeri, kalium darah rendah, otot kejang atau lemah, detak subarakinoid dan gangguan pada detak
jantung tidak teratur, sakit kepala, level gula dalam darah jantung, jika digunakan bersama dengan
meningkat, gemetaran (biasanya pada tangan), perasaan obat bius bentuk gas.
tegang, pembuluh darah melebar, detak jantung tidak beraturan, •Meningkatkan risiko hipokalemia jika
otot kejang serta diabetes. digunakan bersama obat penurun kadar
kalium misalnya diuretik.
•Meningkatkan risiko edema paru jika
dikombinasikan dengan kortikosteroid.
•Menurunkan efektivitas obat
penghambat beta nonselektif, seperti
propranolol, dan obat antidiabetes.

Bentuk Sediaan Berupa tablet, sirup, dan inhaler. Tablet dan inhalasi.
Kromolin Natrium
• Obat-obat ini menghambat pelepasan mediator, histamin dan SRS-A (Slow
• MEKANISME Reacting Substance Anaphylaxis), leukotrien dari sel mast. Kromolin bekerja
lokal pada paru-paru tempat obat diberikan.
KERJA
• Asma bronkial (inhalasi, larutan dan aerosol) sebagai pengobatan profilaksis pada asma
• INDIKASI bronkial. Dosis 1 mg 2 kali sehari waktu makan, Untuk terapi awal pada pasien yang sudah
tersedasi 0,5-1 mg malam. Anak di atas 2 tahun 1 mg 2 kali sehari.
dan DOSIS
• Saluran pernapasan: bronkospasme (biasanya bronkospasma parah yang
• EFEK berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru/FEV1), batuk, edema
laringeal (jarang), iritasi faringeal dan napas berbunyi.
SAMPING
• Kontra indikasi terhadap penderita hipersensitifitas kromolin natrium atau
• KONTRA
komponen sediaan.
• INDIKASI
• Dengan antidiabetik oral (dilaporkan penurunan trombosit), bila menggunakan
obat ini jangan menjalankan mesin, dan pengaruh alkohol diperkuat. Bentuk
• INTERAKSI
sediaan berupa ampul.
dan BENTUK
SEDIAAN (Menkes, 2008).
Nedokromil Natrium
• Menghambat aktivasi secara in-vitro dan pembebasan mediator dari berbagai tipe
sel berhubungan dengan asma termasuk eosinofil, neutrofil, makrofag, sel mast,
• MEKANISME monosit dan platelet. Nedokromil menghambat perkembangan respon bronko
konstriksi baik awal dan maupun lanjut terhadap antigen terinhalasi.
KERJA
• Nedokromil diindikasikan untuk asma. Digunakan sebagai terapi pemeliharaan
• INDIKASI untuk pasien dewasa dan anak usia 6 tahun atau lebih pada asma ringan
sampai sedang. Dosis berupa 2 inhalasi 4 kali sehari dalam interval sedang.
dan DOSIS
• Efek samping yang terjadi pada penggunaan nedokromil bisa berupa batuk,
• EFEK faringitis, rinitis, infeksi saluran pernapasan atas, bronkospasma, mual, sakit
SAMPING kepala, nyeri pada dada, dan pengecapan tidak enak.

• KONTRA • Hipersensitif terhadap nedokromil atau komponen sediaan.

• INDIKASI
• Interaksi terhadap insulin sehingga dapat menurunkan kadar obat jika
• INTERAKSI
digunakan bersamaan. Sediaan berupa nasal spray.
dan BENTUK
SEDIAAN (Menkes, 2008).
Obat Antikolinergik

Ipatropium

Tiazianium
• Ketotifen
Antihistamin • Oktasomida

(Menkes, 2008).
Ipatropium Bromida
• Menghambat refleks vagal dengan cara mengantagonis kerja asetilkolin.
• MEKANISME
KERJA • Asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema. Untuk dosis dewasa (di atas 12 tahun) dan lansia,
250–500 mikrogram sebanyak 3-4 kali sehari, Pada anak usia 6 hingga 12 tahun, diberikan dosis
250 mikrogram dengan total dosis harian adalah 1 mg. Pada anak usia 0 hingga 5 tahun, obat ini
• INDIKASI diberikan hanya pada kasus asma akut. Dosis yang dapat diberikan adalah 125–250 mikrogram
dengan total dosis harian 1 mg.
dan DOSIS
• Mulut kering, iritasi kerongkongan, batuk, peningkatan tekanan intra okuler jika
• EFEK mengenai mata penderita glaukoma.
SAMPING

• KONTRA • Hipersensitivitas terhadap senyawa yang menyerupai atropin.

• INDIKASI
• Interaksi obat berupa emperkuat efek antikolinergik obat lain, bronkodilatasi
diperkuat oleh derivat xantin dan preparat β-adrenergik. Sediaan dalam bentuk
• INTERAKSI
tablet dan inhalasi
dan BENTUK
SEDIAAN
Tiazianium

Derivat fenitiazin ini daya antihistamin dan daya


antikolinergiknya kuat. Resorbsi per oral buruk, daya
bronkodilatasinya hanya pada dosis tinggi sehingga
memberikan efek samping seperti atropin.
Ketotifen
• MEKANISME • Memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi sel mast.
KERJA
• Profilaksis asma bronkial karena alergi. Dosis 1 mg 2 kali sehari, dikonsumsi
saat pagi dan malam hari untuk dewasa dan anak- anak usia di atas 3 tahun,
• INDIKASI Untuk usia 6 bulan ingga 3 tahun sebanyak 0,05 mg/kgBB 2 kali sehari,
dan DOSIS dikonsumsi saat pagi dan malam hari.

• EFEK • Mengantuk, pusing, dan mulut kering.

SAMPING
• Penderita hipersensitivitas terhadap ketotifen.
• KONTRA
• INDIKASI
• Memperkuat efek sedatif depresen SSP. Tersedia dalam bentuk berupa
• INTERAKSI tablet.
dan BENTUK
SEDIAAN
Oktasomida

Dapat memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi


sel mast. Penggunaan kecuali pada profilaksis asma
alergi, juga untuk rhinitis alergi dan urtikaria kronis.
Kurang bermanfaat pada serangan asma akut.
Antagonis reseptor
leukotrien

Zafirlukast
Zafirlukast
• Zafirlukast adalah antagonis reseptor leukotrien D4 dan E4 yang
selektif dan kompetitif, komponen anafilaksis reaksi lambat (SRSA -
• MEKANISME
slow-reacting substances of anaphylaxis).
KERJA
• Profilaksis dan perawatan asma kronik pada dewasa dan anak di atas 5 tahun.
• INDIKASI Untuk dewasa dan anak > 12 tahun : 20 mg, dua kali sehari Anak 5 – 11 tahun :
10 mg, dua kali sehari.
dan DOSIS
• Efek samping terjadi pada 3% pasien seperti sakit kepala, mual dan
• EFEK infeksi.
SAMPING

• KONTRA • Hipersensitif terhadap komponen sediaan.


• INDIKASI • Obat – obat yang dapat mempengaruhi zafirlukast adalah aspirin,
eritromisin dan teofilin. Bioavailabilitas zafirlukast menurun jika
• INTERAKSI
digunakan bersamaan makanan. Oleh karena itu penggunaan
dan BENTUK zafirlukast sekurang-kurangnya satu jam sebelum makan atau dua
SEDIAAN jam setelah makan. Tersedia dalam bentuk tablet.
Ketotifen Fumarat
• Mengantagonis secara nonkompetitif dan relatif selektif reseptor H1,
menstabilkan sel mast dan menghambat penglepasan mediator dari
• MEKANISME
sel-sel yang berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas
KERJA • Manajemen profilaksis asma. Untuk mendapatkan efek maksimum
dibutuhkan waktu beberapa minggu. Ketotifen tidak dapat digunakan untuk
• INDIKASI mengobati serangan asma akut. dosisnya dinyatakan dalam bentuk basanya
dan DOSIS 1,38 mg ketotifen fumarat ekivalen dengan 1 mg ketotifen.

• EFEK • Mulut kering, mengantuk dan rasa malas, meningkatkan nafsu makan,
menaikkan berat badan, stimulasi susunan saraf pusat dan reaksi kulit.
SAMPING

• KONTRA • Ketotifen tidak bisa digunakan untuk pengobatan serangan asma akut.
• INDIKASI • Penggunaan bersamaan ketotifen dengan anti diabetes oral akan
menurunkan jumlah platelet. Ketotifen dapat meningkatkan efek
• INTERAKSI depresan dari obat yang mempengaruhi susunan saraf pusat
dan BENTUK seperti antihistamin lain, hipnotik dan sedatif. Tersedia dalam bentuk
SEDIAAN tablet.
N-Asetil Sistein
• Aksi mukolitik asetilsistein berhubungan dengan kelompok sulfhidril pada
molekul, yang bekerja langsung untuk memecahkan ikatan disulfida antara
• MEKANISME ikatan molekular mukoprotein, menghasilkan depolimerisasi dan menurunkan
viskositas mukus.
KERJA
• Asetilsistein merupakan terapi tambahan untuk sekresi mukus yang tidak normal,
kental pada penyakit bronkopulmonari kronik, dan penyakit bronkopulmonari akut.
• INDIKASI Untuk dewasa dosis sebesar 600 mg per hari dalam tiga dosis sedangkan untuk
dan DOSIS anak-anak dosis sebesar 100-200 mg dalam dua kali sehari.

• Stomatitis, mual, muntah, demam, rhinorea, mengantuk


• EFEK berkeringat, rasa sesak di dada, bronkokonstriksi, bronkospasma,
SAMPING iritasi trakea, dan bronkial.

• Hipersensitifitas terhadap asetilsistein.


• KONTRA
• INDIKASI
• Obat mukolitik akan menghambat barier mukosa lambung. Tersedia
• INTERAKSI
dalam bentuk sediaan oral (sirup dan tablet) dan ineksi berupa vial.
dan BENTUK
SEDIAAN
ALKES BAGIAN OBAT,
PABRIK DAN HET
Fungsi Nama generic Nama dagang Parik HET (Rp)

Obat pereda Golongan β-agonis (kerja pendek)


Terbutalin Bricasma tab Astra Zeneca 181.020 / box
(reliver)
Bricasma sirup Guardian Pharmatama 30.797 / botol
Bricasma inhaler Otto 148.522 /canister
Nairet tab Novell Pharma 85.000 / box
Nairet sirup Mugi Labs 20.000 / botol
Nairet ampul 70.000 / box
Forasma tab 82.650 / box
Forasma sirup 29.040 / botol
Relivan ampul 28.000 / box
Pulmobron tab 27.226 / box

Salbutamol
Pulmobron sirup
Ventolin tab Glaxo Smith Kline
12.100 / botol
80.042 / box
Daftar Obat Asma Yang Ada
Ventolin sirup
Ventolin inhaler
Lapi
Pharos
54.504 / botol
119.903 /canister
Di Indonesia
Lasal kapsul Hexpharm 181.500 / box
Lasal vial Fahrenheit 160.325 / box
Salbuven tab Kimia Farma 187.550 / box
Salbuven sirup Armoxindo Farma 18.939 / botol
Venasma tab 33.880 / box
Fartolin tab 84.700 / box
Asmacare tab 53.240 / box
Azmacon tab 84.700 / box
Orsiprenalin Alupent tab Boehringer Ingelheim 362.400 / box
Alupent inhaler 128.174 /canister
Heksorenalin Tablet
Fenoterol Berotec inhaler Boehringer Ingelheim 263.134 /canister
Golongan santin
Teofilin Bronchophylin kapsul Darya-Varia 112.500 / box
lunak Kimia Farma 16.516 / botol
Bronchophylin eliksir Pharos 235.708 / box
Retaphyl SR kapsul Dexa Medica 368.748 / box
Euphyllin retard tab Interbat 27.850 / box
Teosal tab 13.475 / botol
Teosal sirup 266.200 / box
Theobron kapsul 48.400 / botol
Obat pengendali Golongan anti-inflamasi non-steroid
(controller) Kromoglikat MDI (Tidak tersedia lagi) -
Nedokromil MDI(Tidak tersedia lagi) -
Golongan anti-inflamasi–steroid
Budesonid Pulmicort Turbuhaler Astra Zeneca 264.210 /canister
inflammide Aerosol Boehringer Ingelheim
Flutikason Flixotide MDI Glaxo Smith Klein -
(Tidak tersedia lagi) Glaxo Smith Klein 279.813 /canister
Flixonase MDI
Beklometason Cleniderm Soho 104.156
Golongan β-agonis kerja Panjang
Prokaterol Meptin Sirup Otsuka 57.233 / botol
Meptin tablet Otsuka 481.138 / box
Meptin Air (inhaler) Novell Pharma 164.272 /canister
Ataroc tab 242.000 / box
Salmeterol Serevent MDI Glaxo Smith Klein 167.706 /canister
Klenbuterol Spiropent tablet Boehringer Ingelheim 585.585 / box
Golongan antileukotrin
Zafirlukas montelukas Accolate Tablet Astra Zeneca 312.316 / box
Golongan Antikolinergik
Ipratropium bromide Atrovent MDI Boehringer Ingelheim 256.514/canister
Golongan kombinasi steroid + LABA
Budesonid + form Symbicort MDI Astra Zeneca 320.321 /canister
oterol Seretide MDI Glaxo Smith Klein 167.706 /canister
Flukason + salme terol
Kesimpulan
Penyakit asma merupakan proses inflamasi kronik saluran pernapasan yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Proses inflamasi
kronik ini menyebabkan saluran pernapasan menjadi hiperesponsif, sehingga memudahkan terjadinya bronkokontriksi, edema, dan
hipersekresi kelenjar dengan manifestasi klinik yang bersifat periodik berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk
terutama pada malam hari atau dini hari/subuh. Serangan asma biasa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam dan
dapat diatasi dengan pemberian obat secara inhalasi atau oral, namun dalam keadaan gawat perlu diberi suntikan adrenalin, teofilin,
dan atau hormon kortikosteroida (Nuryati RI, 2017).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai