Anda di halaman 1dari 10

Anggota kelompok 7:

Friza nurpaida(12.21.0004)
Indi munari(12.21.0041)
Keshya amalia pratiwi(12.21.0009)
Putri rahayu(12.21.0012)
Zahfa advia(12.21.0044)
Tanti Noviana putri(12.210033)
Asma Bronkial

Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran nafas yang menyebabkan
penyempitan saluran nafas(hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodic
berulang berupa sesak nafas, dada terasa berat terutama pada malam hari atau dini hari. Asma
biasanya dapat di tanggani dengan inhaleruntuk mencegah gejala.
Asma bronkial

Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak maupun dewasa di negara berkembang maupun
negara maju. Sejak dua dekade terakhir, dilaporkan bahwa prevalensi asma bronkial meningkat pada anak maupun dewasa.
Prevalensi total asma bronkial di dunia diperkirakan 7,2 % (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi tersebut sangat
bervariasi pada tiap negara dan bahkan perbedaan juga didapat antar daerah di dalam suatu negara. Asma bronkial memberi
dampak negatif bagi kehidupan pengidapnya, seperti menyebabkan sering tidak masuk sekolah atau kerja dan membatasi
kegiatan olahraga serta aktifitas dari individu maupun seluruh keluarganya
Asma bronkial dapat terjadi pada semua umur namun sering
dijumpai pada awal kehidupan. Sekitar setengah dari seluruh
kasus diawali sebelum berumur 10 tahun dan sepertiga
bagian lainnya terjadi sebelum umur 40 tahun. Pada usia
anak-anak, terdapat perbandingan 2:1 untuk laki-laki

Epidemiologi dibandingkan wanita, namun perbandingan ini menjadi sama


pada umur 30 tahun.

dan etiologi Atopi merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi

asma perkembangan asma. Asma alergi sering dihubungkan


dengan riwayat penyakit alergi pribadi maupun keluarga
seperti rinitis, urtikaria, dan eksema. Keadaan ini dapat pula
disertai dengan reaksi kulit terhadap injeksi intradermal dari
ekstrak antigen yang terdapat di udara, dan dapat pula
disertai dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan atau
respon positif terhadap tes provokasi yang melibatkan
inhalasi antigen spesifik.
Faktor Lingkungan

• Faktor lingkungan yang berhubungan dengan imune dan nonimunologi juga merupakan
pencetus daripada asma termasuk rokok dan perokok pasif. Kira-kira 25% sampai 30%
dari penderita asma adalah seorang perokok. Hal ini menyimpulkan bahwa merokok
ataupun terkena asap rokok akan meningkatkan morbiditas dan keparahan penyakit dari
penderita asma.
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang dikarakteristikan
dengan proses yang sangat kompleks dan melibatkan beberapa
komponen yaitu hiperresponsif dari bronkial, inflamasi dan
remodeling pernafasan
o  Penyempitan Saluran Napas
Penyempitan saluran napas merupakan hal yang mendasari
timbulnya gejala dan perubahan fisiologis asma.
o  Hiperreaktivitas saluran napas
Patofisiologi Penyempitan saluran respiratorik secara berlebihan merupakan

Asma patofisiologis yang secara klinis paling relevan pada penyakit asma.
Mekanisme yang bertanggungjawab terhadap reaktivitas yang
berlebihan atau hiperreaktivitas ini belum diketahui dengan pasti
tetapi mungkin berhubungan dengan perubahan otot polos saluran
napas (hiperplasi dan hipertrofi) yang terjadi secara sekunder yang
menyebabkan perubahan kontraktilitas.

 
 Risiko berkembangnya asma merupakan interaksi
antara faktor penjamu (host factor) dan faktor
lingkungan.
a. Faktor host
 Genetik
 Obesitas

Faktor Pencetus  Jenis kelamin


b. Faktor lingkungan
Asma  Rangsangan alergen.
 Rangsangan bahan-bahan di tempat kerja.
 Infeksi.
 Merokok
 Obat.
 Penyebab lain atau faktor lainnya.
• Diagnosis asma ditegakkan bila dapat
dibuktikan adanya obstruksi jalan nafas yang
reversibel. Dari anamnesis didapatkan
adanya riwayat penyakit/gejala: bersifat
Diagnosa Asma episodik, reversibel dengan atau tanpa
pengobatan.
• - gejala berupa batuk, sesak nafas, rasa
berat di dada, dan berdahak.
• - gejala timbul/memburuk di malam hari.
• - respons terhadap pemberian
bronkodilator.
Terapi Slow Deep Breathing (SDB) adalah teknik pernapasan dengan
frekuensi bernapas yang kurang dari 10 kali permenit dan merupakan
inhalasi yang panjang. Slow deep breathing merupakan tindakan yang
disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat.
Terapi Pengendalian pengaturan pernapasan secara 24 sadar dilakukan oleh
korteks serebri, sedangkan pernapasan yang spontan atau automatik

Slow dilakukan oleh medulla oblongata.


Manfaat terapi

Deep Berikut adalah manfaat dari terapi napas slow deep breathing, sebagai
berikut :

Breathing 1. Dapat melatih cara bernapas yang benar


2. Dapat melenturkan dan memperkuat otot pernapasan
(SDB) 3. Dapat melatih ekspektorasi yang efektif
4. Dapat meningkatkan sirkulasi darah
5. Dapat mempercepat asma yang terkontrol
6. Dapat mempertahankan asma yang terkontol
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai