SISTEM PERNAFASAN
Oleh :
Nama: JUSRIANI
Nim: A.19.11.021
Prodi : S1 keperawatan
Semester 4
2020/2021
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan
rencanan keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas
proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan.
e. Pathway
Factor pencetus
↓
Ekstinsik
↓
Respon radang
↓
Inflamasi sal. napas
↓
Mekanisme neurologic
↓
Respon para simpatis
↓
Hiperaktivitas sel napas
↓
Asma bronchial
MK: Ansietas
PEDOMAN RESUME JURNAL
Jam :
……………………………….. ……………………………………
FORMAT PENGKAJIAN
Ruangan :-
I. DATA UMUM
1. IdentitasKlien
2. Penanggungjawab / pengantar
Telp. : 085xxxxxxx
2. Alasan masuk RS : pasien mengatakan adanya rasa sakit saat bernafas pada
daerah dada,dan bunyi mengi,dan sering terbangun pada malam hari karena sesak
napas dan batuk
3. Riwayat Penyakit
Severity : skala 5
4. Data Medik
B. Diagnosa Medik
Asma
o Saatpengkajian :
Riwayat alergi : klien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun
obat-obatan
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan klien
:laki-laki
:perempuan
:klien
Χ :meninggal
:garis pernikahan
:garis keturunan
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
2. Harapan klien thd keadaan penyakitnya : klien mengatakan agar bisa sembuh dari
penyakitnya dan bisa beraktivitas kembali dengan leluasa tanpa gangguan
3. Faktor stressor : klien mengatakan merasa pusing jika tidak
bisa melakukan kegiatannya sehari-hari selama sakit
9. Perhatian thd org lain & lawan bicara : klien merespon setiap pertanyaan yang di
berikan
10. Bahasa yang sering digunakan : bahasa yang digunakan mudah di pahami
12. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : klien mengatakan kegiatan ibadah nya
terganggu selama sakit
1. Makan
Setelah MRS : nafsu makan klien menurun dan frekuensi makan 3 kali sehari
dengan jenis makanan bubur.
2. Minum
3. Tidur
Sebelum MRS : klien tidur 7 jam per hari,klien jarang tidur siang,hanya
sekali-sekali saja
Setelah MRS : semenjak sakit klien susah tidur ,dank lien sering terbangun
jika tidur.klien mengatakan tidak bisa tidur karena napas
terasa sesak
4. Eliminasi fekal/BAB
Setelah MRS : selama sakit klien susah BAB ,biasanya 1 kali dalam 3 hari
tapi waktunya tidak tentu.
5. Eliminasi urine/BAK
Setelah MRS : BAK normal 4-5 kali perhari,hanya jika BAk klien di bantu
oleh keluarga
Setelah MRS : aktivitas klien terganggu ,semua aktivitas klien dibantu oleh
keluarga
7. Personal hygiene
Setelah MRS : klien mandi dengan cara di lap oleh anaknya karena tidak bisa
melakukannya sendiri
VII.PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaanumum
TD:130/80 mmhg
Suhu: 36,6 °C
2. Head to toe
o Kulit/integumen : suhu kulit lembab,tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
massa,warna kulit sawo matang,turgor kulit baik.
o Telinga/pendengaran: telinga simetris kiri dan kanan ,tidak ada secret,tidak ada
serumen.
o Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab,lidah dan gigi bersih,sebagian gigi
sudah tanggal,tidak terdapat caries,pergerakan lidah kesegala arah,fungsi
pengunyah dan menelan baik.
o Leher : tidak ada pembengkakan pada leher dan tidak ada nyeri
tekan.
b. Antikolinergik
c. Kortikostereoid: inhaler dosis-terukur
d. Inhibitor pemodifikasi leukotrien/ antileukotrien
e. Metilxantin
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersesitivitas bronkhiolus terhadap benda-
benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara,
seorng yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E
abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spefisikasinya (Prasetyo, 2014).
Antibody ini terutama melekat pada sel yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan bronkhiolus dan bronkhus keil. Seseorang yang menghirup alergen
bereaksi dengan antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibody
yang telah terlekat pada sel dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema
lokal pada dinding bronkhiolus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen
bronkhiolus dan spasma otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas
menjadi sangat meningkat (Prasetyo, 2014).
JUSRIANI
NIM :A.1911.021
Ruang / kamar :-
Ruang / kamar :-
Nama / umur:NY.H
Ruang / kamar:-
produksi secret
Ruangan :-
Diskusikan Anjurkan
perencanaan mengungkapka
realistis tentang n perasaan dan
peristiwa yang persepsi
akan datang Latih kegiatan
pengalihan,
untuk
mengurangi
ketegangan
Latih
penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
Latih teknik
relaksasi
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama / umur:NY.H
Ruang / kamar:-
Hari/
Waktu Evaluasi (SOAP)
Tgl
Selasa,27 08.00 S: klien mengatakan masih sesak dan masih berlendir
juli 2021 O: klien Nampak sesak,klien Nampak batuk berlendir,terdengar
ronchi dan wheezing
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4