Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
“AMPUTANSI”

OLEH:
KELOMPOK IV
KONSEP MEDIS
DEFINISI
Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan
“pancung”. Bararah dan Jauhar (2012) menyatakan bahwa “amputasi adapat
diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh
bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam
kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas
sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau
manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara
utuh atau merusak organtubuh yang lain seperti timbulnya komplikasi infeks”.
KLASIFIKASI
Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi
:
01 02 03
Amputasi Amputasi Amputasi
selektif/ter akibat darurat
encana trauma
ETIOLOGI
Penyebab / faktor predisposisi terjadinya amputasi
dapat dilakukan pada kondisi :
a. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat
diperbaiki.
b. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
diperbaiki.
c. Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
d. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke
anggota tubuh lainnya.
e. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin
diterapi secara konservatif.
f. Deformitas organ.
PATOFISOLOGI
Insiden amputasi paling tinggi terjadi pada laki-laki usia muda. Biasanya
amputasi di indikasikan karena kecelakaan kendaraan terutama motor, atau
kecelakaan penggunaan mesin saat bekerja. Kejadian ini juga dapat terjadi
pada orang dewasa namun presentasinya lebih sedikit dibanding dengan
kalangan muda. Amputasi di indikasikan bagi klien dengan gangguan aliran
darah baik akut maupun kronis. Pada situasi trauma akut, dimana anggota
tubuhnya terputus sebagian atau seluruhnya akan mengalami kematian
jaringan. Walaupun replantasi jari, bagian tubuh yang kecil, atau seluruh
anggota tubuh sukses. Pada proses penyakit kronik,sirkulasi mengalami
gangguan sehingga terjadi kebocoran protein pada intersisium sehingga
terjadi edema. Edema menambah resiko terjadinya cedera dan penurunan
sirkulasi. Ulkus yang ada menjadi berkembang karena terinfeksi yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan yang membuat bakteri mudah
berkembangbiak. Infeksi yang terus bertumbuh membahayakan sirkulasi
selanjutnya dan akhirnya memicu gangren, dan dibutuhkan tindakan amputasi
(LeMone, 2011).
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada pasien dengan post operasi
amputasi antara lain :

a. Nyeri akut

b. Keterbatasan fisik

c. Pantom syndrome

d. Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak nyaman

e. Adanya gangguan citra tubuh, mudah marah, cepat tersinggung, pasien


cenderung berdiam diri
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Foto Rontgen

2. CT Scan
3.Angiografi dan pemeriksaan aliran darah
4.Kultur luka
5. Biopsy
6.Led
7.Hitung darah lengkap / deferensial
KOMPLIKASI

Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi dan kerusakan kulit.


Karena ada pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan
masif. Infeksi merupakan infeksi pada semua pembedaha
dengan peredaran darah buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi
traumatika, resiko infeksi meningkat. Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi
akibat prostesis dapat menyebabkan kerusakan kulit resiko infeksi
meningkat,penyembuhan luka memburuk dan iritasi akibat prosthesis dapat
menyebabkan kerusakan kulit
PENATALAKSANAAN

Terapi MEDIS
1. Balutan rigid tertutup
1. Antibiotik
2. Balutan lunak
2. Analgetik 3. Amputasi bertahap
4. Protesi
3.Antipiretik (bila
diperlukan)
02
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

01 Identitas klien

02 Primary survey

03 Secundery survey
DIAGNOSIS

01 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (amputasi)

02 Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan musculoskeletal dan nyeri

03 Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur atau bentuk tubuh (amputasi)

Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan


04 integritas kulit)
INTERVENSI

01 DIAGNOSIS : nyeri akut


berhubungan dengan agen pencedera
fisik (amputasi)
INTERVENSI: 1. Manajemen nyeri

02
2. perawatan amputasi
3. teknik distraksi

DIAGNOSIS: Gangguan mobilitas fisik


gangguan musculoskeletal dan nyeri Dukungan
ambulasi
INTERVENSI: 1. dukungan ambulasi
2. Dukungan kapatuhan program
pengobatan
3. dukungan mobilitas fisik
Next…

DIAGNOSIS: Gangguan citra tubuh


03 berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk
tubuh (amputasi).

INTERVENSI:1. promosi citra tubuh


2. promosi koping
3.promosi kepercayaan diri

04 DIAGNOSIS: resiko infeksi b/d ketidak


adekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan
integritas kulit)
INTERVENSI: 1. pencegahan infeksi
2. pemberian obat
3. perawatan amputasi
EVALUASI
Evaluasi merupakan taghap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan
tahap yang menentukan pakah tujuan akan tercapai sesuai dengan apa yang ditetapkan
dalam tujuan rencana keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak
tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu : tujuan tidak
reslistis, tindakan keperawatan belum tepat, faktor-faktor yang tidak bias diatasi. Ada
beberapa macam dalam evaluasi menurut Asmadi (2008) yaitu :
1. Evaluasi formatif
Dapat dilihat dari evaluasi proses. evaluasi ini dapat segera dilakukan setelah melakuan
tindakan keperawatan bertujuan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan.
2. Evaluasi sumatif
Dapat dilakukan di akhir proses keperawatan, bertujuan untuk menilai ketercapaian asuhan
keperawatan yang di berikan selama proses keperawatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai