Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AMPUTASI

Mata Kuliah: Komunikasi Terapeutik Keperawatan


Nama Dosen: Felicia F Aotama,S.I.Kom,M.I.Kom

Disusun oleh:
Nama: Jessica M Tuerah
NIM: 21061050

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
2022
KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih karunia
dan tuntunanNya sehingga makalah ini boleh terselesaikan dengan baik.

Penulisan dalam makalah ini masih memiliki kekurangan, sehingga saya


mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tomohon, Agustus 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1 Pengertian Amputasi 3

2.2 Etiologi 3

2.3 Tanda dan Gejala 4

2.4 Pemeriksaan Penunjang 4


2.5 Penatalaksanaan 5
2.6 Diagnosa Keperawatan 6
2.7 Intervensi Keperawatan 6

BAB III PENUTUP 7

3.1 Simpulan 7

3.2 Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Amputasi adalah hilangnya sebagian alat gerak yang menyebabkan
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam derajat yang
bervariasi,tergantung dari bagaimana alat gerak yang hilang,usia,dan penanganan
(untuk kasus kehilangan alat gerak yang disebabkan amputasi). Kehilangan alat gerak
tersebut dapat disebabkan berbagai hal,sepertipenyakit,faktor cacat bawaan
lahir,ataupun kecelakaan. Operasi pengangkatan alat gerak pada tubuhmanusia ini
disebut dengan amputasi. Menurut Chrensaw, dalam Vitriana (2002), amputasi pada
alat gerak bawah mencapai 85%-90% dari seluruh amputasi, dimana dimana amputasi
bawah lutut (transtibial amputation) merupakan jenis amputasi yang paling sering
dilakukan. Angka kejadian amputasi yang pasti di Indonesia saat ini tidak diketahui, taoi
menurut Vitriana (2002) di Amerika Serikat terjadi 43.000 kasus pe tahun dari jumlah
280.562,489 jiwa atau sekitar 0,02%, sedangkan dalam Raichle et al (2009) disebutkan
bahwa terjadi kasus amputasi sekitar 158.000 per tahun dari jumlah penduduk
307.212.123 atau sekitar 0,05%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan kasus amputasi di Amerika Serikat, baik secara jumlah,maupun secara
persentase dari jumlah penduduk.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari Amputasi

1.2.2 Apa saja etiologi dari Amputasi

1.2.3 Apa saja tanda dan gejala dari Amputasi

1.2.4 Apa saja pemeriksaan penunjang pada Amputasi

1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan pada Amputasi

1.2.6 Apa saja Diagnosa dan Intervensi keperawatan pada pasien Amputasi

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Amputasi.

2. Untuk mengetahui apa penyebab dari Amputasi.

3. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala dari Amputasi.

4. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang pada Amputasi.

5. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan pada Amputasi.

6. Untuk mengetahui diagnosa pada pasien Amputasi.

7. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada pasien Amputasi

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan Amputasi.

2. Mahasiswa mengetahui apa penyebab dari Amputasi.

3. Mahasiswa mengetahui apa saja tanda dan gejala dari Amputasi.

4. Mahasiswa mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang pada Amputasi.

5. Mahasiswa mengetahui Bagaimana penatalaksanaan pada Amputasi.

6. Mahasiswa mengetahui diagnosa pada pasien Amputasi.

7. Mahasiswa mengetahui Intervensi pada pasien Amputasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amputasi

Amputasi berasal dari bahasa latin yaitu amputate yang berarti pancung. Dalam ilmu
kedokteran diartikan sebagai membuang sebagian atau seluruh anggota gerak, sesuatu
yang menonjol atau tonjolan alat (organ) tubuh (soelarto reksoprodjo, 1995:581).
Amputasi adalah perlakuan yang mengakibatkan cacat menetap(Syamsuhidayat,
1997:1282). Dari beberapah pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
amputasi adalah membuang atau mengambil sebagian atau seluruh anggota gerak dari
organ tubuh yang mengakibatkan cacat menetap atau seumur hidup.

2.2 Etiologi

Penyebab amputasi adalah kelainan ekstremitas yang disebabkan oleh penyakit


Diabetes militus, gangren, cedera, dan tumor ganas.Tindakan amputasi dapat dilakukan
pada kondisi:

a. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.

b. kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.

c. adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.

d. gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.

3
2.3 Tanda dan Gejala

a. Nyeri pada bagian yang diamputasi yang berasal dari neuroma ujung saraf yang
dekat dengan permukaan.

b. Edema yang apabila tidak ditangani menyebabkan hiperplasia varikosa


dengankeronitis.

c. Dermatitis pada tempat tekanan ditemukan kista (epidermal atau aterom).

d. Busitis (terbentuk bursa tekanan antara penonjolan tulang dan kulit).

e. Bila kebersihan kulit diabaikan terjadi folikulitis dan furunkulitis.

f.. Sedih dan harga diri rendah (self esteem) dan diikuti proses kehilangan.

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pre operasi:

a. CBC dilakukan untuk mengukur WBC, hemoglobin, hematocrit.

b. waktu pembekuan di order untuk mengetahui penggumpalan darah.

c. kadar asam serum ditunjukkan untuk mengkaji pasien yang mengalami gangguan
keseimbangan cairan.

d. analisa urine digunakan untuk mendeteksi adanya sel darah merah,darah putih atau
protein yang mungkin mengindikasikan protein.

Post operasi:

a. CBC penurunan darah yang tiba-tiba menandakan hemoragi dan peningkatan sel
darah putih yang tiba-tiba mengidentifikasi adanya infeksi.

b. Kimia darah: ukuran elektrolit dan pemgisian cairan seimbang, selama operasi klien
sering menerima cairan iv.

4
2.5 Penatalaksanaan

Amputasi dianggap selesai setelah dipasang prostesis yang baik dan


berfungsi.tujuan bedah utama adalah mencapai penyembuhan luka amputasi,
mensghasilkan sisa tungkai(puntung) yang tidak nyeri tekan dengan kulit yang sehat
untuk penggunaan prostesis Ada 2 perawatan post amputasi yaitu :

1. Rigid dressing

Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar operasi.
Padawaktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi atau
tidak. Bila tidak diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai
menyebabkan konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-
tempat tulang yangmenonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi
nyeri dan mempercepat posisi berdiri.

Setelah pemasangan rigid dressing bisa dilanjutkan dengan mobilisasi


segera,mobilisasi setelah 7 – 10 hari post operasi setelah luka sembuh, setelah 2 – 3
minggu, setelahstump sembuh dan mature. Namun untuk mobilisasi dengan rigid
dressing inidipertimbangkan juga faktor usia, kekuatan, kecerdasan penderita,
tersedianya perawat yangterampil, therapist dan prosthetist serta kerelaan dan
kemauan dokter bedah untuk melakukansupervisi program perawatan. Rigid dressing
dibuka pada hari ke 7 – 10 post operasi untuk melihat luka operasi atau bila ditemukan
cast yang kendor atau tanda-tanda infeksi lokal atau sistemik.

2. Soft dressing

Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvensional, maka digunakan pembalut steril
yang rapi dan semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup.
Harusdiperhatikan penggunaan elastik verban jangan sampai menyebabkan konstriksi
pada stump.Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat tidur, melakukan
elevasi denganmengganjal bantal pada stump tidak baik sebab akan menyebabkan
fleksi kontraktur.Biasanya luka diganti balutan dan drain dicabut setelah 48 jam.

5
Ujung stump ditekan sedikitdengan soft dressing dan pasien diizinkan secepat mungkin
untuk berdiri setelah kondisinya mengizinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10-
14 post operasi. Pada amputasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak
meletakkan bantal dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
kontraktur.

2.6 Diagnosa keperawatan pada pasien Amputasi

Resiko Infeksi (D.0142) berhubungan dengan penyakit kronis.

2.7 Intervensi keperawatan pada pasien Amputasi

1. Monitor adanya odema pada stump

2. Fasilitasi menghadapi proses berduka karena kehilangan bagian tubuh.

3. Motivasi merawat stump secara pribadi

4. Diskusikan tujuan jangka panjang progam rehabilitasi (mis.berjalan tanpa alat


pendukung).

5. Ajarkan perawatan diri setelah pulang dari rumah sakit

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Amputasi adalah hilangnya sebagian alat gerak yang menyebabkan


ketidakmampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam derajat yang
bervariasi,tergantung dari bagaimana alat gerak yang hilang,usia,dan penanganan
(untuk kasus kehilangan alat gerak yang disebabkan amputasi). amputasi adalah
membuang atau mengambil sebagian atau seluruh anggota gerak dari organ tubuh
yang mengakibatkan cacat menetap atau seumur hidup.

3.2 Saran

Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi
fisik yang sehat seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa
mengalami hambatan. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam
tubuh menjadi sangat penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut
terhadap kelangsungan hidup serta aktifitas seseorang.

7
DAFTAR PUSTAKA

https//www.academia.edu (Diakses tanggal 27 Agustus 2022,jam 09:15)

https//id.scribd.com (Diakses tanggal 27 agustus 2022,jam 10:45)

PPNI.2016. Standar Diagnosa keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI


(Diakses pada 27 agustus 2022,jam 12:00)

PPNI.2018. Standar Intervensi keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI


(Diakses pada 27 agustus 2022,jam 12:25)

Anda mungkin juga menyukai