Disusun oleh:
Nama: Jessica M Tuerah
NIM: 21061050
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
2022
KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih karunia
dan tuntunanNya sehingga makalah ini boleh terselesaikan dengan baik.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.2 Etiologi 3
3.1 Simpulan 7
3.2 Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.6 Apa saja Diagnosa dan Intervensi keperawatan pada pasien Amputasi
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Amputasi berasal dari bahasa latin yaitu amputate yang berarti pancung. Dalam ilmu
kedokteran diartikan sebagai membuang sebagian atau seluruh anggota gerak, sesuatu
yang menonjol atau tonjolan alat (organ) tubuh (soelarto reksoprodjo, 1995:581).
Amputasi adalah perlakuan yang mengakibatkan cacat menetap(Syamsuhidayat,
1997:1282). Dari beberapah pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
amputasi adalah membuang atau mengambil sebagian atau seluruh anggota gerak dari
organ tubuh yang mengakibatkan cacat menetap atau seumur hidup.
2.2 Etiologi
c. adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.
3
2.3 Tanda dan Gejala
a. Nyeri pada bagian yang diamputasi yang berasal dari neuroma ujung saraf yang
dekat dengan permukaan.
f.. Sedih dan harga diri rendah (self esteem) dan diikuti proses kehilangan.
Pre operasi:
c. kadar asam serum ditunjukkan untuk mengkaji pasien yang mengalami gangguan
keseimbangan cairan.
d. analisa urine digunakan untuk mendeteksi adanya sel darah merah,darah putih atau
protein yang mungkin mengindikasikan protein.
Post operasi:
a. CBC penurunan darah yang tiba-tiba menandakan hemoragi dan peningkatan sel
darah putih yang tiba-tiba mengidentifikasi adanya infeksi.
b. Kimia darah: ukuran elektrolit dan pemgisian cairan seimbang, selama operasi klien
sering menerima cairan iv.
4
2.5 Penatalaksanaan
1. Rigid dressing
Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar operasi.
Padawaktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi atau
tidak. Bila tidak diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai
menyebabkan konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-
tempat tulang yangmenonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi
nyeri dan mempercepat posisi berdiri.
2. Soft dressing
Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvensional, maka digunakan pembalut steril
yang rapi dan semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup.
Harusdiperhatikan penggunaan elastik verban jangan sampai menyebabkan konstriksi
pada stump.Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat tidur, melakukan
elevasi denganmengganjal bantal pada stump tidak baik sebab akan menyebabkan
fleksi kontraktur.Biasanya luka diganti balutan dan drain dicabut setelah 48 jam.
5
Ujung stump ditekan sedikitdengan soft dressing dan pasien diizinkan secepat mungkin
untuk berdiri setelah kondisinya mengizinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10-
14 post operasi. Pada amputasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak
meletakkan bantal dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
kontraktur.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi
fisik yang sehat seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa
mengalami hambatan. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam
tubuh menjadi sangat penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut
terhadap kelangsungan hidup serta aktifitas seseorang.
7
DAFTAR PUSTAKA