Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AMPUTASI

Disusun Oleh :

1. Putri Wulandari (192102021)


2. Sarah Rudistira Firiana (192102025)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia,serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “”ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AMPUTASI” ’’ini
meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang akan
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Jombang, 12 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengatar............................................................................................................i
Dafar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................1
Rumusan Masalah...........................................................................................1
Tujuan………….............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi amputasi……...................................................................................3
2.2 Klasifikasi amputasi …………….................................................................3
2.3 Etiologi amputasi ..........................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis amputasi..........................................................................4
2.5 Patofisiologi amputasi...................................................................................5
2.6 Komplikasi amputasi.....................................................................................5
2.7 Penatalaksanaan amputasi.............................................................................5
2.8 Pemeriksaan penunjang........................................................... .....................6
2.9 Contoh ASKEP pada pasien Amputasi.........................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................26
3.2 Saran............................................................................................................26
Daftar Isi.................................................................................................................27

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang di hadapi
pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. Masalah yang di hadapioleh pasien yang mengalami amputasi tidak
hanya pada upaya memenuhi kebutuhan fisiksemata, tetapi lebih dari itu,
perawat berusaha untuk mempertahankan intregitas diri pasiensecara utuh,
sehingga tidak menimbulkan komplikasi fisik selama kegiatan
intraoperatif,tidak mengakibatkan gangguan mental, pasien dapat menerima
dirinya secara utuh danditerima dalam masyarakat.(Harnawatia,
2008)Amputasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
menyelamatkan seluruhtubuh dengan mengorbankan bagian tubuh yang lain.
Terdapat berbagai sebab mengapadilakukan amputasi. 70% amputasi
dilakukan karena penyumbatan arteri
yang sebagian besar disebabkan oleh diabetes militus, 3% amputasi dilakukan 
karena adanya trauma, 5%amputasi dilakukan karena adanya tumor dan 5%
lainnya karena cacat kongenital.Kehilangan ekstremitas atas memberikan
masalah yang berbeda bagi pasien dari padakehilangan ekstemitas bawah
karena ekstremitas atas mempunyai fungsi yang sangat spesial .Amputansi
dapat di anggap sebagai jenis pembedahan rekonstruksi dratis dan di
gunakanuntuk menghilangkan gejala memperbaiki fungsi dan menyelamatkan
atau memperbaikikualitas hidup pasien.Bila tim perawat kesehatan mampu
berkomunikai dengan gaya positif maka pasienakan lebih mampu
menyesuaikan diri terhadap amputasi dan berpatisipasi aktif dalamrencana
rehabilitas karena kehilangan ekstremitas memerlukan penyusuaian
besar. Persepsi pasien mengenai amputasi harus di pahami oleh tim perawat k
esehatan. Pasien harusmenyesuaikan diri dengan adanya perubahan citra diri
permanen, yang harus di selaraskansedemikian rupa sehingga tidak akan
menimbulkan harga diri rendah pada pasien akibat perubahan citra tubuh
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi dari amputasi?
2. Apa saja klasifikasi dari amputasi?
3. Apa saja etiologi dari amputasi?
4. Bagaimana patofisiologi dari amputasi?
5. Apa saja manifestasi klinis dari amputasi?
6. Apa saja komplikasi dari amputasi?
7. Apa saja penatalaksanaan dari amputasi?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari amputasi?
9. Bagaimana contoh kasus asuhan keperawatan pada pasien amputasi?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari amputasi
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari amputasi
3. Untuk mengetahui etiologi dari amputasi
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari amputasi
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari amputasi
6. Untuk mnegetahui komplikasi dari amputasi
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari amputasi
8. Untuk mengetahui pemeriksan penunjang dari amputasi
9. Untuk menegtahui contoh kasus asuhan keperawatan pada pasien
amputasi
2

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan
“pancung”. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian
tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan
ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihanterakhir
manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak
mungkin dapatdiperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala
kondisi organ dapatmembahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh
atau merusak organ tubuh yang lainseperti dapat menimbulkan komplikasi
infeksi. (Daryadi,2012)Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang
melibatkan beberapa sistem tubuhseperti sistem integumen, sistem
persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sistencardiovaskuler. Labih lanjut
ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi klien ataukeluarga berupa
penurunan citra diri dan penurunan produktifitas

2.2 Klasifikasi
Berdasarkan pelaksanaan amputasi menurut (Brunner & Suddart 2001),
dibedakanmenjadi :
 Amputasi Elektif/TerencanaAmputasi jenis ini dilakukan pada
penyakit yang terdiagnosis dan
mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus-
menerus. Amputasi dilakukan sebagaisalah satu tindakan alternatif
terakhir.
 Amputasi Akibat TraumaMerupakan amputasi yang terjadi sebagai
akibat trauma dan tidak direncanakan.Kegiatan tim kesehatan
adalah memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta
memperbaikikondisi umum klien
 Amputasi DaruratKegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh
tim kesehatan. Biasanya merupakantindakan yang memerlukan
kerja yang cepat seperti pada trauma dengan patah tulangmultiple
dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.Jenis amputasi secara
umum menurut (Daryadi,2012) adalah :
 Amputasi TerbukaAmputasi terbuka dilakukan pada kondisi
infeksi yang berat dimana pemotongan pada tulang dan otot pada
tingkat yang sama.
 Amputasi TertutupAmputasi tertutup dilakukan dalam kondisi
yang lebih memungkinkan dimana dibuatskaif kulit untuk menutup
luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5cm
dibawah potongan otot dan tulang. Setelah dilakukan tindakan
pemotongan, maka kegiatan selanjutnyameliputi perawatan luka
operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga
kekuatanotot/mencegah kontraktur, mempertahankan intaks

3
jaringan, dan persiapan untuk penggunaan
protese ( mungkin ). Berdasarkan pada gambaran
prosedur tindakan pada klienyang mengalami amputasi maka
perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien sesuaidengan
kompetensinya.
Berdasarkan ekstremitas, amputasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
 Amputasi ekstremitas bawahContohnya yaitu pada amputasi Atas
Lutut (AL), Disartikulasi Lutut, amputasi BawahLutut (BL), dan
Syme.
 Amputasi ekstremitas atasContohnya yaitu pada amputasi Atas
Siku (AS) dan Bawah Siku (BS).
 Berdasarkan sifat, amputasi terbagi menjadi :
 Amputasi terbukaSuatu amputasi yang dilakukan untuk infeksi
berat, yang meliputi pemotongan tulangdan jaringan otot pada
tingkat yang sama. Pembuluh darah dikauterisasi dan luka
dibiarkanterbuka untuk mengalir.
 Amputasi tertutupSuatu amputasi yang dilakukan dengan cara
menutup luka dengan flap kulit yangdibuat memotong tulang kira-
kira 2inchi lebih pendek daripada kulit dan otot.
2.3 Etiologi
Indikasi utama bedah amputasi bisa disebabkan oleh :
 Iskemia, karena penyakit reskularisasi perife, biasa nya pada
orangtua seperti pada penyakit artherosklerosis dan diabetes
mellitus.
 Trauma, amputasi bisa diakibatkan karena kecelakaan dan thermal
injury seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme
seperti pagets disease dan kelaian kongenital.
Faktor predisposisi terjadinya amputasi yaitu :
 Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.
 Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
 Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
 Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh
lainnya.
 Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara
konservatif.
 Deformitas organ
2.4 Patofisiologi
Amputasi di lakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari
tubuh dengan metode :
 Metode terbuka guilottone amputasiMetode ini di lakukan pada
klien dengan infeksi yang mengembang atau berat dimana
pemotongan di lakukan pada tinggkatyang samabentuknya benar
benar terbuka dan di pasang drainage agar luka bersih dan luka
dapat di tutup setelah infeksi
 Metode tertutupDi lakukan dalam kondisi yang lebih mungkin
pada metode ini kulit tepi ditarik ataudi buat skalfuntuk menutupi

4
luka pada atas ujung tulang dan di jahit pada daerah yang
diamputansi
2.5 Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang dapat di temukan pada pasien dengan post operasi
amputasiantara lain :
 Nyeri akut
 Keterbatasan fisik
 Pantom snydrom e
 Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak nyaman
 Adanya gangguan citra tubuh mudah marah , cepat tersinggung
pasien cenderung berdiam diri
2.6 Komplikasi
Komplikasi dari amputasi meliputi perdarahan infeksi dan kerusakan kulit.
Karenaadanya pembuluh darah besar yang dipotong dapat terjadi
perdarahan masif. Infeksimerupakan infeksi pada semua pembedahan
dengan peredaran darah buruk atau kontaminasiluka setelah amputasi
traomatika resiko infeksi meningkat peyembuhan luka yang buruk
daniritasi akibat protesis dapat menyebabkan kerusakan kronik.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dalam penangan pasien dengan
amputasi yaitu
 Tingkatan amputasiAmputasi dilakukan pada titik paling distal
yang masih dapat mencapai penyembuhan dengan baik. Tempat
amputasi ditentukan berdasarkan dua faktor : peredarandarah pada
bagian itu dan kegunaan fungsional misalnya (sesuai kebutuhan
protesis),
status peredaran darah eksterimtas dievaluasi melalui pemerikasaan 
fisik dan uji tertentu. Perfusiotot dan kulit sangat penting untuk
penyembuhan. Floemetri dopler penentuhan tekanandarah
segmental dan tekanan persial oksigen perkutan (pa02). Merupakan
uji yang sangat berguna angiografi dilakukan bila refaskulrisasi
kemungkinan dapat dilakukan.Tujuan pembedahan adalah
memepertahankan sebanyak mungkin tujuan ekstrmitaskonsisten
dengan pembasmian proses penyakit. Mempertahankan lutut dan
siku adalah pilihan yang diinginkan. Hampir pada semua tingkat
amputasi dapat dipasangi prostesis.Kebutuhan energi dan
kebutuhan kardovaskuler yang ditimbulkan akan menigktkandan
mengunaka kursi roda ke prostesis maka pemantauan kardivaskuler
dan nutrisi yang kuatsangat penting sehingga batas fisiologis dan
kebutuhan dapat seimbang.
 Penatalaksanaan sisa tungkaiTujuan bedah utama adalah mencapai
penyembuhan luka amputasi menghasilkan sisatungkai puntung
yang tidak nyeri tekan dan kuli yang sehat untuk pengunaan
prostesis, lansiamungkin mengalami keterlambatan penyembuhan
luka karena nutrisi yang buruk danmasalah kesehatan lainnya
Perawatan pasca amputasi yaitu :

5
 Pasang balut steril tonjolan-tonjolan hilang dibalut tekan
pemasangan perban elastisharus hati-hati jangan sampai
konstraksi putung di proksimlnya sehingga distalnyaiskemik.
 Meningikan pungtung dengan mengangkat kaki jangan ditahn
dengan bantal sebabdapat menjadikan fleksi kontraktur pada
paha dan lutut.
 Luka ditutup drain diangkat setelah 48-72 jam sedangkan
putung tetap dibalut tekan,angkta jahitan hari ke 10 sampai 11.
 Amputasi bawah lutut tidak boleh mengantung dipinggir
tempat tidur atau berbaringatau duduk lama dengan fleksi lutut.
 Amputasi diatas lutut jangan dipadang bantal diantara paha
atau memberikanabdukasi putung, mengatungnya waktu jalan
dengan kruk untuk mencegah kostrukturlutut dan paha.

2.8 Pemeriksaan penunjang


Menurut (Daryadi,2012), pemeriksaan diagnostik pada klien Amputasi
meliputi :
 Foto rongent Untuk mengidentifikasi abnormalitas tulang
 CT san Mengidentifikasi lesi neoplestik, osteomfelitis,
pembentukan hematoma
 Angiografi dan pemeriksaan aliran darah mengevaluasi perubahan
sirkulasi / perfusi jaringan dan membantu memperkirakan potensia
l penyembuhan jaringan setelahamputansi
 Kultur luka mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme
penyebab
 Biopsy mengkonfirmasi diagnosa benigna / maligna
 Led peninggian mengidentifikasi respon inflamasi
 Hitung darah lengkap / deferensial peningian dan perpindahan ke
kiri di duga prosesinfeksi
2.9

6
2.9 Contoh kasus asuhan keperawatan pada pasien amputasi
Seorang laki-laki usia 43 tahun dibawa kerumah sakit pada tanggal 13 maret
2021. Klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan. Klien tampak
meringis dan gelisah. Klien juga terlihat murung dan menarik diri. Klien juga
mengatakan sulit tidur karena nyeri hilang timbul pada malam hari. Setelah
dikaji, terdapat nyeri tekan, luka terbuka yang telah terinfeksi, edema, dan
kemerahan pada kaki sebelah kanan. Hasil pemeriksaan fisik TD 130/80
mmHg, N :76x/menit, RR : 20x/menit, S : 37,5.
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. K
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Dsn.Pajaran, Ds.Peterongan, Kab. Jombang
No. Register : 170906
Tanggal MRS : 13 Maret 2021 , Jam : 07.00
Tanggal pengkajian : 13 Maret 2021 , Jam : 17.00
Diagnosa Medis : Amputasi bawah lutut
Penanggung Jawab : ASKES/ASTEK/JAMSOSTEK/JPS/SENDIRI
II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri pada kaki kanannya
Riwayat MRS : Saat di lakukan pengkajian pada tanggal 13 maret 2021,
klien mengatakan nyeri pada kaki kanannya, nyeri bersifat hilang timbul
dengan rasa seperti tertusuk-tusuk dan terdapat nyeri tekan pada kaki
kanan klien, klien tampak meringis dan gelisah menahan nyeri tersebut.
Selain itu klien juga mengatakan bahwa ia merasa takut akan dilakukan
operasi. Klien nampak cemas dan ketakutan, klien juga mengatakan
bingung dan tidak tahu tentang penyakitnya. klien juga mengatakan
bahwa ia takut tidak bisa bekerja lagi. Klien tampak sedih, klien tampak
murung dan menarik diri
Upaya yang telah dilakukan : -
Terapi / operasi yang pernah dilakukan :-
Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan pernah mengalami
kecelakaan satu bulan yang lalu yangmenyebabkan kaki kanan klien luka
parah, lalu klien dibawa ke puskesmas untuk
pertolongan pertama. Sejak saat itu kaki sebelah kanan klien sering meng
alami nyeri dan lukanya takkunjung sembuh. Saat nyeri klien hanya beli
obat di apotek, minum jamu/herbal. Namun seiring berjalannya waktu,

7
rasa nyeri dan luka yang dialaminya semakin parah, itulah mengapa pada
13 Maret 2021 klien datang ke RS untuk berobat
2. Riwayat penyakit keluarga : klien dan keluarga mengatakan tidak ada
yang menderita penyakit yang sama dengan klien
3. Riwayat kesehatan lingkungan : klien mengatakan rumah selalu terawatt
dengan bersih, ventilasi dan pencahayaan rumah baik, serta kebersihan
lingkungan sekitar rumah juga baik
4. Riwayat kesehatan lainnya
Pasien ibu/keluarga berencana : -
Alat bantu yang dipakai :
 Gigi palsu : tidak ada
 Kacamata : ada
 Pendengaran : tidak ada
 Lainnya : tidak ada

I. PENGKAJIAN 11 POLA GORDON

N POLA SEBELUM MRS SAAT DI RS


O
1. Pola persepsi terhadap  Kl  Klie
kesehatan-managemen ien n meminum obat
kesehatan mengkonsumsi sesuai resep
obat yang dibeli dokter
di apotik dan
jamu herbal  Klie
 Klie n hanya
n tidak pernah berbaring
rekreasi ditempat tidur

 Klie
 Kl n menggosok
ien selalu gigi sehari 2x di
menggosok gigi ranjang
sehari 2x  Klie
 Kl n tidak pernah
ien selalu mencuci rambut

8
mencuci rambut selama masuk
2x sehari RS
 Kl  Klie
ien tidak pernah n tidak pernah
merokok/minu merokok/minum
m alcohol alcohol
 Kl
ien tidak ada  Klie
alergi obat n tidak ada alergi
obat

2. Pola nutrisi metabolis:  Klie  Klie


n makan 3-4 n makan 3x
kali sehari sehari
sebelum masuk
RS  Klie
 Klie n hanya makan
n makan makanan yang
makanan dianjurkan
sederhana
selama dirumah  Klie
 Klie n merasa nafsu
n nafsu makan makannya
apa saja menurun
sebelum MRS
 Klie  Klie
n mengeluh n mengeluh
nyeri kaki nyeri kaki
sebelah kanan sebelah kanan
sejak 1 bukan
yang lalu

3. Pola eliminasi:  Klie  Klie

9
n BAB 1-2x n 1x BAB
sehari sebelum selama MRS,
MRS, Konsistensi
Konsistensi lembek dan
lembek dan berbau khas
berbau khas  Klie
 Klie n BAK dibantu
n BAK di bantu kateter
oleh istrinya ke
kamar mandi
4. Pola aktivitas dan latihan:  Klie  Klie
 Jenis aktivitas sehari- n n mengatakan
hari. mengakatakan aktifitasnya
 Ativitas untuk aktifitas sehari- dibatasi , dan
penggunaan waktu hari dibantu segala aktifitas
senggang. oleh istrinya dibantu oleh
 Kebiasaan latihan. keluarga dan
 Upaya pergerakan sendi perawat

 Kesulitan yang dihadapi


dan upaya untuk
mengatasinya
5. Pola istirahat tidur:  Klie  Klie
n mengatakan n mengatakan
tidur malam tidur mulai jam
mulai pukul 21.00-05.00
21.30-04.00  Klie
 Klie n mengatakan
n mengatakan sulit tidur karena
sulit tidur merasa nyeri
karena merasa
nyeri
6. Pola sensori dan kognitif:  Klien  Klien
mengatakan mengatakan

10
semua indra semua indra
berfungsi berfungsi
dengan baik dengan baik
 Klien bisa  Klien merasa
berpikir dengan seringkali tidak
lancer, mudah focus karena
mengingat dan adanya nyeri
berpikir logis
dalam setiap
hal
7. Pola persepsi dan konsep  
diri menggambark menggambark
an dirinya an dirinya
sedang sehat sedang sakit
 
asertif asertif
 
tidak bisa bahwa dia
beraktifitas sekarang
dengan normal menjadi pasien
8. Pola hubungan-peran:  Klien  Klien
berhubungan berhubungan
baik dengan baik dengan
stiap anggota stiap anggota
keluarga keluarga
 Klien hanya  Klien hanya
berbaring di berbaring di
tempat tidur tempat tidur
sejak 1 bulan
yang lalu
9. Pola seksualitas  Klien sudah  Klien sudah
menikah dan menikah dan
mempunyai 2 mempunyai 2

11
anak anak
10. Pola penanganan masalah  
stress khawatir pada sakitnya
sakitnya
11. Pola keyakinan-nilai  Klie  Klie
n beragama n beragama
islam islam
 Klie  Klie
n selalu sholat n sholat 5
5 waktu waktu
 Klie  Klie
n n
melaksanakan melaksanakan
sholat di sholat di atas
rumah dalam tempat tidur
keadaan dalam keadaan
duduk berbaring
/duduk

Nyeri / Ketidaknyamanan
Subjektif (Gejala)
Lokasi: perut sebelah kanan
intensitas (1-10 dimana 10 sangat nyeri) : 7 Frekuensi: terus
menerus_______
Kualitas :nyeri seperti ditusuk Durasi: nyeri hilang
timbul
Faktor-faktor pencetus : trauma karena kecelakaan 1 bulan yang lalu
Cara menghilangkan : meminum obat anti nyeri dari apotek dan
jamu herbal
Faktor-faktor yang berhubungan : -
Dampak pada aktivitas : tidak bisa beraktifitas secara bebas dan
mandiri
Fokus tambahan :-

12
Obyektif (Tanda)
Mengkerutkan muka : iya Menjaga area yang sakit: iya
Respons emosional : baik Penyempitan fokus: -
Perubahan TD : iya Nadi: 76x/menit

II. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keada
an umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis , E4 V5 M6

Status Gizi : TB = 169 cm

BB = 70 kg

IMT = BB : TB2 = 70 : 1,692 = 70: 2,85 = 24,56

2. Tanda
-tanda vital
 Suhu : 37,5℃
 Nadi : 76x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Tekanan darah: 130/80 mmHg
3. Kepala

 Rambut: warna hitam dominasi beruban dan bersih , penyebaran


rambut tidak merata, bercabang, mudah patah
 Muka: tidak ada kelumpuhan otot fasialis, tidak sembab , tidak
pucat
 Mata: lengkap, bentuk simetris antara kiri dan kanan, konjungtiva
anemis, palpebra tidak ada edema, kornea jernih, reflek pupil+, pupil
isokor
 Telinga: bentuk simetris kanan dan kiri, ukuran sedang, bersih,
tidak ada pendarahan, tidak ada nyeri tekan, klien dapat mendengar
gesekan jari

13
 Hidung dan sisnus-sinus: bentuk simetris, tidak ada sekret , tidak
ada pendarahan, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,
ketajaman penciuman normal dan tidak ada kelainan
 Mulut-faring: bibir berwarna coklat gelap , terdapat 2 gigi graham
yang berlubang, lidah berwarna merah muda, tidak pecah-pecah, tidak
ada sianosis, tidak ada masa, mukosa lembab
 Leher: tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada lesi
4. Dada
 Inspeksi: bentuk simetris, eupnea, tidak ada sianosis
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus sama
 Paru:
o Palpasi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri
sama, CRT<2 detik
o Perkusi: sonor
o Auskultasi: vesikuler
 Jantung
o Amati dan palpasi: tidak ada lesi,teraba ictus cordis pada
intercostalis ke 5, 2 cm dari midclavicularis kiri
o Auskultasi: bunyi jantung 1 terdengar lup dan bunyi jantung 2
terdengar dup, tidak ada bunyi jantung tambahan

5. Abdomen
 Inspeksi: tidak ada benjolan, tidak ada bayangan vena ,
 Auskultasi: peristaltik usus 18x/menit
 Palpasi: tidak ada pembesaran hati, tidak adanya nyeri tekan,tidak ada
pembesaran hepar
 Perkusi: bunyi pekak pada kuadran 1, dan timpani pada kuadran 2
6. Perkemihan
 Inspeksi : bersih ,warna kuning jernih
7. Genetalia laki-laki

14
 Inspeksi: penyebaran rambut rata, rambut pubis bersih , tidak ada lesi
pada kulit skrotum dan penis, tidak ada benjolan pada axilla dan
clavicula, ada pembesaran pada kelenjar prostat
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan, testis teraba elastis
8. Anus
 Inspeksi : tidak ada hemoroid, warna merah tua
9. Punggung
 Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada luka, warna kulit sawo matang
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan
10. Ektre
mitas
Ekstremitas atas
 Inspeksi : tidak ada odeme antara kiri dan kanan , otot simetris
kanan dan kiri, pergerakan sendi bebas, tidak ada ruam pada kulit
kiri dan kanan, tidak terdapat peradangan antar kiri dan kanan
 Palpasi : turgor kulit baik
Ekstremitas bawah
 Inspeksi : adanya luka terbuka yang telah terinfeksi pada kaki
bawah lutut sebelah kanan, adanya kemerahan disekitar luka,
adanya edema
 Palpasi : adanya nyeri tekan pada kaki sebelah kanan
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
 Hemoglobin : 12.5gr/dl (n : 14-17,5 g/dl)
 Eritrosit : 4,87 106/ul (n : 4,5-5,9 106/ul)
 Leukosit : 8,7 103/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
 Trombosit : 278 (n : 150-450)
 Gol darah :O
 HBSAG :-
 Elektrolit darah
 Kalsium (ion) : 1,40 mmol/L (n : 1,12-1,32)

15
 Natrium : 134 mmol/L (n : 136-146)
 Kalium : 3,8 mmol/L (n : 3,5-5,1)
 SGOT (AST) : 16 U/L (n : <=40)
 SGPT (ALT) : 40 U/L (n : <=41)
 Ureum darah : 32,9 mg/dL (n : 16,6-48,5)
IV. TERAPI
Ranitidine (2x1), Ondansentron (2x1), Dexketoprofen (2x1)

16
ANALISA DATA
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
13 maret 2021 DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut
- Klien mengatakan (trauma)
nyeri pada kaki
sebelah kanan
DO :
- Klien tampak
meringis
- Klien tampak
gelisah.
- Klien terlihat
murung dan menarik
diri.
- Tekanan darah
meningkat
- Sulit tidur

13 Maret 2021 DS : Nyeri Gangguan mobilitas


- Klien mengatakan fisik
nyeri saat bergerak
DO :
- Rentang gerak
menurun
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

17
TANGGAL NO. DIAGNOSA DIAGNOSA KEPERAWATAN

13 Maret 2021 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik yang d.d
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah
kanan
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah.
- Klien terlihat murung dan menarik diri.
- Tekanan darah meningkat
- Sulit tidur
13 Maret 2021 2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri yang d.d
DS :
- Klien mengatakan nyeri saat bergerak
DO :
- Rentang gerak menurun
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah

18
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
Nyeri akut b.d agen pencedera Tujuan : Manajemen nyeri
fisik yang d.d Setelah dilakukan tindakan 1.08238
DS : keperawatan dalam waktu 4x24 Observasi
- Klien mengatakan nyeri jam masalah nyeri akut teratasi - Identifikasi lokasi,
pada kaki sebelah kanan Kriteria hasil : karakteristik, durasi,
DO : - Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
- Klien tampak meringis - Meringis menurun intensitas nyeri
- Klien tampak gelisah. - Gelisah menurun - Identifikasi skala ny
- Klien terlihat murung dan - Menarik diri menurun - Identifikasi respons
menarik diri. - Tekanan darah membaik nonverbal
- Tekanan darah meningkat - Kesulitan tidur menurun - Identifikasi faktor ya
- Sulit tidur memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengetah
dan keyakinan tenta
nyeri
- Identifikasi nyeri pa
kualitas hidup
- Monitor efek sampin
penggunaan analget
Terapeutik
- Berikan terapi
nonfarmakologi untu
mengurangi rasa nye
(mis. Terapi musik,t
pijat,aromaterapi,
kompres hangat/ding
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan

19
memperberat rasa ny
- Fasilitasi istirahat tid
- Pertimbangkan jenis
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonito
nyeri secara mandiri
- Anjurkan mengguna
analgetik secara tepa
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untu
mengurangi rasa nye
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberia
analgetik jika perlu
Gangguan mobilitas fisik b.d Tujuan : Dukungan ambulasi
nyeri yang d.d Setelah dilakukan tindakan 1.06171
DS : keperawatan dalam waktu 4x24 Observasi
- Klien mengatakan nyeri jam masalah nyeri akut teratasi - Identifikasi adanya
saat bergerak Kriteria hasil : nyeri/keluhan fisik
DO : - Nyeri menurun lainnya
- Rentang gerak menurun - Rentang gerak (ROM) - Identifikasi tolerans
- Gerakan terbatas meningkat melakukan ambulas
- Fisik lemah - Gerakan terbatas - Monitor frekuensi
menurun jantung dan tekanan
- Kelemahan fisik menurun darah sebelum mem
ambulasi

20
- Monitor kondisi um
selama melakukan
ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan ala
bantú
- Libatkan keluarga u
membantu pasien da
meningkatkan ambu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi
sederhana yang haru
dilakukan

21
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA PUKUL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TTD DAN


KEPERAWATAN NAMA
TERANG
Nyeri akut b.d agen 08.00-08.10 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, Ns. Putri
pencedera fisik yang d.d durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
DS : nyeri
- Klien - mengidentifikasi skala nyeri
08.10-08.15
mengatakan 08.15-08.20 - mengidentifikasi respons nyeri
nyeri pada kaki nonverbal
sebelah kanan 08.20-08.25 - mengidentifikasi faktor yang
DO : memperberat dan memperingan nyeri
- Klien tampak 08.25-08.30 - mengidentifikasi pengetahuan dan
meringis keyakinan tentang nyeri
- Klien tampak 08.30-08.35 - mengidentifikasi nyeri pada kualitas
gelisah. hidup
- Klien terlihat 08.35-08.45 - memonitor efek samping penggunaan
murung dan analgetik
menarik diri. 08.45-09.00 - memberikan terapi nonfarmakologi
- Tekanan darah untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
meningkat Terapi musik,terapi pijat,aromaterapi,
- Sulit tidur kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- mengontrol lingkungan yang
09.00-09.05
memperberat rasa nyeri
- memfasilitasi istirahat tidur
09.05-10.30
10.30-10.40 - mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
- menjelaskan penyebab, periode, dan
10.40-10.50
pemicu nyeri
10.50-11.00
- menjelaskan strategi meredakan nyeri

22
- menganjurkan memonitor nyeri secara
11.00-11.05
mandiri
- menganjurkan menggunakan analgetik
11.05-11.10
secara tepat
- mengajarkan teknik nonfarmakologi
11.10-11.30
untuk mengurangi rasa nyeri
- mengkolaborasi pemberian analgetik
11.30-11.40
jika perlu

Gangguan mobilitas 11.45-12.00 - mengidentifikasi adanya nyeri/keluhan Ns. Sarah


fisik b.d nyeri yang d.d fisik lainnya
DS : 12.00-12.10 - mengidentifikasi toleransi fisik
- Klien melakukan ambulasi
mengatakan 12.10-12.25 - memonitor frekuensi jantung dan
nyeri saat tekanan darah sebelum memulai
bergerak ambulasi
DO : - memonitor kondisi umum selama
12.25-12.45
- Rentang gerak melakukan ambulasi
menurun - memfasilitasi aktivitas ambulasi
12.45-12.50
- Gerakan terbatas dengan alat bantú
- Fisik lemah - melibatkan keluarga untuk membantu
12.50-12.55
pasien dalam meningkatkan ambulasi
- menjelaskan tujuan dan prosedur
12.55-13.00
ambulasi
- menganjurkan melakukan ambulasi
13.00-13.10
dini
- mengajarkan ambulasi sederhana yang
13.10-13.30
harus dilakukan

23
CATATAN PERKEMBANGAN

NO. TGL/JAM Dx.Kep CATATAN PERKEMBANGAN


(SOAP)
1. 18 Maret 2021 Nyeri akut b.d agen pencedera S : Klien mengatakan nyeri di
14.00 kakinya sudah sedikit menurun
fisik yang d.d
O:
DS : - Meringis menurun
- Klien mengatakan nyeri - Klien masih tampak Gelisah
pada kaki sebelah kanan - Klien masih Menarik diri
DO : - Tekanan darah membaik
- Klien tampak meringis - Kesulitan tidur menurun
A : masalah nyeri akut teratasi
- Klien tampak gelisah.
sebagian
- Klien terlihat murung dan P : Lanjutkan intervensi
Observasi
menarik diri.
- Identifikasi lokasi,
- Tekanan darah meningkat
karakteristik, durasi,
- Sulit tidur
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri
nonverbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan terapi
nonfarmakologi untuk

24
mengurangi rasa nyeri (mis.
Terapi musik,terapi
pijat,aromaterapi, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
2. 18 Januari Gangguan mobilitas fisik b.d S : Klien mengatakan sedikit nyeri
2021
nyeri yang d.d saat bergerak
15.00
DS : O:
- Klien mengatakan nyeri - Rentang gerak (ROM)
saat bergerak masih sedikit terbatas
DO : - Gerakan sedikit masih

25
- Rentang gerak menurun terbatas
- Gerakan terbatas - Kelemahan fisik menurun
A : masalah gangguan mobilitas
- Fisik lemah
fisik sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Observasi
- Identifikasi adanya
nyeri/keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
- Monitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantú
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB sebelumnya maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa :Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. I dengan Amputasi
bawah lutut (BL),diperoleh data bahwa klien mengatakan bahwa nyeri pada
kaki kanannya, nyeri bersifat hilang timbul dengan rasa seperti tertusuk dan
terdapat nyeri tekan pada kaki kanan klien,klien tampak meringis dan gelisah
menahan nyeri tersebut. Klien tampak sedih, klien tampak murung dan
menarik diri.Adapun diagnosa yang muncul pada kasus ini adalah :
1.  Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
Pada tahap perencanaan, rencana keperawatan disusun sesuai dengan
masalahkeperawatan. Dalam memprioritaskan masalah keperawatan dilihat
dari kebutuhan kondisi klien saat pengkajian.Adapun rencana tindakan yang
akan dilakukan antara lain adalah mengkaji nyeri . Yang menyebabkan nyeri
yaitu karena adanya pembengkakan luka kronis yang telah terinfeksi pada kaki
kanan klien. Adapun kualitas nyeriyaitu seperti tertusuk dengan sifat nyeri
tekan. Wilayah dari nyeri yaitu di kaki kanan klien.Skala nyeri yaitu 7 dengan
waktu yang bersifat hilang timbul. Selain mengkaji nyeri penulis juga telah
mengajarkan teknik relaksasi berupa nafas dalam untuk membantu
klien mengatasinyeri nya, mengukur Vital Sign klien, serta memberitahukan
kepada klien terkait dengan penyakit dan prosedur pembedahan

3.2 Saran
Untuk perawat :
Hendaknya setiap memberikan asuhan keperawatan harus di
dokumentasikan
dengan baik dan benar untuk mempertanggung jawabkan keadaan klien se
telah dilakukan tindakankeperawatan

27
DAFTAR PUSTAKA

Huda Amin Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015.


Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC
NOC.
Jogjakarta : Mediaction.Heather T. Herdman & Shigemi Kamitsuru. 2015.
Diagnosis Keperawatan :  Definis& Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Terjemahan
Indonesia.
Jakarta : Penerbit Buku KedokteranEGC
Standar diagnosis keperawatan Indonesia
Standart intervensi keperawatan Indonesia
Standar luaran keperawatan indonesia

28

Anda mungkin juga menyukai