Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia,serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “”ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AMPUTASI” ’’ini
meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang akan
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengatar............................................................................................................i
Dafar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................1
Rumusan Masalah...........................................................................................1
Tujuan………….............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi amputasi……...................................................................................3
2.2 Klasifikasi amputasi …………….................................................................3
2.3 Etiologi amputasi ..........................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis amputasi..........................................................................4
2.5 Patofisiologi amputasi...................................................................................5
2.6 Komplikasi amputasi.....................................................................................5
2.7 Penatalaksanaan amputasi.............................................................................5
2.8 Pemeriksaan penunjang........................................................... .....................6
2.9 Contoh ASKEP pada pasien Amputasi.........................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................26
3.2 Saran............................................................................................................26
Daftar Isi.................................................................................................................27
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari amputasi
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari amputasi
3. Untuk mengetahui etiologi dari amputasi
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari amputasi
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari amputasi
6. Untuk mnegetahui komplikasi dari amputasi
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari amputasi
8. Untuk mengetahui pemeriksan penunjang dari amputasi
9. Untuk menegtahui contoh kasus asuhan keperawatan pada pasien
amputasi
2
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan
“pancung”. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian
tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan
ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihanterakhir
manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak
mungkin dapatdiperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala
kondisi organ dapatmembahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh
atau merusak organ tubuh yang lainseperti dapat menimbulkan komplikasi
infeksi. (Daryadi,2012)Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang
melibatkan beberapa sistem tubuhseperti sistem integumen, sistem
persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sistencardiovaskuler. Labih lanjut
ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi klien ataukeluarga berupa
penurunan citra diri dan penurunan produktifitas
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan pelaksanaan amputasi menurut (Brunner & Suddart 2001),
dibedakanmenjadi :
Amputasi Elektif/TerencanaAmputasi jenis ini dilakukan pada
penyakit yang terdiagnosis dan
mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus-
menerus. Amputasi dilakukan sebagaisalah satu tindakan alternatif
terakhir.
Amputasi Akibat TraumaMerupakan amputasi yang terjadi sebagai
akibat trauma dan tidak direncanakan.Kegiatan tim kesehatan
adalah memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta
memperbaikikondisi umum klien
Amputasi DaruratKegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh
tim kesehatan. Biasanya merupakantindakan yang memerlukan
kerja yang cepat seperti pada trauma dengan patah tulangmultiple
dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.Jenis amputasi secara
umum menurut (Daryadi,2012) adalah :
Amputasi TerbukaAmputasi terbuka dilakukan pada kondisi
infeksi yang berat dimana pemotongan pada tulang dan otot pada
tingkat yang sama.
Amputasi TertutupAmputasi tertutup dilakukan dalam kondisi
yang lebih memungkinkan dimana dibuatskaif kulit untuk menutup
luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5cm
dibawah potongan otot dan tulang. Setelah dilakukan tindakan
pemotongan, maka kegiatan selanjutnyameliputi perawatan luka
operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga
kekuatanotot/mencegah kontraktur, mempertahankan intaks
3
jaringan, dan persiapan untuk penggunaan
protese ( mungkin ). Berdasarkan pada gambaran
prosedur tindakan pada klienyang mengalami amputasi maka
perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien sesuaidengan
kompetensinya.
Berdasarkan ekstremitas, amputasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
Amputasi ekstremitas bawahContohnya yaitu pada amputasi Atas
Lutut (AL), Disartikulasi Lutut, amputasi BawahLutut (BL), dan
Syme.
Amputasi ekstremitas atasContohnya yaitu pada amputasi Atas
Siku (AS) dan Bawah Siku (BS).
Berdasarkan sifat, amputasi terbagi menjadi :
Amputasi terbukaSuatu amputasi yang dilakukan untuk infeksi
berat, yang meliputi pemotongan tulangdan jaringan otot pada
tingkat yang sama. Pembuluh darah dikauterisasi dan luka
dibiarkanterbuka untuk mengalir.
Amputasi tertutupSuatu amputasi yang dilakukan dengan cara
menutup luka dengan flap kulit yangdibuat memotong tulang kira-
kira 2inchi lebih pendek daripada kulit dan otot.
2.3 Etiologi
Indikasi utama bedah amputasi bisa disebabkan oleh :
Iskemia, karena penyakit reskularisasi perife, biasa nya pada
orangtua seperti pada penyakit artherosklerosis dan diabetes
mellitus.
Trauma, amputasi bisa diakibatkan karena kecelakaan dan thermal
injury seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme
seperti pagets disease dan kelaian kongenital.
Faktor predisposisi terjadinya amputasi yaitu :
Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.
Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh
lainnya.
Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara
konservatif.
Deformitas organ
2.4 Patofisiologi
Amputasi di lakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari
tubuh dengan metode :
Metode terbuka guilottone amputasiMetode ini di lakukan pada
klien dengan infeksi yang mengembang atau berat dimana
pemotongan di lakukan pada tinggkatyang samabentuknya benar
benar terbuka dan di pasang drainage agar luka bersih dan luka
dapat di tutup setelah infeksi
Metode tertutupDi lakukan dalam kondisi yang lebih mungkin
pada metode ini kulit tepi ditarik ataudi buat skalfuntuk menutupi
4
luka pada atas ujung tulang dan di jahit pada daerah yang
diamputansi
2.5 Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang dapat di temukan pada pasien dengan post operasi
amputasiantara lain :
Nyeri akut
Keterbatasan fisik
Pantom snydrom e
Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak nyaman
Adanya gangguan citra tubuh mudah marah , cepat tersinggung
pasien cenderung berdiam diri
2.6 Komplikasi
Komplikasi dari amputasi meliputi perdarahan infeksi dan kerusakan kulit.
Karenaadanya pembuluh darah besar yang dipotong dapat terjadi
perdarahan masif. Infeksimerupakan infeksi pada semua pembedahan
dengan peredaran darah buruk atau kontaminasiluka setelah amputasi
traomatika resiko infeksi meningkat peyembuhan luka yang buruk
daniritasi akibat protesis dapat menyebabkan kerusakan kronik.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dalam penangan pasien dengan
amputasi yaitu
Tingkatan amputasiAmputasi dilakukan pada titik paling distal
yang masih dapat mencapai penyembuhan dengan baik. Tempat
amputasi ditentukan berdasarkan dua faktor : peredarandarah pada
bagian itu dan kegunaan fungsional misalnya (sesuai kebutuhan
protesis),
status peredaran darah eksterimtas dievaluasi melalui pemerikasaan
fisik dan uji tertentu. Perfusiotot dan kulit sangat penting untuk
penyembuhan. Floemetri dopler penentuhan tekanandarah
segmental dan tekanan persial oksigen perkutan (pa02). Merupakan
uji yang sangat berguna angiografi dilakukan bila refaskulrisasi
kemungkinan dapat dilakukan.Tujuan pembedahan adalah
memepertahankan sebanyak mungkin tujuan ekstrmitaskonsisten
dengan pembasmian proses penyakit. Mempertahankan lutut dan
siku adalah pilihan yang diinginkan. Hampir pada semua tingkat
amputasi dapat dipasangi prostesis.Kebutuhan energi dan
kebutuhan kardovaskuler yang ditimbulkan akan menigktkandan
mengunaka kursi roda ke prostesis maka pemantauan kardivaskuler
dan nutrisi yang kuatsangat penting sehingga batas fisiologis dan
kebutuhan dapat seimbang.
Penatalaksanaan sisa tungkaiTujuan bedah utama adalah mencapai
penyembuhan luka amputasi menghasilkan sisatungkai puntung
yang tidak nyeri tekan dan kuli yang sehat untuk pengunaan
prostesis, lansiamungkin mengalami keterlambatan penyembuhan
luka karena nutrisi yang buruk danmasalah kesehatan lainnya
Perawatan pasca amputasi yaitu :
5
Pasang balut steril tonjolan-tonjolan hilang dibalut tekan
pemasangan perban elastisharus hati-hati jangan sampai
konstraksi putung di proksimlnya sehingga distalnyaiskemik.
Meningikan pungtung dengan mengangkat kaki jangan ditahn
dengan bantal sebabdapat menjadikan fleksi kontraktur pada
paha dan lutut.
Luka ditutup drain diangkat setelah 48-72 jam sedangkan
putung tetap dibalut tekan,angkta jahitan hari ke 10 sampai 11.
Amputasi bawah lutut tidak boleh mengantung dipinggir
tempat tidur atau berbaringatau duduk lama dengan fleksi lutut.
Amputasi diatas lutut jangan dipadang bantal diantara paha
atau memberikanabdukasi putung, mengatungnya waktu jalan
dengan kruk untuk mencegah kostrukturlutut dan paha.
6
2.9 Contoh kasus asuhan keperawatan pada pasien amputasi
Seorang laki-laki usia 43 tahun dibawa kerumah sakit pada tanggal 13 maret
2021. Klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan. Klien tampak
meringis dan gelisah. Klien juga terlihat murung dan menarik diri. Klien juga
mengatakan sulit tidur karena nyeri hilang timbul pada malam hari. Setelah
dikaji, terdapat nyeri tekan, luka terbuka yang telah terinfeksi, edema, dan
kemerahan pada kaki sebelah kanan. Hasil pemeriksaan fisik TD 130/80
mmHg, N :76x/menit, RR : 20x/menit, S : 37,5.
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. K
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Dsn.Pajaran, Ds.Peterongan, Kab. Jombang
No. Register : 170906
Tanggal MRS : 13 Maret 2021 , Jam : 07.00
Tanggal pengkajian : 13 Maret 2021 , Jam : 17.00
Diagnosa Medis : Amputasi bawah lutut
Penanggung Jawab : ASKES/ASTEK/JAMSOSTEK/JPS/SENDIRI
II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri pada kaki kanannya
Riwayat MRS : Saat di lakukan pengkajian pada tanggal 13 maret 2021,
klien mengatakan nyeri pada kaki kanannya, nyeri bersifat hilang timbul
dengan rasa seperti tertusuk-tusuk dan terdapat nyeri tekan pada kaki
kanan klien, klien tampak meringis dan gelisah menahan nyeri tersebut.
Selain itu klien juga mengatakan bahwa ia merasa takut akan dilakukan
operasi. Klien nampak cemas dan ketakutan, klien juga mengatakan
bingung dan tidak tahu tentang penyakitnya. klien juga mengatakan
bahwa ia takut tidak bisa bekerja lagi. Klien tampak sedih, klien tampak
murung dan menarik diri
Upaya yang telah dilakukan : -
Terapi / operasi yang pernah dilakukan :-
Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan pernah mengalami
kecelakaan satu bulan yang lalu yangmenyebabkan kaki kanan klien luka
parah, lalu klien dibawa ke puskesmas untuk
pertolongan pertama. Sejak saat itu kaki sebelah kanan klien sering meng
alami nyeri dan lukanya takkunjung sembuh. Saat nyeri klien hanya beli
obat di apotek, minum jamu/herbal. Namun seiring berjalannya waktu,
7
rasa nyeri dan luka yang dialaminya semakin parah, itulah mengapa pada
13 Maret 2021 klien datang ke RS untuk berobat
2. Riwayat penyakit keluarga : klien dan keluarga mengatakan tidak ada
yang menderita penyakit yang sama dengan klien
3. Riwayat kesehatan lingkungan : klien mengatakan rumah selalu terawatt
dengan bersih, ventilasi dan pencahayaan rumah baik, serta kebersihan
lingkungan sekitar rumah juga baik
4. Riwayat kesehatan lainnya
Pasien ibu/keluarga berencana : -
Alat bantu yang dipakai :
Gigi palsu : tidak ada
Kacamata : ada
Pendengaran : tidak ada
Lainnya : tidak ada
Klie
Kl n menggosok
ien selalu gigi sehari 2x di
menggosok gigi ranjang
sehari 2x Klie
Kl n tidak pernah
ien selalu mencuci rambut
8
mencuci rambut selama masuk
2x sehari RS
Kl Klie
ien tidak pernah n tidak pernah
merokok/minu merokok/minum
m alcohol alcohol
Kl
ien tidak ada Klie
alergi obat n tidak ada alergi
obat
9
n BAB 1-2x n 1x BAB
sehari sebelum selama MRS,
MRS, Konsistensi
Konsistensi lembek dan
lembek dan berbau khas
berbau khas Klie
Klie n BAK dibantu
n BAK di bantu kateter
oleh istrinya ke
kamar mandi
4. Pola aktivitas dan latihan: Klie Klie
Jenis aktivitas sehari- n n mengatakan
hari. mengakatakan aktifitasnya
Ativitas untuk aktifitas sehari- dibatasi , dan
penggunaan waktu hari dibantu segala aktifitas
senggang. oleh istrinya dibantu oleh
Kebiasaan latihan. keluarga dan
Upaya pergerakan sendi perawat
10
semua indra semua indra
berfungsi berfungsi
dengan baik dengan baik
Klien bisa Klien merasa
berpikir dengan seringkali tidak
lancer, mudah focus karena
mengingat dan adanya nyeri
berpikir logis
dalam setiap
hal
7. Pola persepsi dan konsep
diri menggambark menggambark
an dirinya an dirinya
sedang sehat sedang sakit
asertif asertif
tidak bisa bahwa dia
beraktifitas sekarang
dengan normal menjadi pasien
8. Pola hubungan-peran: Klien Klien
berhubungan berhubungan
baik dengan baik dengan
stiap anggota stiap anggota
keluarga keluarga
Klien hanya Klien hanya
berbaring di berbaring di
tempat tidur tempat tidur
sejak 1 bulan
yang lalu
9. Pola seksualitas Klien sudah Klien sudah
menikah dan menikah dan
mempunyai 2 mempunyai 2
11
anak anak
10. Pola penanganan masalah
stress khawatir pada sakitnya
sakitnya
11. Pola keyakinan-nilai Klie Klie
n beragama n beragama
islam islam
Klie Klie
n selalu sholat n sholat 5
5 waktu waktu
Klie Klie
n n
melaksanakan melaksanakan
sholat di sholat di atas
rumah dalam tempat tidur
keadaan dalam keadaan
duduk berbaring
/duduk
Nyeri / Ketidaknyamanan
Subjektif (Gejala)
Lokasi: perut sebelah kanan
intensitas (1-10 dimana 10 sangat nyeri) : 7 Frekuensi: terus
menerus_______
Kualitas :nyeri seperti ditusuk Durasi: nyeri hilang
timbul
Faktor-faktor pencetus : trauma karena kecelakaan 1 bulan yang lalu
Cara menghilangkan : meminum obat anti nyeri dari apotek dan
jamu herbal
Faktor-faktor yang berhubungan : -
Dampak pada aktivitas : tidak bisa beraktifitas secara bebas dan
mandiri
Fokus tambahan :-
12
Obyektif (Tanda)
Mengkerutkan muka : iya Menjaga area yang sakit: iya
Respons emosional : baik Penyempitan fokus: -
Perubahan TD : iya Nadi: 76x/menit
1. Keada
an umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis , E4 V5 M6
BB = 70 kg
2. Tanda
-tanda vital
Suhu : 37,5℃
Nadi : 76x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Tekanan darah: 130/80 mmHg
3. Kepala
13
Hidung dan sisnus-sinus: bentuk simetris, tidak ada sekret , tidak
ada pendarahan, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,
ketajaman penciuman normal dan tidak ada kelainan
Mulut-faring: bibir berwarna coklat gelap , terdapat 2 gigi graham
yang berlubang, lidah berwarna merah muda, tidak pecah-pecah, tidak
ada sianosis, tidak ada masa, mukosa lembab
Leher: tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada lesi
4. Dada
Inspeksi: bentuk simetris, eupnea, tidak ada sianosis
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus sama
Paru:
o Palpasi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri
sama, CRT<2 detik
o Perkusi: sonor
o Auskultasi: vesikuler
Jantung
o Amati dan palpasi: tidak ada lesi,teraba ictus cordis pada
intercostalis ke 5, 2 cm dari midclavicularis kiri
o Auskultasi: bunyi jantung 1 terdengar lup dan bunyi jantung 2
terdengar dup, tidak ada bunyi jantung tambahan
5. Abdomen
Inspeksi: tidak ada benjolan, tidak ada bayangan vena ,
Auskultasi: peristaltik usus 18x/menit
Palpasi: tidak ada pembesaran hati, tidak adanya nyeri tekan,tidak ada
pembesaran hepar
Perkusi: bunyi pekak pada kuadran 1, dan timpani pada kuadran 2
6. Perkemihan
Inspeksi : bersih ,warna kuning jernih
7. Genetalia laki-laki
14
Inspeksi: penyebaran rambut rata, rambut pubis bersih , tidak ada lesi
pada kulit skrotum dan penis, tidak ada benjolan pada axilla dan
clavicula, ada pembesaran pada kelenjar prostat
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, testis teraba elastis
8. Anus
Inspeksi : tidak ada hemoroid, warna merah tua
9. Punggung
Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada luka, warna kulit sawo matang
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
10. Ektre
mitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : tidak ada odeme antara kiri dan kanan , otot simetris
kanan dan kiri, pergerakan sendi bebas, tidak ada ruam pada kulit
kiri dan kanan, tidak terdapat peradangan antar kiri dan kanan
Palpasi : turgor kulit baik
Ekstremitas bawah
Inspeksi : adanya luka terbuka yang telah terinfeksi pada kaki
bawah lutut sebelah kanan, adanya kemerahan disekitar luka,
adanya edema
Palpasi : adanya nyeri tekan pada kaki sebelah kanan
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hemoglobin : 12.5gr/dl (n : 14-17,5 g/dl)
Eritrosit : 4,87 106/ul (n : 4,5-5,9 106/ul)
Leukosit : 8,7 103/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
Trombosit : 278 (n : 150-450)
Gol darah :O
HBSAG :-
Elektrolit darah
Kalsium (ion) : 1,40 mmol/L (n : 1,12-1,32)
15
Natrium : 134 mmol/L (n : 136-146)
Kalium : 3,8 mmol/L (n : 3,5-5,1)
SGOT (AST) : 16 U/L (n : <=40)
SGPT (ALT) : 40 U/L (n : <=41)
Ureum darah : 32,9 mg/dL (n : 16,6-48,5)
IV. TERAPI
Ranitidine (2x1), Ondansentron (2x1), Dexketoprofen (2x1)
16
ANALISA DATA
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
13 maret 2021 DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut
- Klien mengatakan (trauma)
nyeri pada kaki
sebelah kanan
DO :
- Klien tampak
meringis
- Klien tampak
gelisah.
- Klien terlihat
murung dan menarik
diri.
- Tekanan darah
meningkat
- Sulit tidur
17
TANGGAL NO. DIAGNOSA DIAGNOSA KEPERAWATAN
13 Maret 2021 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik yang d.d
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah
kanan
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah.
- Klien terlihat murung dan menarik diri.
- Tekanan darah meningkat
- Sulit tidur
13 Maret 2021 2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri yang d.d
DS :
- Klien mengatakan nyeri saat bergerak
DO :
- Rentang gerak menurun
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
18
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
Nyeri akut b.d agen pencedera Tujuan : Manajemen nyeri
fisik yang d.d Setelah dilakukan tindakan 1.08238
DS : keperawatan dalam waktu 4x24 Observasi
- Klien mengatakan nyeri jam masalah nyeri akut teratasi - Identifikasi lokasi,
pada kaki sebelah kanan Kriteria hasil : karakteristik, durasi,
DO : - Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
- Klien tampak meringis - Meringis menurun intensitas nyeri
- Klien tampak gelisah. - Gelisah menurun - Identifikasi skala ny
- Klien terlihat murung dan - Menarik diri menurun - Identifikasi respons
menarik diri. - Tekanan darah membaik nonverbal
- Tekanan darah meningkat - Kesulitan tidur menurun - Identifikasi faktor ya
- Sulit tidur memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengetah
dan keyakinan tenta
nyeri
- Identifikasi nyeri pa
kualitas hidup
- Monitor efek sampin
penggunaan analget
Terapeutik
- Berikan terapi
nonfarmakologi untu
mengurangi rasa nye
(mis. Terapi musik,t
pijat,aromaterapi,
kompres hangat/ding
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan
19
memperberat rasa ny
- Fasilitasi istirahat tid
- Pertimbangkan jenis
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonito
nyeri secara mandiri
- Anjurkan mengguna
analgetik secara tepa
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untu
mengurangi rasa nye
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberia
analgetik jika perlu
Gangguan mobilitas fisik b.d Tujuan : Dukungan ambulasi
nyeri yang d.d Setelah dilakukan tindakan 1.06171
DS : keperawatan dalam waktu 4x24 Observasi
- Klien mengatakan nyeri jam masalah nyeri akut teratasi - Identifikasi adanya
saat bergerak Kriteria hasil : nyeri/keluhan fisik
DO : - Nyeri menurun lainnya
- Rentang gerak menurun - Rentang gerak (ROM) - Identifikasi tolerans
- Gerakan terbatas meningkat melakukan ambulas
- Fisik lemah - Gerakan terbatas - Monitor frekuensi
menurun jantung dan tekanan
- Kelemahan fisik menurun darah sebelum mem
ambulasi
20
- Monitor kondisi um
selama melakukan
ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan ala
bantú
- Libatkan keluarga u
membantu pasien da
meningkatkan ambu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi
sederhana yang haru
dilakukan
21
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
22
- menganjurkan memonitor nyeri secara
11.00-11.05
mandiri
- menganjurkan menggunakan analgetik
11.05-11.10
secara tepat
- mengajarkan teknik nonfarmakologi
11.10-11.30
untuk mengurangi rasa nyeri
- mengkolaborasi pemberian analgetik
11.30-11.40
jika perlu
23
CATATAN PERKEMBANGAN
24
mengurangi rasa nyeri (mis.
Terapi musik,terapi
pijat,aromaterapi, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
2. 18 Januari Gangguan mobilitas fisik b.d S : Klien mengatakan sedikit nyeri
2021
nyeri yang d.d saat bergerak
15.00
DS : O:
- Klien mengatakan nyeri - Rentang gerak (ROM)
saat bergerak masih sedikit terbatas
DO : - Gerakan sedikit masih
25
- Rentang gerak menurun terbatas
- Gerakan terbatas - Kelemahan fisik menurun
A : masalah gangguan mobilitas
- Fisik lemah
fisik sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Observasi
- Identifikasi adanya
nyeri/keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
- Monitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantú
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB sebelumnya maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa :Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. I dengan Amputasi
bawah lutut (BL),diperoleh data bahwa klien mengatakan bahwa nyeri pada
kaki kanannya, nyeri bersifat hilang timbul dengan rasa seperti tertusuk dan
terdapat nyeri tekan pada kaki kanan klien,klien tampak meringis dan gelisah
menahan nyeri tersebut. Klien tampak sedih, klien tampak murung dan
menarik diri.Adapun diagnosa yang muncul pada kasus ini adalah :
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
Pada tahap perencanaan, rencana keperawatan disusun sesuai dengan
masalahkeperawatan. Dalam memprioritaskan masalah keperawatan dilihat
dari kebutuhan kondisi klien saat pengkajian.Adapun rencana tindakan yang
akan dilakukan antara lain adalah mengkaji nyeri . Yang menyebabkan nyeri
yaitu karena adanya pembengkakan luka kronis yang telah terinfeksi pada kaki
kanan klien. Adapun kualitas nyeriyaitu seperti tertusuk dengan sifat nyeri
tekan. Wilayah dari nyeri yaitu di kaki kanan klien.Skala nyeri yaitu 7 dengan
waktu yang bersifat hilang timbul. Selain mengkaji nyeri penulis juga telah
mengajarkan teknik relaksasi berupa nafas dalam untuk membantu
klien mengatasinyeri nya, mengukur Vital Sign klien, serta memberitahukan
kepada klien terkait dengan penyakit dan prosedur pembedahan
3.2 Saran
Untuk perawat :
Hendaknya setiap memberikan asuhan keperawatan harus di
dokumentasikan
dengan baik dan benar untuk mempertanggung jawabkan keadaan klien se
telah dilakukan tindakankeperawatan
27
DAFTAR PUSTAKA
28