Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 4:

Ayu Pamungkas (192102006)


Ika Safira Handayani (192102013)
M. Prabu Aswinar Y. B. (192102019)
Puti Wulandari (192102021)
Rinda Septiana (192102023)

ASKEP Ca Mammae
Definisi
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, dan
jaringan penunjang payudara (Luwia, 2003). Menurut Cahyani cit Pramadhiani
(2000) kanker payudara adalah benjolan pada payudara yang tumbuh secara
abnormal terus menerus dan tidak terkendali.

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di


Indonesia biasanya ditemukan umur 40-49 tahun dan letak terbanyak dikuadran
lateral atas (Mansjoer, 2000 : 283)
Penyebab kanker payudara secara pasti belum diketahui, tetapi terdapat Etiologi
beberapa factor yaitu :
1. Genetik
Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik
berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan
perubahan genetik masih belum diketahui perubahan genetik ini termasuk
perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik
yang menekan atau meningkatkan perkembangan payudara.
2. Hormonal
Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting
dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama yaitu estradiol dan
progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat
mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.
3. Lingkungan
Kemunkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker
payudara. Yaitu keadaan lingkungan dengan paparan sinar radioaktif,
sinar X dan pencemaran bahan-bahan kimia.
4. Berat Badan
Berat badan bisa mempengaruhi terjadinya kanker payudara karena
simpanan lemak adalah sumber produksi hormon estrogen.
Tanda dan Gejala
Bila sudah metastasis
Benjolan atau penebalan pada a. Nyeri pada bahu, pinggang,
payudara. Ditemukan pada wanita

01. 03.
bahu bagian bawah atau
itu sendiri akan tetapi pelvis
Kebanyakan ditemukan kebetulan b. Batuk menetap
tidak dengan pemerikasaan c. Anoreksi atau BB
SADARI d. Gang pencernaan
e. Pusing, penglihatan kabur
Pada tahap lanjut: dan kepala
a. Kulit cekung (lesung), retraksi
atau deviasi putting susu nyeri

02. khususnya berdarah dari putting


b. Kulit peau d’orange
c. Kulit tebal dengan pori-pori
04. Pembesaran kelenjar
getah bening

menonjol seperti kulit jeruk


d. Ulserasi pada payudara
e. Nyeri tekan atau rabas
Patofisiologi
Kanker payudara terbanyak menyerang payudara sebelah kiri dari pada sebelah kanan, dan
lebih sering pada bagian atas (bagian atas buah dada yang dekat dengan lengan). Kanker payudara
tersebar melalui sistem limpa (tempat penyebaran limfatik mencakup nodus mamaria internal dan
supraklavikula) dan aliran darah, melalui bagian kanan jantung ke paru-paru, dan sampai kembali
ke payudara sebelahnya, dinding daada, tulang, dan otak.
Stadium I : Tumor <2cm>
Stadium II : Tumor 2-5 cm, metastasisi ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium III: Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan menyebar ke kulit /
dinding dada
Stadium IV : Metastasis kas
Pemeriksaan
Penunjang
● Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
● Mamografi
● Pemeriksaan USG untuk membedakan
lesi/tumor.
● Pemeriksaan USG untuk histopatologis
yang dilakukan dengan:
Biopsi eksisi
Biopsi insisi
● Termografi
● Ultrasonografi
● Xerografi
● Seintimammografi
Deteksi Dini Ca Mammae
Deteksi dini ca mammae dapat dilakukan sendiri yaitu dengan cara SADARI.
Adapun prosedur pemeriksaan sadari ada tiga tahap :

● Tahap 2 (palpasi) : Untuk melihat


perubahan payudara dengan cara
● Tahap 1 (Inspeksi) : Untuk melihat
berbaring.
perubahan bentuk dan besarnya
● Cara : Letakaan bantal kecil dibawah
payudara, perubahan putting susu serta
punggung kanan. Raba seluruh
kulit payudara didepan cermin.
permukaan payudara kanan. Raba
● Cara : Posisi kedua lengan disamping
denagn tiga ujung jari yang dirapatkan,
badan, selanjutnya kedua lengan diatas
lakukan gerakan memutar dengan
kepala, kemusian kedua tangan ditekan
tekanan lembut dimulai dari pinggir
kuat diatas penggul sementara otot
dengan mengikuti putaran arah jarum
dada ditegangkan.
jam.Periksa pula lipatan lengan, batas
luar payudara dan keseluruh payudara.
● Tahap 3 (Inspeksi dan palpasi):
Perhatikan tanda-tanda perdarahan
atau keluarnya caiean dari putting
susu. ● Tahap 4: Lakukan hal serupa pada
● Cara: Pegang payudara dengan 1 payudara kiri
tangan,kemudian tangan yang lain
memencet putting.Lihat apakah ada
pengeluaran cairan dari putting
(darah/atau nanah).
Penatalaksanaan

1. Masektomi atau lumpektomi, dengan diseksi kelenjar getah bening aksila


2. Radiasi atau antiestrogen untuk tumor yang + reseptor estrogennya
3. Rekonstruksi payudara
4. Pemberian konseling dan dukungannya (J. Corwin, 2000 : 659)
5. Pembedahan / Biopsi
Terjadinya untuk menemukan bila ada masa malignasis dan kanker payudara tersebut. Ada
dua jenis prosedur :
• Prosedur satu tahap dilakukan dengan anastesi umum dengan potongan beku cepat.
• Prosedur dua tahap dilakukan dengan anastesi lokal dan tersebut dipulangkan kerumah.
6. Terapi Radiasi
Sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap satu dan dua
7. Kemoterapi
Pengobatan

1. Pembedahan, baik yang bersifat kuratif (penyembuhan) maupun paliatif


(menghilangkan gejala-gejala penyakit).
2. Penyinaran, kuratif maupun paliatif.
3. Kemoterapi/sitostatika yang merupakan pengobatan suportif (penunjang)
4. Hormonal, yang merupakan pengobatan supertof dan berupa tindakan ablasi
(melenyapkan) atau aditif.
5. Imunoterapi, untuk menaikkan daya tahan tubuh.
6. Simtomatik, perawatan/penanggulangan keluhan-keluhan dari penderita kanker
payudara yang sudah lanjut.
Komplikasi
Dapat metastasis luas. Tempat metastasis antara lain adalah otak paru, tulang, hati dan ovarium. Angka
bertahan hidup bergantung pada stadium satadium I (tumor <>) 10 Klasifikasi :
Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)
● TA : Tumor primer tidak dapat ditentukan
● T0 : Tidak Terbukti adanya tumor primer
● T15 : Kanker in situ
Kanker intraduktal / lobural in situ
Penyakit pengetahuan pada papilla tanpa terasa tumor
● T1 : Tumor <>
T1a tumor <>
T1b tumor 0,5-1 cm
T1c tumor 1-2 cm
● T2 : Tumor 2-5 cm
● T3 : Tumor > 5 cm
● T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke dinding dada kulit.
● Dinding dada termasuk kosta, otot interkesta, otot seratus interior tidak termasuk otot pektroralis
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema pear d’orange ulserasi, nodul satelit pada daerah payudara yang sama
T4c :T4a dan T4b
T4d Karsinoma inflammation = mastitis karsinomato E15
● Nx : Pembesaran kelenjar regional tak dapat ditentukan
N02 : Tidak teraba kelenjar aksila
N1 : Teraba pembesaran kelenjar aksila hemolateral yang tidak melekat
N2 : Teraba pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral
● Mx : Metastasisi jauh tidak dapat dilanjutkan
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasisi jauh, termasuk ke kelenjar suprakavikula
Prognosis

Secara umum, makin kecil tumor makin baik prognosisnya. Membutuhkan


waktu hampir 16 kali penggandaan untuk karsinoma menjadi 1cm atau lebih
besar., dimana pada waktu tersebut karsinoma telah tampak secara klinis.
Dengan menganggap bahwa membutuhkan 30 hari untuk setiap waktu
penggandaan. Maka akan dibutuhkan minimum 2 tahun untuk karsinoma
agar dapat teraba. Jika waktu penggandaan adalah 210 hari, maka akan
dibutuhkan waktu sampai 17 tahun sebelum karsinoma tersebut dapat
teraba. Kelangsungan hidup tergantung pada penyebaran gerional atau jauh
atau metastatis.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Riwayat
Pengkajian Adakah
Biodata menstruasi Riwayat Kaji perubahan
klien dan ANAMNESA
seksual kecemasan aktivitas /
menepouse istirahat

Mens
pertama
Nama
Lama
Umur adakah Kelemahan Adakah
Keluhan tentang
Alamat perubahan Keletihan perubahan
yang di penyakit
Nama suara Pusing pada:
alami yang
Suami ekspresi Pucat sirkulasi
Menepous pernah di
Agama wajah Kebiasaan TTV
e umur alami.
Pendidikan gelisah. tidur. sianosis
berapa
Pekerjaan
Keluhan
pada ibu
Adakah
perubahan Adakah perubahan perubahan pola
perubahan
dalam eliminasi makan dan
seksual
penampilan minum (cairan)

Masalah
sexual.
Perubahan detekasi Perubahan
(darah dan pada pada tingkat
Alopesia feses nyeri detekasi Kebiasaan diet perilaku
Lesi cacat konsistensi bising buruk (rendah verbal / non
Adakah
Putus asa usus) serat : 1 lemak). verbal.
demam,
Perasaan Perubahan Anoreksia, Ketakutan
ruam kulit,
tidak berdaya eliminasi urine mual, muntah, menghadapi
ulserasi.
Rasa bersalah (atau) rasa terbakar BB. seksual.
Depresi Mual Kurang
Muntah informasi
BB menurun. mengenai
seksual dan
fungsi seksual.
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen fisiologis


2. Ansietas b.d ancaman kematian
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan
struktur/bentuk tubuh
4. Harga diri rendah situasional b.d
perubahan pada citra tubuh
5. Defisit pengetahuan b.d kurang
terpapar informasi
Intervensi
Nyeri akut b.d agen fisiologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri akut
berkurang.
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri.
3. Identifikasi nyeri non verbal.
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
5. ldentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
6. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
7. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
8. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
9. Fasilitasi istirahat tidur.
10. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
11. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
12. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
13. Anjurkan strategi nyeri secara mandiri.
14. Kolaborasi pemberian analgetik.
Ansietas b.d ancaman kematian
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
ansietas berkurang.
1. Identintifikasi saat tingkat ansietas berubah.
2. Monitor tanda-tanda ansietas.
3. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan.
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
5. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan.
6. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis.
7. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien.
8. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
9. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan.
10. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat.
11. Latih teknik relaksasi.
12. Kolaborasi pemberian obat antlansietas.
Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan citra tubuh
membaik.
1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan.
2. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial.
3. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya.
4. Diskusikan perbedaaan penampilan fisik terhadap harga diri.
5. Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh.
6. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh.
7. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh.
8. Latih penampilan diri.
Harga diri rendah situasional b.d perubahan pada citra tubuh
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan harga diri
klien meningkat.
1. Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap
harga diri.
2. Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri.
3. Diskusikan pernyataan tentang harga diri.
4. Diskusikan persepsi negatif diri.
5. Diskusikan penetapan tujaun realistis untuk mencapai harga diri
yang lebih tinggi.
6. Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan.
7. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan diri.
8. Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi
dengan orang lain.
9. Anjurkan mengevaluasi perilaku`
10. Anjurkan cara mengatasi bullying.
11. Latihan penigkatan tanggung jawab untuk diri sendiri.
12. Latihan cara berfikir dan berperilaku positif.
13. Latihan meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam
mengatasi situasi.
Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan defisit pengetahuan meningkat.
1. Identifikasi kesiapan dan kemapuan menerima
informasi.
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
3. Berikan kesempatan untuk bertanya.
4. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai