Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMIELITIS

Dosen Pembimbing :
Heni M, S.Kep., Ns, M.Kes

Disusun Oleh :
1. Bella Capita S. Y (192102007)
2. Firda Surya Anjjannah ( 192102012)

STIKES PEMKAB JOMBANG

DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOMIELITIS

1.1 Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena
terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001)
Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan
kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).
1.2 Etiologi

1. Staphylococcus aureus hemolitikus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan jarang oleh streptococcus hemolitikus.

2. Haemophylus influenza (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun. Organism yang lain seperti : bakteri coli,
salmonella thyposa dan sebagainya.

3. Proses spesifik (M.Tuberculosa)

4. Penyebaran hematogen dari pusat infeksi jauh (tonsilitis, bisul atau jerawat, ISPA)

1.3 Klasifikasi Osteomielitis

Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:

1. Osteomielitis Primer. Penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan
beredar melalui sirkulasi darah.

2. Osteomielitis Sekunder. Terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Osteomielitis akut Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu
timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai
komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen) Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut
biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-
anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan
thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut
mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.
b. Osteomielitis direk Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau pembedahan.
Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang
menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih
terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.

2. Osteomielitis sub-akut Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul.

2
3. Osteomielitis kronis Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada
luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur. Osteomyelitis
menurut penyebabnya adalah osteomyelitis biogenik yang paling sering : 1. Staphylococcus (orang dewasa) 2. Streplococcus
(anak-anak) 3. Pneumococcus dan Gonococcus

1.4 Manifestasi klinis

 Fase akut Fase sejak infeksi sampai 10-15 hari. Makin panas tinggi, nyeri tulang dekat sendi, tidak dapat
menggerakan anggota tubuh.
 Fase kronik Rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan bengkak dengan pus yang selalu
mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, dan pengeluaran pus. Infeksi derajat
rendah dapat terjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.

1.5 Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan darah Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap darah
 Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif)
dan diikuti dengan uji sensitivitas
 Pemeriksaan feses Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri
salmonella
 Pemeriksaan biopsy tulang Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk
serangkaian tes.
 Pemeriksaan ultra sound Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi. Pemeriksaan
radiologis Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik. Setelah 2 minggu
akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
 Pemeriksaan tambahan : 1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama 2. MRI : jika terdapat fokus gelap
pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.
1.6 Penatalaksanaan medis
Terapi Osteomielitis hematogen akut paling bagus di obati dengan evaluasi tepat terhadap mikroorganisme penyebab
dan kelemahan mikroorganisme tersebut dan 4-6 minggu terapi antibiotic yang tepat. ebridement tidak perlu dilakukan
jika telah cepat diketahui. Anjuran pengobatan sekarang jarang memerlukan debridement. Bagaimana jika terapi
antibiotic gagal, debridement dan pengobatan 4-6 minggu dengan antibiotic parenteral sangat diperlukan. Setelah kultur
mikroorganisme dilakukan, regimen antibiotic parenteral (nafcillin[unipen] + cefotaxime lain [claforan] atau
ceftriaxone [rocephin]) diawali untuk menutupi gejala klinis organism tersangka. Jika hasil kultur telah diketahui,
regimen antibiotic ditinjau kembali. Anak-anak dengan osteomielitis akut harus menjalani 2 minggu pengobatan dengan
antiniotik parenteral sebelum anak-anak diberikan antibiotic oral. Osteomielitis kronis pada orang dewasa lebih sulit
disembuhkan dan umumnya diobati dengan antibiotic dan tindakan debridement. Terapi antibiotik oral tidak dianjurkan
untuk digunakan.
1.7 Komplikasi
Dini :
 Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
 Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang mendasarinya sembuh
 Atritis septik
Lanjut :
3
 Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan fungsi tubuh yang terkena
 Fraktur patologis
 Kontraktur sendi dan Gangguan pertumbuhan

4
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMIELITIS

1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
Nama : Tn “M”
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jln. Hasyim Ashari
Suku : Jawa

No RM : 21224
Tanggal MRS : 9 Maret 2021 (08.00 WIB)
Diagnosa medis : Osteomielitis Femur

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny “S”
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Hasyim Ashari
Hubungan dengan klien : Istri

2. RIWAYAT KELUHAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada bagian paha
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri bersifat menusuk pada paha bagian kanan bekas operasi osteomielitis 1 tahun yang lalu, mual muntah tidak nafsu makan dan mengalami
kelemahan bagian paha sebelah kanan, skala nyeri 3. Dari hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosa klien osteomielitis, dan dokter menyarankan untuk dirawat di rumah sakit.
P : nyeri pada paha bagian kanan post operasi osteomielitis
Q : nyeri bersifat menusuk
R : paha sebelah kanan
S : skala nyeri 3
T : nyeri sering timbul pada siang maupun malam hari
c. Riwayat Kesehatan saat Dikaji
Saat dikaji klien mengeluh nyeri pada paha bagian kanan bekas post operasi osteomielitis 1 tahun yang lalu, disertai mual, muntah, tidak nafsu makan, dan aktivitas dibantu orang lain
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah di rawat 1 tahun yang lalu di RS Dr. Soetomo dengan riwayat osteomielitis
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarganya, dan tidak ada penyakit menurun seperti DM, hipertensi
Genogram

: pasien

3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Riwayat Psikologis
Klien khawatir dengan keadaan yang sekarang. Klien berharap cepat sembuh sehingga nisa berkumpul kembali dengan keluarganya dirumah
b. Riwayat Soaial
1) Bicara

5
Klien sangat respon dengan lawan bicara dan ligkungan sekitar, klien menjawab dengan jelas ketika perawat melakukan anamnese.
2) Kehidupan Keluarga
Klien mengatakan hubungannya dengan keluarganya sangat harmonis dan terjalin baik dan di lingkungannya klien mampu beradaptasi dengan baik. Selama di rumah istrinya selalu menemani
klien
3) Pertahanan Koping
Klien dan keluarganya terlihat sabar dan tegar dengan keadaannya sekarang. Klien mengambil keputusan bersama dengan keluarganya
4) Riwayat Spiritual
Klien percaya dan yakin pada Allah SWT. Klien selalu berdo’a untuk diberikan kesehatan dalam menghadapi penyakitnya

4. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

N POLA SEBELUM MRS SAAT DI RS


O
1. Pola Nutrisi
Makan :
- Frekuensi Klien makan 3x sehari 3x sehari
- Jenis nasi dan lauk pauk Nasi, lauk, pauk
- Jumlah 1 porsi ½ porsi

Minum :
- Frekuensi 8 gelas/hari 6 gelas /hari

- Jenis air putih Air putih


1600 cc/hari 1000 cc/hari
- Jumlah

2. Pola Eliminasi
BAB :
- Frekuensi 1x sehari 1x sehari
- Konsistensi Lunak Lunak
- Warna Kuning Kuning

- Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah

BAK :
- Frekuensi 5x sehari 3x sehari
Kuning Kuning
- Warna
1250 cc/hari 1200 cc/hari
- Jumlah
Tidak ada masalah Tidak ada masalah
- Masalah

3. Pola Istirahat
- Tidur malam 8 jam 6 jam
- Tidur siang 1 jam Klien mengatakan tidak
bisa tidur siang

4. Personal Hygiene
- Mandi 2x sehari 2x sehari hanya di lap
- Ganti pakaian 2x sehari 1x sehari dibantu
- Gosok gigi 2x sehari 2x sehari dibantu

- Potong kuku 1x seminggu -

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

5. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : kondisi kesadaran klien tampak lemah dengan ekspresi wajah meringis menahan nyeri dengan tingkat kesadaran composmentis
1. Tanda-tanda vital
 TD : 100/70 mmHg
 Suhu : 36°C
 Nadi : 80x/menit
 RR : 24x/menit
2. Kepala
 Rambut : hitam, spdikit uban
 Mata : simetris, pupil isokor,konjungtiva anemis, sklera ikterus
 Hidung : bentuk simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
 Telinga : simetris, bersih
 Mulut : bibir pucat, mukosa kering, lidah bersih
 Leher : simetris, tidak terdapat kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfe

6
3. Dada
Paru-paru
 Inspeksi : vocal fremitus simetris antara kanan dan kiri
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : vesikuler
Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra
 Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan, bunyi jantung I, II reguler, gallop (-), mur-mur (-)
4. Abdomen
 Inspeksi : simetris, kanan dan kiri , tidak ada luka
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus 18x/menit
5. Genetalia
 Keluhan : tidak ada
6. Ektremitas
 Inspeksi : tidak terlihat oedem
 Palpasi : terdapat nyeri tekan
 Kekuatan otot : 5 5
2 5

6. DATA PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Radiologi
Jenis pemeriksaan : Thorax CR
Klinis : Osteomielitis
Saat ini kami dapatkan sebagai berikut :
- Sinus dan diafragma baik
- Cor dbn
- Tulang-tulang baik

Hasil Pemeriksaan Radiologi

Jenis pemeriksaan : Femur Dextra

Saat ini kami dapatkan sebagai berikut :

- Tampak bayangan osteolitik dengan seleritik pada 1/3 distal femur dextra
- Reaksi pariosteal minimal
- Pembengkakan jaringan lunak sekitar distal femur

TERAPI
1. Pemberian terapi Ivfd rl
Bb pasien 50 kg . Maka kebutuhan cairan pasien :
10 (kg) x 100 ml + 10 (kg) x 50 ml + (50-20) (kg)x 20 ml
1000 ml+500 ml+600 ml
2100 ml
8 jam pertama, pukul 08.00 WIB diberikan : 1050 ml, tetesan infus 44 tpm
8 jam kedua, pukul 16.00 WIB diberikan : 525 ml, tetesan infus 22 tpm
8 jam ketiga, pukul 24.00 WIB diberikan : 525 ml, tetesan infus 22 tpm

7
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut
- Klien mengatakan prosedur operasi
nyeri pada paha
bagian bekas operasi
osteomielitis setahun
yang lalu
DO :
- Tampak meringis
- Gelisah
- Pola tidur berubah
- Terdapat nyeri tekan
skala 3
- TD : 100/70 mmHg
- Suhu : 36°C
- Nadi : 80x/menit
- RR : 24x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik prosedur operasi ditandai dengan

DS :

- Klien mengatakan nyeri pada paha bagian bekas operasi osteomielitis setahun yang lalu

DO :

- Tampak meringis
- Gelisah
- Pola tidur berubah
- Terdapat nyeri tekan skala 3
- TD : 100/70 mmHg
- Suhu : 36°C
- Nadi : 80x/menit
- RR : 24x/menit

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn “M”

No RM : 21224
Dx. Medis : Osteomielitis Femur
Diagnosa Luaran Keperawatan (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
No
Keperawatan Outcome Indikator Intervensi Aktivitas
1. Nyeri akut 1. Keluhan Setelah Manajemen Observasi
berhubungan nyeri dilakukan nyeri. 1.08238 -Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi,
dengan agen menurun tindakan kualitas,intensitas nyeri
pencedera fisik 2. Pola tidur keperawatan - Identifikasi skala nyeri
prosedur operasi membaik dalam waktu - Identifikasi respon nyeri non verbal
ditandai dengan 3. Meringis 1 x 24 jam - Identifikasi factor yang memperberat dan
DS : menurun masalah nyeri memperingan nyeri
- Klien 4. Gelisah akut teratasi -- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
mengatakan menurun nyeri
nyeri pada 5. Tekanan - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
8
paha bagian darah nyeri
bekas membaik - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
operasi 6. Frekuensi -Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
osteomielitis nadi sudah diberikan
setahun membaik -Monitor efek samping penggunaan analgetik
yang lalu 7. Pola Terapeutik
DO : nafas -Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Tampak membaik mengurangi rasa
meringis nyeri(mis.hipnosis,akupresur,terapi,music)
- Gelisah -Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyri
- Pola tidur -Fasilitasi istirahat dan tidur
berubah -pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam

- Terdapat pemilihan strategi meredakan nyeri

nyeri tekan Edukasi

skala 3 -Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

- TD : 100/70 -Jelaskan strategi meredakan nyeri

mmHg -Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

- Suhu : 36°C -Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat


-Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
- Nadi :
mengurangi rasa nyeri
80x/menit
Kolaborasi
- RR :
-Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
24x/menit

9
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn “M”

No RM : 21224
Dx. Medis : Osteomielitis Femur
N TGL/JAM RESPON TTD
Dx.KEP IMPLEMENTASI
O KLIEN
1. Nyeri akut berhubungan 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi, Kooperatif Firda
dengan agen pencedera karakteristik,durasi,frekuensi, kualitas,intensitas
fisik prosedur operasi nyeri
ditandai dengan 08.15 2. Mengidentifikasi skala nyeri Kooperatif Firda
DS :
09.20 3. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan Kooperatif Firda
- Klien mengatakan memperingan nyeri
nyeri pada paha 09.35 4. Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan Kooperatif Firda
bagian bekas tentang nyeri
operasi 10.00 5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang Kooperatif Firda
osteomielitis sudah diberikan
setahun yang lalu 10.15 6. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk Kooperatif Firda
mengurangi rasa
DO :
nyeri(mis.hipnosis,akupresur,terapi,music)
- Tampak meringis 10.20 7. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa Kooperatif Bella
- Gelisah nyri
- Pola tidur berubah 10.30 8. Memfasilitasi istirahat dan tidur Kooperatif Bella
- Terdapat nyeri
tekan skala 3 10.45 9. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam Kooperatif Bella
- TD : 100/70 pemilihan strategi meredakan nyeri
mmHg
- Suhu : 36°C 11.00 10. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu Kooperatif Bella
- Nadi : 80x/menit nyeri

RR : 24x/menit 11.15 11. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk Kooperatif Bella


mengurangi rasa nyeri

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn “M”

No RM : 21224
Dx. Medis : Osteomielitis Femur
PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM Dx. KEP
(S O A P)
1. 9 Maret Nyeri akut berhubungan S : Klien mengatakan keluhan
2021 dengan agen pencedera nyeri pada paha bagian
fisik prosedur operasi bekas operasi
ditandai dengan osteomielitis setahun yang
DS : lalu sudah menurun

- Klien O : Skala nyeri 2


mengatakan
Pola tidur membaik
nyeri pada paha
keluhan meringis
bagian bekas
menurun
operasi
keluhan gelisah
osteomielitis
menurun
setahun yang lalu
Tensi 120/80 mmHg
DO :
Frekuensi nadi 80x/menit
- Tampak meringis
Frekuensi nafas 20x/menit
- Gelisah
Suhu 37,0°C.
- Pola tidur
berubah A : Masalah nyeri akut
- Terdapat nyeri teratasi
tekan skala 3
P : Hentikan intervensi
- TD : 100/70

10
mmHg
- Suhu : 36°C
- Nadi : 80x/menit

RR : 24x/menit

11

Anda mungkin juga menyukai