LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
April 2014
UNIVERSITAS TADULAKO
Oleh
IIN ASTRIA
N 111 13 027
Pembimbing
dr. HABIBI S.L. TOBING, SpOT
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015
PENDAHULUAN
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medula tulang. Osteomielitis
masih merupakan masalah dibidang orthopaedi, terutama pada negara berkembang
termasuk Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya insiden dan
banyaknya kasus-kasus neglected. Tingginya insiden osteomielitis diakibatkan oleh
tingkat higiene dan nutrisi yang masih rendah, fasilitas diagnostik yang belum
memadai hingga pelayanan kesehatan primer dan pengobatan osteomielitis
membutuhkan waktu yang lama. 1,2,3
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula
ditemukan pada bayi. Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang misalnya
femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula serta korpus vertebra. Osteomielitis
selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut peredaran darahnya
lambat dan banyak mengandung sinusoid-sinusoid.3
Semua mikroorganisme dapat menyebabkan osteomielitis namun agen yang
tersering adalah bakteri piogenik dan Mycobacterium tuberculosis. Penyebab
osteomielitis piogenik adalah staphylococcus aureus (80-90%), Escherichia coli,
pseudomonas,
salmonella
serta
Haemophilus
influenza
dan
kelompok
Komplikasi yang dapat timbul antara lain berupa kontraktur sendi, patah
tulang patologis, kerusakan epifisis sehingga terjadi gangguan pertumbuhan,
amiloidosis sekunder, endokarditis, sepsis, perubahan menjadi ganas pada jaringan
epidermis (karsinoma epidermoid, ulkus Marjolin) dan yang sangat jarang yaitu
osteosarcoma.4,8
Karena tidak adanya vaskularisasi pada tulang, osteomielitis kronik hanya
dapat disembuhkan dengan reseksi radikal atau amputasi. Infeksi kronik ini dapat
mengalami kekambuhan menjadi osteomielitis kronis eksaserbasi akut yang dapat
dicegah dengan tindakan debrideman diikuti terapi antibiotik parenteral dan oral.10
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. N
Umur
: 13 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
MRS
: 17 Desember 2013
Rumah Sakit
II. ANAMNESIS
Anamnesis
: Autoanamnesis
Keluhan utama
Dialami sejak 6 bulan yang lalu, rasa nyeri di tungkai bawah sebelah
kanan semakin memberat terutama saat kaki digerakkan hingga akhirnya
pasien tidak bisa lagi menggerakkan tungkai bawah kanannya. Pasien
menjadi tidak bisa berjalan sejak 4 bulan terakhir, dan terdapat luka yang
mengeluarkan cairan putih seperti susu, berbau busuk serta luka
bertambah besar dan dalam sehingga tulang kering pasien tampak dari
luar. Awalnya tungkai bawah kanan pasien tiba-tiba bengkak sejak 6 bulan
lalu, keluhan ini dirasakan saat malam hari saat pasien sedang menonton
tv. Kaki kanan terasa nyeri dan kemerahan, keesokan harinya timbul 3
lepuhan diatas kulit tungkai yang bengkak. Empat hari kemudian lepuhan
di kulit tersebut pecah dan mengeluarkan cairan berwarna kuning.
Demam (-), riwayat demam dialami sejak 6 bulan yang lalu, hilang timbul,
kadang disertai menggigil. Berkeringat malam (-).
Sesak nafas (-), Riwayat nyeri tenggorokkan (-), batuk disangkal. Tidak
ada nyeri dada.
Mual (-), muntah (-), sakit ulu hati (-), Nafsu makan baik.
Riwayat alergi (+), pasien sering mengalami gatal-gatal pada kulit sejak
bayi hingga sekarang. Bila makan telur puyuh, seluruh badan pasien juga
menjadi gatal-gatal dan sering kambuh, terkadang penyakit kulit yang
diderita pasien berwarna kemerahan dan mengeluarkan nanah.
Riwayat keluarga :
-
Riwayat Trauma :
-
Ada, pasien pernah terjatuh ketika tertimpa jergen yang berisi 5 liter air
pada lutut kanannya sejak 2 minggu sebelum pasien mengalami
bengkak pada kaki. Saat tertimpa jergen, pasien hanya sedikit merasa
nyeri pada lutut kanannya, tidak terdapat luka, dan pasien masih bisa
beraktifitas seperti biasa.
Riwayat Pengobatan :
-
III.PEMERIKSAAN FISIS
Status present
BB
: 37 kg
TB
: 120 cm
IMT
: 25,69 kg/m2
Tanda vital
Tekanan darah : 90 / 60 mmHg
Nadi
Pernapasan
: 20 x/menit, torakoabdominal
Suhu
: 37 C, axilla
Kepala
: Normocephal
Mata
Mulut
Leher
Thoraks
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: Timpani
Palpasi
Abdomen
10
WBC
: 9,4 x 103/uL
RBC
: 4,38 x 106/uL
Hb
: 11.0 g/dL
Hct
: 33,7 %
PLT
: 383 x 103/uL
11
Ekspertise
Tampak fraktur pada proksimal tibia dan 1/3 tengah tibia dekstra,
pergeseran ke arah medial, ekstraartikuler
Kesan :
Osteomielitis kronis tibia dekstra dan tampak adanya fraktur pada proksimal
tibia dan 1/3 tengah tibia dekstra
12
Foto Thoraks PA
Ekspertise :
Thorax :
Cor
DIAGNOSA KERJA
Fraktur Patologis pada tibia dekstra et Causa Osteomielitis Kronik Kruris
Dekstra
IVFD RL 20 tpm
IX. ANJURAN
Kultur darah
13
X.
PROGNOSIS
Dubia
XI. FOLLOW UP
Tanggal
18/12/2013
Perjalanan Penyakit
Perawatan hari ke-1
Instruksi Dokter
- IVFD RL 20 tpm
N : 84 x/menit
KU : baik
P : 20 x/menit
S : 36,5C
gerakkan
PF : Status lokalis ; at Regio cruris dekstra
Look :
jam/IV
Anjuran :
pro debridement + sequestrectomy +
Persiapan operasi
19/12/2013
- IVFD RL 20 tpm
N : 80 x/menit
KU : baik
P : 20 x/menit
S : 36,6C
gerakkan
jam/IV
kelainan.
14
sekitarnya,
24.00 WITA
WBC
: 8,3 x 103/uL
RBC
: 4,38 x 106/uL
Hb
: 11.3 g/dL
Hct
: 34,2 %
MCV
: 24 fl
MCH
: 74 PG
MCHC
: 33,1 g/dl
PLT
: 308 x 103/uL
LED
: 45 mm/jam
BT
: 4 30
CT
: 8 30
20/12/2013
N : 88 x/menit
KU : Baik
- IVFD RL 20 tpm
P : 16 x/menit
S : 36,5C
gerakkan
Instruksi Post Op
Refill Time
15
- Tirah baring
WBC
: 18,1 x 103/uL
RBC
: 3,7 x 106/uL
Hb
: 9.7 g/dL
Hct
: 28,3 %
PLT
: 224 x 103/uL
Saucerization hari 0
Perawatan hari ke-4
T : 100/60
KU : Sedang
- IVFD RL 20 tpm
mmHg
- Diet Bebas
N : 72 x/menit
P : 20 x/menit
normal
S : 36,7C
Look :
- mobilisasi
N : 80 x/menit
KU : baik
- IVFD RL 20 tpm
P : 28 x/menit
16
S : 36.6C
Look :
- mobilisasi
(+),
Feel :
o Nyeri tekan (+), NVD : Capillary Refill time <
2 detik
Move :
o ROM : Pergerakan artikulasio genu dextra
terbatas karea nyeri
23/12/2013
N : 80 x/menit
KU : baik
- IVFD RL 20 tpm
P : 16 x/menit
S : 36.8C
Look :
- Mobilisasi
(+),
- Rawat Luka
Feel :
o Nyeri tekan (+), NVD : Capillary Refill time <
2 detik
Move :
o ROM : Pergerakan artikulasio genu dextra
terbatas karena nyeri
24/12/2013
N : 84 x/menit
KU : baik
- IVFD RL 20 tpm
P : 18 x/menit
Kel : (-)
S : 36.5C
Look :
- Mobilisasi
Feel :
o Nyeri tekan (+), NVD : Capillary Refill time <
2 detik
17
Move :
o ROM : Pergerakan artikulasio genu dextra
terbatas karena nyeri
Hasil kultur dan uji sensitivitas antibiotik :
Biakan + Pseudomonas Aeruginosa,
Antibiotik yang sensitif ialah
- Meropenem
- Amikacin
- Ciprofloxacin
- Fosfomycin
- Levofloxacin
- Norfloxacin
- Ofloxacin
- Sulfonamides
25/12/2013
N : 76 x/menit
KU : baik
- IVFD RL 20 tpm
P : 20 x/menit
S : 36.5C
Look :
- Mobilisasi
N : 80 x/menit
KU : baik
- IVFD RL 20 tpm
P : 20 x/menit
S : 36.7C
Look :
- Mobilisasi
18
Feel :
o Nyeri tekan (+), NVD : Capillary Refill time <
2 detik
Move :
o ROM : Pergerakan artikulasio genu dextra
terbatas karena nyeri
27/12/2013-
1/01//2014
KU : baik
- IVFD RL 20 tpm
N : 82 x/menit
P : 16 x/menit
S : 36.8C
Look :
- Mobilisasi
N : 82 x/menit
AFF infus
P : 16 x/menit
S : 36.8C
Look :
Neurodex 3x1
Mobilisasi
AFF infus
Feel :
o Nyeri tekan (+), NVD : Capillary Refill time <
2 detik
Move :
o ROM : Pergerakan artikulasio genu dextra
terbatas tidak terbatas
03/01//2014
19
N : 78 x/menit
P : 16 x/menit
S : 36.5C
Look :
Neurodex 3x1
Mobilisasi
Rawat jalan
Feel :
o Nyeri tekan (+), NVD : Capillary Refill time <
2 detik
Move :
o ROM : Pergerakan artikulasio genu dextra
terbatas karena nyeri
D/s : Post Op hari 7 sampai hari ke- 13
RESUME
Seorang anak perempuan, 13 tahun, masuk RSUD UNDATA Palu dengan
keluhan utama nyeri di tungkai bawah sebelah kanan yang telah dialami sejak 6
bulan yang lalu, nyeri tidak terus menerus namun semakin memberat hingga tidak
bisa berjalan sejak 4 bulan terakhir. Terdapat fistel (+) yang mengeluarkan pus (+),
foetor (+) dan bone expose. Riwayat febris (+) sejak 6 bulan lalu, oedema, eritema
dan timbul bula di kulit cruris dextra 6 bulan lalu secara tiba-tiba. Pasien sebelumnya
pernah berobat ke puskesmas dan diberi obat penurun panas dan antibiotik selama 4
bulan, namun tidak ada perubahan. Riwayat dermatitis atopik (+) kadang disertai
infeksi sekunder.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan status present : sakit sedang/gizi lebih/
composmentis. BB: 37 kg, TB: 120 cm, IMT: 25,69 kg/m2. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD: 90/60 mmHg, N: 88 x/menit, reguler, kuat angkat,
P:20x/menit,S: 37 C. Pada pemeriksaan ekstremitas Status lokalis ; at Regio cruris
dekstra tampak Deformitas (+), fistel (+), fluktuasi (+), bentuk bulat seperti uang
20
logam dan memanjang, darah (+), pus (+), warna kulit kemerahan dibanding
sekitarnya, foetor (+), Dasar luka berupa tulang (+), Oedema (+), Tanda peradangan
(+). Nyeri tekan (+), ukuran luka D 3 cm, NVD : denyut a. Tibialis posterior dan a.
Dorsalis pedis teraba, Capillary refill time <2 detik, ROM : Pergerakan artikulasio
genu dextra terbatas.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb yang menurun yaitu 11,0
g/dL, HCT 33,7%.
Osteomielitis kronis tibia dekstra dan tampak adanya fraktur tibia dekstra.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang,
maka penderita ini didiagnosis menderita Fraktur Patologis Tibia Dekstra et Causa
Osteomielitis Kronik Kruris Dekstra.
DISKUSI
Osteomielitis kronik merupakan kelanjutan dari osteomielitis akut yang
tidak terdiagnosis atau tidak diterapi secara adekuat. Perkembangan osteomielitis
adalah suatu proses kompleks yang berhubungan dengan interaksi antara pejamu dan
agen infeksi. Respon inflamasi pada pejamu akibat suatu patogen dan predisposisi
genetik yang mempengaruhi adanya perbedaan fungsi kekebalan merupakan etiologi
pada beberapa kasus osteomielitis. Faktor terkait seperti penyakit yang menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh dan kelemahan vaskular serta pemasangan
prostesis sendi sering terkait dengan kejadian osteomielitis.8
Keluhan utama nyeri di tungkai bawah sebelah kanan yang dialami 6 bulan
pada pasien ini dikarenakan pasien mengalami suatu infeksi kronik yang merupakan
kelanjutan dari osteomielitis akut yang tidak terdiagnosis dan diterapi secara adekuat.
Pasien juga mengalami kemerahan, nyeri tekan, penurunan fungsi kruris dekstra dan
timbulnya sinus drainase yang membuka ke kulit diatasnya serta adanya fraktur
21
pada
pasien
ini
berupa
terapi
pembedahan
yaitu
sekuestrektomi dengan tujuan membuang tulang mati yang terinfeksi atau sekuestrum
dan pemberian antibiotik baik lokal maupun sistemik sesuai hasil kultur. Sisa rongga
22
DAFTAR PUSTAKA
23
1.
2.
Trianto,K.
Sistem
Muskuloskeletal.
Dalam
Sjamsuhidajat,R.,
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DAFTAR ISI
24
DAFTAR GAMBAR
ii
25
iii
26
27