FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
GAMBARAN RADIOLOGI
OSTEOMIELITIS
OLEH :
Fitriani Giringan
NIM : 10119210045
PEMBIMBING :
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
BAB I
PENDAHULUAN
D. Manifestasi klinis
Osteomielitis hematogen akut dihasilkan dari kembang biak bakteri tulang.
Anak-anak paling sering terkena karena daerah meta-physeal (tumbuh) dari tulang
panjang yang vaskular dan rentan terhadap trauma kecil. Lebih dari setengah kasus
osteomyelitis hematogen akut pada anak-anak terjadi pada pasien yang lebih muda
dari lima tahun. Gejala klinis biasanya muncul dalam waktu dua minggu dari onset
penyakit dengan gejala sistemik, termasuk demam dan iritabilitas, serta eritema
lokal, pembengkakan, dan nyeri tekan pada tulang yang terkena, serta berdenyut
karena nanah yang tertekan kemudian terdapat tanda-tanda abses.9
Osteomielitis kronis umumnya sekunder pada fraktur terbuka, bakteremia, atau
kontak dengan infeksi jaringan lunak. Insiden untuk terjadi osteomielitis pada
fraktur terbuka terjadi setelah 3 bulan dilaporkan sebanyak 27%. Osteomielitis
hematogen lebih jarang terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Biasanya
melibatkan vertebra, tetapi dapat terjadi pada tulang panjang, panggul, atau
klavikula. Pasien dengan osteomyelitis vertebral sering memiliki kondisi medis
yang mendasarinya (misalnya, diabetes mellitus, kanker, penyakit ginjal kronis atau
riwayat penggunaan obat intravena. Nyeri punggung adalah gejala utama yang
muncul.9
Osteomielitis kronis dari infeksi jaringan lunak lebih sering terjadi dikarenakan
prevalensi kejadian infeksi diabetik dan penyakit vaskular perifer meningkat.
Penyakit vaskular perifer, yang juga umum pada pasien dengan diabetes,
mengurangi respons penyembuhan tubuh dan berkontribusi terhadap luka kronis
dan infeksi jaringan lunak berikutnya. Kondisi-kondisi ini dapat bertindak secara
sinergis untuk secara signifikan meningkatkan risiko osteomielitis pada pasien.
Gejala klinis osteomielitis tidak spesifik dan sulit untuk didiagnosis.9
E. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
▪ Osteomyelitis Hematogen Akut
Osteomyelitis hematogen akut berkembang secara progresif atau cepat.
Pada keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada
kulit dan saluran napas atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan
pada daerah infeksi, nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak
yang bersangkutan. Gejala – gejala umum timbul akibat bakterimia dan
septikemia berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang.
▪ Osteomyelitis Hematogen Subakut
Osteomyelitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak – anak dan
remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri
lokal, sedikit pembengkakan dan dapat pula penderita menjadi pincang.
Terdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau
mungkin berbulan – bulan. Suhu tubuh biasanya normal.
▪ Osteomyelitis Kronis
Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari luka/sinus
setelah operasi yang bersifat menahun. Kelainan kadang – kadang disertai
demam dan nyeri lokal yang hilang timbul didaerah anggota gerak tertentu.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
• Demam (terdapat pada 50% dari neonatus)
• Nyeri tekan
• Gangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan gangguan
akan bertambah berat bila terjadi spasme lokal.
• Ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri
tekan. (Osteomyelitis kronis)
• Edema
• Teraba hangat
• Fluktuasi
• Penurunan dalam penggunaan ekstremitas (misalnya ketidakmampuan
dalam berjalan jika tungkai bawah yang terlibat atau terdapat
pseudoparalisis anggota badan pada neonatus).
• Kegagalan pada anak-anak untuk berdiri secara normal.
3. Pemeriksaan Penunjang
➢ Tes laboratorium rutin
Tes darah rutin biasanya tidak spesifik. Jumlah sel darah putih sering normal
pada osteomielitis akut. Laju endap darah (LED) dan protein C-reaktif
(CRP) sering meningkat. Namun, mereka berdua tidak memiliki spesifisitas
bila tidak ada data radiologis dan mikrobiologi lainnya. Dalam kasus-kasus
osteomielitis yang terbukti, kedua tes dapat digunakan untuk menilai
respons terhadap terapi atau kambuh. CRP lebih dapat diandalkan daripada
LED untuk menilai respon terhadap pengobatan pada anak-anak.
➢ Kultur Darah
Kultur darah dapat dilakukan ketika osteomyelitis dicurigai, meskipun
mereka sering negatif kecuali dalam kasus osteomyelitis hematogen.
➢ Biopsi
Gold standar untuk diagnosis osteomielitis adalah biopsi tulang dengan
pemeriksaan histopatologi dan kultur jaringan, tetapi tidak dilakukan pada
luka terbuka tidak ada purulen.10
➢ Radiologi11
✓ Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak ditemukan kelainan
radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan
lunak
Gambar 1
Proyeksi lateral pada tibia terlihat
gambaran sklerotik didiametafisis tibia
Gamb ar 2.
Proyeksi AP pada tibia terlihat
g a m b a r a n s k l e r o t i k d i lateral diametafisis
tibia
➢ Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah sepuluh hari (2minggu ) berupa
refraksi tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan pembentukan tulang
baru dibawah periosteum yang terangkat.
Gambar 3.
Tampak destruksi
tulang pada tibia
dengan
pembentukan
tulang
subperiosteal
Ultrasonografi
dapat
memperlihatka
n adanya
e f u s i pada sendi.
Gambar 4
.
Ultrasound image
of the left hip
shows a large
jointeffusion
Radiologik dari abses Brodie yang dapat ditemukan pada osteomielitis sub
akut/kronik. Pada gambar terlihat kavitas yang dikelilingi oleh daerah sclerosis.
2. Osteomielitis kronis
Terjadi apa bila :
1. Pengobatan infeksi terlambat atau tidak adekuat.
2. Ada squester.
3. Terdapat osteomielitis yang kronis sejak dari permulaan, misalnya pada abses
Brodie.
➢ Patologi dan patogenesis
Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang menghambat
terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada tulang. Sekuestrum
ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah terjadinya penutupan kloaka
(pada tulang) dan sinus (pada kulit). Squestrum diselimuti oleh involucrum yang tidak
dapat keluar atau dibersihkan dari medula tulang kecuali dengan tindakan operasi.
Proses selanjutnya terjadi destruksi dan sklerosis tulang yang dapat terlihat pada foto
rontgen.
➢ Pemeriksaan Radiologis
Foto polos rontgen dapat ditemukan adanya tanda – tanda porosis dan sklerosis
tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin adanya sequestrum
Gambar 7 Gambar 8
Proyeksi lateral tarsal terlihat Osteomielitis lanjut pada tibia
gambaran lesi osteolitik dan kanan. Ditandai dengan adanya
sclerosis extensive dibagian distal gambaran sekuestrum
metafisis pada calcaneus
Lesi destruksi
Gambaran radiologi osteomielitis akut
B. OSTEOMIELITIS PADA VERTEBRA
Paling sering mengenai corpus vertebrae. Pada stadium awal : destruksi tulang
yang lebih menonjol, baru sklerosis. Lesi bisa bermula di sentral atau tepi corpus
vertebrae.
Pada lesi yang bermula di tepi corpus vertebrae, diskus cepat mengalami
destruksi dan sela diskus akan menyempit. Dapat timbul abses paravertebra yang
terlihat sebagai bayangan berdensitas jaringan lunak sekitar lesi.
Perbedaan dengan spondilitis tb adalah : adanya sklerosis, destruksi diskus
kurang, dan sering timbul penulangan antara vertebra yang terkena proses dengan
vertebra didekatnya (bone bridging).
C. OSTEOMIELITIS PADA TULANG LAIN
1. Tengkorak
Biasanya osteomielitis pada tulang tengkorak terjadi sebagai akibat perluasan
infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis. Proses destruksi bisa setempat atau difus.
Reaksi periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali.
2. Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi.
Namun, infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada mulut. Infeksi
terjadi melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti hygiene oral
yang buruk dan kerusakan gigi.
3. Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian sayap tulang
ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang terjadi. Pada foto
terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan
sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Secara klinis sering
disertai abses dan fistula. Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung
lebih cepat, dan pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi.
D. OSTEOMIELITIS SKLEROSING GARRE
Osteomielitis sklerosing (Osteomielitis Garre) : “suatu osteomielitis subakut &
terdapat kavitas yang dikelilingi jaringan sklerotik pada daerah metafisis & diafisis
tulang panjang“. Penderita biasanya remaja & dewasa, terdapat rasa nyeri & mungkin
sedikit pembengkakan tulang.
➢ Pemeriksaan radiologis
Foto rontgen : kavitas yang dilingkari oleh jar. Sklerotik tidak ditemukan kavitas
yang sentral, hanya berapa suatu kavitas yang difus.
Osteomielitis Garre
F. Tatalaksana