S
Kelompok 1 :
Annysyah P032114401095
Dilla Dwi Rahmadhani P03211440
Elsa Ade Riani P03211440
Suchika Wulandari Putri P032114401120
What?
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang
mencakup sumsum dan atau kortek tulang dapat berupa
eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen
(infeksi yang berasal dari dalam tubuh). (Reeves,
2001:257).
Osteomyelitis piogenik
01 hematogen
02
Osteomyelitis tuberkulosis
5. Ultrasonografi
Pada ultrasonografi (US), adanya pengumpulan cairan yang berdekatan dengan tulang tanpa
mengganggu jaringan lunak biasanya menunjukkan osteomielitis. Temuan lain pada USG termasuk
elevasi dan penebalan periosteum. USG mungkin juga berguna dalam kasus dengan perangkat keras
ortopedi atau pada pasien yang tidak dapat menjalani MRI.
6. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri
Salmonella.
Penatalaksanaan
Sasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi (Boughman,
2000:389).
1. Imobilisasi area yang sakit : lakukan rendam salin noral hangat selama 20 menit beberapa kali
sehari.
2. Kultur darah : lakukan smear cairan abses untuk mengindentifikasi organisme dan memilih
antibiotik.
3. Terapi antibiotik intravena sepanjang waktu.
4. Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan selama 3 bulan.
5. Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik pertahankan terapi
antibiotik tambahan.
Penatalaksanaan Osteomieltits dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Identitas
Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asusransi, golongan darah, nomorregister, tanggal masuk rumahsakit, dan
diagnosa medis.
Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomelitis adalah nyeri hebat.Untuk memperoleh
pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawatdapat menggunakan metode PQRST :
Provoking incident
Quality of pain
Region, radiation, relief
Severity (scale) of pain
Time
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejalaakut (misalnya : nyeri lokal,
pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhankeluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan
demam sedang.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan sekarang, atau penyakit lain yang
berhubungan tulang, seperti trauma tulang,infeksi tulang, fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun biasanya tidak ada penyakit
Osteomielitis yang diturunkan.
Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila dipalpasi. Bisa juga terdapat
eritema atau kemerahan dan panas. Efek sistemikmenunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi,
irritable, lemah bengkak, nyeri, maupun eritema.
Pengkajian dengan Pendekatan 11 fungsional Gordon
1.Persepsi dan Manajemen Kesehatan
2.Nutrisi Metabolik
3.Eliminasi
4.Aktivitas Latihan
5.Istirahat Tidur
6.Kognitif Persepsi
7.Persepsi Diri Konsep Diri
8.Peran Hubungan
9.Seksual Reproduksi
10.Koping Toleransi Stress
11.Nilai Kepercayaan
2. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri Akut b.d terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema
dan cidera pada jaringan, alat traksi, stress dan ansietas. d.d Tampak meringis,
Gelisah, Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur, nafsu makan berubah, Proses
berpikir terganggu, Diaphoresis.
2. Gangguan Integritas kulit/jaringan b.d tekanan, perubahan status metabolik,
kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi d.d oleh terdapat luka / ulserasi,
kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, nyeri, Perdarahan,
Kemerahan, Hematoma.
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d nyeri/ ketidaknyamanan, kerusakan
muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan
d.d kekuatan otot menurun, rentang gerak rom menurun
4. Risiko infeksi d.d pembentukan abses tulang
5. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan pengobatan
3. Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Luaran Intervensi
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesik secara
tepat
- Ajarkan Teknik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa keperawatan Luaran Intervensi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
- Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi prosedur debridement (mis
enzimatik, biologis, mekanis, autolitik),
jika perlu
Diagnosa keperawatan luaran intervensi
3. Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan dukungan mobilisasi
b.d nyeri/ ketidaknyamanan, keperawatan 3x24 jam, diharapkan Observasi
kerusakan muskuloskletal, mobilitas fisik meningkat dengan KH : - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
terapi pembatasan aktivitas, - Pergerakan ekstremitas meningkat fisik lainnya
dan penurunan - Kekuatan otot meningkat - Identifikasi toleransi fisik melakukan
kekuatan/tahanan d.d - Rentang gerak (ROM) meningkat pergerakan
kekuatan otot menurun, - Nyeri menurun - Monitor frekuensi jantung dan tekanan
rentang gerak rom menurun - Kaku sendi menurun darah sebelum memulai mobilisasi
- Gerakan terbatas menurun - Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu (mis: pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika
perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis: duduk di tempat tidur,
duduk di sisi tempat tidur)
Diagnosa keperawatan luaran intervensi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
5. Ansietas b.d kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan reduksi ansietas
pengetahuan tentang kondisi 3x24 jam, diharapkan tingkat ansietas Observasi
penyakit dan pengobatan menurun dengan KH : - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
- Verbalisasi kebingungan menurun (mis: kondisi, waktu, stresor)
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi - Identifikasi kemampuan mengambil
yang dihadapi menurun keputusan
- Perilaku gelisah menurun - Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
- Perilaku tegang menurun nonverbal)
- Konsentrasi membaik
- Pola tidur membaik Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
- Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama
pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
- mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
4. Implementasi keperawatan
Tindakan keperawatan (implementasi) adalah preskripsi untuk perilaku positif yang diharapkan
dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat sesuai dengan apa yang
direncanakan (Doengoes, 2000, hal 10).
Komponen tahap implementasi :
a. Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter Tindakan keperawatan
mandiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang, nyaman,
mengurangi kebisingan lingkungan dan membatasi jumlah pengunjung serta lamanya
waktu yang dirawat (Carpenito, 2000).
b. Tindakan keperawatan kolaboratif Tindakan dilakukan oleh perawat bila perawat bekerja
dengan anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang
bertahan untuk mengatasi masalah klien (Carpenito, 2000).
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Dokumentasi merupakan pernyataan kejadian atau aktivitas yang otentik dengan
mempertahankan catatan yang tertulis, dimana dokumen dapat memberikan bukti respon klien
terhadap tindakan keperawatan dan perubahan-perubahan pada klien (Carpenito, 2000).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi Asuhan Keperawatan sebagai tahap akhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai hasil akhir dan seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Evaluasi ini bersifat sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan sekaligus pada akhir dari semua
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan disebut juga evaluasi pencapaian jangka
panjang, Ada dua alternatif dalam menafsirkan hasil evaluasi, yaitu :
a. Masalah teratasi,
Masalah teratasi apabila klien atau keluarga menunjukkan perubahan
tingkah laku dan perkembangan kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi apabila klien atau keluarga sama sekali tidak menunjukkan perubahan
perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbuk masalah baru.
Evaluasi klinik keperawatan yang diharapkan pada klien dengan osteomielitis menurut
Smletzer & Bare (2001) adalah :
-Mengalami peredaan nyeri.
-Peningkatan mobilitas fisik.
-Tidak terjadi infeksi.
-Adanya kepatuhan terhadap regimen terapeutik
terimakasih