Anda di halaman 1dari 60

ASKEP PADA KLIEN

DEPISIT PERAWATAN DIRI

Hj. Rusherina
PENGERTIAN DPD
Suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
spt : mandi (hygiene), berpakaian/ berhias,
makan & toileting.

Gangguan kemampuan utk melakukan


aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Nurjannah, 2004).
• Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan utk melakukan aktifitas
perawatan diri (kebersihan diri, berhias,
makan, toileting)
(Herdman, 2012)
2.
1. Mandi/ Berpakaian/
kebersihan Berhias

Jenis-Jenis
Depisit Perawatan Diri

4. Toileting 3. Makan/
minum
JENIS–JENIS PERAWATAN DIRI
(Nurjannah : 2004, 79 )
1.Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Adalah : Gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian
/berhias.
Adalah : Gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan
sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan/minum
 Gangguan kemampuan utk menunjukkan
aktivitas makan.

4. Kurang perawatan diri : Toileting


Adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas
toileting sendiri.
PROSES TERJADINYA MASALAH
Depisit Perawatan Diri

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya


defisit perawatan diri, meliputi :
A. Faktor predisposisi
B. Faktor presipitasi
ETIOLOGI Perkembangan

Biologis
Faktor
Predisposisi
Menurut Menurunnya
(Tarwoto & Wartonah, 2010) kemampuan
realitas
Menurut
(Depkes , 2000)
Sosial

Kelemahan Penurunan
Fisik Kesadaran Body Image

Status
Faktor Sos-ek
Presipitasi
Pengetahuan

Kondisi
Fisik/Psikis
A. Faktor predisposisi
» Biologis : penyakit fisik dan mental yang
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
perawatan diri dan faktor herediter
» Psikologis :
» Faktor perkembangan dimana keluarga terlalu
melindungi dan memanjakan pasien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
» Kemampuan realitas turun. Pasien gangguan
jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
» Sosial :
Kurang dukungan dan situasi lingkungan
mempengaruhi kemampuan dalam
perawatan diri.

B. Faktor presipitasi /f. pencetus


- Penurunan motivasi,
- Kerusakan kognitif atau persepsi,
- Cemas,
- lelah, lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
ETIOLOGI DPD
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000)
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Tanda dan gejala Klien DPD
1. Fisik
2. Psikologis
3. Sosial
1. Fisik

a. Bau badan

b. Pakaian kotor

c. Rambut dan kulit kotor

d. Kuku panjang dan kotor

e. Penampilan tidak rapi


2. Psikologis

a.Malas

b.Tidak ada inisiatif

c.Menarik diri

d.Rendah diri
3. Sosial

a.Kurang interaksi

b.Tidak mampu berperilaku s.d norma


TANDA DAN GEJALA
◊ Dapat dinilai dari pernyataan pasien tentang
kebersihan diri, berdandan dan berpakaian,
makan dan minum, BAB dan BAK dan
didukung dengan data hasil observasi.

◊ Data Subjektif

◊ Data Objektif
◊ Data Objektif :
• Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi
kotor, kuku panjang, tidak menggunakan
alat-alat mandi, tidak mandi dengan benar

• Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot


tidak rapi, pakaian tidak rapi, tidak mampu
(berdandan, memilih, mengambil, dan
memakai pakaian, memakai sandal, sepatu,
memakai resleting, memakai barang-barang
yg perlu dalam berpakaian)
• Makan dan minum sembarangan,
berceceran , tidak menggunakan alat makan,
tidak mampu (menyiapkan makanan,
memindahkan makanan ke alat makan,
memegang alat makan, membawa makanan
dari piring ke mulut, mengunyah, menelan
makanan secara aman , menyelesaikan
makan).

• BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak


membersihkan diri setelah BAB & BAK, tidak
mampu (menjaga kebersihan toilet,
menyiram toilet.)
ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI
1. PENGKAJIAN
■ Dgn cara wawancara & observasi kepada
klien dan keluarga(pelaku rawat).
■ Dgn mengajukan pertanyaan :
Bagaimana kebersihan diri pasien?
Apakah pasien malas mandi, mencuci rambut,
menggosok gigi, menggunting kuku?
Bagaimana penampilan pasien
Apakah pakaian pasien rapi dan sesuai?
Apakah klien menggunakan alat mandi/
kebersihan diri ?
Bagaimana makan dan minum pasien ?
Apakah klien menggunakan alat makan dan
minum saat makan dan minum ?
Bagaimana BAB dan BAK pasien ?
Apakah klien membersihkan diri dan tempat
BAB dan BAK setelah BAB dan BAK ?
Apakah klien mengetahui cara perawatan
diri yang benar ?
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang
dapat ditemukan melalui observasi sbb :

1.Gangguan kebersihan diri d/d rambut kotor,


gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor.

2.Ketidakmampuan berhias/berdandan, d/d


rambut acak-acakan, pakaian kotor & tdk rapi,
pakaian tdk sesuai, pada pasien laki-laki tdk
bercukur, pd pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan dan minum secara
mandiri d/d ketidakmampuan mengambil
makan dan minum sendiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.

4. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara


mandiri d/d BAB dan BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dgn baik
setelah BAB dan BAK.
Contoh pendokumentasian hasil pengkajian :

Data :
Pasien mengatakan belum mandi, rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku
panjang dan kotor. Rambut acak-acakan,tidak
disisir, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, makan dan minum diambilkan
oleh keluarga, makan berceceran, dan tidak
pada tempatnya. Tidak menyiram dan
membersihkan diri setelah BAB dan BAK .
2. DIAGNOSIS KEP

Defisit Perawatan Diri


(Kebersihan diri, berdandan, makan dan
minum, BAB dan BAK)

Bisa keempat2nya
Atau salah satu dari 4 hal tsb
(Yusuf, Rizky & Hanik, 2015)
Pohon Masalah
G3 Pemeliharaan Kes
Effect (mandi, Berpakaian/berhias, makan-
minum dan BAB/BAK)

Core Problem Depisit Perawatan Diri

Menurunnya motivasi
dalam perawatan diri
Causa
Isolasi Sosial : Menarik Diri
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
♦ SP adalah istilah yg dipakai pada kep jiwa = SOP

♦ SP pada keperawatan jiwa tdd 3 fase.

1. Fase 2. Fase Kerja


Orientasi
Strategi
Pelaksanaan
(SP)

3. Fase
Terminasi
Ad 1. Pada fase orientasi tdd :

Salam terapeutik, perkenalan, Evaluasi/


validasi, Kontrak (topik, waktu dan tempat)
► Salam terapeutik
► Perkenalan
“Saya perawat, nama saya Usraleli,
senangnya dipanggil Leli “
“Nama Ibu/bapak/mbak siapa ? Senangnya
dipanggil siapa ? “
Jk sudah pernah kontak sebelumnya dg
klien : “Masih ingat dgn saya ?”
Lanjutan

► Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ?“
“Apa yg terjadi di rumah shgg keluarga ibu
membawa adik ke rumah sakit ini ?“
“Menurut bapak, apa alasan keluarga
membawa bapak berobat ?”
► Kontrak
Kontrak topik
“ Bagaimana jika kita bercakap-cakap ttg perasaan
ibu yang merasa tetangga sering memusuhi ibu “
Lanjutan ....
“ Bagaimana jika kita berdiskusi tentang suara-
suara yang sering menyuruh ibu untuk ....... ‘
“ Boleh tidak, kita berbincang ttg bagaimana
berlatih mandi yang benar ?”

Kontrak waktu
“ Menurut ibu, berapa lama kita berdiskusinya ?”
“ Bagaimana kalau 20 menit, bapak setuju ?”
Kontrak tempat
“ Ibu senangnya kita ngobrol dimana ?
“ Kalau di taman depan, mbak suka ?”
Ad 2 Fase kerja
◊ Kaji detail masalah yang dirasakan klien
◊ Kaji apa yg pernah dilakukan klien sebelumnya
◊ Bagaimana hasilnya
“Jadi ada 4 cara yang bisa dilakukan untuk
mengendalikan suara yang Ibu dengar, yaitu dengan
cara menghardik, minum obat, bercakap-cakap, dan
melakukan kegiatan”.
“Nah sekarang saya akan mengajarkan cara yang
pertama yaitu dengan menghardik.”
Lanjutan ......

◊ Jelaskan secara rinci langkah-langkah ttg hal apa


yang ingin dilatih
“ pertama .... Lalu..... Setelah itu ...... Saya akan praktikkan
terlebih dulu lalu ibu mencobanya ya ?
“Langkahnya adalah ....kemudian .... Saya akan
mempraktikkan, bapak perhatikan ya ? ”

◊ Klien dg gangguan jiwa biasanya kognitifnya juga


terganggu
Bahasa yg mudah dimengerti
Jelaskan satu persatu (utk 1 SP bisa dilakukan 2x
pertemuan)
Sp 1 Mandi (Pertama : mandi Kedua : gosok gigi)
Lanjutan ......

Ad 3. Pada fase terminasi tdd :


1. Evaluasi respon klien (evaluasi subjektif &
evaluasi objektif)

2. Tindak lanjut  Memasukkan latihan yang


diajarkan ke buku kegiatan pasien

3. Kontrak yang akan datang


Lanjutan ......

1. Evaluasi respon klien (evaluasi subjektif &


evaluasi objektif)
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berdiskusi ttg berlatih berpakaian yang benar ?”

Evaluasi Objektif
“Coba ibu praktikkan lagi cara mandi yang
benar ?
“ Coba Ibu sebutkan apa alat-alat yg diperlukan
saat makan ?”
Lanjutan ......

2. Tindak lanjut
● Sarankan utk terus berlatih
“Ibu mau berlatih berhias berapa kali
sehari ?”

● Masukkan dlm buku kerja klien


“Jam berapa, baiklah saya akan tuliskan di
buku kerja mbak.... Lalu jam berapa lagi ....
“ Pada pertemuan berikutnya, saya akan
lihat buku kerja ini apakah ada hambatan
mbak dalam berhias, boleh mbak ?”
BUKU KEGIATAN HARIAN KLIEN
Nama :
Ruangan :
Hari/ Tanggal : Jum’at / 23 Februari 2018

Jam Kegiatan K e t e r a n g an
M B T
08. 00 – 09. 00 Sarapan Pagi V
Membersihkan tempat tidur
Mandi pagi
Berpakaian / berhias : Berjilbab
Olahraga
09. 00 – 10. 00 Berkonsultasi dengan dokter yang merawat
10. 00 –11. 00
11. 00 – 12. 00 Mandi siang
Berpakaian / berhias

12. 00 – 13.00 Makan siang


Mencuci piring
Membersihkan meja makan
Sholat zuhur
13. 00 – 14.00 Menonton televisi
14. 00 – 15.00 Tidur siang
15. 00 – 16.00
16. 00 – 17.00 Mandi Sore
Berpakaian / berhias : bercukur
Sholat Ashar
17. 00 – 18.00
18. 00 – 19.00 Sholat magrib
Makan malam
Minum Obat
19. 00 – 20.00 Menonton televisi
20. 00 – 21.00
21. 00 – 22.00 Klien tidur masing-masing di ruangan Merpati bersama
klien lainnya
05. 00 – 06. 00
06. 00 – 07. 00
07. 00 – 08. 00
3. Kontrak yang akan datang
Kontrak topik
“ Karena bapak sudah bisa berpakaian dengan
benar, pertemuan berikutnya bagaimana bila
kita akan berlatih cara makan/minum yang
benar ?“

Kontrak waktu
“menurut bapak, kapan saya datang lagi untuk
melanjutkan diskusi kita ?”
“ Bolehkah kita bertemu 2 hari lagi/minggu depan
kita bercakap-cakap kembali ?”
“ Bagaimana kalau besok, ibu keberatan/setuju ?”
3. Kontrak Tempat
“ Ibu nyamannya kita bercakap-cakap dimana ?”
“Ibu senang tidak, bila minggu depan kita ngobrol di
ruangan ini lagi ?”
“ Apakah bapak keberatan, besok kita berlatih di
ruangan perawat ?
3. TINDAKAN KEP DEFISIT PERAWATAN DIRI
Tindakan Keperawatan bertujuan klien mampu :

a. Membina hubungan saling percaya


b. Melakukan kebersihan diri secara mandiri
c. Melakukan berhias/berdandan secara baik
d. Melakukan makan/minum dengan baik
e. Melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Membina hub saling percaya dgn cara:
↳Mengucapkan salam setiap berinteraksi dgn
pasien
↳Berkenalan dgn klien: perkenalkan nama dan
nama panggilan yg perawat sukai, serta
tanyakan nama dan nama panggilan pasien
↳Menanyakan perasaan & keluhan klien saat
ini
↳Buat kontrak asuhan: apa yg akan dilakukan
dg klien, berapa lama akan dikerjakan dan
tempatnya di mana.
Lanjutan membina hub saling percaya ……………..

↳ Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan


informasi yg diperoleh utk kepentingan terapi

↳ Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap


pasien

↳ Penuhi keb dasar pasien bila memungkinkan


b. Melatih klien cara2 perawatan kebersihan
diri
Utk melatih klien dlm menjaga kebersihan diri,
perawat dpt melakukan tahapan tind yg
meliputi :

1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.


2. Menjelaskan alat-alat utk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
4.Melatih klien mempraktikkan cara menjaga
kebersihan diri.
c. Melatih pasien Berpakaian, berdandan /
berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
• Berpakaian
• Menyisir rambut
• Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :


• Berpakaian
• Menyisir rambut
• Berhias
d. Melatih klien makan & minum scr mandiri

Untuk melatih makan dan minum klien,


perawat dapat melakukan tahapan sbb :

☼ Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan


perhari dewasa :
2000-2200 kal (perempuan) ; 8 gelas air
2400-2800 kal (laki-laki) ; 8 gelas air dan
cara makan dan minum
☼ Menjelaskan cara makan dan minum yang
tertib.

☼ Menjelaskan cara merapihkan peralatan


makan dan minum setelah makan dan minum

☼ Mempraktek makan sesuai dengan tahapan


makan yang baik
e. Mengajarkan kien BAB & BAK secara mandiri
Perawat dapat melatih klien untuk BAB dan BAK
mandiri sesuai tahapan berikut :

♦ Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai


♦ Menjelaskan cara membersihkan diri setelah
BAB dan BAK
♦ Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB
dan BAK
♦ Mempraktikkan BAB dan BAK dengan baik

Anda mungkin juga menyukai