Kel 4 Mater Kista Ovarium
Kel 4 Mater Kista Ovarium
Annysah
Claudia Anerli
Dilla Dwi Rahmadhani
Nilam Destinarsih
Suchika Wulandari Putri
DEFINISI
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel berlebih/abnormal pada ovarium yang
membentuk kista. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat
bertahan dari siklus menstruasi sebagai respons terhadap aksi hormonal. Kista
ovarium merupakan gejala khas wanita yang ditandai dengan adanya akumulasi
cairan yang terbungkus membran ovarium (Darmayanti & Nashori, 2021).
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007: 346).
Klasifikasi
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal. Keduanya tidak mengganggu,
tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu
1. Tipe Kista Abnormal
a. Kista denoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat
jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena
berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,
rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.
Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap
bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein
yang sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
g. Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan
Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini.
Etiologi
Menurut Nugroho (2012), kista ovarium disebabkan oleh
gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis dan
ovarium.
2. Gejala gangguan hormonal, indung telur merupakan sumber hormon wanita yang
paling utama sehingga bila terjadi pertumbuhan tumor dapat mengganggu
pengeluaran hormone
3. Gejala klinis karena komplikasi tumor. Gejala komplikasi tumor dapat berbentuk
infeksi kista ovarium dengan gejala demam, perut sakit, tegang dan nyeri, penderita
tampak sakit.
Komplikasi
Menurut Wiknjosastro (2007: 347-349), komplikasi yang dapat terjadi pada kista
ovarium diantaranya:
1. Akibat pertumbuhan kista ovarium
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran
perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisinya dalam perut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang
seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasannya.
Pemeriksaan Penunjang
Kista ovarium dapat dilakukan pemeriksan lanjut yang dapat dilaksanakan
dengan:
1) Laparoskopi
Dengan pemeriksaan ini Sangat berguna untuk mengetahui apakah tumor
berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2) Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan yang tidak.
3) Foto rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
4) CA-125
Memeriksa kadar protein di dalam darah yang disebut CA125.
Kadar CA-125 juga meningkat pada perempuan subur, meskipun
tidak ada proses keganasan.
a) Terapi Hormonal
Pengobatan dengan pemberian pil KB (gabungan
estrogenprogresteron) boleh ditambahkan obat anti androgen
progesteron cyproteron asetat yang akan mengurangi ukuran besar
kista.
b) Terapi Pembedahan/Operasi
Pengobatan dengan tindakan operasi kista ovarium perlu
mempertimbangkan beberapa kondisi antara lain, umur penderita,
ukuran kista, dan keluhan.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Anamnesa (Pengumpulan Data)
a) Keluhan Utama
Dikaji dengan benar-benar apa yang dirasakan ibu untuk mengetahui
permasalahan utama yang dihadapi ibu mengenai kesehatan reproduksi.
b) Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan yang lalu
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang dulu pernah diderita yang dapat
mempengaruhi dan memperparah penyakit yang saat ini diderita.
- Riwayat kesehatan sekarang
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita
pada saat ini yang berhubungan dengan gangguan reproduksi terutama kista
ovarium.
- Riwayat kesehatan keluarga
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gaangguan kesehatan pasien.
c) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, syah atau tidak, umur
berapa menikah dan lama pernikahan.
d) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui tentang menarche umur berapa, siklus, lama menstruasi,
banyak menstruasi, sifat dan warna darah,
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk mengetahui ada
tidaknya kelainan system reproduksi sehubungan dengan menstruasi.
f) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini digunakan ibu
yang kemungkinan menjadi penyebab atau berpengaruh pada penyakit yang
diderita saat ini.
g) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Yang perlu dikaji yaitu kondisi ekonomi pasien serta kebudayaan yang dianut
pasien saat ini.
5. Data Psikologis Hal yang perlu dikaji yaitu perasaan pasien setelah mengetahui
penyakit yang di derita saat ini.
7. Pemeriksaan khusus