Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

Septy Hayatun Nufush

2019205201038

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2021
A. KONSEP DASAR DEFISIT PERAWATAN DIRI
1. Definisi
Pengertian Herdman (2012) mendefinisi defisit perawatan diri sebagai
suatu gangguan didalam melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan
diri, berhias, makan, toileting).Sedangkan perawatan diri merupakan
salah satu kemampuan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhannya
guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya.
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami kelainan dalam melakukan atau menyelesaikan suatu
aktivitas sehari-hari secara mandiri dan merupakan satu masalah yang
sering timbul pada klien dengan gangguan jiwa (Ana Damaiyanti,
2021).
Menurut Potter Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan sesorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya. (Tarwoto dan Wartonah, 2000).

2. Etiologi
Proses terjadinya masalah Bagaimanakah seorang individu bisa
mengalami masalah dalam perawatan diri? Berikut ini adalah faktor-
faktor yang menyebabakan individu mengalami deficit perawatan diri,
yaitu:
a. Faktor prediposisi
1) Biologis, seringkali defisit perawaan diri disebabkan karena
adanya penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien
tidak mampu melakukan perawatan diri dan adanya faktor
herediter yaitu ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
2) Psikologis, factor perkembangan memegang peranan yang tidak
kalah penting hal ini dikarenakan keluarga terlalu melindungi
dan memanjakan individu sehingga perkembangan inisiatif
terganggu. Pasien gangguan jiwa mengalamai defisit perawatan
diri dikarenakan kemampuan realitas yang kurang sehingga
menyebabkan pasien tidakpeduli terhadap diri dan
lingkungannya termasuk perawatan diri
3) Sosial. Kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan
mengakibatkan penurunan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri
adalah penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas,
lelah, lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan
pasien tentang kebersihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan
minum, BAB dan BAK dan didukung dengan data hasil observasi
a. Data subjektif
Pasien mengatakan tentang :
 Malas mandi
 Tidak mau menyisir rambut
 Tidak mau menggosok gigi
 Tidak mau memotong kuku
 Tidak mau berhias/ berdandan
 Tidak bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan
diri
 Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan
minum
 BAB dan BAK sembarangan
 Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah
BAB dan BAK
 Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
b. Data objektif
 Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku
panjang,
 Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan tidak
mandi dengan benar
 Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta
tidak mampu berdandan
 pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil,
memakai, mengencangkan dan memindahkan pakaian, tidak
memakai sepatu, tidak mengkancingkan baju atau celana
 Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam
berpakaian,mis memakai pakaian berlapis-lapis, penggunaan
pakaian yang tidak sesuai. Melepas barang-barang yang perlu
dalam berpakaian, mis telajang
 Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak
menggunakan alat makan, tidak mampu (menyiapkan
makanan, memindahkan makanan ke alat makan (dari panci ke
piring atau mangkok, tidak mampu menggunakan sendok dan
tidak mengetahui fungsi alat-alat makan), memegang alat
makan, membawa makanan dari piring ke mulut, mengunyah,
menelan makanan secara aman dan menghabiskan makanaan).
 BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
setelah BAB dan BAK, tidak mampu ( menjaga kebersihan
toilet dan menyiram toilet setelah BAB atau BAK.)
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEFISIT
PERAWATAN DIRI

1. Pengkajian defisit perawatan diri


Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada
pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan dengan
wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut:
a. Coba ceritakan kebiasaan/ cara pasien dalam membersihkan diri?
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut,
menggosok gigi dan,menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasisen tentang penampilan dirinya? Apakah
pasien puas dengan penampilan sehari-hari pasien?
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut , berdAndan, bercukur
(untuk laki-laki) secara teratur?
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan
kegiatan yang akan dilakukan
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaaan pasien mandi sehari-hari ?
peeralatan mandi apa saja yang digunakan pasien ?
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien ?
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan
fungsinya ?
i. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketikan selesai BAB atau
BAK ?j.
j. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK
setelah BAB dan BAK?
k. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara
perawatan diri yang benar
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui
observasi adalah sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak
berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makan dan minum sendiri,
makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditAndai
dengan BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB dan BAK.

2. Diagnosis Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tAnda dan gejala
defisit perawatan diri yang ditemukan. Jika hasil pengkajian
menunjukkan tAnda dan gejala defisit perawatan diri, maka diagnosis
keperawatan yang ditegakkan adalah :
Defisit perawatan diri : Kebersihan diri,berdandan, makan dan minum,
BAB dan BAK

3. Intervensi Keperawatan Defisit Keperawatan Diri

Pertemuan Pasien Keluarga


1 1. Identifikasi masalah 1. Diskusikan masalah yg
perawatan diri: kebersihan dirasakan dalam
diri, berdandan, merawat pasien
makan/minum, BAB/BAK 2. Jelaskan pengertian,
2. Jelaskan pentingnya tanda & gejala, dan
kebersihan diri proses terjadinya defisit
3. Jelaskan cara dan alat perawatan diri (gunakan
kebersihan diri booklet )
4. Latih cara menjaga 3. Jelaskan cara merawat
kebersihan diri: mandi dan defisit perawatan diri
ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku 4. Latih dua cara merawat:
5. Masukkan pada jadual kebersihan diri dan
kegiatan untuk latihan mandi, berdandan
sikat gigi (2 kali per hari), 5. Anjurkan membantu
cuci rambut (2 kali per pasien sesuai jadual dan
minggu), potong kuku(1 kali memberikan pujian
per minggu)
2 1. Evaluasi kegiatan kebersihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
diri. Beri pujian dalam merawat/ melatih
2. Jelaskan cara dan alat untuk pasien kebersihan diri.
berdandan Beri pujian
3. Latih cara berdandan setelah 2. Latih dua (yang lain) cara
kebersihan diri: sisiran, rias merawat: makan &
muka untuk perempuan; minum, BAB & BAK
sisiran, cukuran untuk pria 3. Anjurkan membantu
4. Masukkan pada jadual pasien sesuai jadual dan
kegiatan untuk memberi pujian
kebersihan diri dan
berdandan
3 1. Evaluasi kegiatan kebersihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
diri dan berdandan. Beri dalam merawat/ melatih
pujian pasien kebersihan diri dan
2. Jelaskan cara dan alat makan berdandan. Beri pujian
dan minum 2. Bimbing keluarga
3. Latih cara makan dan minum merawat kebersihan diri
yang baik dan berdandan dan makan
4. Masukkan pada jadual & minum pasien
kegiatan untuk latihan 3. Anjurkan membantu
kebersihan diri, pasien sesuai jadual dan
berdandan dan makan berikan pujian
& minum yang baik
4 1. Evaluasi kegiatan kebersihan 1. Evaluasi kegiatan kegiatan
diri, berdandan, makan & keluarga dalam
minum. Beri pujian merawat/melatih pasien
2. Jelaskan cara BAB dan BAK kebersihan diri,
yang baik berdandan, makan &
3. Latih BAB dan BAK yang minum. Beri pujian
baik 2. Bimbing keluarga
4. Masukkan pada jadual merawat BAB dan BAK
kegiatan untuk latihan pasien
kebersihan diri,
berdandan, makan & 3. Jelaskan follow up ke
minum dan BAB & RSJ/PKM, tanda kambuh,
BAK rujukan
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian

5 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan latihan


perawatan diri: kebersihan perawatan diri: kebersihan
diri, berdandan, makan & diri, berdandan, makan &
minum, BAB & BAK. Beri minum, BAB & BAK.
pujian Beri pujian
2. Latih kegiatan harian 2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah 3. Nilai kemampuan yang telah
mandiri mandiri
4. Nilai apakah 4. Nilai apakah keperawatan
keperawatan diri telah diri telah baik
baik
4. Evaluasi Kemampuan Pasien dan Keluarga Dalam Defisit Perawatan
Diri
a. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan ditandai dengan
peningkatan kemampuan pasien dalam perawatan diri, seperti:
1) Klien mampu melakukan mandi, mencuci rambut, menggosok
gigi dan menggunting kuku dengan benar dan bersih
2) Mengganti pakaian dengan pakaian bersih
3) Membereskan pakaian kotor
4) Berdandan dengan benar
5) Mempersiapkan makanan
6) Mengambil makanan dan minuman dengan rapi
7) Menggunakan alat makan dan minum dengan benar
8) BAB dan BAK pada tempatnya
9) BAB dan BAK air kecil dengan bersih

b. Evaluasi kemampuan keluarga defisit perawatan diri berhasil


apabila keluarga dapat :
1) Mengenal masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
(pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri )
2) Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
pasien
3) Merawat dan membimbing pasien dalam merawat diri :
kebersihan diri , berdandan (wanita), bercukur (pria), makan
dan minum, BAB dan BAK.
4) Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan
rujukan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa.Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Ns. Ana Damayanti, S. K. M. K. M., Ns. Fitriya Handayani, S. K. M. K., & Ns.
Donny Tri Wahyudi, S. K. M. K. (2021). MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN JIWA UNTUK MAHASISWA DIPLOMA III
KEPERAWATAN. Penerbit Adab. https://books.google.co.id/books?
id=SdQeEAAAQBAJ

Perry, Poter. (2005) . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai