Disusun Oleh :
Evita Kusumawati
Profesi Ners
B. ETIOLOGI
1. Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawatt
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara
makan berantakan, buang air besar/kecil sembarangan,
tidak dapat mandi/siakt gigi, tidak dapat berpakaian
sendiri.
D. PATHOFISIOLOGI
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila
individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya
pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan
faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mrngalami defisit personal
hygien apabila defisitpersonal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan
dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologisnya.
1. Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai
E. PATHWAY
ETIOLOGI Gangguan kognitif Penurunan Motivasi
Kelemahan
Keterbatasan biaya
Patofisiologi
Fisik
Badan bau Rambut dan kulit kotor Kuku panjang dan kotor Gigi kotor dan
mulu
Psikologi
Social
G. PENATALAKSANAA MEDIS
1. Terapi
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien, dengan cara:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
3. Kuatkan kemampuan pasien untuk merawat diri
b. Membimbing dan mendorong klien merawat diri
1. Bantu pasien merawat diri
2. Ajarkan keteraampilan secara bertahap
3. Buat kegiatan harian setiap hari
4. Ingatkan setiap kegiatan
5. Berikan pujian serta kegiatan positif
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung, seperti:
1. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (sabun, pasta gigi, dll)
2. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi pasien
d. Sikap keluarga
1. Sabar dan selalu siap membantu
2. Menerima dan memuji setiap upaya pasien saat merawat diri
3. Tidak mencela/menghina pasien saat merawat diri
H. PENATALAKSANAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan
Potter, 2005) :
1. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
a. Untuk yang masih mempunyai gigi : Menyikat gigi secara teratur
sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari, pagi
b. Bagi yang menggunakan gigi palsu : Gigi dibersihkan dengan
sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang mengalir perlu dapat
digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi tiruan/palsu tidak dan
direndam dalam air bersih.
c. Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali : Setiap
habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk
membersihkan makanan yang melekat.
2. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :
a. Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan
kulit kepala.
b. Potong kuku secra teratur.
3. Kebersihan kulit (mandi) : Usaha untuk membersihkan kulit dapat
dengan cara mandi setiap hari secara te paling sedikit dua kali sehari.
Pada saat mandi lansia sebaiknya mempergunakhangat untuk
merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan, menggunad.
Kebersihan mata, hidung, dan telinga : Mengkonsultasikan diri ke
dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol, bila tidakelainan.
4. Perawatan genetalia Perawatan genetalia merupakan bagian dari
mandi lengkap. Pasien yang paling perawatan genitalia yang teliti
adalah pasien yang beresiko terbesar mempinfeksi. Pasien yang
mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan melakukannya
sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan
peragenitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin.
Dapat membantumemiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan
pasien dalam ruangan padmemberikan perawatan genitalia. Tujuan
perawatan genitalia adalah untuk menterjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
I. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang : serangan stroke seringkali
berlangsung secara mendadak, nyeri kepala, kejang sampai tidak
sadar, gejala kelumpuhan separuh badan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu : perlu dikaji adanya riwayat DM,
Hipertensi, Penyakit Jantung, penggunaan obat-obat anti
koagulan. 3) Riwayat Penyakit Keluarga : perlu dikaji mungkin
ada anggota keluarga yang pernah mengalami stroke.
b. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :
Nyeri
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit : sejak kapan timbul nyerinya, dan
gejala lainnya (misalnya : mual, muntah, nafsu makan, eliminasi,
nyeri otot dan sendi,dll), apakah gelisah.
e. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota kelurga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak).
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit keperawatan diri berhubungan dengan perawatan diri
K. INTERVENSI KEPERAWATAN