Anda di halaman 1dari 18

Pengertian

Inkontenesia urin adalah pengeluaran urine tanpa dis


adari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingg
a mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan a
tau sosial.
Klasifikasi
1.Inkontinensia stress
2.Inkontinensia urgensi
3.Inkontinensia overflow
4.Inkontinensia fungsional
5.Inkontinensia reflex
Etiologi
Penyebab terjadinya inkontenesia urin karena adanya
kelemahan dari otot dasar panggul. Ini yang berkaita
n dengan anatomi dan juga fungsi organ kemih. Kele
mahan dari otot dasar panggul disebabkan oleh, dian
taranya kehamilan yang berulang-ulang, kesalahan da
lam mengedan. Hal tersebut bisa menyebabkan sese
orang tidak dapat menahan air seni (urine).
MANIFESTASI KLINIS
1. Inkontinensia stress : Keluarnya urin selama batuk, mengedan, dan sebagainya. Gejala-gejala ini sangat spes
ifik untuk inkontinensia stress.
2. Inkontinensia urgensi : ketidak mampuan menahan keluarnya urin dengan gambaran seringnya terburu-bur
u untuk berkemih.
3. Enuresis nocturnal : 10% anak usian 5 tahun dan 5% anak usia 10 tahun mengompol selama tidur. Mengom
pol pada anak yang lebih tua merupakan sesuatu yang abnormal dan menunjukan adanya kandung kemih yang tid
ak stabil.
4. Gejala infeksi urine (frekuensi, disuria, nokturia), obstruksi(pancara lemah, menetes), trauma (termasuk pe
mbedahan, misalnya reseksi abdominoperineal), fistula (menetes terus menerus), penyakit neurologis (disfungsi s
eksual atau usus besar) atau penyakit sistemik (misalnya diabetes) dapat menunjukan penyakit yang mendasari.
5. Ketidak nyamanan daerah pubis.
6. Distensi vesika urinaria.
7. Ketidak sanggupan untuk berkemih.
8. Sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine (20-50 ml).
9. Ketidak seimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya.
10. Meningkatkan keresahan dan keinginanan berkemih.
11. Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
12. Tidak merasakan urine keluar.
13. Kandung kemih terasa penuh walaupun telah buang air kecil.
PATOFISIOLOGI
Pengendalian kandung kencing dan sfinkter diperluka
n agar terjadi pengeluaran urin secara kontinen. Peng
endalian memerlukan kegiatan otot normal diluar kes
adaran dan yang di dalam kesadaran yang dikoordina
si oleh reflex urethrovesica urinaria. Pengertian tenta
ng keteraturan stimulus saraf dan kegiatan otot dapat
membantu perawat bagaimana kontinen dapat dapat
dipertahankan.
PENATALAKSANAAN

1. Kateterisasi
2. Medikasi
3.Diet
Diagnosa
1.Gangguan eliminasi urine b/d gangguan sensori mo
tor.
2.Gangguan citra tubuh b/d kehilangan fungsi tubuh,
perubahan keterlibatan sosial.
3. Ansietas b/d perubahan dalam status kesehatan.
Intervensi
Fistula Genitalia
Pengertian
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku an
tara dua organ berongga internal atau antara organ b
erongga internal dan dengan tubuh bagian luar. Nam
a fistula menandakan kedua area yang berhubungan
secara abnormal (Suzanne C. Smeltzer.2001).
Etiologi
Sebabobstetrik
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti
pada partus lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit ole
h alat pada persalinan buatan. Partus dengan tindakan, seperti pada tindaka
n SC, kranioklasi, dekapitasi, ekstraksidengan cunam, seksio-histerektomia.
Sebabginekologik
Proses keganasan/carsinoma terutama carsinoma cervix, radiasi/penyinaran
, trauma operasi atau kelainankongenital.
Histerektomi totalis.
Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit ol
eh klem atau terikat oleh jahitan.
Sebabtrauma
terjadi karena trauma (abortus kriminalis).
Manifestasi klinis
Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau f
eses dapat bocor secara konstan dari lubang kutaneu
s. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vag
ina atau kandung kemih,tergantung pada saluran fist
ula. Fistula yang tidak teratasi dapat menyebabkan in
feksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.
Patofisiologi
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dar
i pembedahan. Biasanya karena terjadi kurangnya ke
sterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang m
erusak abdomen. Maka kuman akan masuk kedalam
peritoneum hingga terjadinya peradangan pada perit
oneum sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses),
terbentuknya abses biasanya disertai dengan demam
dan rasa nyeri pada lokasiabses.
Penatalaksanaan medis
Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi untuk kasus ini tanpa
komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi ini sukses dapat memungkinkan per
empuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca operasi sangat penti
ng untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita yang tidak bersedia untuk operasi ini, dapat
mencari pengobatan alternatif yang disebut urostomy (pengumpulan urin dipakai setiap ha
ri).
Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita dapat kembali berga
bung dengan keluarga mereka, masyarakat, dan masyarakat tanpa rasa malu dari kondisi m
ereka karena bocor dan bau tidak lagi sekarang.
Keperawatan
Pra operasi : persiapan fisik, lab, antibiotika profilaksis, persiapan kolon bilaperlu
Waktu reparasi, tergantung sebab:
Trauma operasi segera, saat operasi tsb, atau ditunda jika diketahui pascaop.
Obstetrik 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan setelah 3-6bulan.
Pasca operasi : drainase urin kateter terpasang.
Pemeriksaan penunjang
1.Darahlengkap
2.CT
3.BT
3. Golongan darah
4. Uriumcreatiumi
5. Protein
6. Albumin
Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, prosesinflamasi
2Resikotinggiinfeksiberhubungandenganpenurunandayataha
ntubuh,proses
pembedahan
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pol
adefekasi.
4.Kecemasan berhubungan dengan perubahan statuskesehat
an.
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang i
nformasi,kesalahan interpretasi.
Intervensi

Anda mungkin juga menyukai