Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA MINGGU KE 1 PADA

PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH:
ANGELIA PUTRI RANTELINO
NIM/P17210213068

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN MALANG
2023
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Jiwa Minggu Ke 1

Pada Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang

Yang Disusun Oleh Angelia Putri Rantelino Nim P17210213068

Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing Klinik Dan Pembimbing Institusi.

Lawang, 09 Oktober 2023

Pembimbing lahan Pembimbing Institusi

(_________________) (_________________)
1.1 Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Menurut Poter. Perry (2005).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

1.2 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.

b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak–anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

1.3 Jenis – Jenis Perawatan Diri


1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79).
1.4 Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a) Fisik
 Badan bau, pakaian kotor.
 Rambut dan kulit kotor.
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 penampilan tidak rapi
b) Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
 Interaksi kurang.
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

1.5 Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene


1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial.
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interakisosial.
diri, aktualisasi diri dan gangguan interakisosial.
1.6 Pohon Masalah

Resiko gangguan integritas kulit

Defisit keperawatan diri

Harga diri rendah Isolasi social : menarik diri

1.7 Rentang Respon


Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat
dan tertutup.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Agama :
Status :
Pekerjaan ;
Jenis kelamin :
Tanggal dirawat :
Tanggal pengkajian :
Ruang rawat :
Diagnosa medis :

II. ALASAN MASUK


a. Data primer
Px mengatakan malas mandi, gosok gigi.
b. Data sekunder
Baju kotor, Rambut acak acakan, Badan bau, Kulit kotor, Menggaruk tubuh

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI


Faktor presipitasi :kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah atau
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu atau tidak
2. Pengobatan sebelumnya berhasil, kurang berhasil, atau tidak berhasil
3. a. Pernah mengalami penyakit fisisk (termasuk gangguan tumbuh kembang )
b. pernah ada riwayat NAPZA seperti narkotika, penyalahgunaan psikotropika, zat aditif (kafein,
nikotin, alkohol) atau tidak
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian, perpisahan )
5. Riwayat penyakit keluarga: Ada/tidak Anggota keluarga yang gangguan jiwa, (kalau ada :
hubungan dengan keluarga, gejala, dan riwayat pengobatan)
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : px terlihat kotor, bau, lusuh, kumal.
2. Tanda vital
TD :
N :
S :
P :
3. Ukur :
BB :
TB :
4. Keluhan fisik :

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
b. Identitas
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktifitas motorik/psikomotor
Kelambatan : (hipokinesia, hipoaktifitas, katalepsi, sub stupor katatonik, fleksibilitas area)
Peningkatan : (hiperkinesia, hiperaktifitas, gagap, stereotipi, gaduh gelisah katatonik, mannarism,
katapleksi, tik, ekhopraxia,grimace, tremor, otomatisma, negativisme, reaksikonversi, verbigerasi,
berjalan kaku/rigid)
4. Afek dan emosi
a. Afek (adekuat, tumpul, dangkal/datar, inadekuat, labil, ambivalensi)
b. Emosi (merasa kesepian, apatis, marah, anhedonia, eforia, cemas, sedih, depresi, keinginan
bunuh diri)
5. Interaksi selama wawancara (bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung, kontak mata
kurang, defensif, curiga)
6. Persepsi – Sensorik (Halusinasi, Ilusi, Depersonalisasi, Derealisasi,)
7. Proses Pikir (Arus pikir, isi pikir)
8. Kesadaran (Menurun, Meninggi, Hipnosa, Disosiasi, Gangguan Perhatian)
9. Orientasi (Waktu, Tempat, Orang, Resiko tinggi cidera, Gangguan Proses Pikir)
10. Memori (Gangguan daya ingat jangka panjang (>1 Bulan), Gangguan daya ingat jangka pendek (1
hari-1 bulan), Gangguan daya ingat saat ini (<24 jam), Amnesia, Paramnesia, Konfabulasi,
Dejavu,Jamaisvu)
11. Tingkat Konsentrasi dan berhitung (mudah beralih, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu
menghitung sederhana)
12. Kemampuan penilaian
13. Daya Tilik Diri (Mengingkari penderita yang diderita, menyalahkan hal-hal diluar dirinya.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan (Mandiri, bantuan minimal, bantuan total)
2. BAB / BAK (mandiri, bantuan minimal, bantuan total)
3. Mandi (mandiri, bantuan minimal, bantuan total)
4. Sikat Gigi (mandiri, bantuan minimal, bantuan total)
5. Keramas (mandiri, bantuan minimal, bantuan total)
6. Berpakaian /berhias (mandiri, bantuan minimal, bantuan total)
7. Istirahat dan tidur (lama tidur siang, lama tidur malam)
8. Penggunaan obat (bantuan minimal, bantuan total)
9. Pemeliharaan kesehatan
10. Aktifitas dalam rumah (mempersiapkan makanan, menjaga kerapihan rumah, mencuci
pakaian, pengaturan keuangan)
11. Aktifitas diluar rumah (belanja, transportasi, lain-lain)

IX. ANALISA DATA


No. DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. DS : px mengatakan malas mandi, gosok Deficit perawatan diri


gigi.
DO : px terlihat kumal, bau, lusuh.

B. Diagnosa
Defisit perawatan diri
No TINDAKAN KEPERAWATAN

A Pasien
SP I
1 Mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri pasien
2 Berdiskusi dengan pasien tentang pentingnya kebersihan diri
3 Berdiskusi dengan pasien tentang cara menjaga kebersihan diri
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara mandi yang baik
3 Membantu pasien mempraktekkan cara mandi yang baik
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3 Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan memasukkan dalam
jadual
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP IV
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara berdandan
3 Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B Keluarga
SP I
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit
perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri
SP II
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan
diri
SP III
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: ElsevierYusuf, Ah, Rizky
Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Jakarta: EGC Fitria Nita. 2009.
Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan DanSrategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika .
Damaiyanti Mukhripah, dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT
RefikaAditamaHoesny.
DefisitPerawatanDiriLPSPdiakses
darihttps://www.academia.edu/35135428/Defisit_Perawatan_Diri_LP_SP pada 14 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai