DEPARTEMEN
KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2015), penyebab kurang
perawatan diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
Menurut Depkes RI (2010), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. FaktorPredisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan RealitasTurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatandiri.
b. FaktorPresivitasi
Faktor presivitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut
Depkes RI (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) BodyImage
Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) PraktikSosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
3) Status SosialEkonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu
tidak bolehdimandikan.
6) KebiasaanSeseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun,
sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik ataupsikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda danGejala
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam
membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber
air, mengatur suhu, atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan
keluar kamarmandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta
memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, mnggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan
makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas,
mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya ke mulut, melengkapi makanan, mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil
cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan
aman.
d. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan
dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau
bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
memebersihkan diri setelah BAB/BAKdengan tepat, dan
menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri
di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat
dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri
rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias,
makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi
oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami
masalah risiko tinggi isolasi sosial (Direja,2011).
Sedangkan menurut Depkes RI (2010) tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaiankotor.
2) Rambut dan kulitkotor.
3) Kuku panjang dankotor.
4) Gigi kotor disertai mulutbau.
5) Penampilan tidakrapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak adainisiatif.
2) Menarik diri, isolasidiri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasahina.
c. Sosial
1) Interaksikurang.
2) Kegiatankurang.
3) Tidak mampu berperilaku sesuainorma.
4) Cara makan tidakteratur.
5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi
tidak mampumandiri.
4. Patofisiologi
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya
gangguan jiwa yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan
munculnya gangguan defisit perawatan diri pada klien (Stuart dan
Laraia, 2005).
Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan
ketidakseimbangan dari neurotransmiternya. Dampak yang dapat
dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan adalah pada perilaku
maladaptif pasien (Townsend, 2005). Secara biologi riset
neurobiologikal mempunyai fokus pada tiga area otak yang
dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistem limbik,
lobus frontalis dan hypothalamus.
Lobus frontal berperan penting menjadi media yang sangat
berarti dalam perilaku dan berpikir rasional, yang saling
berhubungan dengan sistem limbik (Struat dan Laraia, 2005).
Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat meyebabkan gangguan
berfikir, dan gangguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan
serta tidak mampu mengontrol emosi sehingga berperilaku
maladaptif seperti tidak mau merawat diri: mandi,
berpakaian/berhias, makan, toileting (Townsend2005).
Hypotalamus memiliki fungsi utama yaitu sebagai respon
tingkah laku terhadap emosi dan juga mengatur mood dan motivasi.
Kerusakan hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan
motivasi sehingga kurang aktivitas dan dan malas melakukan
sesuatu. Kondisi seperti ini sering kita temui pada klien dengan
defisit perawatan diri, dimana klien butuh lebih banyak motivasi
dan dukungan untuk dapat merawat dirinya (Stuart dan Laraia,
2005).
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur,
alamperasaan,halusinasi,persepsinyeri,muntah.Serotonindapat
mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam
perasaan) dan psikomotor (perilaku) (Hawari, 2008). Jika
terjadi penurunan serotonin akan mengakibatkan
kecenderungan perilaku yang kearah maladaptif. Pada klien
dengan defisit perawatan diri perilaku yang maladaptif
dapat terlihat dengan tidak adanya aktifitas dalam
melakukan perawatan diri seperti: mandi, berganti pakaian,
makan dan toileting (Wilkinson, 2007).
penunjang seperti sinar tembus dada. Diagnosis yang pasti bisa didapatkan
a) Sinar tembusdada
lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam rongga tersebut yang bisa
berasal dari luar atau dari dalam paru-paru itu sendiri. Hal lain yang
b) Torakosintesis
Lokasi aspirasi adalah pada bagian bawah paru disela iga ke-9 garis
dada.
6. Penatalaksanaan
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
f. Fisoterapi dada
B. RIWAYAT KESEHATAN
3. Riwayat Kesehatan Dahulu (Kondisi Kesehatan Atau Penyakit Yang Diderita Pasien
Selama 6 Bulan Terakhir )
4. Riwayat Kesehatan Keluarga (Penyakit yang pernah di derita oleh anggota keluarga,
Lingkungan rumah dan komunitas, Perilaku yang mempengaruhi kesehatan, Persepsi
keluarga terhadap penyakit)
C. Genogram 3 generasi (Skema Garis Keturunan Keluarga Dari 3 Generasi Dan
Menggambarkan Posisi Pasien Dalam Keluarga Tersebut)
D. Pola fungsi kesehatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan(Kebiasaan merokok, Kosumsi alkohol, Kosumsi
obat-obatan, Mempunyai alergi,Harapan dirawat di RS,Pengetahuan tentang
penyakit,Pengetahuan tentang keamanan dan keselamatan)
2. Nutrisi dan Metabolik ( Jenis diet, Diet/Pantangan, Jumlah porsi,Nafsu makan,
Kesulitanmenelan, Jumlah cairan / minuman, Jenis Cairan )
3. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
MASALAH / DIAGNOSIS)
Indeks
No Indikator
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 2 3 4 5
KEPERAWATAN (SMART)
Label NOC : Label NIC :
Indikator : Aktifitas
Keperawatan :
I. PENGKAJIAN BIODATA
JWB PASIEN,,,)
1. RIWAYAT KESEHATAN
4. RKK ( A – D)
8. AKTIVITAS
10. ELIMINASI (
12. PENGAJIAN :
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA (
TELINGA (
PARU – PARU
EKSTERMITAS
KESEMBUHAN PX)
DILIAT )
DIAGNOSIS :
DO.............
2. INTERVENSI ( NOC,NIC)
TELAH DISUSUN
EVALUASI
II.
POIN “NYA
DEPARTEMEN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
I. PENGKAJIAN
A. Tanggal Masuk : 05 Oktober 2021
B. Jam masuk : 18.00 WIB
C. Tanggal Pengkajian :05 Oktober 2021
D. Jam Pengkajian :18.30 WIB
E. No.RM : 29-42-xx
F. Identitas
1. Identitas pasien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 63 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : Pedagang
g. Alamat : Dsn. Sidogede RT 002 Perning
h. Status Pernikahan : Menikah
2. Penanggung Jawab Pasien
a. Nama : Ny. Y
b. Umur : 32 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Alamat : Dsn. Sidogede RT 002 Perning
h. Hub. Dengan PX : Anak
G. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien tidak sadar (data subjektif : - )
Keterangan :
Laki – laki
Perempuan
Pasien
Garis perkawinan
Tinggal satu rumah
Garis keturunan
Jantung
HEMATOLOGI
HBA 1C
IMMUNOLOGI/
SEROLOGI
Ketidakseimbangan
2. DS : nutrisi
DO :
- Keadaan umum : lemah
- Wajah klien tampak pucat
- Kesadaran : koma
- GCS : 4-5-6
- TD : 140/ 90
- S : 37oC
- N : 82 x/menit
- RR : 20x/menit
- BB sebelum sakit : 85kg , BB
sesudah sakit : 73 kg turun 15%
- Intake makanan : menggunkan NGT
6x200cc/24 jam
- Intake minuman : ½ liter/24 jam
- Kebiasaan defekasi :2x/hari sebelum
MRS, setelah MRS 1x/hari
menggunakan pempes
- Kebiasaan miksi : 3 – 4x/hari
sebelum MRS, setelah MRS 1 –
2x/hari
- Jumlah urine : 100 ml/3 jam
Dep.Keperawatan Dasar ProfesiProdi Profesi Ners STIKES ICME Jombang 2020/2021
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SESUAI PRIORITAS)
1. Defisit perawatan diri b/d Ketidakmampuan mengjangkau kamar mandi dan membersihkan
2. Ketidakseimbangan nutrisi b/d respon terhadap sepsis
Jam I 1 liter
Jam II I liter
Jam berikutnya 20 tpm
Pump insulin 4 unit/jam
VI. EVALUASI
NO. NO. HARI/ JAM EVALUASI PARAF
DX TGL
1. Selasa, 09.00 S : Px tidak sadar
05 Okt O:
2021 1. k/u lemah
2. Mukosa bibir kering
3. Konjuntiva anemis
4. Monitor TTV :
a. TD : 146/73 mmhg
b. N : 108 x/menit
c. RR : 26 x/menit
d. S : 36
e. GCS : 2-3-2
f. SPO2 : 99%
g. GDA : 535
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
a. Monitor kesadaran px
b. Monitor TTV px
c. Mengkaji gula darah px
d. Melakukan kebersihan kulit
e. Melakukan kolaborasi dengan tim gizi
dalam pemberian diit makanan
f. Melakukan kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi
Rehidrasi cairan
Jam I 1 liter