Anda di halaman 1dari 37

SMF/ BAGIAN ILMU RADIOLOGI

REFERAT
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES JANUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

OSTEOMIELITIS

Disusun Oleh:
Aulia Ayu Puspita, S. Ked
(1508010028)
Pembimbing:
dr. Elsye Thene, Sp.Rad

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


SMF/ BAGIAN ILMU RADIOLOGI
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
PENDAHULUAN
Infeksi musculoskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem

muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa. Salah

satu dari infeksi pada system musculoskeletal yaitu Osteomielitis. Osteomielitis merupakan suatu bentuk

proses inflamasi pada tulang dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.

Penyebab osteomielitis pyogenik adalah kuman Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas, dan

Klebsiella. Osteomielitis sering terjadi pada femur bagian distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan

ulna bagian proksimal dan distal, serta vertebra.


Definisi
• Osteomielitis adalah infeksi yang mengenai tulang dan sumsum tulang yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik (M. tuberkulosis, jamur ).
Menurut perjalanan waktunya, osteomielitis dikategorikan atas akut, sub-akut,
atau kronik dengan pembagian pada tiap tipe berdasarkan onset penyakit
(timbulnya infeksi). Osteomielitis akut berkembang dalam dua minggu setelah
onset penyakit, sedangkan osteomielitis sub-akut dalam dua minggu sampai tiga
bulan dan osteomielitis kronik setelah lebih dari tiga bulan.
Epidemiologi
• Insiden di amerika menunjukan bahwa kejadian osteomyelitis mencapai 21,8 kasus
per 100.000 orang per tahun, untuk kejadia pada anak di dapatkan angka 1 dari
5000 anak, dan 1 dari 1000 pada neonatal.
• Pada keseluruhan insiden terbanyak pada negara berkembang.
• Lebih sering ditemukan pada laki-laki, dan meningkat seiring dengan usia karena
penyakit komorbid deperti diabetes mellitus atau gangguan vascular perifer
lainnya.
• Osteomielitis pada anak-anak sering bersifat akut dan menyebar secara
hematogen, sedangkan osteomielitis pada orang dewasa merupakan infeksi
subakut atau kronik
Penegakan
Diagnosis
Penegakan Diagnosis Foto Polos
Anamnesis
Radiologi CT-Scan
Pemeriksaan fisik
MRI

Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Pemeriksaan
Laboratorium
Kultur
Biopsi
Klasifikasi
Osteomielitis Hematogen
Akut

Osteomielitis Hematogen

Klasifikasi
SubAkut

Osteomielitis Kronis

Osteomielitis Pada Tulang


Lain
Osteomielitis
Hematogen Akut
Etiologi
•Sebanyak 90 % disebabkan oleh Stafilokokus aureus hemoliticus,

•Faktor predisposisi osteomielitis akut yaitu:

 Umur, terutama mengenai bayi dan anak-anak

 Jenis kelamin, lebih sering pada laki-laki daripada wanita dengan perbandingan 4:1

 Hematogen akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
osteomielitis hematogen akut.

 Osteomielitis hematogen akut sering terjadi pada daerah metafisis karena daerah ini merupakan daerah aktif
tempat terjadinya pertumbuhan tulang.

 Nutrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus infeksi sebelumnya (seperti bisul, tonsilitis)
merupakan faktor predisposisi osteomielitis hematogen akut.
Patofisiologi
1. Fokus infeksi pada lubang akan berkembang
dan pada tahap ini menimbulkan edema
periosteal dan pembengkakan jaringan lunak.

2. berkembang membentuk jaringan eksudat


inflamasi yang selanjutnya terjadi abses
subperiosteal serta selulitis di bawah jaringan
lunak.

3. terjadi elevasi periosteum diatas daerah lesi,


infeksi menembus periosteum dan terbentuk
abses pada jaringan lunak di mana abses
dapat mengalir keluar melalui sinus pada
permukaan kulit.
Gambaran Klinis
• Ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit dan saluran napas atas. Gejala lain
dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi, nyeri tekan, dan terdapat
gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan. Gejala-gejala umum timbul
akibat bakterimia dan septikemia berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan
yang berkurang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya gejala nyeri tekan dan
gangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan gangguan akan
bertambah berat bila terjadi spasme lokal.
Gambaran Radiologis
Normal Patologis
Radiografi tulang tibia dengan
osteomielitis; tampak destruksi
tulang pada tibia dengan
pembentukan tulang subperiosteal
Penatalaksanaan
 Pemberian antibiotik secepatnya Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat

keadaan umum dan laju endap darah penderita. Antibiotik tetap diberikan hingga 2 minggu

setelah laju endap darah normal.

 Istirahat dan pemberian analgesik juga diperlukan untuk menghilangkan nyeri.

 Apabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik gagal (tidak ada perbaikan

keadaan umum), maka dapat dipertimbangkan drainase bedah.


Osteomielitis Hematogen Subakut
Etiologi
• Osteomielitis hematogen subakut biasanya disebabkan oleh Stafilokokus
aureus dan umumnya berlokasi di bagian distal femur dan proksimal tibia.
Gambaran Klinis
• Osteomielitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak-
anak dan remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi
otot, nyeri lokal, sedikit pembengkakan, dan dapat pula penderita
menjadi pincang. Terdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama
beberapa minggu atau mungkin berbulan-bulan. Suhu tubuh biasanya
normal.
Gambaran Radiologis
Normal Patologis

Radiologi abses Brodie pada epifisis distal tibia pada anak usia 3 tahun
Osetomielitis
Kronis
Patofisiologi
Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang menghambat
terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada tulang.
Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah
terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan sinus (pada kulit).
Sekuestrum diselimuti oleh involucrum yang tidak dapat keluar/dibersihkan
dari tulang kecuali dengan tindakan operasi. Proses selanjutnya terjadi
destruksi dan sklerosis tulang yang dapat terlihat pada foto Rontgen.
Gambaran Klinis
• Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari luka
atau sinus setelah operasi yang bersifat menahun. Kelainan kadang-
kadang disertai demam dan nyeri yang hilang timbul di daerah anggota
gerak tertentu. Pada pemeriksan fisik ditemukan adanya sinus, fistel
atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan. Mungkin dapat
ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. Biasanya
terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomielitis pada penderita.
Gambaran Radiologis
Normal Patologis
Radiografi osteomielitis kronis;
tampak reaksi sklerorik (a) dan
abses yang meluas dari tulang
hingga jaringan lunak (b & c)
Penatalaksanaan
1. Pemberian antibiotik: Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotik, pemberian antibiotik

ditujukan untu mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat; dan mengontrol eksaserbasi akut.

2. Tindakan operatif : Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah pemberian

antibiotik yang adekuat. Operasi yang dilakukan bertujuan untuk mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik,

baik jaringan lunak maupun jaringan tulang (sekuestrum) sampai ke jaringan sehat sekitarnya, selanjutnya

dilakukan drainase dan dilanjutkan secara kontinu selama beberapa hari; dan sebagai dekompresi pada

tulang dan memudahkan antibiotik mencapai sasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih lanjut.
Osteomielitis pada
Tulang Lain
Tulang Tengkorak
• Biasanya osteomielitis pada tulang
tengkorak terjadi sebagai akibat
perluasan infeksi di kulit kepala atau
sinusitis frontalis. Proses destruksi
setempat atau difus. Reaksi
periosteal biasanya tidak ada atau
sedikit sekali.

Gambaran CT Scan Kepala pada pasien dengan


Osteomielitis tuberkulosis
Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi
fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi.
Namun, infeksi osteomielitis juga dapat
menyebabkan fraktur pada mulut.
Infeksi terjadi melalui kanal pulpa
merupakan yang paling sering dan
diikuti higienitas oral yang buruk dan
kerusakan gigi.
Pelvis
• paling sering terjadi pada bagian sayap
tulang ilium dan dapat meluas ke sendi
sakroiliaka. Pada foto terlihat gambaran
destruksi tulang yang luas, bentuk tak
teratur, biasanya dengan sekuester yang
multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi
lesi. Secara klinis sering disertai abses dan
fistula. Bedanya dengan tuberkulosis, ialah
destruksi berlangsung lebih cepat, dan
pada tuberkulosis abses sering mengalami
kalsifikasi.
Osteomielitis pada tulang pelvis; pada MRI potongan koronal tampak osteomielitis luas
dengan artritis seprik pada pinggul kanan, tampak dislokasi pada pinggul kanan dan gas
dalam sendi akibat komunikasi dari ulkus dekubitus luas (tanda panah)
Osteomielitis pada
Tulang Belakang
• Organisme mencapai badan vertebra yang memiliki perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang
dan menyebar dengan cepat dari ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan vertebra.
Sumber bakteremia termasuk dari saluran kemih (terutama di kalangan pria di atas usia 50), abses
gigi, infeksi jaringan lunak, dan suntikan intravena yang terkontaminasi, Luka tembus dan prosedur
bedah yang melibatkan tulang belakang dapat menyebabkan osteomielitis vertebral
nonhematogen atau infeksi lokal pada diskus vertebra.
• Pasien yang menderita penyakit ini sering memiliki riwayat infeksi kulit atau pelvis.
Radiografi osteomielitis pada tulang belakang; tampak abses prevertebral dan
destruksi pada area diskus T9-10 yang juga meluas hingga kanalis spinalis
Kesimpulan
• Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang dan struktur-struktur disekitarnya
akibat infeksi. Osteomielitis dapat menyerang berbagai usia. Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang
seperti femur, tibia, radius, humerus, ulna, dan fibula. Penegakan diagnosa osteomielitis dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa foto polos, CT-Scan, MRI dan pemeriksaan
laboratorium darah lengkap dan kultur darah juga pemeriksaan biopsi tulang. Pada pemeriksaan foto polos
radiologi akan kita dapatkan hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sekuester, dan
involukrum. Gambaran radiografi foto polos osteomielitis sangat khas dan diagnosis dapat mudah dibuat
disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan radiologis tambahan lainnya seperti CT Scan dan MRI
jarang diperlukan. Penatalaksanaannya harus secara komprehensif meliputi pemberian antibiotika,
pembedahan, dan konstruksi jaringan lunak, kulit, dan tulang. Juga harus dilakukan rehabilitasi pada tulang
yang terlibat setelah pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai