OMPHALOCELE
(Long Case)
Disusun Oleh:
Rahmat Nurwan Nugraha, S.Ked
(1408010036)
Pembimbing:
dr. Irene Lokananta, Sp. BA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
(Anamnesis dilakukan secara allo-anamnesis dengan orang tua pasien di
ruang NICU pada tanggal Februari 2020)
Keluhan Utama : Isi perut terdapat di luar rongga perut
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien rujukan dari RS Rote, lahir pada
tanggal 9/2/2020. BBL pasien 2700 g, pasien lahir cukup bulan, pasien lahir
secara normal melalui pervaginam.
Menurut ibu pasien Plasenta dilahirkan segera setelah bayi lahir, kotiledon
lengkap, infark (-), hematom (-). Pada pasien terdapat kelainan yaitu isi
perutnya terbungkus oleh selaput tipis bening berada di luar rongga perut.
Dengan diameter 4 cm, BAB (+) warna hitamk kehijauan segera setelah lahir,
BAK (+).
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengalami keluhan ini sejak lahir
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang memiliki
keluhan yang sama.
4
2.5 Diagnosis
omphalocele
2.6 Terapi
Advice dr. Woro Sp. A :
-IVFD D10 100cc/ 24 jam + sesuai GP
-Ampicilin 50 mg/Kg BB/ 12 jam (135 mg /12 jam)
-Cek DL, GDS, CRP, IT ratio
Advice dr. Irene, Sp. BA
-Tutup dengan kasa kering, dilarang mengoleskan apapun pada
omphalocele.
2.7 Follow Up
19-2-2020 : Hari perawatan ke 9
Keluhan Utama : Isi perut terdapat di luar rongga perut (+).
Vital Sign: HR: 110 x/mnt RR : 36 x/mnt T : 36.8°C
BB : 2700 gr
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Telinga : Otorea (-/-), epistaksis (-/-)
Hidung : Rinorea (-/-)
Bibir : Pucat (-), sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Kulit : Ikterik (-)
Thoraks :
Pulmo :
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, retraksi (-)
Palpasi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri,
krepitasi (-).
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
8
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui
akar pusar yang hanya di lapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak
dilapisi oleh kulit.1
Omfalokel terjadi pada masa awal gestasi. Hal ini berkaitan erat
dengan proses pembentukan dari saluran cerna yang terjadi pada minggu
ketiga perkembangan embrio. Saluran cerna adalah sistem organ utama
yang berasal dari lapisan germinativum endoderm, lapisan ini melapisi
permukaan ventral mudigah dan membentuk atap yolk sac.6
Pada minggu ini juga terbentuk lipatan embrio secara sefalokaudal
dan lateral yang berperan dalam pembentukan dinding abdomen. Akibat
pelipatan ini, sebagian dari rongga yolk sac yang dilapisi endoderm masuk
ke dalam tubuh mudigah membentuk primitive gut (usus primitif). Di
bagian sefalik mudah membentuk foregut (usus depan), di bagian kaudal
membentuk hindgut (usus belakang), di bagian antara usus depan dan usus
belakang adalah midgut (usus tengah) yang untuk sementara tetap
berhubungan dengan yolk sac.6
Gambar 2. Pembentukan lipatan embrio secara sefalokaudal. (A) Rongga yang dilapisi
endoderm masuk membentuk primitive gut. (B) Foregut dan Hindgut. (C) Midgut yang
tetap berhubungan dengan yolk sac. 6
Usus primitif dan turunannya akan berkembang menjadi bagian-
bagian tersendiri. Foregut akan berkembang membentuk faring, sistem
pernafasan bagian bawah, esofagus, gaster, duodenum, hepar, kandung
empedu dan pankreas. Midgut akan berkembang membentuk usus halus,
caecum, appendix, colon ascenden dan sebagian colon transversum.
Hindgut akan berkembang membentuk sisa dari colon transversum, colon
descenden, colon sigmoid, rectum, lubang anal, kandung kemih dan
uretra.6
11
Gambar 4. Omfalokel. (A) Defek pada bagian tengah dinding abdomen. (B)
Pentalogy of Cantrell. (C) Extrophy bladder7,14
13
3.3 Etiologi
3.4 Diagnosis
a. Diagnosis Prenatal
Defek dinding abdomen sering terdiagnosis selama pemeriksaan
prenatal dengan ultrasonografi (USG), yang merupakan suatu skrining
rutin ataupun karena adanya indikasi obsetrik seperti evaluasi peningkatan
serum alfa feto protein (AFP) maternal.1
AFP analog dengan fetal albumin dan serum AFP maternal
merefleksikan nilai AFP cairan amnion. Tes ini digunakan untuk
mengevaluasi abnormalitas kromosomal fetus dan defek tabung neural,
tetapi AFP juga biasanya meningkat pada defek dinding abdomen. Pada
omfalokel, AFP biasanya meningkat rata-rata 4 kali dari nilai normal.1
USG fetus sering dapat mengindikasikan adanya omfalokel pada
trimester kedua atau awal trimester ketiga. Kebanyakan omfalokel
sekarang dapat didiagnosis sebelum kelahiran. Hal ini sangat membantu
dalam mempersiapkan perawatan bagi neonatal.9
Pemeriksaan USG abdomen pada diagnosis omfalokel ditunjukkan
dengan adanya kantong hernia dan letak korda umbilikalis pada apeks dari
kantong hernia. Adanya gambaran kantong tersebut mengkonfirmasi
diagnosis omfalokel. Bagaimanapun, kantong hernia tersebut tidak selalu
dapat dilihat. Keadaan yang lebih jarang, yaitu terjadinya ruptur kantong
hernia.9
Organ visera yang terdapat pada kantong hernia dapat berupa usus,
hati, dan lambung. Ukuran defek dinding abdomen dapat bervariasi dari
sederhana yang hanya mengandung usus sampai defek besar (giant
omphalocele) yang mengandung organ hati. Ukuran defek berkorelasi
dengan tindakan reduksi dan perbaikan pada operasi. Pada kehamilan
dengan omfalokel yang terdeteksi awal dengan USG, diperlukan
pemeriksaan lanjutan khususnya pada usia 20-24 minggu dengan CT-Scan
untuk mendeteksi anomali kongenital lain.9
3.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Prenatal
20
rongga abdomen seperti pada giant omphalocele atau terdapat status klinis
bayi yang buruk sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi atau
pembiusan seperti pada bayi-bayi prematur yang memiliki hyaline
membran disease atau bayi yang memiliki kelainan kongenital berat yang
lain seperti gagal jantung. Pada giant omphalocele bisa terjadi herniasi
dari seluruh organ-organ intra abdomen dan dinding abdomen berkembang
sangat buruk, sehingga sulit dilakukan penutupan (operasi/repair) secara
primer dan dapat membahayakan bayi. Beberapa ahli pernah mencoba
melakukan operasi pada giant omphalocele secara primer dengan
modifikasi dan berhasil. Tindakan non operatif secara sederhana dilakukan
dengan dasar merangsang epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat
setelah granulasi terbentuk maka dapat dilakukan skin graft yang nantinya
akan terbentuk hernia ventralis yang akan direpair dan setelah status
kardiorespirasi membaik.7
Beberapa obat yang biasa digunakan untuk merangsang epitelisasi
adalah 0,25 % merbromin (mercurochrome), 0,25% silver nitrat, silver
sulvadiazine dan povidoneiodine (betadine). Obat-obat tersebut
merupakan agen antiseptik yang pada awalnya memacu pembentukan skar
bakteriostatik dan perlahan lahan akan merangsang epitelisasi. Obat
tersebut berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau kantong
dengan elastik dressing yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan
mengurangi isi kantong.7
Tindakan non operatif lain dapat berupa penekanan secara
eksternal pada kantong. Beberapa material yang biasa digunakan ialah ace
wraps, velcro binder, dan poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit.
Glasser menyatakan bahwa tindakan non operatif pada omfalokel
memerlukan waktu yang lama, membutuhkan nutrisi yang banyak dan
angka metabolik yang tinggi serta omfalokel dapat ruptur sehingga dapat
menimbulkan infeksi organ-organ intra abdomen. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa dari suatu studi, bayi-bayi yang menjalani
penatalaksanaan non operatif ternyata memiliki lama rawat inap yang lebih
24
pendek dan waktu full enteral feeding yang lebih cepat dibanding dengan
penatalaksanaan dengan silastic.
Indikasi terapi non bedah adalah:2
a. Bayi dengan omfalokel raksasa (giant omphalocele) dan kelainan penyerta
yang mengancam jiwa dimana penanganannya harus didahulukan daripada
omfalokelnya.
b. Neonatus dengan kelainan yang menimbulkan komplikasi bila dilakukan
pembedahan.
c. Bayi dengan kelainan lain yang berat yang sangat mempengaruhi daya tahan
hidup.
Prinsip kerugian dari metode ini adalah kenyataan bahwa organ
visera yang mengalami kelainan tidak dapat diperiksa, sebab itu bahaya
yang terjadi akibat kelainan yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan
komplikasi misalnya obstruksi usus yang juga bisa terjadi akibat adesi
antara usus halus dan kantong. Jika infeksi dan ruptur kantong dapat
dicegah, kulit dari dinding anterior abdomen secara lambat akan tumbuh
menutupi kantong, dengan demikian akan terbentuk hernia ventralis,
karena sikatrik yang terbentuk biasanya tidak sebesar bila dilakukan
operasi. Metode ini terdiri dari pemberian lotion antiseptik secara berulang
pada kantong, yang mana setelah beberapa hari akan terbentuk skar.
Setelah sekitar 3 minggu, akan terjadi pembentukan jaringan granulasi
yang secara bertahap karena terjadi epitelialisasi dari tepi kantong.
Penggunaan antiseptik merkuri sebaiknya dihindari karena bisa
menghasilkan blood and tissue levels of mercury wellabove minimum toxic
levels. Alternatif lain yang aman adalah alkohol 65% atau 70% atau
gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal terbentuk, bubuk antiseptik
dapat digunakan. Hernia ventralis memerlukan tindakan kemudian tetapi
kadang-kadang menghilang secara komplit.7
4. Penatalaksanaan Operatif
disebabkan karena iskemia usus karena volvulus atau karena tekanan intra
abdomen yang meningkat. Infeksi biasanya terjadi pada staged closure
dimana terdapat pemaparan luka berulang dan penggunaan material
prostetik. Komplikasi lanjut dari operasi termasuk hernia ventralis dan
lambatnya pertumbuhan anak.7
3.7 Prognosis
3.8 Komplikasi
a. Infeksi usus
b. Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau
trauma oleh karena usus yang tidak dilindungi.
c. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
permukaan yang telanjang.
d. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang
adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral. Dapat terjadi sepsis terutama jika
nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama.
e. Nekrosis
f. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan
lain yang memperburuk prognosis.
32
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada kasus pasien terdapat kelainan yaitu isi perutnya terbungkus oleh
selaput tipis bening berada di luar rongga perut. Dengan diameter 4 cm, BAB (+)
warna hitam kehijauan segera setelah lahir, BAK (+).
33
DAFTAR PUSTAKA