Anda di halaman 1dari 13

Journal Reading

RASIO SAKRAL DAN KONTINENSIA


FESES PADA ANAK DENGAN
MALFORMASI ANOREKTAL
Oleh:
Rahmat Nurwan Nugraha, S. Ked
Pembimbing:
dr. Irene Lokananta, Sp. BA
Pendahuluan

 Anorektal malformasi (ARMS) yang kita ketahui


bekaitan dengan malformasi lebih lanjut pada
kelahiran, diantaranya gangguan sistem genitourinari
dan gangguan tulang belakang.
 Tahun 1995 Peña, mengklaim bahwa jumlah vertebra sacral pada pencitraan
radiografi polos tidak bisa secara akurat memprediksi pasien mana yang
akan lebih mungkin untuk teradi perubahan perkembangan persarafan
somatik yang lebih rendah dan akibatnya lebih memungkinkan untuk menjadi
inkontinen, diusulkanlah model baru untuk menilai kemungkinan perubahan
dalam tulang belakang sacral. Dengan menggunakan anteroposterior dan
lateral view dalam radiografi polos tulang belakang, dimana dia mengukur
sakrum dan dibandingkan dengan fixed variabel hip girdle.
 Dengan menganalisis kelompok pasien normal dan pasien dengan
ARM ditemukan adanya selisih yang luas dari nilai normal untuk
Sakral Rasio dan pasien tidak boleh dipertimbangkan memiliki
kelainan kecuali Rasio Sakralnya < 0,52 pada kedua tampilan.
Pasien dan Metode

 Dari bulan Januari 1990 sampai bulan April 2002 terdapat 42 Pasien
(usia 3-14 tahun) dengan ARM yang telah dioperasi dan dinilai ulang
dan terdaftar dalam penelitian ini.
Hasil Penelitian
Diskusi
 Tujuan utama dari pengelolaan Pasien dengan ARM adalah
untuk membangun saluran anus yang cocok untuk lewatnya
kotoran dan teratur sesuai posisi anatomis yang baik dalam
kaitannya dengan sistem sfingter. Perbaikan teknis dalam
operasi telah menunjukkan hasil pada beberapa Pasien,
meskipun menjalani operasi yang sesuai, namun tetap gagal
untuk Menjadi kontinensia sepenuhnya. Penyakit ini lebih dari
sekedar memiliki anus, dalam kasus-kasus yang ireversibel
mengkompromi seluruh persarafan organ yang
mengandalkan segmen tulang belakang sacral, akibatnya
Mempengaruhi fungsi kemih dan kadang-kadang sistem
lokomotor.
 Untuk memprediksi kemungkinan pasien memiliki kesulitan
dalam kontinensia tinja, Peña memperkenalkanlah SR,
berdasarkan fakta bahwa perubahan tulang hampir selalu
disertai perubahan persarafan pada tulang belakang
lombosakral. Dengan demikian, Pasien yang memiliki sedikit
ruang pada tampilan radiologi sakrum adalah yang Paling
Mungkin memiliki gangguan neurologis yang tidak mampu
mengkompromi kapasitas operasional dari sistem sfingter.
 ARM adalah penyakit dengan spektrum yang luas, yang bisa saja
mempengaruhi segmen tulang yang tergantung pada persarafan
lumbosakral.
 SR tidak sepenuhnya dapat diandalkan untuk memprediksi pasien yang akan
memiliki inkontinensia fekal. Karena secara signifikan banyak pasien dengan
inkontinensia dengan SR yang normal
References
 1. Boemers TML, Beek FJA, van Gool JD, de Jong TPVM, Bax KMA.
Urologic problems in anorectal malformations. Part 1. Urodynamic findings and
significance of sacral anomalies. J Pediatr Surg 1996; 31: 407–10
 2. Boemers TML, de Jong TPVM, van Gool JD, Bax KMA. Urologic problems
in anorectal malformations. Part 2: Functional urologic sequelae. J Pediatr Surg
1996; 31 : 634–7
 3. Peña A. Anorectal malformations. Semin Pediatr Surg 1995; 4 : 35–47
 4. Torre M, Martucciello G, Jasonni V. Sacral development in anorectal
malformations and in normal population. Pediatr Radiol 2001; 31 : 858–62
 5. Warne SA, Godley ML, Owens CM, Wilcox DT. The validity of sacral ratios
to identify sacral abnormalities. BJU Int 2003; 91: 540–4

Anda mungkin juga menyukai