Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan radiologi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang

yang sangat penting dalam menegakkan diagnosa, salah satu

pemeriksaan radiologi yaitu esophagografi. Dengan pemeriksaan

tersebut maka para ahli radiologi dapat memberikan gambaran

anatomi, kelainan-kelainan patologis pada esophagografi dan struktur

disekitarnya sehingga biasa memberikan diagnosa yang lebih dini.

Pada saat ini hampir semua organ dan sistem di dalam tubuh kita

diperiksa secara radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media

jaringan atau organ yang mempunyai nomor atom yang lebih kecil

yang sebelumnya tidak jelas pada pemeriksaan radiologi biasanya

lebih jelas salah satu pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras

adalah pemeriksaan esophagografi. Esophagografi ialah pemeriksaan

sinar-x yang digunakan untuk menetukan anatomi dan traktus digestif

bagian atas. Pemeriksaan ini meliputi pengisian dari oesophagus

dengan cairan putih (barium). Adapun tujuannya dilakukan

pemeriksaan esophagografi adalah untuk menilai kelainan yang

terdapat pada oesophagus.

Dalam pemeriksaan radiografi esophagografi di butuhkan teknik yang

tepat dan dapat memberikan gambaran anatomis dari organ yang akan

diperiksa. Terutama pada kasus gawat darurat yang memerlukan


2

tindakan cepat. Adapun kasus gawat darurat yang memerlukan

tindakan segera adalah Akalasia. Akalasia merupakan istilah yang

sering digunakan pasien untuk menjelaskan sejumlah gejala yang

umumnya dirasakan ketidak mampuan sfingter esofagus bawah untuk

berelaksasi. Akibat dari gangguan ini terjadi hambatan laju makanan

masuk kedalam lambung sehingga menimbulkan megasofagus.

Keadaan ini akan menimbulkan gejala dan komplikasi tergantung dari

berat dan lamanya kelainan yang terjadi.

Akalasia (dahulu disebut sebagai kardiopasme) adalah gangguan

hipomotilitas yang jarang terjadi. Gangguan ini ditandai oleh peristaltic

korpus oesophagus yang lemah dan tidak teratur atau aperistaltik,

meningkatnya tekanan oesophagus bagian bawah dan kegagalan

sfingter esophagus bagian bawah untuk berelaksasi secara sempurna

sewaktu menelan (sylvia,1984,: 254)

Teknik pemeriksaan esophagografi pada kasus akalaksia di RSU Andi

Makkasau Kota Pare-pare. Secara prinsipnya dalam prakteknya ada

perbedaan antara teori dan praktek dalam pembahasan kasus hanya

dilakukan 2 proyeksi yaitu AP erect dan Lateral. sedangkan

pemeriksaan esophagografi menurut teori (Bontrager,2001) ada 4

proyeksi yaitu AP supine, Lateral, RAO dan LAO.

Melihat hal tersebut maka penulis tertarik untuk diteliti lebih dalam

dengan judul “Teknik Pemeriksaan Esophagografi pada Kasus

Akalasia di RSU Andi Makkasau Kota Pare-pare”.


3

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas penulis dapat menarik rumusan masalah yang akan

di bahas sebagai berikut “Bagaimana teknik pemeriksaan

esophagografi pada kasus akalasia di RSU Andi Makkasau Kota Pare-

pare”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin di

capai yaitu untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan

esophagografi pada kasus akalasia di RSU Andi Makkasau Kota Pare-

pare.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai teknik pemeriksaan esophagografi pada kasus akalasia

di RSU Andi Makkasau Kota Pare-pare.

2. Manfaat institusi

Sebagai sumber pustaka bagi Mahasiswa Akademi Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah

Makassar.

3. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi instalasi radiologi untuk lebih meningkatkan

mutu pelayanan radiologi.

Anda mungkin juga menyukai