Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Riset Kesehatan 1(1), 2017, 1 - 9

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ABDOMEN AKUT PADA


KASUS ILEUS OBSTRUKSI DI INSTALASI RADIOLOGI RSUP DR.
HASAN SADIKIN BANDUNG

Diah Larasati Widiastuti1) ; Dartini2)

Prodi III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto ; Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi ; Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jalan Raya Baturaden Km 12 ; Purwokerto

Abstract

Prosedur pemeriksaan abdomen akut pada kasus Ileus obstruksi menurut Bontrager (2014)
menggunakan proyeksi AP supine, AP tegak, dan PA thorak, dan menurut Rasad (2005)
menggunakan proyeksi AP supine, AP tegak, dan LLD. Di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung terdapat perbedaan dalam penggunaan proyeksi-proyeksi tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi abdomen akut, alasan dilakukan proyeksi AP
tegak, LLD dan AP supine di Instalasi Radiologi Pusat, alasan dilakukan proyeksi AP tegak, AP/PA
thorak tegak, dan AP supine di Instalasi Radiologi Emergency. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dengan cara observasi,
wawancara dengan radiografer, Radiolog, dokter pengirim, pasien, dan dokumentasi. Pengambilan
data dilakukan pada bulan Mei 2017. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan
interactive model dengan langkah-langkah pegumpulan data, reduksi data, penyajian data sehingga
dapat diambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur pemeriksaan abdomen akut
di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berbeda pelaksanaannya antara Instalasi
Radiologi Pusat dengan Instalasi Radiologi Emergency. Yang membedakan adalah Instalasi Radiologi
Pusat mengunakan proyeksi abdomen AP tegak, LLD dan AP supine. Sedangkan Instalasi Radiologi
Emergency menggunakan proyeksi abdomen AP tegak, AP/PA thorak tegak dan abdomen AP supine.
Alasan digunakannya proyeksi AP tegak, LLD, dan AP supine di Instalasi Radiologi Pusat karena
standar operasional prosedur pemeriksaan abdomen akut yang digunakan sebagai acuan. Sedangkan
alasan digunakannya proyeksi AP tegak, AP/PA thorak tegak dan AP supine di Instalasi Radiologi
Emegency karena permintaan dari dokter pengirim, foto thorak berfungsi untuk melihat udara bebas
dan sebagai screening pada thorak pasien dalam persiapan operasi, dan fungsi dari Left Lateral
Decubitus sudah dapat dilihat dalam proyeksi abdomen tegak.

Kata Kunci : Abdomen akut; Ileus obstruksi; RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstract

ACUTE ABDOMEN RADIOGRAPHIC EXAMINATION PROCEDURE WITH ILEUS


OBSTRUCTION AT RADIOLOGY DEPARTMENT OF DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
HOSPITAL. Acute abdomen radiographic examination procedure with Ileus obstruction according to
Bontrager (2014) used AP supine, AP upright, PA chest and according to Rasad (2005) used AP supine,
AP upright and LLD. There was a different in used projections at Radiology Department of Dr. Hasan
Sadikin Bandung Hospital. The aim of this study was to know acute abdomen radiographic
examination procedure, the reason of used AP upright, LLD and AP supine projection at Radiology
Department Central, the reason of used AP upright, AP/PA upright chest, and AP supine at Radiology
Department Emergency. The kind of this research is qualitative research with case study approach. The
data collected with observation, interview with radiographer, radiologist, doctor of the sender, patient,
and documentation. Data retrieval at May 2017. Processing and analysis data used interactive model
with step data collection, data reduction, data presentation and than can be concluded. The result of
this research indicated that acute abdomen examination procedure at Radiology Department of Dr.
Hasan Sadikin Bandung Hospital had a different performance between Radiology Department Central
1)Penulis Korespondensi
diahlaras0@gmail.com

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 2 - 9

and Radiology Department Emergency. The difference is in Radiology Department Central used
abdomen AP upright projection, LLD, and AP supine. Whereas Radiology Department Emergency
used abdomen AP upright projection, AP/PA upright chest and abdomen AP supine. The reason of
used AP upright, LLD and AP supine at Radiology Department Central was the acute abdomen
examination standard operating procedures as a reference. And the reason of used AP upright, AP/PA
upright chest and AP supine at Radiology Department Emergency was because it is a request doctor of
the sender, chest examination was used to looked a free air and as a screening chest of patient in
surgery preparation, and the function of LLD has presented at upright abdomen projection.

Keyword: Acute abdomen; Ileus obstruction; Dr. Hasan Sadikin Bandung Hospital

1. Pendahuluan disebabkan kelainan dalam lumen usus,


Abdomen merupakan rongga dimana dinding usus atau luar usus yang menekan
terdapat organ-organ yang di dalamnya atau kelainan vaskularisasi pada suatu
membentuk suatu sistem organ. Secara garis segmen usus yang menyebabkan nekrose
besar sistem organ di dalam abdomen ada 2, segmen usus tersebut. Sedangkan ileus
yaitu sistem pencernaan dan sistem urinary. paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, di mana usus gagal/tidak mampu melakukan
esofagus, lambung, usus halus, usus besar, kontraksi peristaltik untuk menyalurkan
dan anus. Sedangkan sistem urinary terdiri isinya akibat kegagalan neurogenik atau
dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan hilangnya peristaltik usus tanpa adanya
uretra. Selain itu rongga abdomen juga obstruksi mekanik (Indrayani, 2013).
terdapat organ penting lainnya. Seperti hepar, Langkah pertama pada Clinical Pathway
lien, aorta abdominal, kandung empedu, dan diagnostik yaitu evaluasi klinis. Berdasarkan
kelenjar yang ada dalam daerah abdomen. Di riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
dalam pemeriksaan radiologi banyak ditemui parameter laboratorium, dokter akan
kasus-kasus pada rongga abdomen baik akut menentukan apakah pemeriksaan tambahan
maupun non akut (Bontrager, 2014). diperlukan. Keakuratan diagnostik dari
Abdomen akut merupakan suatu evaluasi klinis harus cukup kuat untuk
keadaan mendadak di dalam rongga membenarkan keputusan tersebut. Diagnosis
abdomen yang memerlukan tindakan segera. setelah evaluasi dibandingkan dengan
Tindakan ini pada umumnya adalah tindakan diagnosis referensi untuk menetapkan
operatif, tetapi pada beberapa keadaan tidak keakuratan diagnostik. Hanya menggunakan
dilakukan operasi atau berbahaya sekali bila studi dari imaging (Radiografi konvensional,
dilakukan tindakan operatif, misalnya USG, CT, MRI), patologi, dan/atau laporan
pancreatitis akut, apendisitis infiltrate. Hal- operasi sebagai standar acuan untuk
hal yang dapat menimbulkan abdomen akut diagnosis akhir dimasukkan (Sarah, 2015).
berasal dari keadaan di dalam abdomen itu Berdasarkan indikasi pada kasus Ileus
sendiri, yaitu : peradangan mendadak salah obstruksi dapat dilakukan pemeriksaan
satu organ intra-abdominal, perforasi, radiografi dengan menggunakan berbagai
perdarahan intra-abdomina, ileus obstruktif proyeksi untuk mendapatkan gambaran yang
atau paralitik (Rasad, 2009). optimal. Pemeriksaan abdomen akut menurut
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase Rasad (2009) dilakukan tiga proyeksi yang
isi usus yang merupakan tanda adanya digunakan yaitu, proyeksi Antero Posterior
obstruksi usus akut yang segera (AP) supine, Antero Posterior (AP)
membutuhkan pertolongan atau tindakan. erect/setengah duduk, dan Left Lateral
Ileus ada 2 macam yaitu ileus obstruktif dan Decubitus (LLD), dan ditambah dengan foto
ileus paralitik. Ileus obstruktif atau disebut thorak duduk atau setengah duduk.
juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi Menurut Frank (2016) pemeriksaan
lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke abdomen akut menggunakan 3 proyeksi
distal atau anus karena adanya yaitu, proyeksi Antero Posterior (AP) dengan
sumbatan/hambatan mekanik yang posisi pasien supine, proyeksi Antero

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 3 - 9

Posterior dengan posisi pasien tegak, dan yang telah disediakan oleh petugas
proyeksi Postero Anterior (PA) thorak dengan (Bontrager, 2014).
posisi pasien tegak. Apabila pasien tidak Berdasarkan observasi yang dilakukan
dapat berdiri atau tegak dengan posisi Antero peneliti di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Hasan
Posterior (AP), maka dilakukan proyeksi Left Sadikin Bandung, pemeriksaan radiografi
Lateral Decubitus (LLD). Akut di Instalasi Radiologi Emergency
Sedangkan menurut Bontrager (2014), menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP)
menggunakan 3 proyeksi yaitu proyeksi tegak, proyeksi AP/PA thorak tegak dan
Antero Posterior (AP) Supine, proyeksi proyeksi Antero Posterior (AP) supine.
Antero Posterior (AP) Upright/setengah Sedangkan pemeriksaan Abdomen Akut
duduk, dan proyeksi Postero Anterior (PA) yang dilakukan di Instalasi Radiologi Pusat
thorak. Jika pasien tidak dapat berdiri untuk menggunakan proyeksi yang berbeda, yaitu
Proyeksi Antero Posterior (AP) Upright, maka menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP)
menggunakan proyeksi Left Lateral Decubitus tegak, proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD)
(LLD). dan proyeksi Antero Posterior (AP) supine.
Menurut Bontrager (2014) tujuan dari Standar operasional prosedur di Instalasi
dilakukannya proyeksi PA thorak adalah Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
untuk menampakan udara bebas di mengenai pemeriksaan radiografi abdomen
intraperitoneal di bawah diafragma dan akut antara Instalasi Radiologi Pusat dengan
proyeksi Left Lateral Decubitus bertujuan Instalasi Radiologi Emergency adalah sama,
untuk menampakan udara bebas dimana menjelaskan tentang proyeksi yang
intraperitoneal di area liver di bagian kanan digunakan untuk pemeriksaan abdomen akut
atas abdomen jauh dari udara lambung. Frank yang meliputi proyeksi Antero Posterior (AP)
(2016) juga menyatakan tujuan dari proyeksi supine, proyeksi Antero Posterior (AP) tegak,
PA thorak adalah untuk menampakan udara dan proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD).
bebas di bawah diafragma. Tujuan lain dari Berdasarkan latar belakang di atas
proyeksi PA thorak di ungkapkan oleh Sutton peneliti ingin mengkaji lebih jauh tentang
(2003) yaitu untuk menampakan adanya bagaimana prosedur pemeriksaan radiografi
pneumoperitoneum terutama di bagian kanan abdomen akut, alasan digunakan proyeksi
antara liver dan diafragma, kondisi abdomen Antero Posterior (AP) tegak, proyeksi Left
akut juga dapat disebabkan oleh patologi Lateral Decubitus (LLD) dan proyeksi Antero
thorak (misalnya efusi pleura sering Posterior (AP) supine di Instalasi Radiologi
menyebabkan pankreatitis akut, pasien usia Pusat dan digunakannya proyeksi Antero
lanjut yang memiliki gagal jantung, atau Posterior (AP) tegak, proyeksi AP/PA thorak
aspirasi pneumonia dapat mengikuti muntah tegak dan proyeksi Antero Posterior (AP)
berkepanjangan pada obstruksi usus), dan supine di Instalasi Radiologi Emergency serta
apabila radiografi thorak normal dapat mengangkatnya sebagai Karya Tulis Ilmiah
digunakan sebagai dasar yang sangat penting, dengan judul “PROSEDUR PEMERIKSAAN
komplikasi toraks pasca operasi dan abses RADIOGRAFI ABDOMEN AKUT PADA
subphrenic relatif umum setelah operasi KASUS ILEUS OBSTRUKSI DI INSTALASI
darurat untuk abdomen akut, dibandingkan RADIOLOGI RSUP DR. HASAN SADIKIN
dengan radiograf sebelumnya yang normal BANDUNG”.
memungkinkan perubahan baru untuk
dideteksi, sehingga memungkinkan sebagai 2. Metode
diagnosis dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Persiapan pasien yang dilakukan pada penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
pemeriksaan abdomen akut yaitu hanya kasus yang dilaksanakan pada bulan Mei
melepas benda-benda yang dapat 2017 di Instalasi Radiologi RSUP Dr. Hasan
menimbulkan gambaran radioopak pada Sadikin Bandung. Subyek penelitian adalah
area yang akan diperiksa dan melepaskan Radiografer berjumlah empat orang dengan
pakaian kemudian-memakai baju pasien kriteria radiografer yang memiliki masa kerja

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 4 - 9

lama atau senior dengan masa kerja minimal diperiksa dan melepaskan pakaian
5 tahun dan atau radiografer yang melakukan kemudian memakai baju pasien yang
pemeriksaan ini, dokter spesialis radiologi telah disediakan. Pasien harus berada
berjumlah dua orang dengan kriteria dokter posisi tegak minimum 5 menit sebelum
spesialis radiologi di Instalasi Radiologi diekspos (agar udara bebas dapat naik
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang atau cairan abnormal terakumulasi),
bertugas membaca hasil radiograf, dokter jika memungkinkan dianjurkan 10-20
pengirim berjumlah dua orang dengan menit. Hal ini dilakukan untuk
kriteria dokter yang mengirimkan permintaan memperlihatkan potensi udara dengan
foto rontgen dari poliklinik dan Instalasi jumlah yang sedikit dalam rongga
Emergency untuk dilakukan pemeriksaan intraperitoneal. Tidak ada
radiografi abdomen akut pada kasus Ileus permasalahan dalam persiapan pasien,
obstruksi. Pasien berjumlah dua orang dengan karena pemeriksaan ini merupakan
kriteria pasien yang memiliki indikasi pemeriksaan radiografi tanpa
dilakukannya pemeriksaan radiografi menggunakan media kontras dan
abdomen akut dengan kasus Ileus obstruksi. dilakukan secara mendadak sehingga
Metode pengambilan data dilakukan dengan tidak memerlukan persiapan khusus.
cara observasi, wawancara mendalam dan Pasien dengan klinis abdomen akut
dokumentasi. Pengolahan dan analisis data perlu mendapatkan penanganan secara
dilakukan dengan analisis interactive model cepat. Melepaskan benda-benda seperti
yaitu dilakukan dengan cara pengumpulan kancing baju, peniti, resleting, bros dan
data, reduksi data, penyajian data dan bila memungkinkan mengganti
penarikan kesimpulan. pakaian dengan baju pasien yang telah
disediakan dilakukan dengan tujuan
3. Hasil dan Pembahasan tidak mengganggu gambaran
a. Prosedur Pemeriksaan Radiografi radiograf. Karena benda-benda tersebut
Abdomen Akut Pada Kasus Ileus Obstruksi dapat menimbulkan gambaran
di Instalasi Radiologi Pusat RSUP Dr. radioopak apabila masuk dalam
Hasan Sadikin Bandung lapangan penyinaran dan akan
1) Persiapan Pasien mengganggu penilaian dari informasi
Tidak ada persiapan khusus bagi diagnostik.
pasien seperti puasa, hanya saja 2) Persiapan Alat
sebelum dilakukan pemeriksaan Persiapan alat yang dibutuhkan
radiografi abdomen akut pada kasus dalam pemeriksaan radiografi
Ileus obstruksi di Instalasi Radiologi abdomen akut pada kasus Ileus
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung obstruksi di Instalasi Radiologi RSUP
benda-benda yang dapat menimbulkan Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah
gambaran radioopak pada daerah yang pesawat sinar-X siap pakai, kaset
akan diperiksa dilepas serta pasien di ukuran 35 x 43 cm sebanyak 3 buah (di
dianjurkan duduk tegak selama Instalasi Radiologi Pusat), ukuran 35 x
minimal 15 menit untuk proyeksi 43 cm sebanyak 3 buah (di Instalasi
Antero Posterior (AP) tegak dan di Radiologi Emergency), grid sesuai
Instalasi Radiologi Pusat dianjurkan dengan ukuran kaset yang digunakan,
untuk tidur miring ke kiri selama imobilisasi/pengganjal, Computer
minimal 15 menit untuk proyeksi Left Radiography (CR). Menurut Bontrager
Lateral Decubitus. Menurut Bontrager (2014) persiapan alat yang dibutuhkan
(2014) persiapan pasien pada yaitu pesawat sinar-X yang siap
pemeriksaan abdomen akut yaitu dipakai, kaset berukuran 35 x 43 cm (14
hanya melepas benda-benda yang x 17 inchi), gunakan moving atau
dapat menimbulkan gambaran stasioner grid atau bucky, marker R atau
radioopak pada area yang akan L sesuai dengan posisi tubuh yang

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 5 - 9

diperiksa, alat imobilisasi seperti proyeksi Postero Anterior (PA) thorak.


soft/sandbag, gonald shield. Menurut Apabila pasien tidak dapat berdiri
pendapat peneliti, persiapan alat dan untuk Proyeksi Antero Posterior (AP)
bahan tersebut sudah cukup optimal Upright, maka menggunakan proyeksi
karena persiapan alat pemeriksaan Left Lateral Decubitus. Standar
abdomen akut yang dilakukan sudah operasional prosedur di Instalasi
berjalan sesuai dengan teori dari Radiologi Pusat dan Emergency RSUP
Bontrager (2014), tetapi karena di Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instalasi Radiologi RSUP Dr. Hasan menyebutkan bahwa proyeksi yang
Sadikin Bandung sudah menggunakan digunakan dalam kasus abdomen akut
Computer Radiography (CR) maka meliputi proyeksi Antero Posterior
penggunaan marker sudah tidak (AP) tegak, proyeksi Left Lateral
diperlukan. Decubitus (LLD) dan proyeksi Antero
3) Teknik Pemeriksaan Posterior (AP) supine. Teknik
Teknik pemeriksaan radiografi pemeriksaan radiografi abdomen akut
abdomen akut pada kasus Ileus obsruksi yang dilakukan di Instalasi Radiologi
Di Instalasi Radiologi Pusat Dan Pusat sudah sesuai dengan standar
Emergency dilakukan dengan proyeksi- operasional prosedur yang berlaku dan
proyeksi yang berbeda. Perbedaan sesuai dengan pernyataan Rasad (2009),
tersebut terletak pada proyeksi Antero bahwa pada pemeriksan abdomen akut
Posterior (AP) tegak, proyeksi Left menggunakan proyeksi Antero
Lateral Decubitus (LLD) dan proyeksi Posterior (AP) tegak, proyeksi Left
Antero Posterior (AP) supine yang Lateral Decubitus (LLD) dan proyeksi
dilakukan di Instalasi Radiologi Pusat Antero Posterior (AP) supine. Tetapi
dan proyeksi Antero Posterior (AP) belum sesuai dengan pernyataan dari
tegak, proyeksi AP/PA thorak tegak Frank (2016) dan Bontrager (2014) yang
dan proyeksi Antero Posterior (AP) menyatakan bahwa proyeksi AP/PA
supine yang dilakukan di Instalasi thorak merupakan salah satu proyeksi
Radiologi Emergency. Menurut Rasad dalam pemeriksaan abdomen akut,
(2009) dilakukan tiga proyeksi yang karena tidak dilakukan di Instalasi
digunakan yaitu, proyeksi Antero Radiologi Pusat. Alasan tidak
Posterior (AP) supine, Antero Posterior dilakukannya proyeksi AP/PA thorak
(AP) erect/setengah duduk, dan Left karena kondisi pasien dari
Lateral Decubitus (LLD), dan ditambah poliklinik/ruangan lebih stabil
dengan foto thorak duduk atau dibandingkan dengan pasien dari
setengah duduk. Menurut Frank (2016) Instalasi Emergency. Selain itu, pasien
pemeriksaan abdomen akut dari ruangan sebelumnya sudah
menggunakan 3 proyeksi yaitu, pernah melakukan foto thorak sebelum
proyeksi Antero Posterior (AP) dengan masuk ke ruangan rawat inap sehingga
posisi pasien supine, proyeksi Antero tidak perlu dilakukan foto thorak
Posterior dengan posisi pasien tegak, kembali saat pemeriksaan radiologi
dan proyeksi Postero Anterior (PA) abdomen akut. Apabila pasien dari
thorak dengan posisi pasien tegak. ruangan tersebut membutuhkan foto
Apabila pasien tidak dapat berdiri atau thorak sebagai persiapan untuk
tegak dengan posisi Antero Posterior dilakukan tindakan operasi maka
(AP), maka dilakukan proyeksi Left dokter pengirim akan mengirim pasien
Lateral Decubitus. Sedangkan menurut tersebut untuk melakukan foto thorak
Bontrager (2014), menggunakan 3 kembali. Sedangkan di Instalasi
proyeki yaitu proyeksi Antero Posterior Radiologi Emergency, teknik
(AP) Supine, proyeksi Antero Posterior pemeriksaan radiografi abdomen akut
(AP) Upright/setengah duduk, dan yang dilakukan tidak sesuai dengan

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 6 - 9

standar operasional prosedur yang Antero Posterior (AP) supine dinilai


berlaku yaitu menggunakan proyeksi dapat memberikan informasi
Antero Posterior (AP) tegak, proyeksi diagnostik yang baik. Pada proyeksi
AP/PA thorak tegak dan proyeksi proyeksi Antero Posterior (AP) tegak
Antero Posterior (AP) supine. Tetapi dan Left Lateral Deubitus dilakukan
pelaksanaanya sudah sesuai dengan untuk menilai adanya air fluid level dan
pernyataan dari Frank (2016) dan udara bebas. Proyeksi Antero Posterior
Bontrager (2014) dengan menggunakan (AP) tegak dilakukan untuk menilai
proyeksi Antero Posterior (AP) tegak, distribusi udara dalam usus dan
proyeksi AP/PA thorak tegak, proyeksi penebelan dinding usus. Standar
Antero Posterior (AP) supine, dan operasional yang digunakan di Instalasi
proyeksi abdomen Left Lateral Decubitus Radiologi Pusat ini sesuai dengan teori
sebagai alternatif lain jika pasien tidak dari Rasad (2009) yang menyatakan
dapat diposisikan untuk tegak. Tetapi bahwa pemeriksaan radiografi pada
apabila dibandingkan dengan teori dari abdomen akut menggunakan proyeksi
Rasad (2005) belum sesuai karena tidak Antero Posterior (AP) tegak, proyeksi
menggunakan proyeksi Left Lateral Left Lateral Decubitus (LLD) dan
Decubitus. Alasan digunakannya proyeksi Antero Posterior (AP) supine.
proyeksi Antero Posterior (AP) tegak,
proyeksi AP/PA thorak tegak dan
proyeksi Antero Posterior (AP) supine
dikarenakan permintaan langsung dari
dokter pengirim bagian bedah digestive
emergency, dan penggunaan foto thorak
sebagai screening pada bagian thorak
pasien apabila dilakukan tindakan
operasi. Karena pada kasus Ileus
obsruksi memerlukan tindakan operatif Gambar 1. Radiograf Proyeksi AP Tegak
untuk penanganan selanjutnya.
4) Alasan Dilakukannya Proyeksi Antero
Posterior (AP) Tegak, Proyeksi Left
Lateral Decubitus (LLD) Dan Proyeksi
Antero Posterior (AP) Supine Di
Instalasi Radiologi Pusat
Pemeriksaan radiografi abdomen
akut yang dilakukan di Instalasi Gambar 2. Radiograf Proyeksi LLD
Radiologi Pusat menggunakan
proyeksi Antero Posterior (AP) tegak,
proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD)
dan proyeksi Antero Posterior (AP)
supine. Hal ini dilakukan karena
standar operasional prosedur
pemeriksaan abdomen akut yang
digunakan sebagai acuan untuk
melakukan pemeriksaan menggunakan
proyeksi-proyeksi tersebut, dan dengan Gambar 2. Radiograf Proyeksi AP
proyeksi tersebut sudah dapat Supine
memberikan informasi diagnosa yang
baik. Penggunan proyeksi Antero
Posterior (AP) tegak, proyeksi Left
Lateral Decubitus (LLD) dan proyeksi

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 7 - 9

5) Alasan Dilakukannya Proyeksi dengan Instalasi Radiologi Pusat, yaitu


Proyeksi Antero Posterior (AP) Tegak, menggunakan proyeksi Antero
Proyeksi AP/PA Thorak Tegak Dan Posterior (AP) tegak, proyeksi Left
Proyeksi Antero Posterior (AP) Supine Lateral Decubitus (LLD) dan proyeksi
Di Instalasi Radiologi Emergency Antero Posterior (AP) supine. Teknik
Pemeriksaan radiografi abdomen pemeriksaan radiografi abdomen akut
akut yang dilakukan di Instalasi di Instalasi Radiologi Emergency sudah
Radiologi Emergency menggunakan sesuai dengan teori dari Bontrager
proyeksi Antero Posterior (AP) tegak, (2014) dan Frank (2016) yang
proyeksi AP/PA thorak tegak dan menyatakan bahwa pemeriksaan
proyeksi Antero Posterior (AP) supine, abdomen akut menggunakan 3
tanpa menggunakan proyeksi Left proyeksi, yaitu proyeksi Antero
Lateral Decubitus. Alasan digunakannya Posterior (AP) tegak, proyeksi AP/PA
proyeksi AP/PA thorak tegak thorak tegak dan proyeksi Antero
dikarenakan permintaan langsung dari Posterior (AP) supine.
dokter pengirim bagian bedah digestive
emergency, dan sebagai screening pada
bagian thorak pasien jika dilakukan
tindakan operasi. Screening pada thorak
tersebut dilakukan untuk mengevaluasi
kondisi dari jantung dan paru-paru
pasien sehingga dapat untuk menilai
apakah pasien tersebut dapat
dilakukan tindakan operasi atau tidak.
Selain itu, alasan digunakannya
proyeksi AP/PA thorak tegak karena Gambar 4. Radiograf Proyeksi AP Tegak
informasi diagnostik yang dihasilkan
sama dengan proyeksi Left Lateral
Decubitus dalam menilai adanya udara
bebas. Pasien lebih nyaman dan lebih
mudah diposisikan thorak tegak
dibandingkan dengan posisi tidur
miring, hal tersebut juga dikarenakan
oleh kondisi pasien emergency yang Gambar 5. Radiograf Proyeksi Thorak
rata-rata tidak stabil dan butuh Tegak
penanganan cepat. Dengan adanya foto
thorak tegak dapat mempersingkat
waktu pemeriksaan, sehingga pasien
tidak harus tidur miring selama 15
menit untuk proyeksi Left Lateral
Decubitus karena pada prinsipnya
informasi yang dihasilkan dari proyeksi
Antero Posterior (AP) tegak dengan Left
Lateral Decubitus adalah sama.
Sedangkan proyeksi Antero Posterior
(AP) supine dilakukan untuk menilai
distribusi udara dalam usus, pelebaran Gambar 6. Radiograf Proyeksi AP
dinding usus, peritoneal fat line, dan Supine
psoas line. Standar operasional prosedur
pemeriksaan radiografi abdomen akut
di Instalasi Radiologi Emergency sama

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 8 - 9

4. Kesimpulan dan Saran penanganan cepat. Dengan adanya foto


a. Kesimpulan thorak tegak dapat mempersingkat waktu
Instalasi Radiologi RSUP Dr. Hasan pemeriksaan, sehingga pasien tidak harus
Sadikin Bandung terdiri atas dua bagian, tidur miring selama 15 menit untuk
yaitu Instalasi Radiologi Pusat dan proyeksi Left Lateral Decubitus karena pada
Instalasi Radiologi Emergency. Teknik prinsipnya informasi yang dihasilkan dari
pemeriksaan radiografi abdomen akut proyeksi Antero Posterior (AP) tegak
pada kasus Ileus obstruksi antara kedua dengan proyeksi Left Lateral Decubitus
bagian tersebut dilakukan dengan adalah sama.
proyeksi yang berbeda. Di Insatalasi b. Saran
Radiologi Pusat teknik pemeriksaan Sebaiknya prosedur pemeriksaan
radiografi abdomen akut dilakukan abdomen akut antara di Instalasi Radiologi
dengan menggunakan proyeksi Antero Pusat dan Emergency perlu ditinjau
Posterior (AP) tegak, proyeksi Left Lateral kembali dalam penggunaan proyeksi yang
Decubitus (LLD) dan proyeksi Antero dilakukan. Penggunaan paket proyeksi
Posterior (AP) supine. Sedangkan di yang dilakukan di Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi Emergency Pusat perlu ditambahkan foto thorak
menggunakan proyeksi Antero Posterior untuk pasien-pasien tertentu yang berasal
(AP) tegak, proyeksi AP/PA thorak tegak dari poliklinik dengan keadaan umum
dan proyeksi Antero Posterior (AP) pasien tidak stabil atau tidak kooperatif
supine. Alasan teknik pemeriksaan yang dimungkinkan dilakukan tindakan
radiografi pada kasus Ileus obstruksi di operasi sehingga pasien tidak perlu
Instalasi Radiologi Pusat dilakukan mendaftar dan mengantri kembali untuk
dengan proyeksi Antero Posterior (AP) dilakukan foto thorak.
tegak, proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD)
dan proyeksi Antero Posterior (AP) supine 5. Ucapan Terimaksih
karena standar operasional prosedur Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
pemeriksaan abdomen akut yang ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
digunakan sebagai acuan untuk dan pengarahan dari pembimbing serta
melakukan pemeriksaan menggunakan bantuan dari berbagai pihak. Dalam
proyeksi-proyeksi tersebut. Dengan kesempatan ini penulis mengucapkan terima
penggunaan proyeksi-proyeksi tersebut kasih kepada :
sudah dapat memberikan informasi 1. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App.Sc,
diagnosa yang baik. Alasan teknik Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
pemeriksaan radiografi pada kasus Ileus Semarang.
obstruksi di Instalasi Radiologi Emergency 2. Ibu Rini Indrati, S.Si, M.Kes, Ketua Jurusan
dilakukan dengan proyeksi proyeksi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Antero Posterior (AP) tegak, proyeksi Politeknik Kesehatan Kemenkes
AP/PA thorak tegak dan proyeksi Antero Semarang.
Posterior (AP) supine karena permintaan 3. Ibu Dartini SKM, M.Kes, Ketua Program
langsung dari dokter pengirim bagian Studi Diploma III Teknik Radiodiagnostik
bedah digestive emergency, dan sebagai dan Radioterapi Purwokerto serta selaku
screening pada bagian thorak pasien jika dosen pembimbing dalam pembuatan
dilakukan tindakan operasi. Selain itu, Karya Tulis Ilmiah ini.
informasi diagnostik yang dihasilkan oleh 4. Dr. Ayi Djembarsari, MARS, selaku
proyeksi thorak tegak sama dengan Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin
proyeksi Left Lateral Decubitus dalam Bandung.
menilai adanya udara bebas. Pasien lebih 5. dr. Irma Hassan, Sp.Rad (K), M.Kes, selaku
nyaman dan lebih mudah diposisikan Kepala SMF Radiologi RSUP Dr. Hasan
mengingat kondisi pasien emergency yang Sadikin Bandung.
rata-rata tidak stabil dan butuh

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068


Jurnal Riset Kesehatan 9(1), 2017, 9 - 9

6. Bapak Pramudya Gustianto, S.ST, MMRS, Scanlon Valerie C, Sanders Tina. 2007. Buku
selaku Kepala Ruangan SMF Radiologi Ajar Anatomi Dan Fisiologi (Essentials of
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Anatomy and Physiology). Jakarta : EGC.
7. Mba Dini Anggraeni, Amd. Rad, selaku Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk
pembimbing lapangan dalam penyusunan Pemula.. Alih Bahasa : James Veldman.
Karya Tulis Ilmiah di Instalasi Radiologi editor edisi Bahasa Indonesia Palupi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Widyastuti. Jakarta : EGC.
8. Dokter Radiolog, Resident, Radiografer, Sutton, David. 2003. Textbook of Radiology And
Staf dan Karyawan di Instalasi Radiologi Imaging. Volume One. Seventh Edition.
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. London : Churchill Livingstone.
9. Dosen pengajar serta Staff Karyawan Suwismo, Adi S. 2015. Prosedur Pemeriksaan
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radiografi Abdomen Akut Pada Kasus
Radioterapi Purwokerto Jurusan Teknik Abdominal Plain di Instalasi Radiologi
Radiodiagnostik dan Radioterapi RSUD Cilacap. Teknik Radiodiagnostik
Politeknik Kesehatan Kemenkes dan Radioterapi. Poltekkes Semarang.
Semarang. Yulianto, Dwi. 2012. Pemeriksaan Radiografi
10. Seluruh pihak yang turut membantu BNO 2 Posisi Dengan Dugaan Ileus
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Obstruksi di Instalasi Radiodiagnostik
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr.
6. Daftar Pustaka Margono Soekarjo Purwokerto. Teknik
Bontrager, Kenneth L dan Lampignano, John Radiodiagnostik dan Radioterapi.
P. 2014. Textbook of Radiographic Poltekkes Semarang.
Positioning and Related Anatomy. Eighth
Edition. Mosby Inc : USA.
Frank, Eugine. D. 2016. Merril’s Atlas of
Radiographic Positioning & Radiologic
Prosedures. Volume Two. Thirteenth
Edition. St Lois CV Mosby Company :
USA
Gans, Sarah L, et al. (2015, January) Guideline
For The Diagnostic Pathway In Patients
With Acute Abdominal Pain. Academic
Medical Centre : Amsterdam.
http://www.karger.com/Article/PDF/3
71583 . Diakses pada tanggal 9 Maret
2017, 20.30 WIB
Indrayani, Margaretha N. 2013. Diagnosis Dan
Tatalaksana Ileus Obstruktif. e-Jurnal
Medika Udayana.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/a
rticle/view/5113/3903 . Diakses pada
tanggal 8 Maret 2017, 13.00 WIB
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. 2006.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Alih Bahasa : dr. Brahm U.
Jakarta : EGC.
Rasad, Sjahriar. 2009. Radiologi Diagnostik.
Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 252-5068

Anda mungkin juga menyukai